Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK MAKALAH

BUDI DAYA IKAN KONSUMSI PATIN

Nama Kelompok:
1. Ozora Edmund Namang
2. Rahmah
3. Ravelt Dian Valentine
4. Nadia Noor As’syifa Jamil
5. Virdy Abimayu
6. Septi Triyani
7. Devina Natalia
8. Christy Dwi Aurelia S. R. N.

SMA NEGERI 2 KUALA KAPUAS


TAHUN PEMBELAJARAN 2023/2024
BUDI DAYA IKAN PATIN

1. PEMILIHAN BIBIT

Bibit ikan patin merupakan salah satu faktor penentu yang sangat berpengaruh
dalam budidaya ikan patin, dimana permasalahan yang terjadi adalah
pemilihan bibit ikan patin yang berkualitas sehingga budidaya ikan patin
menghasilkan produksi yang tinggi, awal dari budidaya ikan patin adalah
tergantung pada bibit ikan patin yang digunakan dilanjutkan dengan
perawatan pada masa pertumbuhannya hingga pada masa panen.

Metode yang digunakan adalah Sistem Pendukung keputusan (SPK) dijadikan


sebagai alternatif aplikasi sistem yang membantu dalam mengambil keputusan
dalam pemilihan bibit ikan patin yang unggul. Sistem ini dibangun
menggunakan Multi-Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis
(MOORA). MOORA merupakan metode umum dan banyak diterapkan untuk
membantu pengambilan keputusan dalam mengambil suatu keputusan (hanya
sebagai landasan).

Cara Pemilihan Bibit Ikan Patin :

1. Perhatikan kualitas bibit dengan memilih bibit yang sehat, bebas dari
kelainan fisik, memiliki kulit yang cerah dan bersih dengan ukuran dan berat
yang sesuai serta sudah mencapai usia minimum, antara 4-6 bulan.

2. Bibit ikan bergerak dengan lincah.

3. Pastikan bibit ikan berasal dari indukan ikan yang berkualitas atau memiliki
sertifikasi.

4. Pastikan kualitas air, memassalkan air bebas dari polutan, yang dapat
menyebabkan banyak masalah pada ikan.

5. Pilih lingkungan hidup yang tepat, pastikan tempat bibit sudah bersih,
berventilasi baik, memiliki suhu yang terkontrol, aman dari predatori dan
perubahan iklim.

6. Perhatikan pemberian makan, memastikan pemberian makanan berkualitas


yang dapat memenuhi kebutuhan gizi ikan dan usahakan untuk menyaring air
secara teratur serta menjaga suhu air yang konsisten.

2. PEMELIHARAAN KOLAM

Kolam budidaya merupakan habitat baru bagi ikan patin untuk tumbuh serta
berkembang biak hingga memiliki bobot dan berusia matang untuk dipanen
atau dipijahkan. Agar ikan patin bisa berkembang dengan nyaman,
Pembudidaya perlu membangun kolam budidaya sesuai standar dan
parameter kualitas air yang tepat, misal kadar pH air, kadar oksigen terlarut,
dan suhu air kolam.

Meskipun begitu, pertama-tama Pembudidaya harus memutuskan jenis kolam


ikan patin mana yang akan dibuat dan digunakan sebagai kolam budidaya.
Terdapat tiga jenis kolam ikan patin yang bisa dipilih, yakni kolam terpal, kolam
tanah, dan kolam beton. Berikut adalah penjelasan detail untuk masing-masing
jenis kolam.

1. Kolam Terpal

Jenis kolam terpal adalah kolam yang paling irit karena biaya yang dibutuhkan
untuk membangun kolam budidaya cukup murah. Jenis kolam ini cocok untuk
Pembudidaya pemula yang memiliki modal minim dan lahan yang kecil, karena
jenis kolam terpal tidak terlalu memakan tempat. Kendati demikian, ada
beberapa kekurangan pada kolam terpal yang perlu dipertimbangkan.

2. Kolam Tanah

Keunggulan kolam tanah yang paling menonjol adalah kolam tanah


menyerupai habitat asli ikan sehingga ikan akan dengan mudah beradaptasi
dengan lingkungan baru tersebut.

Untuk membangun kolam tanah, Bapak/Ibu perlu memastikan kualitas tanah


yang akan digunakan adalah kualitas terbaik. Disarankan untuk membuat
kolam tanah menggunakan tanah liat atau tanah lempung berpasir yang tidak
terlalu berpori sehingga dapat menahan massa air dalam volume besar dan
meminimalkan potensi kebocoran di bagian dinding kolam.
3. Kolam Beton

Kolam beton merupakan jenis kolam ikan patin terbaik dibandingkan dua jenis
lainnya karena kolam beton jauh lebih awet dan tidak mudah rusak.
Mendesain dan memasang saluran air pada kolam beton juga lebih mudah
sehingga Bapak/Ibu dapat mengendalikan kualitas air kolam, contohnya ketika
Bapak/Ibu ingin mengontrol kualitas pH air agar tetap terjaga pada nilai 7-9.

Ukuran Kolam Ikan Patin

Ukuran, jenis kolam, dan sistem budidaya yang digunakan menjadi faktor
penentu jumlah padat tebar, karena apabila kepadatan ikan melebihi daya
dukung kolam atau tidak sesuai dengan standar sistem, ikan yang
dibudidayakan akan lebih mudah stres.

Rata-rata standar padat tebar untuk satu kolam ikan patin bervolume 1 m3
adalah 25 ekor ikan patin. Dengan kata lain, padat tebar standar untuk kolam
budidaya ikan patin adalah 25 ekor/m3. Namun, volume kepadatan tebar ikan
patin ini diklasifikasikan ke dalam tiga sistem, yaitu:

•Sistem ekstensif dengan kolam tanah biasanya memiliki padat tebar ikan 8-15
ekor/m3.

•Sistem semi intensif biasanya memiliki jumlah padat tebar ikan 27-33
ekor/m3.

•Sistem intensif dengan media budidaya air deras biasanya memiliki jumlah
padat tebar ikan 84 ekor/m3.
Untuk memelihara kolam ikan patin, ada beberapa langkah yang perlu Anda
ikuti:

1. Persiapan Kolam:

- Pastikan kolam memiliki ukuran yang memadai untuk ikan patin, dengan
kedalaman minimal 1,5 meter.

- Bersihkan kolam dari lumpur, dedaunan, dan sampah lainnya.

- Pastikan kolam memiliki sistem drainase yang baik untuk menghindari


genangan air yang berlebihan.

2. Kualitas Air:

- Pastikan kualitas air kolam tetap baik dengan memonitor pH, suhu, dan
tingkat oksigen.

- Jaga suhu air antara 25-30 derajat Celsius.

- Pastikan pH air berada dalam kisaran 6,5-8,5.

- Pastikan tingkat oksigen terlarut dalam air cukup tinggi.

3. Pemberian Pakan:

- Berikan pakan yang berkualitas dan seimbang, seperti pelet ikan patin
komersial.

- Berikan pakan secara teratur, 2-3 kali sehari, dengan jumlah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan ikan.

- Jangan memberikan pakan berlebihan, karena hal ini dapat menyebabkan


pencemaran air.

4. Pengendalian Hama dan Penyakit:

- Periksa secara rutin ikan patin untuk memastikan tidak ada tanda-tanda
penyakit atau serangan parasit.

- Jika ada tanda-tanda penyakit, segera isolasi ikan yang terinfeksi dan
konsultasikan dengan ahli perikanan untuk pengobatan yang tepat.
5. Pemeliharaan Rutin:

- Bersihkan kolam secara teratur dari kotoran dan sisa pakan yang tidak
dimakan

- Ganti air kolam secara berkala untuk menjaga kualitas air yang baik.

- Periksa dan perbaiki sistem aerasi dan filter jika diperlukan.

6. Pemantauan dan Pengelolaan:

- Pantau pertumbuhan dan perkembangan ikan patin secara berkala.

- Lakukan pengukuran berat dan panjang ikan secara rutin untuk memantau
kesehatan dan produktivitasnya.

- Lakukan manajemen pakan yang tepat berdasarkan pertumbuhan ikan.

Selain langkah-langkah di atas, penting juga untuk mendapatkan pengetahuan


yang memadai tentang budidaya ikan patin, termasuk tentang kebutuhan
nutrisi, kondisi lingkungan yang ideal, dan teknik manajemen yang baik.
Konsultasikan dengan ahli perikanan atau peternakan ikan untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut dan bimbingan yang tepat.

4. PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT

Pencegahan hama dan penyakit dalam budi daya ikan patin atau ikan konsumsi
lainnya sangat penting untuk menjaga kesehatan dan produktivitas kolam.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah hama
dan penyakit pada budi daya ikan patin:

1. Kebersihan Kolam:

Pastikan kolam ikan selalu dalam kondisi bersih. Bersihkan kolam secara
teratur untuk menghilangkan sisa pakan yang tidak dimakan, kotoran ikan, dan
bahan organik lainnya yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya
penyakit.

2. Pemantauan Kualitas Udara:


Pantau secara rutin kualitas udara di kolam. Parameter seperti suhu, pH, kadar
oksigen terlarut, dan amonia perlu dijaga dalam kisaran yang sesuai untuk
pertumbuhan optimal dan pencegahan penyakit.

3. Pemilihan Bibit yang Sehat:

Gunakan bibit ikan yang sehat dan berasal dari sumber terpercaya. Bibit yang
sehat memiliki kemungkinan lebih rendah menularkan penyakit dan lebih
mungkin bertahan dalam lingkungan budi daya.

4. Pemberian Makan yang Tepat:

Berikan pakan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan ikan patin. Jangan
memberikan pakan berlebihan yang dapat mencemari udara dan menjadi
sumber potensi penyakit.

5. Isolasi:

Isolasi ikan yang sakit segera untuk mencegah penyebaran penyakit ke ikan
lain. Pisahkan ikan yang terlihat sakit dan berikan perawatan yang sesuai.

6. Vaksinasi (jika tersedia):

Untuk beberapa jenis penyakit tertentu, vaksinasi dapat menjadi langkah


pencegahan yang efektif. Konsultasikan dengan ahli perikanan atau dokter
hewan perikanan untuk informasi lebih lanjut.

7. Bio Keamanan:

Terapkan praktik keamanan bio seperti menyediakan peralatan dan pakaian


yang bersih saat masuk ke kolam, untuk mencegah penularan penyakit oleh
manusia atau alat yang terkontaminasi.

8. Pemantauan Kesehatan Secara Rutin:

Perhatikan tanda-tanda penyakit pada ikan, seperti perubahan warna, adanya


luka, perilaku aneh, atau gejala klinis lainnya. Tanggapi segera jika terdapat
tanda-tanda penyakit.

9. Konsultasi dengan Ahli:


Jika Anda membahas adanya masalah kesehatan pada ikan, segera
konsultasikan dengan ahli perikanan atau dokter hewan perikanan untuk
diagnosis dan saran perawatan yang tepat.

Penting untuk selalu mengikuti praktik-praktik budi daya yang baik dan tetap
waspada terhadap perubahan dalam lingkungan kolam atau perilaku ikan
untuk mencegah serta mengidentifikasi dini potensi masalah kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai