Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL ANALISIS WARGA MASYARAKAT

DESA SANGKANERANG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
Dalam Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Dosen Pengampu: Nunu Nurfirdaus, M.Pd.

Disusun oleh:
1. Amanda Nur Aeni (NIM. 236223085)
2. Jihan Meilani (NIM. 236223067)

Kelas 1 B

PROGRAM STUDI ENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan hasil
observasi warga masyarakat di Desa Sangkanerang untuk memenuhi salah satu
tugas terstruktur mata kuliah Konsep Dasar IPS.
Penyusunan laporan hasil observasi ini dilaksanakan oleh mahasiswi
PGSD 1B STKIP Muhammadiyah Kuningan. Diharapkan dengan adanya laporan
hasil observasi warga masyarakat di Desa Sangkanerang ini dapat menambah
pengetahuan dan memberikan manfaat bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa laporan hasil observasi ini jauh dari
kesempurnaan. Kepada para pembaca kami harapkan dapat kiranya memberikan
koreksi yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Mudah-
mudahan laporan hasil observasi ini bermanfaat dan senantiasa mendapat Ridha
Allah SWT.

Kuningan, November 2023

Penyusun
Nama : Amanda Nur Aeni dan Jihan Meilani

Prodi : PGSD 1B

Tugas : Konsep Dasar IPS

Dosen Pengampu : Nunu Nurfirdaus, M.Pd

LAPORAN HASIL ANALISIS WARGA MASYARAKAT

DESA SANGKANERANG

A. Latar Belakang

Menurut Ahmad Sutedja (Kepala Desa Sangkanerang) mengatakan


bahwa pada permulaan abad 15 di Cirebon ada 3 Kesultanan yang hidup
rukun, damai dan sejahtera, tapi salah satu Kesultanan yaitu Kesultanan
Kasepuhan merasa ada beban sebab salah seorang anggota keluarganya
ada yang menderita sakit, maka Sultan memerintahkan salah seorang
anggota keluarganya untuk melakukan tapakur memohon pada Yang Maha
Kuasa memohon petunjuk untuk kesembuhan anggota keluarganya yang
sedang sakit. Dari hasil Tapakur (semedi) mendapat petunjuk harus
melakukan semedi di suatu tempat di kaki Gunung Ciremai tempatnya
telah tergambar dalam semedi itu. Maka berangkatlah dan melakukan apa
yang ada dalam petunjuk waktu tapakur, setelah menemukan tempat yang
sesuai dengan petunjuk waktu melakukan tapakur maka mulailah semedi
di tempat itu.
Singkat cerita dalam semedi mendapat petunjuk untuk mengambil
Air diatas Batu berlubang, orang sana menyebutnya Jubleg (tempat
numbuk padi). Sang petapa heran sebab waktu dia datang diatas batu itu
tidak ada Air sedikitpun tapi setelah dihampiri ternyata sekarang diatas
batu itu ada airnya maka diambilah dan bergegas pulang dengan membawa
hasil sesuai dengan tujuan. Maka setelah sampai di Kesultanan air tersebut
diminumkan pada yang sakit, dengan izin dan Kebesaran Tuhan setelah
minum Air itu Langsung sembuh. Untuk mengucapkan rasa syukur maka
di lain waktu keluarga Sultan mengunjungi tempat itu sekalian mengambil
topi yang ketinggalan di sana.
Sesampainya disana di akhir acara untuk mengingat tempat
tersebut sultan memberi nama tempat itu HERANG, tetapi atas usul sang
petapa karena dia ketinggalan Songko (topi) waktu melakukan semedi
maka nama tempat tersebut diberi nama SONGKO HERANG, akan
tetapi kedua kata tersebut kurang pas untuk dipadukan. Akhirnya setelah
ada beberapa orang yang datang penduduk disana dimusyawarahkan diberi
nama “SANGKAN HERANG” untuk mempermudah. Sedangkan tempat
petapa menemukan air untuk obat diberi nama “SALAM”. Akhirnya
sebelum meninggalkan tempat tersebut rombongan sultan di jamu oleh
penduduk di sana sebagai tanda terimakasih tempat mereka tinggal diberi
nama, maka nama itu akhirnya dipake sebagai nama Desa
“SANGKANERANG”.

B. Informan
1. Iis Suryati Ibrahim - Lulusan S1
2. Kokom Komariah - Lulusan SMA
3. Nursari - Lulusan SD
C. Latar Belakang Informan
1. Iis Suryati Ibrahim - Lulusan S1
Ibu Iis Suryati Ibrahim adalah seorang lulusan Sarjana, beliau lahir di
Kuningan, Desa Sangkanerang, RT 09/RW 03. Beliau sekarang
berusia 43 tahun. Beliau statusnya sudah menikah serta memiliki 2
orang anak yaitu laki-laki dan perempuan.Jenjang pendidikan terakhir
yang ditempuhnya yaitu Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Beliau juga sekarang sedang mengabdikan dirinya sebagai guru
sekolah dasar di SD 2 Sangkanerang.
2. Kokom Komariah - Lulusan SMA
Ibu Kokom Komariah adalah seorang lulusan SMA, beliau lahir di
Kuningan, Desa Sangkanerang, RT 01/RW 01. Beliau sekarang
berusia 32 tahun. Jenjang pendidikan terakhir yang ditempuhnya yaitu
SMA ITUS Jalaksana. Beliau statusnya sudah menikah dan memiliki 2
orang anak. Beliau juga sekarang sedang mengabdikan dirinya menjadi
Guru Paud “Melati Sangkanerang”.
3. Nursari - Lulusan SD
Ibu Nursari adalah seorang lulusan SD, beliau lahir di Kuningan, Desa
Sangkanerang, RT 08/RW 03. Beliau sekarang berusia 26 tahun.
Jenjang pendidikan terakhir yang ditempuhnya yaitu SD 2
Sangkanerang. Beliau statusnya sudah menikah dan memiliki 2 orang
anak. Beliau sekarang hanya menjadi seorang ibu rumah tangga.
D. Implementasi
1. Iis Suryati Ibrahim
Menurut Iis Suryati Ibrahim mengatakan bahwa
melanjutkan pendidikan sarjana sangatlah penting dikarenakan
pendidikan sarjana dibutuhkan dalam tuntutan pekerjaan dan
kebutuhan di zaman sekarang. Beda halnya dengan yang tidak
melanjutkan ke perguruan tinggi, mungkin saja mereka tidak
memerlukannya atas keputusan sendiri atau dikarenakan biaya
yang tidak memadai. Memiliki gelar sarjana Iis mengabdikan
dirinya sebagai seorang pendidik, beliau menyebutkan bahwa
menjadi seorang pendidik merupakan tugas yang sangat mulia
sebab jika tak ada pendidik,maka tak akan lahir generasi muda
yang pintar dan ilmu pengetahuan tidak akan berkembang hingga
saat ini.
Dalam kehidupan di masyarakat Iis Suryati juga ikut berperan aktif
dalam beberapa kegiatan, seperti menjadi anggota BPD di desa dan
POKJA di Jalaksana.
2. Kokom Komariah
Menurut Kokom Komariah mengatakan bahwa
melanjutkan pendidikan sangat penting di era saat ini, tetapi pada
eranya beliau hanya mampu sampai jenjang SMA dikarenakan
biaya yang tidak memadai dan niat awal setelah lulus ingin
langsung bekerja. Namun, beliau juga mengatakan jika ada
kesempatan kuliah maka ingin melanjutkan kuliah. Meski lulusan
SMA beliau kini menjadi guru paud di desanya, yang mana tugas
tersebut bukan hal mudah sebab mendidik anak di usia dini perlu
perhatian lebih untuk memahami karakter sang anak.
Dalam kehidupan di masyarakat Kokom Komariah selalu
mengikuti kegiatan yang ada dilingkungannya, namun beliau tidak
memiliki jabatan sosial hanya menjadi warga masarakat biasa.
3. Nursari
Menurut Nursari mengatakan bahwa pendidikan memang
penting tetapi beliau terhalang oleh biaya, hingga membuatnya
tamat sampai SD. Pada saat itu pula Nursari masih memiliki adik-
adik yang perlu untuk melanjutkan sekolah.
Dalam kehidupan di masyarakat Nursari berperan pasif dan tidak
memiliki jabatan sosial hanya menjadi warga masyarakat biasa.
E. Analisis Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis di desa Sangkanerang dapat disimpulkan bahwa
dari ketiga orang tersebut yang memiliki pendidikan dengan lulusan
Sarjana, SMA, dan SD yang paling mengimplementasikan dalam
kehidupan di masyarakat adalah lulusan Sarjana. Tetapi ketiganya juga
telah mengimplementasikan dirinya dengan baik dan sesuai dalam
lingkungan masyarakat. Dengan begitu harapan pendidikan bisa lebih
ditingkatkan karena hanya dengan pendidikan yang bermutu akan
diperoleh lulusan bermutu yang mampu membangun diri, keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Pentingnya pendidikan bagi pembinaan
sumber daya manusia sangat diharapkan oleh setiap orang. Karena melalui
pendidikan akan tercipta seorang manusia yang cakap, terampil dan
berilmu sebagai bekal hidup nantinya, serta mampu hidup mandiri di
tengah pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini.
F. Referensi
https://desa-sangkanerang.kuningankab.go.id/profil/deskripsi-singkat
Dokumentasi wawancara:

Anda mungkin juga menyukai