Keywords:PLTS,SolarPanel,Wp,Battery,SolarChargeController
1. PENDAHULUAN Namun hingga saat ini energi listrik yang (pada umumnya disampaikan rata rata
Energi listrik merupakan kebutuhan yang digunakan untuk menghasilkan listrik
dihasilkan di Indonesia masih bergantung bulanan), keadaan atmosfir dan orientasi
sangat penting bagi kehidupan manusia melalui sel surya (PV Module).
pada energi yang berasal dari bahan bakar panel surya (azimuth dan kemiringan) harus
modern seperti zaman sekarang. Karena Radiasi surya mencapai permukaan bumi
fosil yaitu batu bara, minyak bumi, dan gas diketahui. Seringkali menjadi masalah
hampir semua aktifitas yang dilakukan oleh terjadi dengan berbagai cara, yaitu secara
alam. Karena energi tersebut dapat bahwa data data yang diperlukan
setiap orang membutuhkan energi listrik. langsung dari matahari (direct radiation),
menghasilkan pencemaran terhadap seringkali tidak tersedia, khusunya yang
Contohnya seperti untuk mengisi ulang radiasi melalui pantulan (reflected radiation)
lingkungan dan persediaan bahan bakar terkait dengan penyinaran matahari dilokasi
baterai laptop atau handphone dan juga atau tidak langsung setelah tersebar dan atau
tersebut semakin hari kian menipis maka yang bersangkutan. Karenanya didalam
sebagai penerangan rumah ketika malam terpantul oleh aerosol, molekul molekul
diperlukan adanya inovasi untuk mengganti analisis sering dilakukan dengan berbagai
tiba. atmosfer dan awan (diffuse radiation).
energi tersebut. pendekatan, misal dengan menggunakan
data dari lokasi dengan kondisi lintang yang kapasitas 3 × 7 MWp dan di Kupang dengan mencapai 1000 W/m², dengan efisiensi cell
berdekatan atau dengan menggunakan suatu kapasitas 5 MWp. 14 % maka daya yang dihasilkan oleh PV
model estimasi. Konfigurasi PLTS untuk menghasilkan adalah sebesar 140 W/m².
energi listrik yang dimanfaatkan oleh Selanjutnya energi yang tersimpan dalam
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA pengguna dapat disusun berdasarkan baterai digunakan untuk menyuplai beban
SURYA (PLTS) kebutuhan dan juga berdasarkan desain melalui inverter saat dibutuhkan. Inverter
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) teknisnya yang terdiri dari 3 konfigurasi mengubah tegangan DC pada sisi baterai
merupakan suatu energi baru dan terbarukan yaitu sistem PLTS off grid (terpusat / stand menjadi tegangan AC pada sisi beban.
yang menggunakan energi matahari sebagai Alone), sistem PLTS On Grid (Grid
sumber pembangkitan utamanya. Untuk Connected) dan sistem PLTS Hybrid Ga
merubah energi matahari agar menjadi Pada sistem PLTS off grid (terpusat/stand Gambar 3. Konfigurasi Hybrid
energi listrik adalah dengan menggunakan alone) digunakan dalam jaringan terbatas,
alat yang dinamakan photovoltaic atau biasa yang bebannya berada pada suatu lokasi Pada sistem hybrid, PLTS digunakan
disebut dengan modul / panel solar cell. yang terisolir (isolated) dari jaringan listrik bersama sama dengan sistem pembangkit
Pada umumnya instalasi PLTS banyak public (PLN). Disebut juga sebagai sistem lainnya seperti PLTD, PLTM atau PLTB
dimanfaatkan pada sektor - sektor berikut ini yang berdiri sendiri (stand - alone). Sistem dalam mensuplai listrik ke jaringan.
ini terdiri dari beberapa susunan diantaranya Komponen sistem umumnya terdiri dar
:
a) Di sekolah, rumah ibadah dan array PV module, baterai dan inverter, maka rangkaian sel surya yang membentuk modul
Gambar 2. Konfigurasi On Grid surya (PV Panel) dan beberapa komponen
b) fasilitas umum lainnya. sistem ini bisa digunakan untuk beban DC (Grid Connected) pendukung seperti baterai, inverter, sistem
c) Puskesmas atau pelayanan dan AC. Konfigurasi ini biasa digunakan
d) kesehatan di desa desa. untuk sistem PLTS berskala kecil (1~5 kW) kontrol dan lain lain. Dengan sistem
Pada sistem on grid atau grid connected, hybrid ini maka kekurangan atau kelemahan
e) Intansi pemerintah utamanya ataupun untuk skala menengah (5~10 kW). PLTS terhubung dengan jaringan listrik
f) kantor pelayanan umum Selain itu konfigurasi ini juga bisa sistem EBT yang bersifat intermitten dapat
publik (PLN), umunya tidak menggunakan dikompensasi antara satu dengan yang lain.
g) pemerintah. digunakan dalam bentuk Solar Home baterai, sehingga hanya beroperasi pada
h) Lampu penerangan jalan umum System (SHS) dimana SHS ini biasa Dengan demikian maka sistem hybrid
waktu siang hari saja dimana pada malam merupakan jawaban untuk bisa
i) (PJU) digunakan di daerah terpencil yang belum hari sistem tidak aktif. Sistem on grid terdiri
j) Pompa pompa air untuk mendapatkan aliran listrik PLN. menghasilkan sistem jaringan listrik yang
dari susunan/array PV modul dan inverter lebih stabil dan handal [5].
k) pengairan irigasi atau PAM grid connected yang terhubung dengan trafo
l) Solar Home System (SHS) untuk Di Indonesia sistem hybrid telah banyak
step up 380/20 kV. Pada siang hari PLTS digunakan, baik PLTS Genset, PLTS
penerangan di rumah rumah menyuplai daya listrik ke jaringan dan pada
m) Pulau terpencil/terdepan yang sangat Mikrohidro maupun, PLTS tenaga angin
malam hari menyerap daya dari jaringan mikrohidro. Namun demikian hybrid PLTS -
strategis untuk integritas NKRI. PLN untuk kebutuhan internalnya. Untuk
Sistem ini memiliki banyak sekali manfaat Genset yang paling banyak dipakai.
pencatatan besaran daya yang Umumnya digunakan pada captive genset/
untuk kehidupan sehari salah satunya adalah disuplai/diserap ke/dari jaringan digunakan
untuk penerangan rumah. Selain memiliki isolated grid (stand alone genset , yakni
Gambar 1. Susunan PLTS Off Grid kWh meter export/import (EXIM). Sistem genset yang tidak diinterkoneksi)
banyak manfaat, sistem ini juga memiliki on grid biasa digunakan pada PLTS skala
keuntungan yang banyak diantaranya : besar yaitu 1~10 MW. Sistem PLTS rooftop
a) Ketersediaan sumber energinya tidak Prinsip kerja PLTS terpusat dapat diuraikan KOMPONEN UTAMA PLTS
sebagai berikut ini : juga umumnya menggunakan konfigurasi on
terbatas grid. MODUL SURYA
b) Perawatannya mudah Pada PLTS sistem terpusat ini, sumber Modul surya atau photovoltaic module
c) Tidak menimbulkan kebisingan energi yang dihasilkan oleh modul surya merupakan komponen PLTS yang tersusun
suara, dan (PV) pada siang hari akan disimpan dalam dari beberapa sel surya yang dirangkai
d) Ramah Lingkungan. baterai. Proses pengisian energi listrik dari
sedemikian rupa, baik dirangkai seri maupun
PV ke baterai diatur oleh Solar Charge paralel dengan maksud dapat menghasilkan
Di Indonesia, PLTS terbesar pertama dengan Comtroller agar tidak terjadi over charge. daya listrik tertentu dan disusun pada satu
kapasitas 2 × 1 MW terletak di Pulau Bali, Besar energi yang dihasilkan oleh PV sangat bingkai (frame) dan dilaminasi atau
tepatnya di daerah Karangasem dan Bangli. bergantung kepada intensitas penyinaran diberikan lapisan pelindung. Kemudian
PLTS skala besar saat ini yang sudah matahari yang diterima oleh PV dan susunan dari beberapa modul surya yang
beroperasi adalah di pulau Lombok dengan efisiensi. Intensitas matahari maksimum
terpasang sedemikian rupa pada penyangga 48 V, sedangkan besaran arusnya antara 10 semakin pendek pula siklus dari baterai
disebut array. PV modul yang terangkai seri A sampai dengan 60 A. tersebut.
dari sel sel surya ditujukan untuk Gambar 6. Diagram Alir Penelitian
meningkatkan atau dalam hal ini dapat INVERTER
dikatakan menggabungkan tegangan ) Sistem tenaga surya mengubah radiasi surya PENGAMBILAN DATA
yang dihasilkan setiap selnya. Sedangkan menjadi arus listrik searah (DC). Inverter
PENINJAUAN dan PENETAPAN
untuk arusnya dapat didesain sesuai dibutuhkan untuk mengubah arus searah
LOKASI PENELITIAN
kebutuhan dengan memperhatikan luas menjadi arus bolak balik (AC), jika beban
Langkah pertama dalam melakukan
permukaan sel. membutuhkan arus listrik bolak balik.
penelitian ini adalah peninjauan lokasi.
Tegangan masukan DC pada inverter adalah
Lokasi yang di dapat adalah rumah yang
tegangan yang sama dengan tegangan
berlokasi di daerah Bekasi Utara. Lokasi ini
baterai dan tegangan keluaran panel surya.
tepatnya berada di Kampung Gabus Rawa,
Tegangan masukan DC pada inverter
RT 5 / RW 6, Desa Srijaya, Tambun Utara,
biasanya disebut dengan tegangan sistem
Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
yang bernilai 12 V, 24 V atau 48 V.
DATA IRADIASI MATAHARI BEKASI
Tegangan yang lebih tinggi akan Salah satu faktor yang sangat penting dalam
Gambar 5. Solar Charge Cotroller membutuhkan arus listrik yang lebih rendah.
melakukan perencanaan pemasangan PLTS
Hal ini mampu mengurangi kehilangan daya di suatu daerah adalah iradiasi matahari yang
BATERAI pada kabel. Terdapat beberapa jenis inverter,
dimiliki daerah tersebut. Iradiasi matahari
Baterai merupakan salah satu komponen dilihat dari inputnya yaitu battery inverter adalah jumlah energi matahari yang diterima
yang digunakan pada sistem PLTS yang dan PV inverter, sedangkan dari segi
oleh suatu lokasi tertentu setiap m² per hari.
Gambar 4. Panel Monocrystalline Silicon dilengkapi dengan penyimpanan cadangan operasional outputnya yaitu inverter off grid Semakin besar iradiasi matahari yang
energi listrik. Baterai memiliki fungsi untuk dan inverter grid connected. Inverter
diterima oleh modul fotovoltaik, maka akan
SOLAR CHARGE CONTROLLER menyimpan energi listrik yang dihasilkan menghasilkan tegangan output AC satu fasa menghasilkan arus yang semakin besar
Solar charge controller adalah peralatan oleh panel surya dalam bentuk energi arus atau tiga fasa.
dengan tegangan yang semakin kecil. Dari
elektronik yang digunakan untuk mengatur DC. Energi yang disimpan pada baterai
hasil penelitian maka didapat iradiasi
aliran arus pengisian yang masuk ke baterai berfungsi sebagai cadangan (back up), yang
matahari untuk daerah bekasi sebesar 4,848
(charging) dan juga pengeluaran arus dari biasanya digunakan pada saat panel surya 3. METODE PENELITIAN
kWh/m2/hari.
baterai ke beban (discharging). Selain itu tidak menghasilkan energi listrik contohnya
solar charge controller juga berfungsi pada saat malam hari atau pada saat cuaca
mencegah batre dari overcharge dan over mendung, selain itu tegangan keluaran ke
discharging serta kelebihan tegangan dari sistem cenderung lebih stabil. Satuan
kapasitas energi yang dihasilkan pada Mulai
modul surya. Kelebihan voltase pada baterai
akan mengurangi umur baterai. Charge baterai adalah ampere hour (Ah), yang
controller menerapkan teknologi pulse artiya arus maksimum yang dapat
windth modulation untuk mengatur fungsi dikeluarkan oleh baterai selama satu jam. Studi Literatur :
pengisian baterai dan penyaluran arus dari Proses pengosongan baterai (discharge), 1. Jurnal
batre ke beban. Modul surya 12 V umumnya baterai tidak boleh dikosongkan hingga titik 2. Skripsi
memiliki tegangan output 16 21 Volt, jadi maksimum sebab hal ini mempengaruhi usia
tanpa solar charge controller, baterai akan pakai (life time) dari baterai tersebut. Batas
rusak oleh over charging dan ketidakstabilan pengosongan dari baterai disebut dengan Pengambilan Data
tegangan. Baterai umumnya di charge pada istilah depth of discharge (DOD) yang 1. Peninjauan Lokasi
tegangan 14 14,7 Volt. Parameter yang dinyatakan dalam satuan persen suatu Penelitian
penting dari SCC adalah tegangan baterai memiliki DOD 80 %, ini berarti 2. Penetapan Lokasi
operasional (Vmax) dan arus maksimum bahwa hanya 80 % dari energi yang tersedia Penelitian
(Imax), Besaran tegangan operasional SCC dapat dipergunakan dan 20 % tetap berada 3. Intensitas Radiasi
adalah sesuai standar adalah 12 V, 24 V atau dalam cadangan. Semakin dalam DOD yang Matahari
diberlakukan pada suatu baterai maka
Pemasangan Instalasi
Tidak
PLTS
berfungsi?
Ya
Pengukuran
Analisa &
Kesimpulan
Selesai
V (Volt) : Tegangan Yang Dihasilkan
DATA BEBAN PENERANGAN RUMAH Panel Surya Ketika Mendapatkan Energi
Setelah melakukakan survey lokasi Matahari
didapatkan titik tempat untuk dipasang Perubahan posisi atau kemiringan panel
lampu. Dimana disetiap titiknya memiliki surya saat dapat berpengaruh terhadap daya
beban yang berbeda beda dan untuk lama serap cahaya matahari. Nilai setiap tegangan
pemakaiannya sebesar Berikut adalah data akan berubah ketika adanya perubahan
beban penerangan yang akan dipasang di intensitas cahaya matahari. Berdasarkan
rumah : hasil pengujian diatas yang dilakukan per
Tabel 1. Data Beban Penerangan Rumah 10 menit selama waktu 1 jam. Tegangan
yang didapat ketika sebelum melakukan
Jenis Lampu Titik Lampu Daya pengukuran solar cell adalah 13 V. Maka
LED 15 Watt 1 15 Watt dapat diketahui panel surya sudah berfungsi
LED 20 Watt 3 60 Watt dengan baik dan dapat digunakan untuk
Total 75 Watt mengisi baterai.
Gambar 7. Denah rumah
PENGUJIAN PROSES PENGISIAN
PERHITUNGAN MANUAL
BATERAI
Gambar 10. Posisi Penempatan Beban Berikut ini adalah tabel hasil pengujian
1. Menentukan Total Beban
proses pengisian baterai menggunakan
ETtotal pemakaian energi = Daya × Lama
PROSES PENGUKURAN SOLAR CELL sumber tegangan dari panel surya.
Pemakaian
Pengujian ini dilakukan satu hari dengan Pengukuran ini dilakukan sebanyak 3 kali
= 75 Watt × 4h
kondisi matahari cerah. Dimana pengujian dengan menggunakan alat ukur voltmeter.
= 300 Wh
ini bertujuan untuk mengetahui kondisi a. Pengukuran Ke- 1
2. Perhitungan Kapasitas Modul panel surya berfungsi atau tidak. Pengujian Tabel 3. Proses Pengisian Baterai
Pmodul surya = ET/Insolasi Matahari × 1,3 ini dilakukan dengan cara memberikan
cahaya matahari terhadap area panel surya. Tegangan
= 300 Wh/4,848 × 1,3
Dari hasil pengujian, maka didapat hasil T (Jam) Terukur SCC (Volt)
= 80,44 Wp Gambar 8. Posisi Penempatan SCC pengukuran sebagai berikut : (Volt)
3. Perhitungan Kapasitas Baterai
Ah = ET/Vs Tabel 2. Data Pengukuran Solar Cell 10.00 WIB 10,8 V 10,8 V
= 300 Wh/12 V 11.00 WIB 11,3 V 11,3 V
No T (jam) Hasil Ukur (Volt)
= 25 Ah 12.00 WIB 11,8 V 11,8 V
Cbaterai = Ah × Autonomy Days/80 % 1 10.00 WIB 13 V
13.00 WIB 12,3 V 12,3 V
= 25 Ah × 2 days/80 % 2 10.10 WIB 13,1 V
14.00 WIB 12,8 V 12,8 V
= 62,5 Ah 3 10.20 WIB 13 V
4. Perhitungan Besar Arus SCC 15.00 WIB 13 V 13 V
4 10.30 WIB 13,1 V
Imaks SCC = Pmaks/Vs 16.00 WIB 13,2 V 13,2 V
5 10.40 WIB 13,2 V
= 80,44 Wp/12 V 17.00 WIB 13,4 V 13,4 V
6 10.50 WIB 13,1 V
= 6,7 Ah
7 11.00 WIB 13,2 V b. Pengukuran Ke- 2
4. HASIL dan PEMBAHASAN
Keterangan : Tegangan
HASIL PERENCANAAN PLTS T : Waktu Pada Saat Melakukan T (Jam) Terukur SCC (Volt)
Berikut ini adalah hasil dari perencanaan Pengukuran (Volt)
PLTS untuk rumah sederhana dengan
kapasitas daya terpasang 450 VA. 10.00
11,08 V 11,08 V
WIB
11.00 11,58 V 11,58 V
Gambar 9. Posisi Penempatan Baterai
WIB Pengujian SOLAR CHARGE Perhitungan Kapasitas Baterai [5] Hafidz (2020, April 16). Solar Power
12.00 CONTROLLER Pada penelitian ini kita dapat menghitung System.
12,08 V 12,08 V kekuatan kapasitas baterai sebagai berikut. [6] Hafidz (2020, April 30). Perancangan
WIB
Tabel 4. Pengaturan Pada Solar Charge 12 Volt × 100 Ah = 1200 Wh Sistem PLTS.
13.00
13,08 V 13,08 V Controller Dari hasil perhitungan maka dapat dikatakan [7]
WIB Tampilan Pilihan Deskripsi bahwa sebuah baterai FGB 12V/100Ah https://www.google.co.id/imghp?hl=id&tab
14.00 Beban memiliki kapasitas sebesar 1200 watt selama =wi&ogbl
13,58 V 13,58 V
WIB lampu akan 1 jam, 600 watt selama 2 jam dan 75 watt [8] https://globalsolaratlas.info
15.00 selama 16 jam. [9] Manual Book SCC Sun Yoba MPPT 10
13,6 V 13,6 V otomatis
WIB A
menyala 5. KESIMPULAN
16.00 Mode
13,62 V 13,62 V pada kondisi Dari hasil analisa maka dapat diambil
WIB 00 H pengaturan
gelap/malam beberapa kesimpulan diantaranya :
17.00 cahaya
dan otomatis 1. Total pemakaian energi adalah 300
13,64 V 13,64 V
WIB mati ketika Wh, dengan kapasitas daya modul
kondisi sebesar 80,44 Wp, kemudian dipilih
c. Pengukuran Ke- 3 panel surya sebesar 100 Wp
terang/pagi.
2. Kapasitas baterai yang digunakan
Tegangan Beban berdasarkan efisiensi dan autonomy
T (Jam) Terukur SCC (Volt) lampu akan days adalah sebesar 62,5 Ah, maka
(Volt) langsung dipilih baterai dengan kapasitas 100
10.00 WIB 11 V 11 V menyala, Ah.
ketika 3. Kapasitas baterai sebesar 100 Ah
11.00 WIB 11,5 V 11,5 V
dengan total arus beban sebesar 6,25
12.00 WIB 12 V 12 V tegangan
Ah, maka kemampuan baterai dapat
13.00 WIB 12,5 V 12,5 V baterai membackup untuk beban penerangan
14.00 WIB 13 V 13 V sudah selama 16 jam.
Mode
15.00 WIB 13,3 V 13,3 V 24 H mencapai
Terbuka
16.00 WIB 13,6 V 13,6 V batas DAFTAR PUSTAKA
tegangan [1] Bachtiar, M. (2006). Prosedur
17.00 WIB 13,8 V 13,8 V perancangan sistem pembangkit listrik
(under
Keterangan : tenaga surya untuk perumahan (solar home
voltage)
T (Waktu): Lamanya waktu yang system). SMARTek, 4(3).
maka lampu [2]
dibutuhkan untuk proses charging
V (Volt) : Tegangan yang didapat oleh akan Perakitan dan Studi Lampu Penerangan
baterai dari hasil charging otomatis Menggunakan Panel Surya Pengoperasian
Tabel 4.2 diatas dapat dianalisis bahwa mati.
dalam proses pengisian baterai pada panel [3]
surya dipengaruhi oleh tingkat kecerahan Pada penelitian ini penyusun Perencanaan dan Simulasi Sistem PLTS
matahari. Apabila kondisi matahari cerah, mengaplikasikan pengaturan parameter 00H. OFF Grid Untuk Penerangan Gedung
maka proses pengisian baterai akan lebih Dengan menggunakan parameter tersebut
cepat, karena tegangan yang dihasilkan dalam penelitian ini maka pengaturan https://jurnal.teknikunkris.ac.id/index.php/el
panel surya lebih besar. Begitu juga pengisian baterai selama 12 jam dari pukul ektro/issue/view/14
sebaliknya apabila kondisi matahari redup / 06.00 sampai dengan 18.00 WIB. [4] Hakim, M. F. (2017). Perancangan
mendung, maka proses pengisan baterai Jadi cotroller mengisi daya pada baterai 12 Rooftop Off Grid Solar Panel Pada Rumah
akan lebih lambat. jam pada pagi sampai sore hari dan akan Tinggal Sebagai Alternatif Sumber Energi
menyalakan lampu setelah matahari Listrik. Dinamika DotCom.
terbenam/gelap.