Anda di halaman 1dari 74

GATENSI

KALTARA KONSTRUKSI TURAP


SHEET PILE
Oleh :
Ir. Arfiadi Meidiansyah, ST
content

4M
Tanah Asli Tanah
Timbunan

Tanah Asli
1,5 M

UMUM PERMASALAHAN PELAKSANAAN


&
POINT-POINT
PENTING DALAM
PERANCANGAN
I. Umum
1. Fungsi Sheet Pile :
Menahan gaya lateral yang terjadi (yang dapat menyebabkan keruntuhan
tanah) akibat adanya perbedaan tinggi elevasi muka tanah.
Timbunan

Elevasi 1 Elevasi 1

Beda Elevasi Beda Elevasi

Elevasi 2 Elevasi 2
Penggunaan Sheet Pile umumnya untuk pengaman tebing pada :
1. Bantaran sungai (normalisasi atau proteksi)
2. Saluran / Kanal
3. Konstruksi Badan jalan / under pass
4. Reklamasi
5. Basement pada bangunan gedung
6. Dll.

Bantaran Sungai Badan Jalan / underpass


(normalisasi + reklamasi)
Badan Jalan / underpass

Kanal
Basement

Reklamasi
Jenis-jenis Sheet Pile

1. Berdasarkan Material :
a. Kayu
Kelebihan ;
- Murah
Kekurangan ;
- Sumber terbatas, untuk kayu yang memiliki umur rencana
panjang/lama dan kuat seperti ulin sudah langka,
- belum semua jenis kayu diteliti / diuji kekuatannya,
- Panjang terbatas.
- Tidak untuk menahan tanah yang tinggi (beban lateral besar)

Contoh : turap dari material papan kayu ulin


Lanjutan jenis-jenis Sheet Pile …………
Kayu
Lanjutan jenis-jenis Sheet Pile …………

b. Baja
Kelebihan ;
- Kuat (bisa disesuaikan)
- Panjang bisa disesuaikan (bisa disambung)
- Kapasitas alat pancang (vibro hammer) relatif lebih kecil dibanding
sheet pile beton
Kekurangan ;
- Mahal,
- Umur rencana (korosi, khususnya pada tanah dgn Ph asam).
Lanjutan jenis-jenis Sheet Pile …………

Baja Contoh
Lanjutan jenis-jenis Sheet Pile …………

c. Beton
Kelebihan ;
- Lebih murah daripada sheet pile baja
- Panjang variasi sesuai kebutuhan
- Tahan terhadap karat.
Kekurangan ;
- Perlakuan saat pelaksanaan harus lebih hati-hati (dibanding baja),
- Volume dimensi ruang lebih besar (saat mobilisasi dan stocking),
- Berat.
- Penetrasi saat pelaksanaan lebih sulit dibanding sheet pile baja (perlu
dibantu water jet pada kondisi tanah tertentu)
- Kapasitas alat pancang (vibro hammer) lebih besar dibanding sheet pile
baja.
Lanjutan jenis-jenis Sheet Pile …………
Beton
Lanjutan jenis-jenis Sheet Pile …………
Beton
Tipe Corrugated (W) Tipe Flat
II. PERMASALAHAN
&
POINT-POINT PENTING DALAM PERANCANGAN
II.1. UMUM
Gaya-gaya (dominan) yang bekerja pada tanah :
1. AXIAL
2. LATERAL

Lateral

Axial
q = 1,5 T/M2

Sheet Pile
Sheet Pile

CIIIITTTTT
Tanah
Tanah
Timbunan Timbunan

1. Saat Pengereman
Tegangan Tanah yang
Akibat Tegangan Tanah
terjadi akibat Beban Luar
yang terjadi akibat beban
beratnya
Contoh 2.a. Akibat berat tanah Contoh 2.b. Akibat Beban Luar
(+ adanya sudut geser tanah) (+ adanya sudut geser tanah)
KENAPA GAYA LATERAL TERJADI ????
Gaya Lateral terjadi akibat :
1. Gaya horizontal, (misalnya saat pengereman kendaraan, gaya gempa)
2. Gaya Vertikal atau axial yang mengalami perpindahan arah menjadi horizonta atau lateral pada
tanah akibat adanya Perbedaan Tinggi / Elevasi dengan parameter utama yang berpengaruh
Kohesi ( c ) , Sudut Geser ( Ø ) dan Berat volume tanah ( ꙋ ) dan
a. Beban akibat berat tanah sendiri, dan atau
b. Beban akibat gaya dari luar.
Contoh Lateral :

Apa saja gaya-gaya yang bekerja sesuai arahnya (lateral / Axial)


& lokasinya ??????
Perubahan Axial menjadi Lateral :

P1 P2

P1 + P2

Ps

v v v v v v
v v v v v v

Beban dari roda kendaraan menjadi beban terpusat (P)


dan berat tanah menjadi beban Ps
II.2. Point - Point Penting dalam Perancangan Turap Sheet Pile :

1. Data hasil Soil Investigation (boring/geolistrik) & Survey Lapangan (topografi & batimetri)
2. Rencana beban-beban yang bekerja
3. Simpanan kekuatan (SF) dari lereng existing
4. Asumsi-asumsi yang digunakan.
5. Faktor-faktor teknis lain yang dapat menyebabkan perlemahan konstruksi yang
direncanakan.
II.2. Point - Point Penting dalam Perancangan Sheet Pile :
1. Data hasil Soil Investigation (boring / geolistrik) & Survey Topografi-Batimetri
a. Mewakili kondisi di lapangan pada seluruh long section dan perbedaan kondisinya pada
setiap segment long section (termasuk kedalaman tanah yang harus diinvestigasi).
b. Proses investigasi tanah harus dapat dipertanggungjawabkan (pengambilan sampel,
mobilisasi dan proses di laboratorium serta metode-metode yang digunakan).
c. Hasil investigasi memenuhi parameter-parameter yang dibutuhkan dalam analisa
perhitungan.
Lanjutan II.2. Point - Point Penting dalam Perancangan Sheet Pile

2. Rencana-rencana beban yang bekerja


Sesuaikan dengan KAK perencanaan, aturan-aturan/standarisasi, dan lingkungan sekitar areal
rencana turap sheet pile,

Contoh :

Difungsikan untuk taman,


jogging track, dll
Lanjutan II.2. Point - Point Penting dalam Perancangan Sheet Pile

q = 15 KPa
q = 10 KPa
Contoh :

Sheet Pile

yM
Tanah Asli Tanah
Sumber : Timbunan
Dept Pek Umum, Pedoman Konstruksi Bangunan, Pd.
T-09-2005-B, hal. 25

Tanah Asli Tanah Asli


xM
Lanjutan II.2. Point - Point Penting dalam Perancangan Sheet Pile

3. Simpanan Kekuatan (SF) dari lereng existing


Konstruksi tidak berada pada lokasi lereng yang memiliki nilai SF kecil karena dapat
menyebabkan konstruksi tidak stabil (gagal).
Apabila kondisi memaksa, contoh untuk bantaran sungai yang perlu turap untuk proteksi
terhadap gerusan air, maka perlu dibuat model konstruksi yang aman.
Perhitungan SF dari Stabilitas Lereng Existing
Contoh : dapat menggunakan metode :
SF = 1,834
Aman (lihat syarat 1. Metode Irisan (Slice Method),
batasan SF min !!!) 2. Metode Bishop,
3. Cara Fellenius,
4. dll (banyak metode).
Mempermudah dapat menggunakan Software
Geostudio – Slope/W (Geoslope)

Contoh Hasil perhitungan SF dari Stabilitas Lereng Existing


Lanjutan II.2. Point - Point Penting dalam Perancangan Sheet Pile
SF yang dapat digunakan dari beberapa acuan

Rekomendasi SF minimum (Duncan and Buchignani, 1975)

Rekomendasi nilai SF untuk lereng


Sumber :
Dept Pek Umum, Pedoman Konstruksi Bangunan, Pd. T-09-
2005-B, hal. 26

Rekomendasi SF minimum dari beberapa Institusi Internasional

Rekomendasi SF minimum untuk stabilitas lereng di Jakarta (Djajaputera, 1999


Lanjutan II.2. Point - Point Penting dalam Perancangan Sheet Pile
Simpanan Kekuatan (SF) dari lereng existing.

Contoh untuk penanganan yang dikarenakan Slope existing


memiliki SF kecil :
Pada sebagian segment pada proyek penurapan sheet pile
(beton prestressed) Lebong-Teras Baru Kab. Bulungan, dimana
lereng existing hanya memiliki SF = 1,05.
Fungsi adalah untuk jalan yang terputus akibat gerusan air.

Kondisi :
- SF kecil,
- Terdapat rumah dan lahan masyarakat apabila jalan digeser
lebih ke arah darat
- Pemasangan geo-matras untuk memproteksi tebing tidak
mungkin karena beda tinggi elevasi yang besar,

Dengan model konstruksi turap umum /


konvensional ditambah reklamasi (timbunan)
untuk fungsi jalan menyebabkan tambahan
beban sehingga konstruksi tidak stabil (SF < 1).
Lanjutan II.2. Point - Point Penting dalam Perancangan Sheet Pile
Simpanan Kekuatan (SF) dari lereng existing.
Solusi :
- Konstruksi Jalan diganti dengan konstruksi deck
on pile (seperti dermaga)
- Sheet pile hanya untuk menahan tanah asli /
existing dari gerusan air (tipe sheet pile cukup
dengan cracking bending moment yang rendah).
Lanjutan II.2. Point - Point Penting dalam Perancangan Sheet Pile
Simpanan Kekuatan (SF) dari lereng existing.

Deck on Pile saat proses pengerjaan


Lanjutan II.2. Point - Point Penting dalam Perancangan Sheet Pile

3. Asumsi –asumsi yang digunakan dalam Perancangan


Asumsi yang paling menentukan adalah :
a. Untuk sheet pile di bantaran sungai adalah kondisi kritis disaat beban maksimal terjadi.
b. Perletakan (fixed atau pinned) dengan memperhatikan kedalaman terpancang, dan jenis
tanahnya.
Contoh :
3. a. Kondisi kritis untuk konstruksi sheet pile di bantaran sungai ???.
Contoh :
3. a. Kondisi kritis untuk sheet pile di bantaran sungai (asumsi) – yg mana ???. q = 15 KPa
q = 10 KPa
q = 15 KPa
q = 10 KPa

Sheet Pile

Sheet Pile
Geotextile HWL
Geotextile Tanah
yM
MWL
Tanah Asli Timbunan
yM
Tanah Asli
Tanah
Timbunan

Tanah Asli xM Tanah Asli


xM

KONDISI I KONDISI III


(Muka Air Rata-rata) ???
(Muka Air Rata-rata) ???
q = 15 KPa q = 15 KPa
q = 10 KPa q = 10 KPa

Sheet Pile Sheet Pile HHWL


Atau
Saat Banjir
Geotextile Geotextile

yM Tanah yM Tanah
Tanah Asli Timbunan Tanah Asli Timbunan
LWL

xM Tanah Asli xM Tanah Asli

KONDISI II KONDISI IV
(Muka Air Rata-rata) ??? (Muka Air Rata-rata) ???
Contoh :
3. a. Kondisi kritis untuk sheet pile di bantaran sungai (asumsi) .
Muka Air Surut (HWL) dengan cepat setelah banjir dimana terdapat beda tinggi muka air
antara air sungai dan yang ada di dalam lapisan tanah (air yang tertahan)
q = 15 KPa
q = 10 KPa

Sheet Pile

Muka air (yang tertahan)


Tambahan Gaya Lateral
yM akibat perbedaan tinggi
Tanah Asli Tanah Geotextile muka air
Timbunan

xM Tanah Asli

Biasanya diperparah dengan pemilihan jenis


geotextile yang memiliki flow rate yang rendah
KONDISI V (kemampuan mengalirkan air yang rendah)
Setelah Banjir
Contoh :
3. b. Asumsi Perletakan (support).
Asumsi perletakan, yang diperhatikan :
Jenis Tanah & asumsi awal perhitungan serta konsistensi kita saat melakukan perhitungan terhadap
asumsi awal yang ditetapkan.
Misalnya untuk konstruksi sheet pile dengan angkur :
1. Apakah gaya angkur yang disalurkan untuk menahan rotasi (artinya perletakan sendi/pinned),
2. Apakah gaya angkur yang disalurkan melalui tierod untuk mengurangi bending moment yang
terjadi pada sheet pile (bukan menahan rotasi, tapi mengurangi lendutan maksimum) pada
asumsi perletakan jepit / fixed.
Misalnya pada kasus penggunaan sheet pile beton pabrikasi dimana bending moment dari
material sheet pile beton yang dihitung berada diatas bending moment material yang
diproduksi oleh pabrik.
Lanjutan 3. b. Asumsi Perletakan .
Asumsi perletakan Jepit dengan angkur :
Asumsi perletakan Jepit : 1. Kondisi tanah memenuhi untuk perletakan
1. Kondisi tanah memenuhi untuk perletakan jepit
jepit 2. Angkur berfungsi untuk mengurangi besarnya
2. Harus konsisten sampai perhitungan bending bending moment akibat gaya lateral yang
moment sangat besar (mengurangi tingginya kualitas
q1 sheet pile yang digunakan)
q2
q1
q2
Sheet Pile

Geotextile a Sheet Pile


c
yM
Tanah Asli P resultante = Pr Geotextile
B
Tanah
Timbunan L
Tierod
B a
RB

Tanah
P resultante = Pr
Tanah Asli Timbunan
+
b L
xM

-
Anchor b

RA
A A -
MA RA
A A
Mmax = - Pr (L-a) = - Pr . b
MA
PERLETAKAN JEPIT DAPAT DIGUNAKAN UMUMNYA PADA TANAH DENGAN
SUDUT GESER BESAR ( Ø ) > 30o
KOHESI ( c ) = 0
LEBIH TEPAT UNTUK JENIS TANAH ASLI PASIR PADAT YANG HOMOGEN
Lanjutan 3. b. Asumsi Perletakan .
q= 1,25 t/m2

Asumsi perletakan Sendi (Pinned) :


g1
3
= 1,950 t/m
Pa1
1. Kondisi tanah memenuhi untuk perletakan 1,50
Pa2
LAP. I Bidang Runtuh c1 = 0,300 t/m2
o
f1 = 22,50
sendi / pinned ( ∑H = 0 ) 3,6 A
Tie rod
P
Yr Pa3 LAP. II
2. Harus konsisten sampai perhitungan bending D Ra g 2 = 1,850 t/m
3

g '2
3
4,20 Pa4 = 1,050 t/m
moment c2 = - t/m2
o
f2 = 30,00
Contoh :
H3 = 0,60
14,0 =H Pa6
(a) Gaya berprinsip pd konstruksi beton : Pa5
Y
g 3
3
14.0000 Pa7 = 1,663 t/m
g '3
3
X = 2,58209 = 0,663 t/m
Ptot = Ra = 12,416 ton c3 = 0,150 t/m2
3,23 = a o
1,7214 3,6515 = a 2,2804 =b 1,5 LAP. III f3 = 21,30
(1/3).X (2/3).X C
CCSP W 450 A 1000

B C A
2,5821 = x
D Pp

PP
3,6996 =
RC = (0,000) ton RA = 8,716 ton
( ΣH = O ) - OK
ΣMc = 0

RA (b+a) = ( Ptot . A ) + ( Pp . (2/3).x ) identik dengan gaya batang


pada angker, yaitu :
RA = 8,716 ton Ra - Rp = 8,7163 ton

Rc = Ptot - RA - PP = (0,000)

Mmax = MD = RA . b = 19,877 ton.m (i)


(b) Dari Uraian sebelumnya / berprinsip pada Mekanika Tanah :
Lanjutan 3. b. Asumsi Perletakan . Untuk memenuhi Prinsip Mekanika Tanah dimana Tekanan Tanah Pasif ( tanah yang termampatkan ) bersifat menahan
Gaya dari Tekanan Tanah Aktif yang bekerja padanya sesuai kemampuannya [ sebesar = (1/2) . (Kp-Ka) . g . X2 = PP ]
Jadi pada titik B (gambar di baw ah ini) yaitu Titik Tekanan Tanah Pasif Sisa bekerja (disebut sisa karena Kp-Ka), diasumsikan perletak-
Lanjutan Contoh : an Sendi (Pinned) dengan kemampuan perletakan tersebut menahan beban sebesar PP (panjang sheet pile di baw ah titik B diasumsi
tidak diperhitungkan karena hanya untuk menambah keamanan / Safety Factor saja) .

14.0000
7,6533

q= 1,25 t/m2 Ptot = Ra


1,7214 3,651 = a 2,2804 = b 1,5
g1
3
= 1,950 t/m (1/3).X (2/3).X
Pa1
1,50 LAP. I Bidang Runtuh c1 = 0,300 t/m2 CCSP W 450 A 1000

Pa2 o B C
f1 = 22,50 A
Tie rod
3,6 A P
D
Yr Pa3 LAP. II
g 2
3
= 1,850 t/m
D Ra PP = RB = 3,700 t
g '2
3
4,20 Pa4 = 1,050 t/m RA
2
c2 = - t/m
o Mx max terdapat pada titik D, dengan pergerakan x dari titik B menuju A, maka :
f2 = 30,00

H3 = 0,60 MD = RB . [ (2/3).x + a ] = 3,700 x ( 1,721 + 3,651 )


14,0 =H Pa6
Pa5
MD = 19,877 t ( ii )
Y
g 3
3
Pa7 = 1,663 t/m
Dengan memenuhi prinsip dasar perletakan dalam konstruksi beton prinsip tekanan tanah pasif dalam Mekanika Tanah diperoleh
g '3
3
= 0,663 t/m
c3 = 0,150 t/m2 M D (a) = M D (b) = 19,877 t.m = M m ax
3,23 = a o
LAP. III f3 = 21,30
( i ) dan ( ii ) sama
C
M m ax = 19,877 ton.m

2,5821 = x Mom en Cracking yg direkom endasikan = 25,400 ton.m ( Data PT. Komponindo Betonjaya / KOBE-Concrete )
Pp

M m ax < M cracking ijin "A M A N"


Lanjutan II.2. Point - Point Penting dalam Perancangan Sheet Pile

5. Faktor-faktor Teknis Lainnya (yang menyebabkan perlemahan konstruksi turap sheet pile)
Perubahan topografi sungai akibat hidrolika sungai.
Contoh :
Konstruksi Turap yang berada di tebing sungai / kanal yang berkelok (meander).
Pada umumnya tebing sisi luar belokan mengalami gerusan, untuk memproteksi tebing sungai
yang mengalami gerusan tersebut dipasang turap sheet pile.

Hal ini dapat menyebabkan konstruksi sheet pile kehilangan tekanan tanah pasif yang
diakibatkan hilangnya (tergerus) tanah di sisi sungai).
Contoh Kasus : hilangnya / berkurangnya tekanan tanah pasif akibat gerusan air yang
menyebabkan keruntuhan :
Contoh Kasus : hilangnya / berkurangnya tekanan tanah pasif akibat gerusan air yang
menyebabkan keruntuhan :

Distribusi arus (kecepatan aliran) pada sungai kondisi eksisting


Potongan Penampang Sungai

• Ruas sungai adalah merupakan bagian sungai dengan alignment menikung.


• Kecepatan maksimum berada dekat dengan tebing sungai pada sisi luar
• Terjadi gerusan pada daerah dasar sungai pada sisi luar tikungan.
Solusi : Dengan Pemasangan Krib

Distribusi arus (kecepatan aliran) pada sungai kondisi dipasang Krib


Solusi : Dengan Pemasangan Krib

Distribusi arus (kecepatan aliran) pada sungai kondisi dipasang Krib


Sungai

Darat
105.000

P.5

100.000

95.000

90.000

85.000

80.000

75.000

70.000

65.000

60.000
Untuk menahan badan jalan
dipasang gabions
III. Pelaksanaan
Hal-hal yang wajib diperhatikan :

1 2 3 4

Kendala dalam
Persiapan Stock Mobilisasi pemancangan
Pemancangan
yard Material
& Solusi
III.1. Stock Yard :

Stock yard adalah lahan yang digunakan untuk lokasi penumpukan sementara material sheet pile
sebelum dibawa ke lokasi pancang.
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan stock yard adalah :
a. Lahan yang akan digunakan tidak bermasalah & status lahan (sewa/beli dari pemilik yang
sah secara hukum),
b. Mudah dijangkau untuk proses mobilisasi material baik saat pemindahan dari pabrikasi
atau ke tempat lokasi pemancangan.
c. Berada pada lingkungan yang aman
d. Aman secara teknis (memiliki daya dukung tanah yang cukup sesuai beban dari material &
tidak pada lahan kritis terhadap longsor).
Contoh lahan yang bermasalah secara teknis :
Stock yard berada pada lokasi yang mudah longsor

Lokasi
Contoh lahan yang bermasalah secara teknis :
Material berada pada lokasi yang mudah longsor
III.2. Mobilisasi Material :

Hal penting perlu diperhatikan dalam mobilisasi material sheet pile (beton pabrikasi).
a. Pengangkutan / pemindahan dari Pabrik ke stock yard
• Alat transportasi yang digunakan
• Alat pengangkat yang digunakan
• Resiko-resiko
b. Penempatan di stock yard
• Tata cara penumpukan yang benar
c. Pengangkutan dari stock yard ke lokasi pemancangan
• Ketersediaan lahan disekitar lokasi pemancangan (pemancangan dari darat)
• Kapasitas ponton pancang atau ponton pembantu (pemancangan dari sungai)

Tata cara pengangkatan, penngangkutan, penumpukan pada slide selanjutnya :


Untuk Sheet Pile Beton
Untuk Sheet Pile Beton
Untuk Sheet Pile Beton
Untuk Sheet Pile Beton
Untuk Sheet Pile Beton
Untuk Sheet Pile Beton
Untuk Sheet Pile Beton
Untuk Sheet Pile Beton
Untuk Sheet Pile Beton
Untuk Sheet Pile Beton - penumpukan
III.3. Pemancangan :

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemancangan :


a. Pemancangan harus tegak lurus, baik arah long section maupun arah cross section pada lahan
yang diturap.
b. Antar sheet pile (khususnya pada sheet pile beton) harus rapat (celah menyebabkan material
tanah yang ditahan dapat lolos & pengaruh terhadap beban per unit sheet pile).
c. Pemancangan harus memenuhi kedalaman rencana (apabila kurang sangat berpengaruh
terhadap gaya lateral yang harus ditahan / konstruksi bisa miring atau runtuh setelah dibebani).
Untuk dapat memenuhi elevasi rencana, maka diperlukan alat pancang yang sesuai kapasitasnya ;
• Untuk sheet pile beton tipe W (corrugated) atau sheet pile baja digunakan Vibro Hammer
• Untuk sheet pile beton tipe Flat dapat digunakan vibro hammer atau diesel hammer
• Apakah diperlukan water jet dalam proses pemancangan
Untuk Sheet Pile Beton
Untuk Sheet Pile Beton
Untuk Sheet Pile Beton
Untuk Sheet Pile Beton
III.3. Kendala Dalam Pemancangan :

Kendala yang Umum Terjadi untuk memperoleh hasil pemancangan yang baik :
a. Terdapat celah pada antar sheet pile (beton) yang umumnya disebabkan sheet pile
bergeser saat dipancang.
b. Sheet pile tipe corrugated / W yang tidak dapat dipenetrasi lagi menggunakan vibro
hammer, sementara kedalaman aman terhadap gaya lateral belum terpenuhi.

Solusi pada slide selanjutnya


…..lanjutan Kendala Dalam Pemancangan :
a. Terdapat celah pada antar sheet pile (beton) yang umumnya disebabkan sheet pile
bergeser saat dipancang.
Dapat diatasi dengan :
- Menggunakan 2 guide beam
- Posisi guide beam (untuk single guide beam) ditempatkan serendah mungkin agar titik
tumpu sling pengencang berada lebih ke bawah.
…..lanjutan Kendala Dalam Pemancangan :

b. Sheet pile tipe corrugated / W yang tidak dapat dipenetrasi lagi menggunakan vibro
hammer, sementara kedalaman aman terhadap gaya lateral belum terpenuhi.
Solusi :

Apabila kondisi memaksa, walaupun tidak direkomendasikan, pemancangan dapat dilakukan


penetrasi dengan menggunakan diesel hammer, dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan
produsen, dan saat pemancangan dengan diesel hammer posisi sheet pile harus benar-benar
tegak .
Dokumentasi Pemancangan Sheet Pile Beton dengan Vibro Hammer
Dokumentasi Pemancangan Angkur Beton dengan Diesel Hammer
Kegagalan Konstruksi Sheet Pile :
Kegagalan Konstruksi Sheet Pile :
Kegagalan Konstruksi Sheet Pile :

Anda mungkin juga menyukai