Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Sakinah Cendekia

NIM : 6032301024
KELAS : AM 5D Reguler Pagi

Diketahui:
Pers. Awal $-
Beban Operasi $ 5.000
Saham Beredar 10000 saham
Total Pembelian $ 20.200

A.
FIFO
Desember (250 x $
16) $ 4.000
Oktober (200 x $ 12) $ 2.400
Pers. Akhir $ 6.400

LIFO
Pers. Awal $-
Januari (450 x $ 15) $ 6.750
Pers. Akhir $ 6.750

Average
Total Harga Pers.
x
Total Unit Akhir
= $ 20.200
x 450
1500
= $ 6.060

Pers. Awal + Pembelian - Pers.


Total Inventory= Akhir
= 0 + 1500 - 450
= 950

Sales= Persediaan x Harga Jual


= 950 x $ 65
= $ 61.750

B. FIFO LIFO Average


1,78333333
1. Current Ratio = Current Asset 1,76 3 1,74 x
Current Liabilities
2. Debt to Equity Ratio
= Total Liabilities 6,25 5,93 6,60 x
Total Equity

3. Inventory Turn Over


= COGS 4,31 3,99 4,67 x
Average Inventory

4. Gross Profit Margin


= (Sales - COGS) 0,78 0,78 0,77 %
Sales

5. Net Profit Margin = Net Income 0,70 0,70 0,69 %


Sales

C. Analisis
FIFO Lebih Unggul

Lap.Laba Rugi FIFO LIFO Average


Sales $ 61.750 $ 61.750 $ 61.750
COGS:
Pers. Awal $- $- $-
Purchase $ 20.200 $ 20.200 $ 20.200
Pers. Akhir $ 6.400 $ 6.750 $ 6.060
$ 13.800 $ 13.450 $ 14.140
Gross Profit $ 47.950 $ 48.300 $ 47.610
Beban Operasi $ 5.000 $ 5.000 $ 5.000
Net Income $ 42.950 $ 43.300 $ 42.610
EPS $ 4,30 $ 4,33 $ 4,26

Lap.Posisi Keuangan FIFO LIFO Average


Asset
Current Asset $ 26.400 $ 26.750 26.060
Non-Current Asset $ 20.000 $ 20.000 $ 20.000
Total Asset 46.400 46.750 46.060
Liabilities
Current Liabilities $ 15.000 $ 15.000 $ 15.000
Non-Current
Liabilities $ 25.000 $ 25.000 $ 25.000
Total Liabilities 40.000 40.000 40.000
Total Equity (TA-TL) 6.400 6.750 6.060
Total Liab.&Equity 46.400 46.750 46.060
A. LAPORAN LABA RUGI
Metode akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan perusahaan dapat memiliki pengaruh
penting terhadap hasil analisis laporan laba rugi (income statement). Terdapat tiga metode akuntansi
yang umum digunakan: FIFO (First-In-First-Out), LIFO (Last-In-First-Out), dan Average Cost. Dalam
contoh ini, setiap metode menghasilkan EPS (Earning per Share) yang berbeda, yakni $4,30, $4,33, dan
$4,26. Berikut merupakan dampak metode ini dan perbandingan antar metodenya :

1. Metode FIFO (First-In-First-Out): FIFO mengoperasikan dengan prinsip bahwa produk yang tiba
pertama di persediaan adalah yang pertama terjual. Dalam laporan laba rugi, metode FIFO
menghasilkan EPS sebesar $4,30. Penggunaan FIFO biasanya mengakibatkan laba yang lebih
besar karena menggunakan biaya persediaan yang lebih murah (berdasarkan harga pembelian
awal) untuk menghitung biaya penjualan, menghasilkan margin laba yang lebih tinggi, dan
akhirnya, EPS yang lebih tinggi.

Keuntungan dari metode FIFO adalah bahwa itu mencerminkan biaya barang yang lebih baru, yang lebih
relevan dalam lingkungan inflasi. Ini juga membuat neraca tampak lebih tinggi karena nilai persediaan
yang lebih tinggi diperlihatkan.

Tetapi, kelemahan dari metode FIFO adalah bahwa itu bisa menghasilkan pajak penghasilan yang lebih
tinggi karena mengakui laba yang lebih besar, yang bisa berdampak pada arus kas perusahaan. Selain
itu, dalam konteks inflasi, FIFO mungkin menciptakan perbedaan antara nilai persediaan di neraca dan
nilai pasar aktual.

2. Metode LIFO (Last-In-First-Out): Metode LIFO, sebaliknya, mengasumsikan bahwa barang yang
terakhir masuk adalah yang pertama keluar. Dalam laporan laba rugi, metode LIFO
menghasilkan EPS sebesar $4,33. LIFO cenderung menciptakan laba yang lebih rendah karena
biaya persediaan yang lebih tinggi (berdasarkan harga barang yang dibeli lebih akhir) digunakan
untuk menghitung biaya penjualan. Ini menghasilkan margin laba yang lebih kecil dan, oleh
karena itu, EPS yang lebih rendah.

Sistem LIFO memiliki keunggulan dalam mengurangi kewajiban pajak penghasilan karena mengakui laba
yang lebih rendah, mengurangi beban pajak, dan juga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang
biaya persediaan selama periode inflasi.

Tetapi, kelemahan dari metode LIFO adalah potensialnya terjadinya perbedaan antara nilai persediaan
dalam neraca dan nilai pasar sebenarnya. Terutama dalam situasi inflasi, neraca kemungkinan akan
mencerminkan nilai persediaan yang lebih rendah.

3. Metode Average Cost: Metode Average Cost menghitung biaya persediaan sebagai rata-rata
dari semua barang yang ada. Dalam laporan laba rugi, metode Average menghasilkan EPS
sebesar $4,26. Ini menciptakan laba yang berada di antara FIFO dan LIFO dalam hal jumlah yang
digunakan untuk menghitung biaya penjualan.
Keuntungan dari metode Average adalah bahwa itu menciptakan stabilitas dalam laporan laba rugi dan
neraca. Ini juga memungkinkan perusahaan untuk menghindari fluktuasi yang signifikan dalam laba dan
pajak penghasilan.

Namun, kerugian dari metode Average adalah bahwa itu mungkin tidak mencerminkan biaya persediaan
aktual dalam situasi inflasi atau deflasi. Ini juga mungkin tidak memberikan gambaran yang akurat
tentang nilai persediaan yang sebenarnya dalam neraca.

B. LAPORAN POSISI KEUANGAN


Metode akuntansi yang digunakan dalam laporan posisi keuangan (balance sheet) perusahaan juga
dapat memiliki dampak yang signifikan pada analisis laporan keuangan. Dalam kasus yang Anda berikan,
terdapat tiga metode akuntansi yang berbeda, yaitu FIFO (First-In-First-Out), LIFO (Last-In-First-Out), dan
Average Cost, dan masing-masing metode menghasilkan total liabilitas dan ekuitas yang berbeda, yaitu
$46.400, $46.750, dan $46.060. Berikut merupakan dampak metode ini dan perbandingan antar
metodenya :

Metode FIFO (First-In-First-Out) dengan Total Liabilities & Equity $46.400: Metode FIFO dalam laporan
posisi keuangan menghasilkan total liabilitas dan ekuitas sebesar $46.400. Dalam metode FIFO, nilai
persediaan yang lebih tinggi (berdasarkan harga barang yang lebih baru) tercermin di neraca, yang pada
gilirannya meningkatkan ekuitas. Ini disebabkan oleh asumsi bahwa barang yang pertama masuk adalah
yang pertama keluar, sehingga barang yang masih ada di persediaan cenderung memiliki nilai pasar yang
lebih tinggi.

Keuntungan dari metode FIFO dalam neraca adalah bahwa hal ini mencerminkan nilai persediaan yang
lebih aktual, yang dapat menjadi relevan dalam menghadapi inflasi. Ini juga dapat menciptakan
gambaran yang lebih positif tentang kesehatan keuangan perusahaan, karena nilai persediaan yang lebih
tinggi berkontribusi pada ekuitas yang lebih besar.

Namun, kerugian dari metode FIFO adalah adanya kesenjangan antara nilai persediaan di neraca dan
nilai pasar sebenarnya. Ini mungkin tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya jika harga persediaan
turun setelah pembelian, dan hal ini dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengukur
nilai asetnya secara akurat.

1. Metode LIFO (Last-In-First-Out) dengan Total Liabilities & Equity $46.750: Dalam metode LIFO,
total liabilitas dan ekuitas dalam laporan posisi keuangan mencapai $46.750. Metode LIFO
cenderung menciptakan total liabilitas dan ekuitas yang lebih tinggi karena asumsi bahwa
barang yang terakhir masuk adalah yang pertama keluar, sehingga harga barang yang lebih
tinggi digunakan untuk menghitung biaya persediaan.

Keuntungan dari metode LIFO dalam neraca adalah bahwa itu dapat menciptakan gambaran yang lebih
konservatif tentang nilai aset, karena harga barang yang lebih tinggi yang digunakan. Ini dapat
mengurangi risiko overvaluing aset persediaan.

Namun, kerugian dari metode LIFO adalah bahwa neraca mungkin tidak mencerminkan nilai persediaan
yang lebih aktual, terutama dalam situasi inflasi. Selain itu, LIFO mungkin menciptakan kesenjangan
antara nilai persediaan di neraca dan nilai pasar sebenarnya.

2. Metode Average Cost dengan Total Liabilities & Equity $46.060: Metode Average Cost
menghasilkan total liabilitas dan ekuitas sebesar $46.060 dalam laporan posisi keuangan. Ini
karena metode ini menghitung biaya persediaan sebagai rata-rata dari semua barang yang ada.

Keuntungan dari metode Average Cost dalam neraca adalah bahwa itu menciptakan stabilitas dalam
penilaian nilai aset dan ekuitas. Ini dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang nilai
persediaan dalam situasi harga yang berfluktuasi.

Namun, kerugian dari metode Average Cost adalah bahwa itu mungkin tidak mencerminkan nilai
persediaan yang lebih aktual dalam situasi inflasi atau deflasi. Selain itu, dapat menjadi kurang relevan
ketika ada fluktuasi harga yang signifikan antara barang yang berbeda dalam persediaan.

Anda mungkin juga menyukai