Anda di halaman 1dari 8

MODUL PERKULIAHAN

Sejarah Desain

Seni Yunani Kuno

Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK Disusunoleh


Fakultas Desain Desain Komunikasi Kode MK Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn
dan Seni Kreatif Visual
02

Abstract Kompetensi
Seni Cycladis Awal, Minoa, dan Mycenae
PERADABAN KEPULAUAN CYCLADIS AWAL (+ 3000 SM)

Peradaban tertua di wilayah Yunani ditemukan di Kepulauan Cycladis, gugus


kepulauan di sebelah barat daya Aegea. Cycladis sendiri berasal dari kata kyklades,
sebutan masyarakat Yunani Kuno bagi daerah ini, yang didasarkan dari kata kyklos
(lingkaran). Penamaan ini merujuk pada lokasinya yang melingkari Pulau Suci Delos,
tempat kuil suci yang dipersembahkan bagi Apollo.

Cikal-bakal peradaban di wilayah tersebut diperkirakan telah dimulai sejak era


Neolitikum, tepatnya pada sekitar milenium VI SM, ditandai dengan keberadaan
pemukiman-pemukiman nelayan kecil yang tersebar di Antiperos, Melos, Mykonos,
Naxos, dan beberapa pulau lain. Patung figurine dari bahan marmer yang ditemukan
di Saliagos (dekat Paros dan Antiparos) membuktikan citarasa estetis dan
penguasaan bangsa ini dalam pengolahan material. Beberapa figurine, seperti
Pemain Harpa, juga menunjukkan penguasaan akan musik.

Letak strategis Kepulauan Cycladis dalam rute perdagangan di wilayah Aegea,


ditambah kondisi alamnya yang kaya akan bijih besi dan tembaga, menjadikan
wilayah ini sebagai titik penting dalam perkembangan peradaban pada Era Perunggu
Awal (milenium III SM). Peradaban ini sering disebut sebagai Era Cycladic Awal
(3200 – 2300 SM), yang secara umum dibagi menjadi dua fase utama, yakni Grota-
Pelos (3200 – 2700 SM) dan Keros-Cyros (2700 – 2300 SM). Penamaan tersebut
merujuk pada penemuan dua situs pemakaman besar dan pemukiman di wilayah
tersebut.

Artefak utama yang dihasilkan oleh peradaban ini adalah patung dan aneka wadah
dari marmer, antara lain mangkuk, vas, kandelas (vas berleher), dan botol.
Kebanyakan patung yang ditemukan menggambarkan perempuan dalam gaya
geometris dengan tingkat pengolahan material yang beragam, mulai dari modifikasi
sederhana hingga representasi manusia dalam proporsi idealis. Patung yang
ditemukan sekarang menunjukkan warna dasar pualam, yakni putih, tetapi penelitian
menunjukkan bahwa pada awalnya, patung tersebut dilapisi dengan pigmen berbasis
mineral, seperti azurite (biru) atau bijih besi dan cinnabar (merah). Adapun wadah
marmer memiliki ciri bentuk sederhana yang menunjukkan kepekaan bangsa ini akan
proporsi serta harmoni atas keindahan dan nilai fungsional.

2017 Sejarah Desain


2 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Patung Pemain Harpa, 2800 – 2700 SM
(Metropolitan Museum of Art, 2004)

PERADABAN BANGSA MINOA DAN MYCENAE

Selama berabad-abad, kisah pertempuran antara bangsa Kreta dan Mycenae, yang
disebut-sebut sebagai leluhur bangsa Yunani, dalam memperebutkan seorang
perempuan cantik bernama Helen mewarnai kisah legenda Yunani. Kisah yang
dituangkan dalam syair panjang Illiad karya Homer tersebut dianggap sebagai karya
klasik yang tetap lestari sepanjang masa. Namun, sebagaimana umumnya legenda,
sebagian besar detail yang terdapat dalam kisah tersebut hanya dianggap sebagai
mitos atau fragmen imajinasi. Termasuk di dalamnya kisah mengenai peradaban
tinggi di Pulau Kreta.

Namun, hal ini kembali dipertanyakan, ketika ditemukan reruntuhan kompleks


bangunan kuno di Pulau Kreta. Reruntuhan yang disinyalir sebagai pusat peradaban
pada masanya itu kemudian disebut dengan nama Istana Knossos, merujuk pada
nama kerajaan dalam legenda. Adapun bangsa yang membangun peradaban
tersebut dinamakan sebagai Bangsa Minoa, sesuai dengan nama sang raja dalam
kisah Illiad, Raja Minos.

Rekonstruksi terhadap situs tersebut menunjukkan pencapaian arsitektur yang


tinggi.Yang disebut sebagai Istana Knossos sendiri merupakan kompleks bangunan
bertingkat dengan tangga-tangga siku dan deretan jendela melengkung, lorong

2017 Sejarah Desain


3 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
panjang yang ditopang kolom-kolom, dan ruang luas tempat bersemayamnya
sebuah takhta batu.Pencapaian teknologi masa itu diperlihatkan oleh keberadaan
tiang-tiang yang didesain untuk dapat menahan guncangan, serta pemandian dalam
ruangan, dilengkapi dengan saluran drainase yang terbilang maju.

Salah satu hal yang perlu digarisbawahi dalam pencapaian arsitektur Kreta adalah
keberadaan tiang (column).Pada dasarnya, terdapat dua jenis tiang, yakni tiang
beralas persegi (balok) dan tiang beralas lingkaran (tabung).Kedua tiang tersebut
polos, dengan bagian atas dan bawah berumpak yang sekilas mengingatkan pada
gaya tiang Doria. Namun ada keunikan pada jenis tiang kedua, jenis yang
mendominasi arsitektur Istana Knossos.Tiang yang tampak sekarang merupakan
hasil rekonstruksi yang dibuat permanen dari beton, tetapi disinyalir bahwa tiang asli
terbuat dari kayu. Faktor material tersebut, ditambah dengan posisinya yang
dipasang terbalik (bagian tiang dengan diameter yang lebih besar diletakkan di atas,
mengecil di bagian bawah), merupakan jawaban para ahli bangunan Kreta terhadap
situasi alam Appeninna yang terletak di sabuk gunung api dan kerap dilanda gempa
bumi.

Gambar 1. Pilar Istana Knossos, Kreta


(ancient.eu)

Reruntuhan Istana Knossus memperlihatkan bahwa dinding istana dilapisi fresco


(lukisan dinding). Sisa fresco yang ada memperlihatkan bahwa lukisan tersebut
dibuat dengan teknik tempera, yakni teknik pengecatan dengan menggunakan putih
telur sebagai medium pengikat warna. Teknik yang juga dipakai pada lukisan dinding
Mesir, Roma, hingga era Renaissance sebelum ditemukannya cat minyak.Tidak
banyak yang tersisa dari lukisan ini, kendati rekonstruksi masih dapat dilakukan. Hal
yang menjadi kekhasan dari fresco Kreta adalah dalam penggambaran obyek
manusia dan pewarnaan yang menyerupai gaya Mesir, namun dengan garis yang
lebih landai dan halus, gaya busana, detail pada rambut dan busana, serta

2017 Sejarah Desain


4 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penggunaan warna-warna seperti merah hati, merah terakota, krem, dan biru
keabuan. Kebanakan obyek yang digambarkan memperlihatkan upacara dan
kehidupan sehari-hari, meski ada pula obyek yang menggambarkan hewan seperti
lumba-lumba dan hewan mitologi serupa Griffin (hewan berbadan singa berkepala
burung, tetapi tanpa sayap yang biasa ada pada Griffin).

Selain itu, ditemukan pula patung-patung kecil (figurine) berlapis glasir kaca dan
tembikar dengan detail khas yang menjadikannya berbeda dengan kesenian era
Yunani dan Romawi Klasik.Figurine tersebut dibuat dengan teknik faience, teknik
pembuatan tembikar dengan lapisan glasir kaca dan pembakaran suhu tinggi yang
menjadikannya memiliki hasil akhir mengilap.Sosok perempuan adalah salah satu
obyek yang lazim ditemukan pada figurine tersebut. Di antara tipe-tipe figurine jenis
ini, yang lazim adalah sosok peremp tangan dengan ular melilit pergelangannya.
Letak penemuan patung ini, yang biasanya berdampingan dengan benda lain seperti
pecahan tembikar wadah, menunjukkan fungsinya sebagai obyek pemujaan,
sehingga disebut sebagai Patung Dewi Ular. Sosok ini biasanya digambarkan
dengan gaun yang terbuka di bagian dada, pinggang terlihat langsing dengan
pemakaian semacam korset, rok bertumpuk, dan mahkota ular di kepala. Ada pula
jenis patung lain dengan hiasan kepala yang berbeda, kemungkinan
mengindikasikan pemujaan terhadap dewi lain, atau menggambarkan pendeta
wanita yang memimpin pemujaan tersebut. Pemujaan terhadap Dewi Ular memang
bukan terjadi di Kreta saja, setidaknya beberapa peradaban lain di era yang kurang-
lebih setara, seperti Mesir Kuno, Mesopotamia, dan India mengindikasikan hal yang
serupa. Akan tetapi, keterkaitan atau pengaruh antara hal tersebut dengan
kehidupan religi di Kreta masih belum dapat ditentukan dengan pasti.

Selain Istana Knossos, sisa-sisa peradaban bangsa Kreta juga ditemukan di Thera
dan Hagia Triada. Peninggalan di Thera berupa lukisan dinding yang menghiasi
rumah-rumah dan bangunan-bangunan besar.Adapun peninggalan di Hagia Triada
berupa sarkofagus (peti mati) berukir.Sarkofagus sendiri berarti ‘pemakan mayat’,
mengacu pada sifat bahan linoleum yang dapat menghancurkan, membusukkan
lapisan daging mayat dan mengeringkannya, Sarkofagus Hagia Triada berasal dari
periode Minoa Akhir (1450 – 1400 SM).Ukiran yang membalutnya melukiskan
upacara/ritual pemakaman, dengan hiasan berupa motif ulir, medallion, dan border
garis-garis vertikal yang lazim terdapat pada lukisan dinding Kreta.

2017 Sejarah Desain


5 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bukti keberadaan peradaban Kreta juga ditemukan dalam sumber eksternal, yakni
dalam lukisan Mesir.Lukisan yang berasal dari masa Dinasti ke-18 (Kerajaan Baru,
sekitar abad ke 14 – 15 SM) tersebut ditemukan di makam Rakhmire, Gubernur
Thebes dan wazir pada masa pemerintahan Thutmosis III dan Amenhotep II.Dalam
lukisan tersebut, orang Kefti (kemungkinan besar berarti orang Kreta/Minoa)
digambarkan dengan rambut panjang ikal dan mengenakan kain pendek (perizoma)
bermotif geometris atau cawat yang terbuat dari kulit macan.Mereka membawa
perhiasan dan peralatan logam dan tembikar berupa wadah air dan wadah besar,
yang dapat berarti bahwa mereka adalah pedagang, atau membawa persembahan
kepada penguasa masa itu, sebagai simbol penaklukan/penguasaan.

Gambar 3. Lukisan Mesir tentang bangsa Kreta


(Fernandez, 201…)

Dalam Illiad, disampaikan bahwa Kerajaan Kreta runtuh karena serangan bangsa
Mycenae, bangsa yang juga dianggap sebagai leluhur bangsa Yunani Kuno. Fakta di
lapangan menunjukkan erupsi Gunung Santorini pada 1450 SM, yang mengubur
peradaban ini di bawah tanah. Entah serangan Mycenae benar atau hanya sekadar
mitos, yang jelas memang setelah keruntuhan bangsa Kreta, berlanjutsebuah
peradaban lain di Jazirah Appeninna. Uniknya, jika melihat sisa-sisa peninggalan
bangsa ini, khususnya dalam langgam seni, terlihat beberapa ciri yang kurang-lebih
serupa.

Bangsa Mycenae sendiri merupakan pendatang yang awalnya merupakan bangsa


pengembara barbar Indo-Eropa, berasal dari tepi Sungai Donau.

2017 Sejarah Desain


6 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam membangun peradaban, bangsa Mycenae mengadaptasi teknik bangsa
Kreta.Mereka memiliki sistem pemerintahan yang rapi dan mengembangkan tulisan
yang disebut Linear B, namun sayangnya arti dari tulisan tersebut masih belum bisa
terungkap.Berkat lokasi strategis, yang membuka kesempatan bagi perdagangan,
mereka berkembang menjadi bangsa yang makmur.Namun perdagangan bukan
satu-satunya keahlian bangsa ini. Mereka juga dikenal sebagai bangsa penakluk
yang kerap melakukan penjarahan pada bangsa-bangsa dan kota-kota lain. Prestasi
mereka antara lain adalah membantu Mesir menaklukkan bangsa Hyksos (1500 SM)
dan menaklukkan bangsa Kreta dalam Perang Troya di Anatolia Barat Laut.
Sayangnya, pada akhirnya mereka dihancurkan oleh bangsa Doria pada 1200 SM,
yang kelak membangun kamp militer di desa Sparta sebagai cikal-bakal polis Sparta.

Bangsa Mycenae terkenal dengan kekuatan militernya.Kemampuan pengolahan


perunggu yang diadaptasi dari bangsa Kreta mereka pergunakan untuk mencapai
penguasaan tinggi dalam persenjataan dan perlengkapan tempur. Sesuai dengan
citranya sebagai bangsa yang gemar bertempur, mereka mengembangkan baju zirah
yang terbuat dari perunggu, dengan helm yang terbuat dari kulit atau felt wol,
ditambah susunan taring babi hutan, atau sepenuhnya dari bahan logam. Busana ini
merupakan cikal-bakal lorica segmentata yang dikembangkan orang Roma seribu
tahun kemudian.Selain busana tempur, keahlian dalam pembuatan senjata dan
kendaraan tempur juga menjadi kekuatan bangsa ini.

Seni Yunani Kuno

2017 Sejarah Desain


7 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PERIODE GEOMETRIK

Periode ini merupakan periode yang menentukan dalam perkembangan peradaban


Yunani dalam segala bidang. Tidak hanya dalam pencapaian yang bersifat bendawi
seperti arsitektur dan seni, masa ini juga menjadi titik tolak penting dalam
pembangunan identitas dan kesadaran bangsa Yunani sebagai bangsa yang sama,
walaupun menempati wilayah yang berbeda, masing-masing dengan sistem
pemerintahan yang otonom. Mereka dipersatukan oleh identitas dan kebanggaan
sebagai bangsa Hellas.

kemudian. Selain busana tempur, keahlian dalam pembuatan senjata dan kendaraan
tempur juga menjadi kekuatan bangsa ini.

Periode ini merupakan periode yang menentukan dalam perkembangan kebudayaan


Yunani, khususnya

DaftarPustaka
Sachari, Agus. (2003). Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa.Bandung: Erlangga.
Widagdo.(2005). Desain dan Kebudayaan. Bandung: Penerbit ITB.
Faimon, Peg, dan Weigand, John. (2004). The Nature of Design. Ohio: HOW Design Book.
Metropolitan Art Museum. (2004). Early Cycladic Art and Culture.Heilbrunn Timeline of Art
History. http://www.metmuseum.org/toah/hd/ecyc/hd_ecyc.htm

Sumber Gambar
Diffendale, Dan. 2012. Cycladic Frying Pan from Chalandriani.
Flickr.com.https://www.flickr.com/photos/dandiffendale/sets/72157632150547975/with/
8237256885/

2017 Sejarah Desain


8 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai