Anda di halaman 1dari 17

COMBINED CYCLE & COGENERATION

(http://www.nippc.org)
1. Produksi kerja (daya mekanik atau listrik) melalui pembakaran bahan bakar fosil merupakan proses yang sangat tidak efisien.
2. Efisiensi power plant berkisar antara 30 s.d 45% (artinya 55 s.d 70% energi bahan bakar terbuang berupa panas kelingkungan).
3. Sebagian panas terbuang ini dapat diambil kembali, misal untuk pemanas proses melalui produksi uap, dengan pemanfaatan panas
ini energi bahan bakar yang dapat dimanfaatkan meningkat (dapat mencapai 80%).
4. Kogenerasi atau siklus kombinasi adalah usaha untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber energi.
5. Tujuan Kogenerasi atau siklus kombinasi adalah memaksimalkan penggunaan energi panas hasil pembakaran bahan bakar sebelum
sisa panas dibuang kelingkungan.
SIKLUS KOMBINASI DAN KOGENERASI
1. Kogenerasi adalah produksi serempak dua bentuk energi akhir atau
lebih, dari satu sumber energi.
2. Dipabrik kimia, kogenerasi biasanya digunakan untuk memproduksi
energi mekanik (listrik) dan energi termal (kukus).
3. Kogenerasi dikenal dengan nama lain: “total energy system atau waste
heat utilization system.
4. Siklus kombinasi adalah pemanfaatan satu bahan bakar untuk
memproduksi daya (kerja, listrik) melalui dua siklus termodinamika.
5. Kombinasi siklus yang umum dipakai adalah kombinasi siklus Rankine
(turbin uap) dan siklus Bryton (turbin gas) pada produksi listrik PLTGU
(Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap).
6. Contoh siklus kombinasi: PT. Petrokimia merupakan salah satu unit (Sumber:http://cogeneration.net/)

pembangkit listrik yang dimanfaatkan untuk menunjang proses


produksi pupuk. Unit Gas Turbin generator (GTG) yang digunakan di
Pabrik I PT.Petrokimia Gresik adalah Gas Turbin Generator HITACHI
(2006J) dengan kapasitas daya 18,350 MW dan tegangan 13,6 – 13,8
KV / 50 Hz. (Sumber: http://adtoriq.blog.uns.ac.id)
7. Gs hasil pembakaran keluar turbin (GTG) memiliki panas yang masih
cukup tinggi (berkisar antara 370OC-540OC), panas pada gas buang
inilah selanjutnya dimanfaatkan untuk membangkitkan uap (Saturated
atau Superheated)
TOPING CYCLE DAN BOTTOMING CYCLE
1. Konfigurasi dasar kogenerasi ada dua macam, yaitu: topping cycle dan
bottoming cycle.
2. Pada konfigurasi topping cycle, energi bahan bakar dimanfaatkan
pertama kali untuk memproduksi energi mekanik melalui suatu siklus
termodinamika. Eenergi termal sisa produksi energi mekanik, yang
dapat beruapa uap atau panas gas buang dimanfaatkan untuk
menggerakkan proses kimia (reaksi, pemanasan dll)
3. Pada konfigurasi bottoming cycle, kebutuhan panas proses dipabrik
kimia dipenuhi langsung oleh bahan bakar. Energi termal sisa proses,
kemudian dimanfaatkan untuk produksi energi mekanik melalui siklus
termodinamika. Energi mekanik tsb selanjutnya digunakan untuk
membangkitkan listrik. Contoh: pemanfaatan gas cerobong tungku
steam reforming untuk produksi uap pada waste heat Boiler (WHB)
pabrik pembuatan amonia, selanjutnya uap tersebut digunakan untuk
penggerak turbin (pompa, kompresor).
4. Konfigurasi topping cycle sering dijumpai didalam pabrik kimia, dengan
siklus Rankine (turbin uap), siklus Bryton (turbin gas) atau siklus
diesel (motor diesel) sebagai penggerak mula (mesin panas
pembangkit kerja).
CONTOH SOAL-1
Dalam suatu pembangkit listrik, gas cerobong keluaran turbin gas dialirkan kedalam boiler untuk membangkitkan uap (uap)
dimana bahan bakar tambahan digunakan untuk meningkatkan temperatur gas cerobong. Rasio kompresi kompresor dalam
turbin gas adalah 8, temperatur udara masuk turbin gas adalah 30C, dan temperatur maksimum dalam turbin gas
ditetapkan sebesar 800C.
Pembakaran bahan bakar tambahan dalam boiler meningkatkan temperatur gas cerobong mencapai 800C. Gas cerobong
meninggalkan boiler pada 100C. Uap keluaran boiler masuk turbin pada 60 bar dan 600C. Tekanan kondensor yang
digunakan adalah 0,5 bar.
a. Gambarkan skema pembakit listrik kombinasi (combine cycle power plant).
b. Hitunglah laju udara (ma) dan uap (mst) yang digunakan dalam pembangkit listrik gabungan ini untuk memproduksi
listrik 190 MW.
c. Hitunglah efisiensi keseluruhan pembangkit listrik ini.
d. Perkirakan massa bahan bakar (mf) yang diperlukan apabila bahan bakar yang digunakan memiliki nilai kalor 43.300
kJ/kg.
Catatan:
1. Untuk soal ini asumsi siklus ideal
2. Nilai Cp udara = Cpa = 1,005 kJ/kg.K; Cp gas cerobong = Cpfg = 1,11 kJ/kg.K
3. Nilai Cp/Cv = () = udara = 1,4;  gas cerobong = 1,33
4. Sebagai peneyederhanaan:
- Untuk perhitungan siklus, nilai laju massa bahan bakar dapat diabaikan terhadap laju udara (laju massa bahan
bakar kecil terhadap laju udara)
- Kerja pompa dapat diabaikan.
PENYELESAIAN CONTOH SOAL-1
PENYELESAIAN CONTOH SOAL-1
PENYELESAIAN CONTOH SOAL-1
PENYELESAIAN CONTOH SOAL-1
CONTOH SOAL-2
Sebuah turbin dengan efisiensi 60% digunakan untuk memanfaatkan uap proses. Kebutuhan energi termal untuk proses,
QP = 300.106 kJ/menit. Kebutuhan energi termal tersebut dicatu dengan kondensasi uap jenuh pada temperatur, T2 =
259F dan P2 = 35 psia. Uap dari boiler disiapkan pada kondisi P1 = 300 psia, T1 = 800F (uap panas). Uap ini dialirkan
dahulu melalui turbin, sehingga hasil ekspansinya merupakan uap jenuh tepat pada kondisi pemanasan proses. Tentukan
daya keluar turbin (W [=] MW].

CONTOH SOAL-3
Sebuah pabrik memerlukan energi listrik = 3 MW dan energi termal = 58644 kW. Energi termal diperoleh dari uap pada
kondisi jenuh temperatur 126C (P = 2,38 atm, hg = 2714,67 kJ/kg, h1 = 651,28 kJ/kg). Air umpan boiler masuk pada
temperatur 32C dan tekanan 2,38 atm. Efisiensi boiler 80%.
Sistem produksi energi termal tersebut dimodifikasi menjadi sistem kogenerasi dengan turbin uap tingkat satu.
Karakteristik turbin uap, dipilih sedemikian rupa sehingga kondisi uap keluar turbin tepat pada kondisi keperluan proses.
Uap masuk turbin diatur pada 10,20 atm dan 204,44C (h = 2836 kJ/kg). Ekspansi uap berlangsung adiabatik-tak-
reversibel.
a. Tentukan neraca massa dan energi kogenerasi.
b. Tentukan IHR
c. Bandingkan IHR terhadap HR produksi listrik dengan turbin uap konvensional.
Catatan:
IHR = Incremental Heat Rate = (HR kogenerasi-HR konvensional)/kWh listrik terproduksi
HR = Heat Rate = energi dalam bahan bakar/kWh listrik terproduksi
Atau HR = energi dalam bahan bakar/entalpi dalam uap terproduksi
Efisiensi termal = energi yang termanfaatkan/energi dalam bahan bakar
PENYELESAIAN CONTOH SOAL-2
PENYELESAIAN CONTOH SOAL-2
PENYELESAIAN CONTOH SOAL-3
PENYELESAIAN CONTOH SOAL-3
PENYELESAIAN CONTOH SOAL-3
PENYELESAIAN CONTOH SOAL-2
SOAL-SOAL COMBINE CYCLE

Anda mungkin juga menyukai