Korupsi merupakan bentuk kejahatan yang terbilang sulit untuk diberantas, hal ini dikarenakan
kejahatan korupsi terus terjadi sejak lama. Kejahatan korupsi terus saja terjadi terutama di
Indonesia. Hal ini disebabkan karena tingkat kesadaran yang rendah dari para pelaku korupsi.
Seringkali korban korupsi tidak merasa bahwa dirinya merupakan korban dari tindak kejahatan
tersebut. Korban kejahatan korupsi merupakan korban yang cenderung tidak langsung merasakan
tetapi akan terjadi kepada siapa saja dikemudian hari.
Tindak kejahatan korupsi tentunya memberikan dampak yang cukup besar terhadap aspek
kehidupan misalnya dalam bidang ekonomi. Tidak hanya berdampak dalam satu aspek kehidupan
saja tetapi korupsi telah menimbulkan dampak bagi bidang sosial dan kemiskinan masyarakat,
birokrasi pemerintahan, politik dan demokrasi, hukum, pertahanan dan keamanan, kerusakan
lingkungan dan juga ketahanan budaya dan religiusitas.
A. Dampak Korupsi
1. Dampak ekonomi
Korupsi memiliki berbagai efek kehancuran yang hebat, terhadap berbagai sisi kehidupan
bangsa dan negara, khususnya dalam sisi ekonomi sebagai pendorong utama kesejahteraan
masyarakat. Meningkatnya korupsi juga dapat meningkatkan biaya barang dan jasa yang
kemudian bisa melonjakkan hutang negara. Akibatnya pemerintah mengeluarkan lebih
banyak kebijakan. Namun kebijakan ini tidak memberikan efek positif seperti perbaikan
kondisi agar lebih tertata, justru anggaran tersebut dialokasikan untuk birokrasi yang ujung-
ujungnya masuk ke kantong pribadi pejabat. Berikut dampak yang akan terjadi jika korupsi
semakin merajalela sebagai berikut:
Lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi
Penurunan produktivitas
Rendahnya kualitas barang dan jasa bagi publik
Menurunnya pendapatan negara dari sektor pajak
Meningkatnya hutang negara
2. Dampak sosial dan kemiskinan masyarakat
Bagi masyarakat miskin, korupsi mengakibatkan dampak yang luar biasa, contohnya sebagai
berikut.
Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
Pengentasan kemiskinan berjalan lambat
Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin
Meningkatkan angka kriminalitas
Solidaritas semakin langka dan demoralisasi
3. Birokrasi Pemerintahan
Matinya etika sosial politik
Korupsi bukanlah suatu tindak pidana biasa karena ia merusak sendi-sendi
kehidupan yang paling dasar yaitu etika sosial bahkan kemanusiaan
Tidak efektifnya peraturan dan perundang-undangan
Secara umum, peraturan perundang-undangan berfungsi untuk mengatur sesuatu
yang substansial dan merupakan instrumen kebijakan yang bertujuan untuk
memecahkan masalah di lingkungan masyarakat.
Birokrasi tidak efisien
Survei terbaru tahun 2018 yang dilakukan oleh PERC, menunjukkan bahwa tiga
negara yakni Indonesia. Indonesia, Vietnam, dan Kamboja adalah negara dengan
birokrasi paling buruk di Asia. Sedang Singapura adalah yang paling efisien. Birokrasi
ketiga negara tersebut tidak hanya buruk terhadap pelayanan dalam masyarakat
sendiri, tapi juga terhadap orang asing. Padahal, pemerintah yang dalam konteks
birokrasi diharapkan mempunyai organisasi birokrasi yang memiliki keunggulan
teknis bentuk organisasi, ketepatan, kecepatan dan kejelasan pengurangan friksi
dan biaya material maupun personal dalam titik optimal.
Situasi politik yang semakin demokratis saat ini dengan tingkat kedewasaan berpolitik yang
baik juga menjadi faktor yang bisa dijadikan peluang untuk pemberantasan korupsi,
walaupun masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan seperti pembenahan partai
politik.