Anda di halaman 1dari 4

OLEH :

NAFISA SAKINAH PUTRI

2120602050

DOSEN PENGAMPUH :

Dr. Heri Junaidi, MA.,CRA.,CRP.,CAK.

Ditulis sebagai ujian

Mata Kualiah Metodologi Penelitian

PROGRAM STUDI S1 EKONONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


RADEN FATAH PALEMBANG TAHUN 2023/2024

ANALISIS KETERSEDIAAN BARANG DAN MINAT DI E-COMARCE


TERHADAP RENDAHNYA KEPUTUSAN PEMBELIAN DI PASAR
TRADISIONAL PERUMNAS SAKO PALEMBANG DALAM PRESEPEKTIF
EKONOMI SYARIAH

No Kegiatan Deskripsi
1. Tema Pengembangan usaha era digital
Rendahnya transaksi kosmetik di pasar tradisional
perumnas sako Palembang disebabkan tidak
2. Masalah
tersedianya barang kosmetik dan alat kecantikan
seperti di e-comarce
1. Apa penyebab kurangnya minat masyarakat
dalam pembelian produk kosmetik di pasar
Tradional Sako Palembang dibandingkan di e-
3. Rumusan masalah
comarce?
2. Bagaimana prespektif ekonomi syariah terhadap
transaksi kosmetik online?

LATAR BELAKANG

Era digital saat ini, segala sesuatu lebih mudah diakses melalui Internet. Mulai dari belanja
online, pemesanan bahan makanan online, hingga transportasi online. Dengan pesatnya
perkembangan internet saat ini, lahirlah sistem perdagangan dunia maya. Perdagangan elektronik
atau e-commerce mengacu pada segala bentuk perdagangan barang atau jasa yang menggunakan
Internet sebagai perantara. Penyampaian teknologi saat ini tidak hanya mampu memungkinkan kita
bertukar pesan dengan kerabat jauh, perkembangan teknologi juga membantu dalam mengetahui
informasi tren yang sedang terjadi di internasional melalui media sosial yang dikemas dalam aplikasi
ponsel pintar.1

Pesatnya perkembangan perekonomian di bidang industri dan perdagangan telah


memberikan dampak yang signifikan terhadap segala bidang kehidupan, termasuk bidang produksi
kosmetik dan produk kecantikan.Saat ini, penggunaan kosmetik sudah meluas tanpa memandang
usia dan jenis kelamin, dan permintaan konsumen terhadap kosmetik, baik dalam negeri maupun
impor, semakin meningkat. Hal ini memberikan konsumen pilihan terhadap berbagai jenis barang
dan/atau jasa yang ditawarkan, tergantung keinginan dan kemampuannya.Dunia kecantikan saat ini
tentunya memberikan dampak yang besar dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak pelaku bisnis
yang mulai merambah ke dunia kecantikan dan kosmetik. Pasalnya, banyak orang yang gencar
mencari produk kosmetik yang menawarkan hasil terbaik. Masyarakat mulai berlomba-lomba untuk
tampil terbaik dengan mencoba kosmetik dan produk wajah baik dalam maupun luar negeri.
Perdagangan dunia maya banyak berdampak positif bagi para pengusaha, tetapi selain dampak
positifnya, e-comarce juga mempunyai dampak negatif yang dapat mematikan pasar tradisional
akibat perubahan kebiasaan konsumen. ketersediaan barang di e-comarce mempengaruhi tingkat
minat masyarakat seperti dalam halnya membeli produk kecantikan.

Permasalahan Pergeseran kebiasaan konsumen yang berpengaruh terhadap pasar tradisional


termasuk pada minat pembelian kosmetika yang terjadi pada Pasar Tradisional Sako Palembang
akibat perkembangan era teknologi.

Jual beli merupakan suatu kegiatan yang dilakukan individu secara bersama-sama dengan
orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Sama halnya dengan jual beli kosmetik
saat ini, penjual dan pengusaha menjual jenis kosmetik dalam bentuk padat, cair, gel, bubuk, atau
bubuk. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa kosmetik saat ini sudah menjadi kebutuhan
penting di masyarakat, khususnya bagi kaum hawa. Dalam ajaran islam, jual beli harus sesuai
dengan syariat hukum islam dan harus memenuhi baik syarat maupun rukun dalam jual beli. Jual
beli dalam islam ada yang sah dan juga ada yang tidak sah. Dalam Islam bermuamalah tidak
terlepas dari aturan-aturan yang ada di dalam hukum muamalah itu sendiri, akan tetapi tidak
semua manusia melakukan transaksi jual beli yang sesuai dengan aturan-aturan hukum muamalah,
masih banyak diantara kita yang masih mengabaikan aturan-aturan dalam bertransaksi yang sesuai

1
BPKP, ‘Daftar Kabupaten Dan Kota Di Sumatra Selatan’, 2021
<https://www.bpkp.go.id/sumsel/konten/1111/profil-Provinsi-Sumatera-Selatan.bpkp>.
dengan aturan-aturan tersebut. Terbentuknya suatu akad ketika syarat dan rukun telah terpenuhi.
Ulama Hanafiyah menekankan bahwa rukun jual beli hanya ada satu, yaitu ijab. Menurut mereka,
yang menjadi rukun dalam jual beli adalah adanya kerelaan bersama dari kedua belah pihak dalam
melakukan transaksi jual beli tersebut. Jika telah terjadi ijab, berarti telah terjadinya jual beli.
Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) Pasal 56, rukun jual beli terdiri dari pihak yang
berakad, adanya objek, kesepakatan, dan syarat mengikat.

Perbedaan mendasar antara e-commerce dengan perdagangan konvensional (bertemunya


penjual dan pembeli). Perbedaannya adalah jika pada transaksi jual beli dilakukan secara langsung
dan barang berwujud konkret, hal ini tidak berlaku pada e-commerce. Pada sistem e-commerce
para penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung, namun bertemu di dunia maya dengan
barang yang akan ditransaksikan biasanya ditampilkan pada katalog. Pada jual beli online, pembeli
pada umumnya membayar uangnya via transfer. Namun ada pula yang menerapkan sistem cash on
delivery (COD) yakni pembayaran dilakukan pada saat barang diterima, maka ijab kabul jual beli
pun terjadi pada saat serah terima barang tersebut. Mengetahui status dari transaksi e-commerce
bagi kaum muslim merupakan hal yang penting. Hukum akad (transaksi) jual beli melalui alat
elektronik sebenarnya tidak jauh berbeda dengan hukum akad saat jual beli secara langsung.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dengan berbagai macam problematika dan data,
maka penelitian ini membahas judul tersebut secara sistematis (ilmiah) dengan judul implementasi
ketersediaan barang dan minat di e-comarce terhadap rendahnya keputusan pembelian di pasar
tradisional perumnas sako palembang dalam presepektif ekonomi syariah.

Anda mungkin juga menyukai