Anda di halaman 1dari 14

Accelerat ing t he world's research.

KOMUNIKASI MANAJEMEN
KONFLIK
suhairi heri

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Al Risalah Jun 2016


Jurnal Al-Risalah

SOSIOLOGI PESANT REN: DIALEKT IKA T RADISI KEILMUAN PESANT REN DALAM MERESPON DINAMIKA …
Samsul Lut fi

Dakwah Mult i Perspekt if: Kajian Filosofis hingga Aksi


MMR UIN Bandung
KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MANAJEMEN KONFLIK
Oleh:
DIAN EKA PRIYANTORO
Dosen Mata Kuliah Administrasi Pendidikan pada Prodi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara

Abstract

Communication is an essential element for every individual both in


interpersonal and in the group, communication is used to convey the information
obtained by the informant and forwarded to the communicant.
Without a good communisation it will cause a conflict, where conflict can occur
interpersonal and group. Interpersonal conflicts and groups can provide benefits to
organizations and individuals during the conflict can be overcome with good, nor vice
versa certain conflicts can be detrimental if the parties could not be finished properly.
All conflicts in the organization could be solved if communication can run well”.

Keywords : Komunikasi Organisasi, Manajemen Konflik

PENDAHULUAN
Sebagai manusia social manusia senantiasa menginginkan adanya hubungan
dengan manusia lainnya, mereka ingin mengetahui di lingkungan sekitarnya, bahkan
ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya, rasa ingin tahu ini memaksa manusia
untuk melakukan komunikasi dengan sesamanya.
Dalam hidup bermasyarakat atau berorganisasi, bila orang tersebut jarang
berkomunikasi dengan orang lain yang ada di sekitarnya niscaya akan terisolasi dari
masyarakat dan kelompoknya. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan suatu
konflik pada diri seseorang maupun dengan orang lain, salah satunya seperti contoh rasa
depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa.
Karena komunikasi merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap manusia untuk
menyampaikan informasi baik verbal maupun non verbal. Masyarakat tanpa adanya
komunikasi maka tidak akan terbentuk masyarakat atau organisasi kemasyarakatan.
Konflik yang terjadi pada diri seseorang di akibatkan adanya komunikasi yang
tidak lancar antara seorang informan dan penerima informasi baik secara langsung
maupun tidak langsung. dan konflik yang terjadi dapat menimbulkan adanya

itqm`k?`kLhqrx`c RR
u› M?hhhK?i\‹·\‒ Li·‹ ?QOPR
perpecahan maupun permusuhan di antara orang tersebut dengan orang lain baik secara
individu maupun di dalam organisasi.
Konflik ini adalah suatu realitas unik yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan, yang disadari maupun tidak kita sadari akan senantiasa mengiringi semua
aspek kehidupan manusia. tidak ada seorang pun, selama ia hidup, yang dapat
menghindar dari konflik. namun setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam
menghadapi, menyikapi dan menyelesaikan konflik. konflik akan terus ada selama roda
kehidupan ini berjalan
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam system pengendalian
manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor atau
mengamati serta mengevaluasi pelaksanaan manajemen yang mencoba mengarahkan
pada tujuan organisasi agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajamen dapat
berjalan lebih efisien dan lancar.
Memahami konflik dapat menggunakan berbagai ragam keilmuan, begitu pula
dalam hal manajemen dan metode penyelesaian konflik. Tulisan ini bermaksud untuk
mengkaji pemahaman tentang komunikasi organisasi dalam manajemen konflik.

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Organisasi adalah keseluruhan perpaduan unsur manusia dan non manusia
yang masing masing memiliki fungsi dalam mencapai tujuan. secara sederhana
dijelaskan oleh Bayle et al (1986-10) dalam Susmaini dkk (2007:11)
bahwa:”organization is a collection of people working together in a division of labour
to achieve a common purpose”. maka dalam definisi ini adalah keluasan ragam bentuk
perkumpulan orang, diantaranya kelompok persaudaraan, club olahraga, organisasi
sukarela, organisasi agama, seperti halnya juga bisnis, sekolah, lembaga pemerintah,
rumah sakit, serta lembaga lain yang eksis di masyarakat.
Menurut Maringan (2004) dalam Mesiono pengertian organisasi dapat
dibedakan pada dua macam yaitu :
1) Organisasi sebagai alat dari manajemen artinya organisasi sebagai wadah/tempat
manajemen sehingga memberikan bentuk manajemen yang memungkinkan
manajemen bergerak atau dapat dikaitkan.

itqm`k?`kLhqrx`c RS
u› M?hhhK?i\‹·\‒ Li·‹ ?QOPR
2) Organisasi sebagai fungsi manajemen artinya organisasi dalam arti dinamis
(bergerak) yaitu organisasi yang memberikan kemungkinan tempat manajemen
dapat bergerak dalam batas batas tertentu. dinamis berarti bahwa organisasi itu
bergerak mengadakan pembagian pekerjaan. Misalnya pembagian tugas yang
sesuai dengan bidang keahliannya.
Lunenburg dan Ornstein (2000) yang dikutip Mesiono (2009- 40) memberikan
pengertian bahwa organisasi adalah suatu kumpulan atau sistem individual yang
berhierarki secara jenjang dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan
tertentu. De Vito dalam Lunenburg dan Orsntein (2000) menjelaskan organisasi sebagai
suatu kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Organisasi secara sistemik adalah sistem yang bersifat terbuka, seperti halnya
sistem sosial. Sebab organisasi mencakup orang dan tujuan tujuan yang bergantung atas
usaha orang untuk mencapai kinerja, hasil, yang menjadi arah yang benar sebagai sistem
sosial di masyarakat. bahkan melalui perpaduan usaha orang maka organisasi lebih dari
sekedar perkumpulan orang belaka.
a. Tujuan Organisasi
Tujuan dalam suatu organisasi adalah untuk menghasilkan sesuatu barang dan
pelayanan yang sebaik baiknya. Sebagai contoh organisasi yang bergerak di
bidang non profit yang menghasilkan pelayanan dengan keuntungan masyarakat,
seperti pemeliharaan kesehatan, pendidikan, proses keadilan, dan pemelilharaan
jalan. Sedangkan organisasi yang bergerak di bidang bisnis menghasilkan barang
konsumsi dan pelayanan seperti mobil, perumahan, pelunag rekreasi, perhotelan,
lembaga keuangan.
b. Pembagian kerja
Esensi suatu organisasi adalah usaha manusia, proses melaksanakan pekerjaan
ke dalam suatu komponen kecil yang melayani tujuan organisasi dan untuk
melakukan oleh individu atau kelompok disebut pembagian kerja. pembagian
kerja ini berlangsung untuk memobilisasi organisasi dalam pekerjaan banyak
orang untuk mencapai tujuan umum
c. Hierarki Kewenangan
Kewenangan adalah hak untuk bertidnak dan memerintah pribadi orangn lain.
para manajer memiliki kewenangan terhadap bawahannya. bila organisasi

itqm`k?`kLhqrx`c RT
u› M?hhhK?i\‹·\‒ Li·‹ ?QOPR
membagi pekerjaan ke dalam bagian kecil, beberapa hal harus dikerjakan untuk
mengkordinasikan usaha menjamin bahwa hasil pekerjaan mencapai tujuan
organisasi.
Bagaimanapun juga, komunikasi dan keberhasilan dalam berorganisasi adalah
memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Sebab dengan meningkatkan komunikasi
di dalam organisasi adalah suatu hal yang baik untuk meningkatkan suatu organisasi.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Lewis (1987:6) bahwa “Manajerial effectiveness
cannot be improves without examining the managers individual communication
knowledges and skill and his or her alities to work with groups”. “bahwa aktivitas
manajeril yang dijalankan oleh manager memerlukan adanya komunikasi. Sebab
efektivitas manajerial tidak dapat ditingkatkan tanpa didukung pengetahuan dan
keterampilan berkomunikasi yang dimiliki manajer sebab dengan berkomunikasi yang
baik dia akan dapat bekerjasama dengan kelompok”.
Komunikasi merupakan salah satu dari bentuk perilaku organisasi.
Sebagaimana yang di jelaskan oleh Lewis (1987:8), bahwa “Communication is the
excahenge of messange resulting in a degree of shared meaning between a sender and a
receiver”. Bahwa komunikasi itu mencakup seluruh aktivitas manusia, dalam
komunikasi terjadi pertukaran pesan yang dihasilkan dari pembagian makna antara
pengirim pesan dengan penerima pesan”.
Menurut Pace dan Faules (1989) komunikasi adalah satu elemen penting dalam
organisasi untuk menghasilkan kinerja yang diinginkan untuk dicapai. Sedangkan tujuan
utama dalam mempelajari komunikasi ialah untuk meningkatkan eksistensi dan kualitas
organisasi. Meningkatkan barang-barang untuk mencapai tujuan-tujuan dari
manajemen.
Menurut Hunt (1980:29) bahwa “communication is involves one person trying
to create meaning in another”. Komunikasi merupakan orang yang ingin mencoba
menciptakan makna bagi orang lain”. Pada dasarnya komunikasi adalah pemindahan
informasi dari seseorang kepada orang lain dalam lingkup organisasi. Dalam hal ini
Raymond Ross dalam Hunt (1980) mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu
proses mencakup penyimpanan, pemilihan dan pengiriman symbol dalam suatu cara
sebagai usaha membantu pendengar menerima dan menciptakan ulang dalam pikirannya
berisikan makna dalam pikiran komunikator.

itqm`k?`kLhqrx`c RU
u› M?hhhK?i\‹·\‒ Li·‹ ?QOPR
Dengan demikian, komunikasi merupakan interaksi antara dua orang atau lebih
dalam suatu aktivitas kegiatan, untuk saling bertukar informasi kepada komunikan baik
verbal maupun non verbal untuk mencapai tujuan yang sudah di sepakati sebelumnya.
Dan sebagai alat pengembangan sumberdaya manusia, kerjasama, mengorganisasikan
tugas tugas dalam organisasi.

PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Menurut Seiler (dalam Muhammad:2005) ada 4 prinsip dasar komunikasi,
yaitu :
1) Komunikasi adalah suatu proses.
Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri kegiatan yang
terus menerus, yan g tida k m e m p u n yai pe rm ulaa n ata u a k hir da n selalu
be ru ba h -u ba h. K o m u n ik a si ju ga b u ka nla h suatu ba ra n g ya n g da pat dita n g ka p
de n ga n ta n ga n u ntu k diteliti. K o m u nika si m e n u rut S eiler le bih m eru pa ka n
cuaca y an g terja di da ri be rm aca m -m aca m va ria ble ya n g k o m p le k s d a n te rus
be ru ba h. K a da n g -k a d an g c u aca ha n ga t, m ata ha ri b e rsina r, p a da w a ktu yang
lain cuaca dingin dan lembab. Keadaan cuaca merefleksikan satu variasi
saling berh ub un gan ya n g k om plek s yang tidak pernah ada du plikatnya. Jadi
kom u nika si bersifat berubah-ubah dan dapat menimbulkan perubahan.
2) Komunikasi adalah sistem.
K om u nika si terdiri d ari be be ra pa k o m p o ne n d an m a sin g -m a sin g k o m p o ne n
m e m p u n yai tugas masing-masing. Tugas dari masing-masing komponen tersebut
berhubungan satu sama lain untuk m engha silkan suatu kom u nika si. A pabila
salah satu k om p onen tid ak b erfu ng si se ba gaim a na m e stin ya m a ka hal te rse b ut
aka n m e m pe n garu hi p ro se s k o m u nika si seca ra ke selu ru ha n, k a re na sa tu
k o m p o ne n a ka n b e rpe n ga ru h te rha da p k o m p o n en ya n g lain ya n g terintegrasi
dalam sebuah sistem.
3) Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi.
Istilah intera k si dimaksudkan sebagai saling bertukar komunikasi.
4) Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja.
K om u nika si yang disen gaja terjadi apabila pesan yang m em p un yai m aksud
tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimakasudkan. Sedangkan jika pesan

itqm`k?`kLhqrx`c RV
u› M?hhhK?i\‹·\‒ Li·‹ ?QOPR
yang tidak sengaja dikirim kan atau tidak d im aksu dkan un tuk orang tertentu,
m aka hal tersebut dina m akan komunikasi yang tidak disengaja. Komunikasi
yang ideal terjadi apabila seseorang mengirim pesan tertentu terhadap orang lain
yang diinginkan untuk menerimanya. Tetapi hal tersebut bukanlah jaminan
bahwa pesan itu akan efektif. Kadang-kadang ada juga pesan yang sengaja
dikirimkan kepada orang yang dimaksudkan tetapi sengaja tidak diterima oleh
orang itu. Jadi, dari beberapa penjelasan d iatas, jelas bahw a kom un ika si dapat
disengaja m aupun tidak disengaja.

KONSEP KUNCI KOMUNIKASI ORGANISASI


Goldhaber (1986) menyatakan definisi komunikasi organisasi: “organizational
communication is the process of creating and exchanging messageswithin a network of
independent relationship to cope with environmental uncertainty”.Dengan kata lain
komunikasi orga nisa si adala h p ro se s m e ncipta k an da n salin g tu kar m e n u ka r pe sa n
dala m satu jarin ga n hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang tidak pasti.
D a ri defin isi te rse b ut te rda pa t 7 k o n se p k u nci, y aitu p ro se s, pe sa n, jarin ga n,
ketergantungan satu sama lain, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. Berikut ini
merupakan konsep kunci komunikasi organisasi (Muhammad: 2005) :
a. Proses
S u atu o rga nisa si a da la h suatu siste m te rb u k a ya n g d ina m is ya n g m e nc ipta ka n
da n salin g menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan
menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada hentinya, maka
dikatakan sebagai suatu proses.
b. Pesan
Y an g dim ak su dkan de ngan pe san adalah su sunan sim bol yang pen uh arti
tentang objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Untuk
berkomunikasi, seseorang haru s san gg up m en y u sun suatu gam baran m ental,
m em beri nam a pada ga m baran tersebut dan m engem ban gkan suatu perasaan
terhadapnya. K om unik asi terse but efektif jik a pesan yang dikirimkan itu
diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.
c. Jaringan

itqm`k?`kLhqrx`c RW
u› M?hhhK?i\‹·\‒ Li·‹ ?QOPR
O rga nisa si te rdiri d ari sa tu seri ora n g ya n g tiap -tia p n ya m e n d u d u k i p o sisi
atau pera n an te rte ntu d alam o rga nisa si. C iptaa n da n pe rtu karan pe sa n da ri
o ra n g -o ra n g ini se sa m an ya te rjad i m ele w a ti su atu set jala n k ecil ya n g
din a m a ka n jarin ga n k o m u n ika si. S u atu ja rin g an k om u nika si ini m u n g kin
m e nca k u p ha n ya 2 ora n g, be be ra pa ora n g ata u b ah ka n selu ru h o rga nisa si.
H a kika t d a n lu as jarin ga n ini dipe n ga ru h i ba n ya k fa kto r, an ta ra lain : h u b u n ga n
peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dan arus pesan, dan isi dari pesan.
d. Ketergantungan
Keadaan saling tergantung satu bagian dengan bagian yang lain dalam satu
organisasi telah menjadi sifat suatu organisasi yang merupakan suatu sistem
terbuka. Bila suatu bagian dari orga nisa si m e n gala m i ga n g g ua n m a ka aka n
berpe n ga ru h pa da ba g ian ya n g la in n ya da n m u n g kin ju ga pa da se luru h
sistem o rga nisa si. B e g itu p ula h aln ya de n g a n ja rin ga n komunikasi dalam
suatu organisasi perlu dukungan untuk saling melengkapi agar organisasi dapat
berjalan dengan baik.
e. Hubungan
K arena o rganisa si m erupakan suatu sy stem terbuka, sy stem kehidupan so sial
m aka untu k berfu ng sin ya bagian -bagian itu terletak pada tangan m anu sia.
D engan kata lain jaring an melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi
dihubungkan oleh manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi
yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat
dalam suatu hubungan perlu dipelajari. Hubungan manusia dalam organisasi
berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang atau dyadic
sa m p ai p ad a h u b u n ga n ya n g k o m p le k s, yaitu h u b u n ga n da la m kelo m p o k -
ke lo m p o k k ecil, maupun besar, dalam organisasi.
f. Lingkungan
Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang
diperhitungkan dalam pe m b a uata n ke p utu sa n m e n ge na i in divid u dala m suatu
siste m . L in gk u n ga n ini da p at dibedakan menjadi lingkungan internal
(karyawan, staf, golongan fungsional dari organisasi dan kom p onen organisasi
lainnya seperti tujuan, pro du k, d sb) dan ling kun gan eksternal (pelanggan,
pesaing dan teknologi).

itqm`k?`kLhqrx`c RX
u› M?hhhK?i\‹·\‒ Li·‹ ?QOPR
g. Ketidakpastian
K e tida k pa stia n m eru p a ka n pe rbe da an info rm asi ya n g te rse dia de n ga n
info rm asi ya n g diharapkan. U ntu k m eng ura ngi faktor ketidakpa stian ini
organisa si m enciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan suatu
penelitian serta pengembangan organisasi. Ketidakpastian dalam suatu
organisasi juga disebabkan terlalu banyak informasi yang diterim a daripada
se su ng gu hn ya yang dip erlukan untu k m engha d api lingkunga n m ereka. O leh
karena itu salah satu tu gas utam a ko m unikasi organisa si adalah m ene ntukan
dengan tepat banyaknya informasi yang diperlukan untuk mengurangi
ketidakpastian tanpa informasi yang berlebihan.

KONFLIK DAN TAHAPAN KONFLIK


Konflik muncul karena adanya berbagai kepentingan. ada beberapa dimensi
tentang kepentingan. beberapa kepentingan bernilai universal (seperti kebutuhan rasa
aman, identitas, sosialisasi, kebahagiaan, kejelasan tentang dunianya, dan beberapa
harkat kemanusiaan yang bersifat fisik). beberapa kepentingan lain bersifat spesifik bagi
pelaku pelaku tertentu. beberapa kepentingan bersifat lebih penting (memiliki prioritas
lebih tinggi) dari pada yang lain, dan tingkat prioritas tersebut berbeda-beda pada setiap
orang.
Konflik dapat merupakan kekuatan untuk perubahan positif di dalam suatu
organisasi. dalam pandangan ini konflik sebenarnya dapat memberikan manfaat yang
banyak bagi organisasi. sebagai contoh pengembangan pengembangan konflik yang
positif dapat digunakan sebagai ajang atau pendapat, sehingga organisasi bisa
memperoleh pendapat-pendapat yang sudah tersaring. hal ini sejalan dengan pendapat
yang ditulis oleh Robbins (1996) yang membahas konflik dari perspektif Human
Relation dan perspektif interactionist.

JENIS-JENIS KONFLIK
Dalam bidang pekerjaan maupun organasasi, setiap orang akan menghadapi
suatu konflik. Konflik ini bisa terjadi sesuai dengan tingkatan maupun jenis konflik
yang dihadapinya. Menurut Winardi (2008,166-172) bahwa ada beberapa jenis konflik :

itqm`k?`kLhqrx`c SO
u› M?hhhK?i\‹·\‒ Li·‹ ?QOPR
1) Konflik interperorangan, 2) Konflik antar perorangan atau konflik individu dengan
individu, 3) konflik antarkelompok, 4) Konflik antarkeorganisasian.
1) Konflik intra perorangan
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik
terjadi bila pada w aktu yang sam a sese oran g m em iliki dua keinginan yang
tidak m ungkin dipe nu hi sekaligu s. K alau ko nflik dib iarkan m aka akan
m enim bulkan keadaan yang tida k menyenangkan. Ada tiga macam bentuk
konflik intrapersonal yaitu:
a. K on flik pendekatan -pe n dekatan, contohn ya orang yan g dihadap kan pa da
dua pilihan yang sama-sama menarik.
b. Konflik pendekatan - penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada
dua pilihan yang sama menyulitkan.
c. K o n flik pe n g hin dara n -p en g hin dara n, co nto h n ya ora n g ya n g diha da p ka n
pa da satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2) Konflik antar perorangan
K o n flik In te rpe rso nal ad ala h p e rte nta n ga n a n ta r sese o ra n g de n ga n o ra n g
lain ka re na pe rtenta n ga n ke pe ntin ga n ata u k ein gina n. H al ini serin g terja di
anta ra d ua ora n g ya n g berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinam ika yang am at penting dalam
perilaku organisasi. K arena ko nflik sem acam ini akan m elibatkan beb erapa
peranan dari beberapa anggota organisa si y ang tidak bisa tidak akan
memengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3) Konflik antar kelompok
H al ini se ring k ali berh u b u n ga n de n ga n ca ra in divid u m e n g ha da pi te ka na n -
teka na n u ntu k mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh
kelompok kerja mereka. S ebagai conto h dapa t dikatakan bah w a se seorang
individu dap at dihu ku m oleh kelom pok kerjanya karena ia tidak dapat
m encapai norm a -no rm a pro du ktivitas kelom po k dim ana ia berada.
4) Konflik antar keorganisasian
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara
lain dianggap sebagai bentu k ko nflik, dan konflik ini b iasan ya disebu t
dengan persain gan. K onflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah

itqm`k?`kLhqrx`c SP
u› M?hhhK?i\‹·\‒ Li·‹ ?QOPR
menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produ k baru, teknolog i baru
dan servis baru, harga lebih rendah da n pem anfaatan sum ber daya secara lebih
efisien.

MANAJEMEN KONFLIK
Manajemen konflik merupakan pendekatan yang diciptakan oleh pemimpin
organisasi dalam mengoptimalkan konflik melalui proses identifikasi, klasifikasi,
analisis penyebab, serta penyelesaian masalah. Dengan penerapan manajemen konflik
yang baik dan tepat diharapkan dapat mengatasi masalah yang muncul dalam organisasi
dan selanjutnya diharapkan memberikan dampak positif pada peningkatan kinerja
karyawan.
R o b bin s (1 9 9 6 ) m e n ya ta ka n ba h w a k o nflik a dala h suatu p ro se s inte ra ksi ya n g
te rjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sud ut pandan g) yang
berpen garuh atas piha k -pih a k ya n g te rlib at b aik p e n ga ru h p o sitif m a u p u n p en ga ru h
ne ga tif.S e da n gk a n L u tha n s (1981) menyatakan konflik adalah kondisi yang
ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan-kekuatan ini
bersumber pada keinginan manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam
beberapa istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.
D ala m m e n gata si da n m e n yele sa ika n sua tu k o nflik b u ka n la h sua tu ya n g
sed erha na. C e pat-tida k n ya suatu k o nflik d a pat diata si te rga ntu n g p a da k e se d iaa n
d a n k eterb u k aa n p ih a k -pih a k y a n g b erse n g k eta u n tu k m en yelesaikan k onflik,
berat ringann ya b ob ot atau tingkat konflik terseb ut. Langkah langkah yang harus
dilakukan sebelum menyelesaikan konflik adalah sebagai berikut:
1. Mencari data yang berkaitan dengan fakta yang terjadi
2. Mengumpulkan data dari dua orang yang berkonflik
3. Menyelesaikan dan mencari solusi dari masalah yang ada
Menurut Wahyudi (2006: 15), untuk menyelesaikan konflik ada beberapa
cara yang harus dilakukan antara lain:
1. D isiplin
M e m pe rta ha n ka n disiplin da pat digu n ak a n u ntu k m en g elola da n m e n cega h
k o nflik. S e se o ra n g ha ru s m e n geta h ui da n m em a ha m i p eraturan-peraturan yang

itqm`k?`kLhqrx`c SQ
u› M?hhhK?i\‹·\‒ Li·‹ ?QOPR
ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk
memahaminya.
2. Pertimbangan pengalaman dalam tahapan kehidupan
Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai
dengan pengalaman dan tahapan hidupnya.
3. Komunikasi
Suatu komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang k o n d u sif.
S uatu u pa ya ya n g da pat dilak u ka n m a najer u ntuk menghindari konflik
adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegiatan sehari-hari
yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
4. Mendengarkan secara aktif
M e n de n ga rk a n seca ra aktif m e ru p a ka n ha l pe n tin g u n tu k m e n gelo la k o nflik.
U ntuk m e m astika n bah w a penerim aan seseo ra n g tela h m e m iliki pe m a ha m a n
ya n g b e na r, m e re ka da p at m e ru m u sk a n ke m b ali se se o ra n g dengan tanda bahwa
mereka telah mendengarkan.
S eda ng kan dalam penanganan konflik, ada lim a tindakan yang dapat kita
lakukan diantaranya:
1. Berkompetisi
T in da ka n in i dila k u k an jika k ita m e nc o b a m e m ak sa k a n ke pe n tin ga n
se n d iri di ata s ke pe n tin ga n p iha k lain. P ilih an tin da ka n in i b isa su k se s
dila k u ka n jika situa si sa at itu m e m butu h k an ke p utu sa n ya n g c epat,
kepentin gan salah satu pihak lebih utam a dan pilihan kita san gat vital.
Hanya perlu diperhatikan situasi menang - kalah (win-win solution) akan
terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik
yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan-
baw a han, dim ana atasan m enem patkan kepentingan nya (kepentingan
organisasi) di atas kepentingan bawahan.
2. Menghindari konflik
T indakan ini dilak uka n jika salah satu pihak m eng hin dari dari situ sasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Situasi menag kalah terjadi lagi disini.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untu k

itqm`k?`kLhqrx`c SR
u› M?hhhK?i\‹·\‒ Li·‹ ?QOPR
m endingin kan suasana, m ebekuka n k onflik u ntu k sem entara. D a m pa k k u ra n g
ba ik bisa te rjad i jik a p ad a saat ya n g k u ra n g tep at k o nflik meletus kembali,
ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki
hutang menyelesaikan persoalan tersebut.

3. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri
agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga
sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa
ke pe ntin ga n piha k lain lebih u ta m a ata u kita in gin teta p m e nja ga hubungan
baik dengan pihak tersebut.Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan
hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
4. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua
hal tersebut sama-sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama.
Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk
mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution)
5. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama.dengan cara ini
berarti saling menguntungkan untuk diri pribadi dan kelompoknya.

KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan salah
satu unsure penting di dalam aktivitas kegiatan baik dalam individu maupun kegiatan
organisasi. Komunikasi dalam organisasi pada dasarnya merupakan suatu kegiatan
intern dalam organisasi. Akan tetapi dalam prakteknya kegiatan komunikasi dalam
organisasi dapat melampaui batas-batas organisasi itu sendiri. Seringkali publikasi yang
tidak perlu di ketahui oleh orang luar organisasi telah menjadi konsumsi public dan
menjadi persoalan bagi organisasi.
Konflik dalam organisasi dapat terjadi antara individu dengan individu, konflik individu
dengan kelompok maupun konflik antara kelompok tertentu dengan kelompok yang
lain. Tidak semua konflik berdampak negative dan merugikan organisasi. Jika terjadi

itqm`k?`kLhqrx`c SS
u› M?hhhK?i\‹·\‒ Li·‹ ?QOPR
konflik, dan seorang pimpinan dapat mengendalikan konflik dengan baik maka konflik
tersebut dapat menguntungkan organisasi tersebut, sebaliknya apabila konflik tidak di
tangani dengan baik dapat merugikan kepentingan organisasi. S em ua m a sala h ya n g
tim b u l dala m orga n isasi a ka n se ge ra da pa t diata si a pa b ila komunikasi yang
berlangsung dalam organisasi dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Arni Muhammad.2005.Komunikasi Organasasi. Jakarta:Bumi Aksara

Bayle, John E, 1986.Managing Organisational Behavior, New York:John Willey &


Sons.

Goldhaber, Geral M.1986. Organizational Communication. Iowa Wm:Brown Publisher

Hunt, Gary T,1980.Communication Skills in Organization,New Jersey:Prentice Hall.

Lewis, Philip V.1987.Organizational Communication: The Essence of Effective


Management, New York: John Willey & Sons.

Luthans F.1981.Organizational Behavior.Singapore:Mc Graw Hill.

Mesiono.2012.Manajemen Organisasi.Bandung:Cita Pustaka

Pace. R. Wayne dan Down Faules, F. 1989).Organizational Communication, New


Jersey:Prentice Hall Englewood Cliffs..

Robbins, SP. 1996. Organizational Behaviour, Prentice Hall: Siding

Susmaini, Muhammad Rifai. 2007.Teori Manajemen .(Menuju Efektivitas Pengelolaan


Organisasi). Bandung : Cita Pustaka

Winardi.2008.Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta:Rajawali Press

W ah yu d i.2 0 0 6. Manajemen Konflik dalam Organisasi: P e do m a n P ra ktis bagi


Pemimpin Visioner. Bandung: Alfabeta.

itqm`k?`kLhqrx`c ST
u› M?hhhK?i\‹·\‒ Li·‹ ?QOPR

Anda mungkin juga menyukai