Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Penilaian hasil belajar merupakan salah satu kegiatan dalam dunia pendidikan
yang penting. Pada satu sisi, dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan
baik dapat diketahui tingkat kemajuan belajar siswa, kekurangan, kelebihan, dan
posiisi siswa dalam kelompok. Pada sisi yang lain, penilaian hasil belajar yang
baik akan merupakan feed back bagi guru/dosen untuk mengevaluasi tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar.

Idealnya, penilaian pada bidang apapun dilakukan dengan menggunakan


prosedur dan instrumen yang standar. Prosedur yang standar adalah suatu
prosedur penilaian yang dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu
dan perlakukan yang adil pada siswa dengan mempertimbangankan situasi waktu,
tempat, dan berbagai keragaman pada siswa. Sedangkan instrumen yang standar
adalah instrumen yang disusun menggunakan prosedur pengembangan instrumen
yang baku dan dapat dipertanggungjawabkan tingkat validitas dan reliabilitasnya.

Ada dua pendekatan penilaian dalam seni yang sering dipergunakan dalam
dunia pendidikan, yaitu pendekatan objektif dan pendekatan subjektif (intuitif).
Penerapan penilaian dengan pendekatan objektif maupun intuitif secara ekstem
masing-masing mempunyai kelemahan. Pendekatan objektif mempersyaratkan
sifat satu dimensi dari objek pengukuran, padahal penilaian dalam seni khususnya
pada bidang seni tari pada umumnya objeknya adalah perilaku yang sangat
kompleks (multidimensi), dan penampilan yang diamati relatif panjang
durasiwaktunya, sehingga apabila dilakukan penilaian terhadapnya akan
membutuhkan instrumen yang sangat panjang. Jenis-jenis seni pertunjukan
kehadirannya untuk dinilai hanya sesaat dan tidak dapat diulang kembali.
Sekalipun bisa diulang misalnya dengan rekaman audio visual, situasinya sudah
berubah dari situasi yang sesungguhnya. Di samping itu menikmati seni
sesungguhnya adalah penikmatan emosional. Oleh karena itu terlalu banyak atau
secara ekstrim menikmati seni dengan dengan kacamata nalar atau rasio menjadi

1
kurang relevan. Sehingga kesan subjektif penilai/penikmat seni juga turut
menentukan.

Pada sisi yang lain, Pendekatan subjektif cenderung bersifat intuitif,


subjektifitas penilai sangat tinggi. Selera seni, aliran seni yang diikuti oleh
penilaian, dan latar belakang kesenian penilai sangat mempengaruhi hasil
penilaian. Akibatnya objektifitas penilaian sulit dipertanggung-jawabkan, lebih-
lebih bila beberapa jenis karya tari yang dinilai tersebut sangat beraneka ragam
bentuk, aliran, dan latar belakang budayanya.

B.Rumusan Masalah

1.Apa pengertian penilaian hasil belajar?

2.Apa saja jenis-jenis penilaian hasil belajar?

3.Sebutkan bentuk bentuk prnilaian hasil belajar?

4.Jelaskan karakteristik penilaian hasil belajar?

5.Bagamana rancangan instrumen hasil belajar?

C.Tujuan

1.Mengetahui pengertian penilaian hasil belajar

2.Mengetahui jenis-jenis penilaian hasil belajar

3.Mengetahui bentuk bentuk prnilaian hasil belajar

4.Mengetahui karakteristik penilaian hasil belajar

5.Mengetahui rancangan instrumen hasil belajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Penilaian Hasil Belajar

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan


beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian dapat di sebut dengan Tes, Tes adalah cara penilaian yang
dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik pada waktu dan tempat tertentu
serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas. Penilaian
juga dapat diartikan sebagai pengukuran, Pengukuran berhubungan dengan proses
pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Apapun arti dari penilaian
tersebut, tetap Penilaian itu untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil
atau prestasi belajar seorang peserta didik.

Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-
kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Secara khusus, dalam konteks
pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil
belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan
balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui
penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan
pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses
pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan
tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang
diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.

B.Jenis-Jenis Penilaian Hasil Belajar

Berikut ini adalah jenis jenis penilaian proses dan hasil belajar menurut
Rochjadi(2016,hlm.20):

3
1. Penilaian Kinerja

Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja.
yaitu: a) Daftar cek (checklist), digunakan untuk mengetahui muncul atau
tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang harus muncul
dalam sebuah peristiwa atau tindakan; b) catatan anekdot/narasi
(anecdotal/narative records), digunakan dengan cara guru menulis laporan narasi
tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik selama melakukan
tindakansehingga guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi
standar yang ditetapkan; c) Skala Penilaian (rating scale), biasanya digunakan
dengan menggunakan skala numerik berikut predikatnya; d) memori atau ingatan
(memory approach), digunakan oleh guru dengan cara mengamati peserta didik
ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan.

2. Penilaian Proyek

Penilaian ini dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik


menghasilkan produk, seperti makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar,
lukisan, patung, dan lain-lain), barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit,
keramik, karet, plastik, dan karya logam. Penilaian secara analitik merujuk pada
semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian
secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk
yang dihasilkan.

3. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada


kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik
dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau
informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.

4. Penilaian Tertulis

Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian; memilih
jawaban dan mensuplai jawaban; memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda,

4
pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat; mensuplai jawaban
terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.

5. Penilaian Formatif

Penilaian yang dilakukan setelah proses pembelajaran dilakukan dengan


tujuan untuk mengetahui apakah Tujuan Pembelajaran telah tercapai. Tes formatif
ini dilakukan setiap kali selesai proses pembelajaran. Waktu pelaksanaan Ujian
Tengah Semestern,Ujian Akhir Semester

6. Penilaian Sumatif

Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kompetensi yang dicapai peserta


didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam satu semester atau di akhir
tahun pembelajaran. Proses penilaian dilakukan pada rentang waktu lama
misalnya setiap 3, 6 atau 12 bulan dengan tujuan mengetahui apakah maturity
tidak menghilangkan keterampilan yang dicapai pada proses pembelajaran.Waktu
pelaksanaan Ujian Tengah Semester.

C.Bentuk-Bentuk Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar dilakukan dengan mempertimbangkan kompetensi yang


hendak diukur.Bentuk-bentuknya yaitu:

1.Teknik Tes:

a.Tes Tertulis

Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis,
baik berupa pilihan maupun isian. Tes tertulis dapat digunakan pada ulangan
harian atau ulangan tengah dan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas. Tes
tertulis dapat berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat,
atau uraian(essay).

5
b.Tes Lisan

Tes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan jawabannya
atau pernyataannya atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan dan
spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran.

c.Tes Praktik/Perbuatan

Tes praktik/perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut


peserta didik mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil
belajarnya dalam bentuk unjuk kerja. Tes praktik/perbuatan dapat berupa tes
identifikasi, tes simulasi dan tes petik kerja. Tes identifikasi dilakukan untuk
mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang
ditangkap melalui alat indera. Tes simulasi digunakan .untuk mengukur
kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan. Tes petik kerja digunakan
untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang
sesungguhnya.Contoh tes praktik/perbuatan dapat berupa kegiatan tes untuk
mengukur kemahiran berpidato, menari, menyanyi, melukis, menggambar,
berolahraga, bercerita, membaca puisi, menulis dan lain-lain.

2.Teknik Nontes:

a.Pengamatan/Observasi

Pengamatan/observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik


dengan menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan cara
menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya.

Contoh aspek yang diamati pada pelajaran Matematika:

1. ketelitian;

2. kecepatan kerja;

3. kerjasama;

4. kejujuran

Alat/instrumen untuk penilaian melalui pengamatan dapat menggunakan skala


sikap dan atau angket (kuesioner).

6
b.Penugasan

Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut


peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas.
Penilaian dengan penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau
kelompok. Penilaian dengan penugasan dapat berupa tugas atau proyek.

c.Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan
terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran. Portofolio digunakan
oleh pendidik dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan,
keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio
menggambarkan perkembangan prestasi, kelebihan dan kekurangan kinerja
siswa, seperti kreasi kerja dan karya siswa lainnya.

D.Karakteristik Penilaian Hasil Belajar

Karakteristik adalah acuan- acuan yang diberikan dalam memberikan


penilaian terhadap peserta didik. Acuan demikian perlu ditetapkan,agar dapat
menjadikan sebagai pedoman oleh para pendidik dalam membuat keputusan
sehubungan dengan peserta didik. Depdiknas ( 2004 : 7 ) menyatakan bahwa
karakteristik penilaian yaitu:

1) Validitas

Menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang digunakan sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai dan isinya mencakup semua kompetensi
yang terwakili secara proporsional.

2) Reliabilitas

Penilaian yang reliable memungkinkan perbandingan yang reliable dan


menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan proyek penilaian akan reliabel
jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan

7
kondisi yang relatif sama, untuk menjamin penilaian yang reliable petunjuk
pelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas

3) Terfokus pada kompetensi

Penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian


kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan).

4) Keseluruhan atau komprehensif

Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat


untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik, sehingga
tergambar profil kemampuan peserta didik. Sehingga di sini jelas terlihat
kemampuan yang dimiliki peserta didik.

5) Objektivitas

Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif, untuk itu penilaian harus adil,
terencana, berkesinambungan, menggunakan bahasa yang dapat dipahami peserta
didik dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pembuatan keputusan atau
pemberian angka. Dalam memberikan penilaian guru tidak boleh pilih kasih.

6) Mendidik

Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan


meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.

Menurut Kemendikbud (2013 : 5-6) Penilaian memiliki karakteristik sebagai


berikut:

a. Belajar Tuntas

Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat
mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan
yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan.

b. Otentik

Memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang


saling berkaitan. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata,

8
bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik
(kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap)

c. Berkesinambungan

Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan


secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung.

d. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio,
unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.

e. Berdasarkan Acuan Kriteria

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi


dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal,
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing. Penilaian didasarkan
pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

E.Rancangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar

PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas


No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa
penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil
belajar oleh: pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

a. Perencanaan penilaian oleh pendidik

Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai
berikut:

1) Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada satuan
pendidikan (MGMP sekolah) melakukan:

 pengembangan indikator pencapaian KD,


 penyusunan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang
sesuai,

9
 pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD,

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing mata


pelajaran melalui analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik (kemampuan rata-rata peserta didik/intake), karakteristik setiap indikator
(kesulitan/kerumitan atau kompleksitas), dan kondisi satuan pendidikan (daya
dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas sarana dan prasarana).

2) Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus mata


pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian kepada
peserta didik,

3) Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrument penilaian.


(berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan pedoman penskoran.

b. Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan

Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan:

 pendataan KKM setiap mata pelajaran


 penentuan kriteria kenaikan kelas (bagi satuan pendidikan yang
menggunakan sistem paket) atau penetapan kriteria program
pembelajaran(untuk satuan pendidikan yang melaksanakan Sistem Kredit
Semester)
 penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
kelompok
 mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,
dan kesehatan, dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik
 penentuan kriteria kelulusan ujian sekolah
 koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas

2). Membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah) yang meliputi:

10
 pengembangan kisi-kisi penulisan soal (di dalamnya terdapat indikator
soal),
 penyusunan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta
mengikuti kaidah penulisan butir soal,
 penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik lain (bukan
penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran yang sama dengan butir
soal yang ditelaahnya,
 perakitan butir-butir soal menjadi perangkat tes

c. Perencanaan Penilaian oleh Pemerintah

Perencanaan penilaian oleh pemerintah meliputi kegiatan sebagai berikut:

 Mengembangkan SKL untuk mata pelajaran yang diujikan dalam UN;


 Menyusun dan menetapkan spesifikasi tes UN berdasarkan SKL;
 Mengembangkan dan memvalidasi perangkat tes UN;
 Menentukan kriteria kelulusan UN.

11
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-
kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Secara khusus, dalam konteks
pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil
belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan
balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas.Jenis Jenis
penilaian hasil belajar yaitu kinerja,proyek,portofolio,tertulis,sumatif dan
formatif. Bentuk-bentuk penilaian hasil belajar yaitu tes tertulis, tes lisan,
observasi, penugasan, portofolio.

B.Saran

Dengan adanya penulisan makalah ini, penulis berharap kepada calon


pendidik dan juga para pendidik agar lebih memperluasan pemahaman dan
wawasannya mengenai Pelaksanaan Pembelajaran agar proses pembelajaran
dikelas mampu berjalan dengan baik sesuai dengan rancangan silabus yang sudah
ditentukan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah D. (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio.


Bandung: Genesindo Universitas Negeri Makassar, 2007, Panduan Model
Pembelajaran Efektif.

Dr. Nana Sudjana, 1999, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.

Dj. Mardapi, dan Ghofur, A. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian,


Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Menengah Umum.

13

Anda mungkin juga menyukai