Anda di halaman 1dari 2

MUSYAWARAH FATHUL MU'IN BAB JIHAD

pentashih : Ust. Bayhaqi


qori' : bayu
mutarjim : kangchufeed

lanjutan...

adapun perbedaanya itu bahwa menjawab dan memulai salamnya wanita(musytahah)


itu membuat lelaki menjadi berharap, sebab harapan laki-laki terhadap wanita itu lebih
banyak. berbeda halnya dengan memulai dan menjawab salamnya laki-laki, demikian yang
dikatakan guru kita imam Ibnu Hajar al haytamy.
apabila seorang laki-laki mengucapkan salam kepada sekelompok wanita, maka salah
satu dari mereka wajib menjawab, sebab tidak dikhawatirkannya fitnah seketika itu.
pengecualian dari kata 'sekelompok orang' mengecualikan yang satu orang, maka yang satu
orang wajib menjawab salam, meskipun yang mengucapkan salam seorang anak kecil yang
sudah tamyiz.
memulai dan menjawab salam harus dengan suara keras sampai benar-benar terdengar
sekalipun oleh pendengar yang teliganya agak tuli.
namun jika sesorang lewat dengan cepat dan mengucapkan salam sehingga tidak terdengar
suaranya jika menjawabnya, maka penjawab harus menjawab dengan suara keras dan
berjalan, tidak wajib berlari, demikian dikatakan guru kita imam Ibnu Hajar al haytamy.
menjawab salam harus bergandeng dan bersambung dengan salam sebagaimana ijab
dan qabul jual beli. kata 'alaika' boleh didahulukan dalam menjawab salam orang yang tidak
di tempat, sebab pemisahan itu bukan dengan kata yang lain.
jika salam tidak segera dijawab, maka tidak ada qadha'. ucapan imam Ar Ruyani1
dalam hal ini berbeda pendapat.
wajib menjawab salam orang yang tuli harus dengan menggabungkan antara kata dan
isyarat. orang tuli tidak wajib menjawab salam, kecuali jika pengucap salam mengucapkan
kata salam dan isyarat.
memulai salam itu hukunya sunah, maksudnya ketika bertemu atau meninggalkan
seorang muslim yang tidak fasik atau ahli bid'ah, meskipun muslim itu masih kecil dan sudah
tamyiz dan memperikrakan tidak menjawab salam. sunah ini hukumnya sunah 'ain jika
sendirian dan sunah kifayah jika banyak orang, seperti membaca basmalah untuk makan.
sebab nabi bersabda: "sesungguhnya orang yang paling berhak kepada Allah adalah orang
yang memulai mereka dengan salam".
hakim husein mengeluarkan fatwa bahwa memulaisalam itu lebih utama daripada
menjawabsalam sebagaimana membebasakna hutang orang yang tidak mampu itu lebih
utama daripda memberinya tempo.
ucapan untuk memulai salam adalah :" Asslamualaikum" atau "salamun alaikum" atau
"alaikum assalam". namun "salam" itu makruh, sebab ada larangannya. meskipun makruh,
tetap harus dijawab.
l ain halnya ucapan "Wassalamu alaikum". sebab tidak layak digunakan untuk memulai
salam.

1
seorang ulama madhzhab syafii. Abu Al-Mahasin Abdul Wahid bin Isma’il Ar-Ruyani
berasal dari Ruyan (‫)رويان‬, yakni sebuah kota besar di Thobaristan (wilayah Iran sekarang).
Lahir tahun 415 H. kitab yang terkenal Bahr Al Madzhab yaitu kitab “min athwali kutubi Asy-
Syafi’iyyin”.
yang paling baik ketika memulai maupun menjawab salam adalaha dengan bentuk
jamak(alaikum). meskipun yang diberi salam hanya satu orang, sebab ada banyak malaikat
yang perlu dihormati.
demikian juga yang paling baik adalah menambahkan " warahmatullahi wabarakuhu
wa maghfiratuhu".
tidak boleh salam dengan menggunakan bentuk tunggal (alaika) jika yang diberi
salam orang banyak.
jika ada dua orang yang saling mengucapkan salam secara berurutan, maka ucapan
yang kedua merupakan jawaban jika tidak dimaksudkan sebagai permulaan seperti
pembahasan sebagian ulama.
jika dimaksudkan sebagai permulaan maka masing-masing harus menjawab salam.

Anda mungkin juga menyukai