Anda di halaman 1dari 21

Digital Repository Universitas Jember

Jurnal Strategi dan Bisnis – Volume 7, Nomor 1, April 2019


ISSN No. 2338-9575

REDAKSI JURNAL STRATEGI DAN BISNIS

Penanggung Jawab
Didik Eko Julianto

Redaktur
Zarah Puspitaningtyas

Penyunting
Djoko Poernomo

Redaktur Pelaksana
Edy Wahyudi
Sasongko
Akhmad Toha
Suhartono
Hari Karyadi
Yeni Puspita

Desain Grafis
Chandra Eko Wahyudi Utomo

Anggota
Indaryani
Edi Suryanto
Taufan Wahyudi

Mitra Bestari
Sam’un Jaja Rahardja (Universitas Padjadjaran, Bandung)
Martani Huseini (Universitas Indonesia, Jakarta)
Togar M. Simatupang (Institut Teknologi Bandung, Bandung)
Fitri Abdillah (STP Tri Sakti, Jakarta)
Poerwanto (Praktisi Komunikasi Bisnis)

Diterbitkan Oleh
Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember
Anggota Asosiasi Ilmu Administrasi Bisnis Indonesia (AIABI)

Alamat Redaksi
Ruang Redaksi Strategi & Bisnis Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Jember 68121
Telp./Fax. 0331 – 335586
Surel: jurnal.adbis@unej.ac.id
Laman: http://www.adbis.fisip.unej.ac.id
Digital Repository Universitas Jember
Jurnal Strategi dan Bisnis – Volume 7, Nomor 1, April 2019
ISSN No. 2338-9575

Salam Redaksi

Tren strategi bisnis di Indonesia tahun 2019 ini mulai menunjukkan


peningkatan terutama dalam pemanfaatan teknologi informasi. Salah satu tren yang
menonjol adalah penggunaan visual search. Start-up bisnis online semakin
berkembang sebut saja shopee, tokopedia, buka lapak dan sebagainya. Tentu hal ini
seirama dengan peningkatan peran media sosial sebagai media komunikasi produsen,
pedagang dan pembeli secara online. Pada jurnal Volume 7 Nomor 1 edisi April
2019 mengupas tentang ekonomi mikro dan memaparkan masalah strategi
penanganan bencana yang menjadi peristiwa rutin di berbagai daerah Indonesia.
Tulisan Margono dan kawan-kawan mengupas hubungan simultan nilai tukar riil
GDP Amerika Serikat dan Neraca Perdagangan Indonesia dalam 2 dasawarsa
terakhir. Edisi kali ini banyak mengkaji ekonomi mikro baik lokal, regional maupun
nasional. Tak kalah menarik dalam edisi kali ini adalah tulisan Wulandari dan
kawan-kawan yang membahas strategi pemasaran UMKM pada sosial media.
Permasalahan kebencanaan menjadi bagian penting untuk dikaji dalam jurnal ini
mengingat dapat mempengaruhi sektor bisnis di Indonesia. Tulisan Agus dan
Chandra membahas mengenai pengelolaan bencana di Kabupaten Jember dan
ternyata peran sumber daya manusia dalam penanganan bencana sangatlah menarik.
Menjamurnya tenaga relawan bencana di kabupaten Jember baik kelompok maupun
organisasi menjadi tantangan tersendiri untuk saling sinergi dalam penanganan
bencana. Di bagian akhir, Rofiqoh dan kawan-kawan memaparkan pengaruh citra
merek terhadap keputusan konsumen dalam pembelian produk. Citra merek yang
baik akan memberi dampak positif bagi konsumen untuk semakin yakin dalam
pembelian produk.
Semoga pembaca dapat menyerap artikel-artikel penting pada edisi ini dan
tentunya dapat berguna dalam pengembangan strategi kebijakan dan pengalaman
bisnis. Dewan redaksi mengucapkan selamat membaca!

Redaksi

April 2019
Digital Repository Universitas Jember
Jurnal Strategi dan Bisnis – Volume 7, Nomor 1, April 2019
ISSN No. 2338-9575

DAFTAR ISI

Analisis Hubungan Simultan Nilai Tukar Riil, GDP Amerika Serikat dan
Neraca Perdagangan Indonesia Periode 1995:Q1-2015:Q4
Erik Stefano Margono, Hj. Made Siti Sundari, Hj. Mintarti Arian ….................... 1

Analisis Preferensi Konsumen dalam Menggunakan Jasa Pos pada PT Pos


Indonesia di Jember
Cicilia Permataning, Didik Eko Julianto, Sri Wahjuni ………………...…...……. 24

UMKM Go Social Media Marketing pada UD. AYS Gresik dan UMKM
Sendy Leather Sidoarjo
Sri Hariani Eko Wulandari, Ayouvi Poerna Wardhanie, Erwin Sutomo ..…….… 42

Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan


Tanah Longsor
Agus Suharsono, Chandra Eko Wahyudi Utomo .........................................……... 54

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Dividend Policy dan Firm


Value (Studi Empiris pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2013-2015)
Nur Ajizah, Nur Rohmat Nuzil ..............................................……………..……… 68

Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Produk Fungisida Merek


Antracol Konsumen di Kecamatan Wuluhan
Siti Rofiqoh, Didik Eko Julianto, Sasongko ......................................................….. 90
Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan


Tanah Longsor
Agus Suharsono1, Chandra Eko Wahyudi Utomo2
suharsono.fisip@unej.ac.id1

Abstract
Disaster management can have a bad impact if it is wrong in its management and
actually worsens the conditions in the disaster area. The government is obliged to
organize and develop a clear concept of how to handle disasters in a disaster
affected area. The government as the holder of regional authority plays an important
role in the distribution of human resources who contribute to the handling of natural
disasters in a particular area. For this reason, the establishment of a National
Disaster Management Agency that is structured from the center to the districts and
the National SAR Agency seems to be a solution to disaster management and
handling in Indonesia. However, along with the development of human civilization it
turned out that there were also various institutions / organizations or just volunteer
forums standing to help with these humanitarian tasks. The existence of this
volunteer organization should be regulated and controlled so that when a disaster
strikes, it does not even disrupt the process of handling disasters or complicating the
situation in the disaster area. In general there are 2 important elements, namely the
Government through BASARNAS, BPBN / BPBD, Dinsos (PMI and Tagana) and
through community participation (individual / group volunteers). It is time for
management of human resources in handling natural disasters to be regulated and
socialized to the community, especially in disaster-prone areas. Standard Operating
Procedures already exist and need to be disseminated to the public as much as
possible, especially in disaster-prone areas in Jember Regency.
Keywords: Management, Human Resources, Floods and Landslides

Abstrak
Penanganan kebencanaan membutuhkan konsep pemikiran yang sistematis dan
terpadu. Penanggulangan bencana dapat berakibat buruk jika salah dalam
pengelolaannya dan justru semakin memperparah kondisi di daerah bencana.
Pemerintah berkewajiban menata dan mengembangkan konsep yang jelas bagaimana
penanganan bencana pada suatu daerah terdampak bencana. Pemerintah sebagai
pemegang otoritas wilayah memegang peranan penting dalam distribusi sumber daya
manusia yang ikut andil saat penanganan bencana alam di suatu daerah tertentu.
Untuk itu, dibentuknya Badan Penanggulangan Bencana Nasional yang terstruktur
dari pusat hingga kabupaten dan Badan SAR Nasional seakan menjadi solusi atas
pengelolaan dan penanganan bencana di Indonesia. Namun, seiring dengan
perkembangan peradaban manusia ternyata juga bermunculan berbagai
lembaga/organisasi atau sekedar forum relawan berdiri untuk membantu tugas-tugas
kemanusiaan tersebut. Keberadaan organisasi relawan ini patut untuk diatur dan

1
Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Jember
2
Anggota Tagana Kabupaten Jember

Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019 - 43


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

dikendalikan agar saat terjadi bencana justru tidak malah mengganggu proses
penanganan bencana atau memperumit keadaan di daerah bencana. Secara umum
terdapat 2 elemen penting, yaitu Pemerintah melalui BASARNAS, BPBN/BPBD,
Dinsos (PMI dan Tagana) dan melalui partisipasi masyarakat (relawan
perseorangan/kelompok). Sudah saatnya pengelolaan sumber daya manusia dalam
penanganan bencana alam diatur dan disosialisasikan kepada masyarakat terutama di
daerah-daerah rawan bencana. Standar Operasional Prosedur sudah ada dan perlu
disebarluaskan semaksimal mungkin kepada masyarakat terutama di daerah rawan
bencana di Kabupaten Jember.
Kata kunci:Pengelolaan, Sumber Daya Manusia,Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Pendahuluan karena salah satu penyebab timbulnya


Letak geografis Indonesia yang kerugian dan penderitaan yang cukup
sarat akan keindahan alamnya dengan berat adalah kurangnya pemahaman
rasa khas khatulistiwa, ternyata juga terhadap karakteristik ancaman
memiliki potensi bencana yang sangat bencana, sehingga masyarakat kurang
besar. Indonesia dilalui jalur Cincin siap menghadapinya. Tulisan ini
Api (Ring of Fire) sehingga mengupas tentang bencana alam
memungkinkan Indonesia memiliki terutama bencana banjir dan tanah
banyak gunung api yang masih aktif longsor karena itu sering terjadi hampir
yang memungkinkan akan meletus di setiap daerah di Indonesia.
secara tiba-tiba. Juga Indonesia Seiring dengan perkembangan
menjadi salah satu negara yang paling jaman terdapat Perubahan paradigma
rawan gempa, selain Jepang, India, Kebencanaan. Diterbitkannya Undang
bahkan Filipina. Ini dikarenakan posisi – Undang Penanggulangan Bencana
Indonesia bersebelahan dengan No. 24 Tahun 2007 membuktikan
Samudera Hindia dan Pasifik, posisi bahwa paradigma penanggulangan
geologis Indonesia pada pertemuan tiga bencana semakin lama semakin
lempeng utama dunia (lempeng Indo- berkembang dari melakukan reaksi
Australia, lempeng Eurasia, dan tanggap darurat pada saat setelah
lempeng Pasifik). Dan kondisi terjadi bencana menuju antisipasi
permukaan wilayah Indonesia (relief) pengurangan kerugian baik harta
yang sangat beragam. Dengan kondisi maupun nyawa sebelum terjadi
seperti tersebut diatas, Indonesia rawan bencana. Masyarakat baru merasakan
terjadi bencana dan bencana yang dampak setelah terjadi suatu bencana
sering terjadi adalah gunung meletus, seperti kehilangan tempat tinggal,
bencana tsunami, banjir bandang dan kehilangan hewan ternak dan rusaknya
tanah longsor. Secara umum, lahan. Bahkan dampak yang paling
pemahaman karakteristik bencana menyedihkan adalah hilangnya nyawa
merupakan aspek fundamental dalam manusia. Atas dasar dampak yang
upaya penanggulangan bencana. sangat merugikan tersebut, masyarakat
Karakteristik bencana yang akhirnya sadar bahwa perlunya
mengancam sebagian besar wilayah pengurangan kerugian baik harta
tanah air perlu dipahami dengan baik, maupun nyawa dengan cara melakukan

44 - Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

antisipasi dan pengurangan tingkat Tujuan


potensi bencana. Pemerintah pun Tulisan ini dibuat dengan tujuan
merespon dengan menerbitkan untuk menyajikan ulasan yang
Undang-Undang tentang Kebencanaan. menjelaskan pentingnya pengelolaan
Respon masyarakat dalam sumberdaya dalam penanggulangan
penanganan bencana sangat besar. bencana. Sehingga ketika bencana
Terbukti hampir di setiap terjadi terjadi, ada garis koordinasi yang jelas
bencana, dalam hitungan waktu apalagi dalam penanganan bencana banjir dan
di era milenial ini daerah yang tertimpa tanah longsor di kabupaten Jember. di
bencana menyebar dengan sangat samping itu, berbagai pihak dapat
cepat. Fakta di lapangan adanya memahami pentingnya pembagian
kerja dalam penanggulangan bencana
puluhan organisasi dan kelompok-
sesuai dengan kompetensi SDM yang
kelompok relawan sebagai sumberdaya
dimiliki masing-masing potensi yang
yang turut andil secara aktif dalam ada.
pengelolaan bencana. Namun, tidak
sedikit yang sering turun tanpa Manfaat
koordinasi dengan pihak penyelenggara Manfaat yang dapat dipetik
penanggulangan bencana. Akibatnya, adalah adanya kelancaran dalam proses
penanganan bencana terkesan tidak penanganan bencana dan lebih tepat
terkelola dengan baik, bahkan sasaran serta lebih fokus dalam proses
terkadang justru menjadi lamban. penanganan bencana.
Padahal seyogyanya penanganan
bencana dapat dilakukan oleh pihak Tinjauan Pustaka
yang tepat dengan pembagian Definisi Pengelolaan
sumberdaya secara tepat pula. Untuk Pengelolaan berasal dari kata
itulah, tulisan ini menjelaskan situasi kelola dan bersinonim dengan kata
dan memberikan solusi tentang apa dan manajemen atau administrasi. Hal
bagaimana penanganan bencana yang tersebut seperti yang dikemukakan oleh
melibatkan berbagai sumberdaya yang Usman (2004:3): Management
ada di sekitar daerah bencana. diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
menjadi manajemen atau pengelolaan.
Batasan Masalah Dalam beberapa konteks keduanya
mempunyai persamaan arti, dengan
Tulisan ini lebih menekankan
kandungan makna to control yang
pada kajian literasi dalam aspek kajian
artinya mengatur dan mengurus.
sumber daya manusia sebagai operator
atau pelaku utama penanganan bencana
Pengertian Bencana
alam terutama bencana banjir dan tanah
longsor yang seringkali terjadi di Bencana (disaster) menurut UU
Kabupaten Jember. Sebagian besar isi No. 24 Tahun 2007 tentang
tulisan ini merupakan pengalaman- Penanggulangan Bencana adalah
pengalaman kegiatan Taruna Siaga peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
Bencana di kabupaten Jember. mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga

Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019 - 45


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

mengakibatkan timbulnya korban jiwa ekologi, kerugian kehidupan


manusia, kerusakan lingkungan, manusia, serta memburuknya
kerugian harta benda dan dampak kesehatan dan pelayanan kesehatan
psikologis. yang bermakna sehingga
Beberapa definisi dan pengertian memerlukan bantuan luar biasa dari
bencana dari beberapa organisasi pihak luar.
penanggulangan bencana, yaitu:
 Bencana didefinisikan oleh Kantor Jenis-Jenis Bencana
PBB untuk Pengurangan Resiko Bencana (menurut UU Nomor 24
Bencana (UNISDR) sebagai Tahun 2007) diklasifikasikan menjadi 4
gangguan serius terhadap fungsi (empat) jenis, yaitu:
komunitas atau masyarakat yang 1. Bencana alam adalah bencana
melibatkan manusia luas, kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa
materi, ekonomi atau lingkungan atau serangkaian peristiwa yang
dan dampak, yang melebihi disebabkan oleh alam antara lain
kemampuan yang terkena dampak berupa gempa bumi, tsunami,
komunitas atau masyarakat untuk gunung meletus, banjir, kekeringan,
mengatasi penggunaan sumber angin topan, dan tanah longsor.
dayanya sendiri (World 2. Bencana non alam adalah bencana
Confederation for Physical Therapy, yang diakibatkan oleh peristiwa
2016). atau rangkaian peristiwa non alam
 Menurut Asian Disaster Reduction antara lain berupa gagal teknologi,
Center, bencana adalah suatu gagal modernisasi dan wabah
gangguan serius terhadap penyakit.
masyarakat yang menimbulkan 3. Bencana sosial adalah bencana
kerugian secara meluas dan yang diakibatkan oleh peristiwa
dirasakan baik oleh masyarakat, atau rangkaian peristiwa yang
berbagai material dan lingkungan disebabkan oleh manusia yang
(alam) dimana dampak yang meliputi konflik sosial antar
ditimbulkan melebihi kemampuan kelompok atau antar komunitas
manusia guna mengatasinya dengan masyarakat.
sumber daya yang ada (Wijayanto, 4. Kegagalan Teknologi adalah
2012). semua kejadian bencana yang
 Menurut BAKORNAS PBP, diakibatkan oleh kesalahan desain,
bencana adalah suatu peristiwa yang pengoprasian, kelalaian dan
disebabkan oleh alam atau karena kesengajaan, manusia dalam
ulah manusia, yang dapat terjadi penggunaan teknologi dan atau
secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, industri yang menyebabkan
yang menyebabkan hilangnya jiwa pencemaran, kerusakan bangunan,
manusia, kerusakan harta benda dan korban jiwa, dan kerusakan lainnya.
lingkungan, serta melampaui
Sedangkan menurut (Amhar dan
kemampuan dan sumberdaya
Darmawan, 2007), terdapat tiga jenis
masyarakat untuk
bencana berdasarkan penyebabnya,
menanggulanginya.
yaitu sebagai berikut:
 Menurut Departemen Kesehatan RI
a. Bencana Geologis
(2001), bencana adalah peristiwa
Bencana geologis terdiri dari:
atau kejadian pada suatu daerah
1. Earthquake (gempa bumi), yaitu
yang mengakibatkan kerusakan
peristiwa pelepasan energi yang

46 - Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

menyebabkan dislokasi 3. Wildfire (kebakaran liar),


(pergeseran) pada bagian dalam sebagian dapat disebabkan faktor
bumi secara tiba-tiba. Waktu manusia (pembukaan lahan),
terjadinya gempa bumi tidak bisa namun kebakaran yang meluas
diprediksi. hanya dimungkinkan oleh kondisi
2. Tsunami, disebabkan oleh hutan atau belukar yang kering.
gempabumi di laut dalam kondisi 4. Drought (kekeringan), yang
tertentu, selain dapat juga oleh umumnya diikuti oleh gagal panen.
letusan gunung api bawah laut atau 5. Storm (topan).
jatuhnya asteroid besar ke dalam
laut. Kapan tsunami akan c. Bencana Anthropogenis
menghantam daratan dapat Bencana anthropogenis adalah
diprediksi sehingga dapat dibuat bencana yang secara langsung muncul
Early Warning System meskipun karena kesalahan, kesengajaan atau
waktu yang tersisa hanya berkisar kelalaian manusia yang berakibat luas
5-20 menit. pada lingkungan. Bencana
3. Volcano, yaitu aktivitas vulkanik anthropogenis misalnya kerusakan
(gunung api) yang waktu industri (contoh kerusakan pabrik
kejadiannya dapat diprediksi kimia di Bhopal atau ledakan PLTN di
dengan baik karena aktivitas Chernobyl) atau kecelakaan
gunung api yang selalu dipantau. transportasi (misalnya kebocoran
4. Landslide (longsor), waktu tanker Exxon Waldez di Alaska).
kejadiannya tidak bisa diprediksi Bencana anthropogenis lain yang dapat
namun tanda-tanda tanah yang akan terjadi misalnya terorisme, sabotase,
longsor biasanya dapat dideteksi. kerusuhan dan konflik sosial.

b. Bencana Meteorologis Manajemen Bencana


Semua bencana meteorologis saat Menurut UU Nomor 24 Tahun
ini termasuk fenomena alam yang 2007, manajemen bencana adalah suatu
dapat diprediksi cukup baik setelah ada proses dinamis, berlanjut dan terpadu
sistem pemantauan yang terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-
dengan stasiun pemantau dan satelit langkah yang berhubungan dengan
cuaca. Bencana meteorologis juga observasi dan analisis bencana serta
selalu memiliki interaksi dengan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
aktivitas manusia (lahan hijau/ lahan peringatan dini, penanganan darurat,
resapan air, drainase, pintu air, pompa). rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.
Bencana Meteorologis terdiri dari: Tujuan manajemen bencana secara
1. Flood (banjir), yaitu peristiwa umum adalah sebagai berikut:
ketika debit air (air yang masuk ke 1. Mencegah dan membatasi jumlah
suatu tempat dari curah hujan, korban manusia serta kerusakan
limpahan atau run-up pasang laut) harta benda dan lingkungan hidup.
lebih besar dari kredit air (air yang 2. Menghilangkan kesengsaraan dan
keluar dari tempat tersebut baik kesulitan dalam kehidupan dan
karena meresap ke dalam tanah, penghidupan korban.
diuapkan maupun dibuang ke 3. Mengembalikan korban bencana
tempat lain. dari daerah penampungan/
2. Wave (gelombang laut), yang pengungsian ke daerah asal bila
dapat menyebabkan abrasi. memungkinkan atau merelokasi ke

Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019 - 47


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

daerah baru yang layak huni dan rekonstruksi dalam konteks


aman. pembangunan.
4. Mengembalikan fungsi fasilitas
umum utama, seperti komunikasi/ Manajemen bencana dapat
transportasi, air minum, listrik, dan dikelompokkan dalam 3 (tiga) tahapan
telepon, termasuk mengembalikan dengan beberapa kegiatan yang dapat
kehidupan ekonomi dan sosial dilakukan mulai dari pra bencana, pada
daerah yang terkena bencana. saat tanggap darurat dan pasca
5. Mengurangi kerusakan dan bencana. Adapun jenis dan
kerugian lebih lanjut. penjelasannya sebagaimana gambar di
6. Meletakkan dasar-dasar yang bawah ini:
diperlukan guna pelaksanaan
kegiatan rehabilitasi dan

Gambar 1. Manajemen Bencana

a. Tahap Pra Bencana menghadapi ancaman bencana.


Terdapat beberapa tahap dalam Kegiatan mitigasi dapat dilakukan
kegiatan pra bencana. Adapun melalui: a) pelaksanaan penataan
tahapan-tahapan tersebut antara lain: ruang, b) pengaturan
1. Pencegahan (prevention). Upaya pembangunan, pembangunan
yang dilakukan untuk mencegah infrastruktur, tata bangunan, dan c)
terjadinya bencana (jika mungkin penyelenggaraan pendidikan,
dengan meniadakan bahaya). penyuluhan, dan pelatihan baik
Misalnya melarang pembakaran secara konvensional maupun
hutan dalam perladangan, modern.
melarang penambangan batu di 3. Kesiapsiagaan (Preparedness).
daerah yang curam, dan melarang Kesiapsiagaan adalah serangkaian
membuang sampah sembarangan. kegiatan yang dilakukan untuk
2. Mitigasi Bencana (Mitigation). mengantisipasi bencana melalui
Mitigasi adalah serangkaian upaya pengorganisasian serta melalui
untuk mengurangi risiko bencana, langkah yang tepat guna dan
baik melalui pembangunan fisik berdaya guna.
maupun penyadaran dan 4. Peringatan Dini (Early
peningkatan kemampuan Warning). Peringatan Dini adalah

48 - Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

serangkaian kegiatan pemberian dasar berupa: Pangan, Sandang,


peringatan sesegera mungkin Tempat tinggal sementara,
kepada masyarakat tentang kesehatan, sanitasi dan air bersih.
kemungkinan terjadinya bencana
pada suatu tempat oleh lembaga c. Tahap Pasca Bencana
yang berwenang atau upaya untuk 1. Pemulihan (recovery). Pemulihan
memberikan tanda peringatan adalah serangkaian kegiatan untuk
bahwa bencana kemungkinan akan mengembalikan kondisi
segera terjadi. Pemberian masyarakat dan lingkungan hidup
peringatan dini harus menjangkau yang terkena bencana dengan
masyarakat (accesible), segera memfungsikan kembali
(immediate), tegas tidak kelembagaan, prasarana, dan
membingungkan (coherent), sarana dengan melakukan upaya
bersifat resmi (official). rehabilitasi.
2. Rehabilitasi (rehabilitation).
b. Tahap Saat Terjadi Bencana Rehabilitasi adalah perbaikan dan
Tahap-tahap kegiatan saat terjadi pemulihan semua aspek pelayanan
bencana adalah sebagai berikut di publik atau masyarakat sampai
bawah ini: tingkat yang memadai pada
1. Tanggap Darurat (response). wilayah pasca bencana dengan
Tanggap darurat adalah sasaran utama untuk normalisasi
serangkaian kegiatan yang atau berjalannya secara wajar
dilakukan dengan segera pada saat semua aspek pemerintahan dan
kejadian bencana untuk menangani kehidupan masyarakat pada
dampak buruk yang ditimbulkan wilayah pasca bencana.
yang meliputi kegiatan 3. Rekonstruksi (reconstruction).
penyelamatan dan evakuasi Rekonstruksi adalah perumusan
korban, harta benda, pemenuhan kebijakan dan usaha serta langkah-
kebutuhan dasar, perlindungan, langkah nyata yang terencana baik,
pengurusan pengungsi, konsisten dan berkelanjutan untuk
penyelamatan, serta pemulihan membangun kembali secara
prasarana dan sarana. Beberapa permanen semua prasarana, sarana
aktivitas yang dilakukan pada dan sistem kelembagaan, baik di
tahapan tanggap darurat antara tingkat pemerintahan maupun
lain: a) pengkajian yang tepat masyarakat, dengan sasaran utama
terhadap lokasi, kerusakan, dan tumbuh berkembangnya kegiatan
sumberdaya; b) penentuan status perekonomian, sosial dan budaya,
keadaan darurat bencana; c) tegaknya hukum dan ketertiban,
penyelamatan dan evakuasi dan bangkitnya peran dan
masyarakat terkena bencana; d) partisipasi masyarakat sipil dalam
pemenuhan kebutuhan dasar; e) segala aspek kehidupan
perlindungan terhadap kelompok bermasyarakat di wilayah pasca
rentan; dan f) pemulihan dengan bencana. Lingkup pelaksanaan
segera prasarana dan sarana vital. rekonstruksi terdiri atas program
2. Bantuan Darurat (relief). rekonstruksi fisik dan program
Merupakan upaya untuk rekonstruksi non fisik.
memberikan bantuan berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan

Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019 - 49


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Perubahan Paradigma tentang Badan Nasional


Penanggulangan Bencana Penanggulangan Bencana, Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 21 tahun 2008
Pergeseran paradigma dalam
tentang Penyelenggaraan
penanggulangan bencana secara
Penanggulangan Bencana, PP Nomor
global/internasional yaitu timbulnya
22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan
“Kesadaran“ akan upaya peredaman
Pengelolaan Bantuan Bencana, dan PP
atau pengurangan bencana yang
Nomor 23 tahun 2008 tentang Peran
dimulai pada tahun 1990. Selanjutnya
Serta Lembaga Internasional dan
pada bulan Mei 1994 dikaji di
Lembaga Asing non Pemerintah
Yokohama yang menghasilkan
Dalam Penanggulangan Bencana,
Strategi dan Rencana Aksi pada
Peraturan Kepala (Perka) BNPB dan
tanggal 30 Juli 1999. Dewan Ekonomi
lain sebagainya.
dan Sosial PBB mengeluarkan
b. Daerah:
Resolusi No. 63 Tahun 1999 tentang
Peraturan daerah atau Qanun terkait
Dekade Pengurangan Risiko Bencana
penanggulangan bencana yang
Internasional (1990-1999). Lebih
dikeluarkan oleh pemerintah daerah
lanjut menurut Rozy dalam
atau kepala daerah di level provinsi
www.scribd,com/doc/50639641/Belaja
dan kabupaten. Adapun contohnya
r-Manajemen-Bencana-Jepang, PBB
seperti Qanun Nomor 5 tentang
memfokuskan tindakan kepada
Penanggulangan Bencana Aceh dan
pelaksanaan Strategi Internasional
lain sebagainya.
untuk pengurangan risiko bencana
(International Strategy for Disaster
2. Kelembagaan
Reduction - ISDR), kemudian
Pembentukan kelembagaan yang
ditindaklanjuti dengan melakukan
kuat dalam upaya penanggulangan
konferensi sedunia hingga lahirlah
bencana ada yang bersifat formal dan
Kerangka Aksi Hyogo untuk
non- formal. Dalam hal ini, lembaga
Pengurangan Risiko Bencana.
yang bersifat formal adalah Badan
Nasional Penanggulangan Bencana
Kebijakan Penanggulangan
(BNPB) untuk nasional dan Badan
Bencana di Indonesia
Penanggulangan Bencana Daerah
Kebijakan penanggulangan (BPBD) untuk provinsi dan
bencana diterjemahkan dalam Sistem kabupaten/kota. Lembaga ini dalam
Nasional Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan
(SisNas PB), dimana sistem dan sub- bencana mempunyai tugas dan fungsi
sistem ini telah dan terus “koordinasi, komando dan pelaksana.
dikembangkan dengan komponen Untuk lembaga yang bersifat non-
sebagai berikut: formal adalah platform atau forum
1. Legislasi PB/PRB seperti PLANAS PRB untuk
a. Nasional: tingkat nasional dan berbagai macam
UU PB no. 24 tahun 2007 tentang forum sejenis lainnya yang ada di
penanggulangan bencana, Peraturan daerah.
Presiden Nomor 08 Tahun 2008

50 - Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Gambar 1. Sistem Nasional Penanggulangan Bencana


Pembahasan cekungan atau sumbatan-sumbatan di
titik tertentu di beberapa kecamatan
Penanganan Bencana Banjir dan yang berpotensi sebagai penyebab
Tanah Longsor banjir. Oleh karena itu, Pemerintah dan
Penanggulangan bencana masyarakat yang memiliki potensi
memiliki 3 tahapan, yaitu: Pencegahan sumber daya mampu melakukan
– Tanggap darurat dan Pemulihan. pemetaan daerah rawan bencana guna
Namun, fenomena penanganan bencana mempermudah perolehan data
di Indonesia masih terfokus pada tahap informasi. Juga pencegahan bencana
tanggap darurat dimana itu lainnya adalah dengan memperkuat
dilaksanakan saat terjadinya bencana bangunan atau tempat yang berpotensi
atau sesaat setelah bencana terjadi. penyebab banjir dan tanah longsor,
Padahal walaupun tidak sedang seperti pembangunan tangkis dan
tanggap darurat, perlu upaya-upaya tanggul sungai dari beton,
permanen untuk tindakan pencegahan. pembangunan tangkis di daerah rawan
Demikian halnya dengan penanganan longsor. Upaya edukasi kepada
Bencana Banjir dan Tanah Longsor, masyarakat rawan bencana dengan
perlu memperhatikan aspek-aspek sosialisasi menjelang musim hujan dan
berikut: mendirikan kampung siaga bencana
atau desa siaga aktif merupakan bentuk
1. Jenis kegiatan pra bencana.
Menurut jenis bencananya, terdapat 3 b. Saat bencana
hal penanganan bencana, yaitu: Ada 2 kegiatan penanganan saat
a. Pra-bencana terjadi bencana, yaitu tanggap darurat
Bencana banjir dan tanah longsor dan bantuan darurat. Kegiatan tanggap
sering terjadi di kabupaten Jember darurat dimulai dengan sumberdaya
sebagai konsekuensi atas letak yang ada dan terdekat sesegera
geografis dimana wilayah Jember mungkin melakukan assesment
bagian utara merupakan daerah (penilaian). Assesment dapat dilakukan
pegunungan Argopuro. Dengan anggota siaga bencana (perorangan,
semakin seringnya penggundulan hutan anggota TNI/Polri) dengan mendata
maka besar kemungkinan terjadinya peta lokasi yang terkena bencana,
tanah longsor dan banjir bandang. Di tingkat kerusakan, jumlah korban dan
samping itu, adanya cekungan-

Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019 - 51


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

perkiraan dampak yang terjadi. penanganannya dapat dilakukan oleh


Selanjutnya dilakukan pelaporan Dinas Kesehatan dengan program
sesegera mungkin sekaligus sanitasinya dan Dinas Sosial yang
menyampaikan kebutuhan mendesak memiliki sumberdaya seperti Tagana,
yang harus dilakukan. Sumberdaya PMI, Pelopor perdamaian dan PKH.
yang ada segera diberdayakan untuk Juga program TNI masuk desa dapat
melakukan upaya penyelamatan dan
menjadi pilihan dengan melakukan
perlindungan terhadap kelompok
pembersihan lokasi bekas tanah
rentan seperti anak-anak, ibu hamil,
orang lanjut usia. Kemudian ketika longsor. Untuk kegiatan rekonstruksi,
sumberdaya sudah mulai berdatangan Pemerintah dapat melakukannya
dilakukan upaya pendirian posko dengan pembangunan huntara (hunian
penanggulangan bencana. Keberadaan sementara) dan pemberian
posko berfungsi untuk pusat koordinasi bantuan/subsidi bagi rumah yang roboh
dan komunikasi antar pihak. Semua akibat longsor. Untuk bencana banjir
unsur yang terlibat harus dibawah dalam skala sedang dan cenderung
kendali posko. Posko dipimpin oleh rutin, bentuk penanganan pasca
Basarnas dan BPBD dengan anggota bencana adalah dengan pendirian
dari berbagai unsur lembaga/instansi kampung siaga bencana. Seperti di
seperti Dinas Sosial dan pihak-pihak Panti, sudah ada Kampung Siaga
yang terkait dengan kebencanaan.
Bencana (KSB) yang diinisiasi oleh
Keberadaan posko induk sebagai upaya
koordinatif dan solutif saat terjadi Tagana dibawah kendali Dinas Sosial
bencana dan menjadi penghubung kabupaten Jember dan Dinas Sosial
dengan pihak dalam (Pemerintah) dan provinsi Jawa Timur. Tujuan
pihak luar (yang akan memberi dibentuknya KSB adalah untuk
bantuan) serta masyarakat terdampak antisipasi sekaligus kesiapan warga
maupun tidak terdampak di sekitar setempat yang kampungnya atau
daerah bencana. Dari posko inilah daerahnya masuk dalam daerah rawan
dapat ditentukan status keadaan darurat bencana untuk siap sedia ketika terjadi
bencana. Perlunya pembagian bencana banjir bandang ataupun tanah
sumberdaya untuk pemenuhan longsor.
kebutuhan dasar seperti dapur umum,
tim evakuasi dan tim logistik untuk 2. Skala
mendata distribusi ke masyarakat yang Menurut bentuk level bencana,
menjadi korban bencana banjir/tanah penanganan bencana dapat dibedakan
longsor dan menampung berbagai menjadi 3 skala, yaitu:
bantuan dari pihak luar.
a. Nasional
c. Pasca Bencana tanah longsor dan banjir
Jenis penanganan pasca bencana bandang Panti di kabupaten Jember
adalah pemulihan, rehabilitasi dan tahun 2006 masuk dalam skala
rekonstruksi. Bencana banjir pasti bencana nasional karena
menyisakan berbagai kerusakan pada dampaknya sangat besar dengan
rumah dan pekarangan penduduk. korban jiwa yang sangat banyak
Apalagi bencana longsor seringkali dan kerusakan lingkungan yang
sangat parah. Oleh karena itu, Tim
menghilangkan tempat tinggal karena
Penanggulangan Bencana Nasional
tertimbun lumpur dan tanah. Bentuk
yang turun ke lapangan dengan

52 - Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

dibantu oleh sumberdaya yang ada yang dapat dilakukan antara lain:
di kabupaten Jember. penghijauan pada daerah rawan
b. Daerah bencana seperti di lereng
Bencana banjir Kencong pada pegunungan Argopuro;
Desember 2018 sekarang ini masuk pembenahan saluran irigasi dan
dalam skala bencana daerah karena selokan, sungai dan saluran
jebolnya tanggul sungai pembuangan air pada titik-titik
menyebabkan kerusakan yang rawan banjir.
cukup parah dengan tergenangnya b. Mitigasi adalah serangkaian upaya
ribuan rumah warga dan lahan untuk mengurangi risiko bencana,
pertanian berhektar-hektar. baik melalui pembangunan fisik
c. Lokal maupun penyadaran dan
Bencana banjir lokal di kabupaten peningkatan kemampuan
Jember yang sering terjadi adalah menghadapi ancaman bencana.
di desa Wonoasri kecamatan c. Kesiapsiagaan adalah serangkaian
Tempurejo akibat dataran yang kegiatan yang dilakukan untuk
cukup rendah dan intensitas hujan mengantisipasi bencana melalui
yang cukup tinggi. hampir setiap pengorganisasian serta melalui
tahun terjadi bencana banjir di langkah yang tepat guna dan
daerah tersebut. Juga tanah longsor berdaya guna. Dalam fase ini juga
di desa Glagahwero kecamatan terdapat peringatan dini yaitu
Sumberbaru awal Desember 2018 serangkaian kegiatan pemberian
termasuk kategori lokal, karena peringatan sesegera mungkin
tidak sampai berdampak besar dan kepada masyarakat tentang
penanganan bencananya hanya kemungkinan terjadinya bencana
beberapa hari saja. pada suatu tempat oleh lembaga
yang berwenang. Kegiatan yang
Berkaca pada siklus penanggulangan dapat dilakukan antara lain:
bencana maka perlu dimatangkan dan sosialisasi bahaya banjir dan tanah
dikonsep manajemen risiko bencana, longsor di sekolah-sekolah dan
dalam hal ini bencana tanah longsor warga masyarakat terutama pada
dan banjir. daerah rawan bencana tanah
Manajemen Risiko pada Bencana longsor dan banjir. Juga
Tanah Longsor dan Banjir dilaksanakan simulasi bencana
banjir bandang dan tanah longsor
Manajemen risiko bencana agar ketika bencana datang,
adalah pengaturan upaya masyarakat mengetahui bagaimana
penanggulangan bencana dengan langkah-langkah evakuasi korban
penekanan pada faktor-faktor yang bencana dan cara menyelamatkan
mengurangi risiko secara terencana, diri.
terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh d. Sosialisasi kelembagaan
pada saat sebelum terjadinya bencana kebencanaan daerah
dengan fase-fase, antara lain: Kegiatan sosialisasi adanya wadah
a. Pencegahan bencana adalah kebencanaan di kabupaten Jember
serangkaian kegiatan yang perlu untuk dilakukan oleh
dilakukan sebagai upaya untuk Pemerintah Daerah Kabupaten
menghilangkan dan/atau hingga ke tingkat desa. Program
mengurangi ancaman bencana sosialisasi dapat dilakukan
tanah longsor dan banjir. Kegiatan

Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019 - 53


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

kelompok-kelompok lain yang sudah berada di lokasi bencana


sudah terdidik dan terlatih dalam maksimal 1 jam setelah terjadi
penanganan bencana sehingga bencana. Juga anggota TNI (Babinsa)
semakin melengkapi dan maupun Polri (Babinsakamtibmas)
memperkuat Pemerintah Daerah. segera tanggap melaporkan bencana
Kegiatan ini sangat penting untuk yang terjadi di wilayah desanya kepada
menginformasikan jika suatu ketika pimpinan dan pemerintahan terdekat
ada bencana, mereka sudah paham secara cepat.
siapa yang perlu dihubungi secara Adapun pada saat terjadi bencana
cepat dan bagaimana bentuk fasenya yaitu tanggap darurat
mempersiapkan segala sesuatunya bencana. Tanggap darurat bencana
untuk mendirikan posko bencana. banjir dan tanah longsor adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan
Manajemen Kedaruratan dengan segera pada saat kejadian
bencana banjir dan tanah longsor untuk
Manajemen kedaruratan adalah
menangani dampak buruk yang
pengaturan upaya penanggulangan
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
bencana dengan penekanan pada
penyelamatan dan evakuasi korban,
faktor-faktor pengurangan jumlah
harta benda, pemenuhan kebutuhan
kerugian dan korban serta penanganan
dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi secara terencana,
pengungsi, penyelamatan, serta
terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh
pemulihan prasarana dan sarana.
pada saat terjadinya bencana. Pada titik
Contoh pengelolaan sumber daya
ini peran tim penanggulangan bencana
manusia saat tanggap darurat dapat
sangat dituntut dalam respon cepat
diilustrasikan seperti gambar berikut
tanggap darurat. Semisal Tagana
dibawah ini:
memiliki kewajiban dalam respon
cepatnya yaitu anggota tagana harus

Gambar 2. Struktur Komando Tanggap Darurat Bencana Tanah Longsor di Desa Jambesari
Kecamatan Sumberbaru
(Sumber: koleksi pribadi penulis)

Tanpa mengurangi peran sentral yang terjadi di Sumberbaru tahun 2017


TNI yang selalu responsif, penanganan yang lalu (merujuk gambar diatas)
bencana seperti bencana tanah longsor secara kelembagaan kurang tepat

54 - Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

mengingat di Kabupaten Jember sudah difungsikan semaksimal mungkin


ada Lembaga/Badan yang menangani termasuk kapasitas sumber daya
bencana dan sudah terbentuk, yaitu manusianya.
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Jember. Seharusnya Manajemen Pemulihan
struktur komando tetap ada pada BPBD Manajemen pemulihan adalah
Jember atau Basarnas Kabupaten pengaturan upaya penanggulangan
Jember yang dibawah kendali langsung bencana dengan penekanan pada
Bupati Jember. Respon pihak yang faktor-faktor yang dapat
berkompeten dengan bencana yang mengembalikan kondisi masyarakat
kurang dapat berdampak pada dan lingkungan hidup yang terkena
lambannya penanganan bencana. Peran bencana dengan memfungsikan
kelembagaan dalam mengelola dan kembali kelembagaan, prasarana, dan
menangani bencana amat diperlukan sarana secara terencana, terkoordinasi,
agar penanganan bencana dapat terpadu dan menyeluruh setelah
berjalan secara rapi dan sistematis serta terjadinya bencana dengan fase-fasenya
terkendali. Sehingga ketika terdapat yaitu :
pihak-pihak yang ikut andil menangani a. Rehabilitasi adalah perbaikan dan
mampu dikendalikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
didistribusikan sesuai dengan publik atau masyarakat sampai
kompetensi, peran dan kebutuhan di tingkat yang memadai pada
daerah bencana. Contohnya seperti wilayah pasca bencana dengan
Taruna Siaga Bencana yang sudah sasaran utama untuk normalisasi
berpengalaman dalam Posko Dapur atau berjalannya secara wajar
Umum (DU), peran Radio Antar semua aspek pemerintahan dan
Penduduk Indonesia (RAPI) yang kehidupan masyarakat pada
anggotanya banyak tersebar hampir di wilayah pasca bencana.
seluruh desa di Kabupaten Jember. b. Rekonstruksi adalah pembangunan
RAPI memiliki peran vital dalam hal kembali semua prasarana dan
komunikasi kebencanaan terutama sarana, kelembagaan pada wilayah
ketika jaringan seluler mengalami pascabencana, baik pada tingkat
kendala koneksitas di suatu daerah pemerintahan maupun masyarakat
tertentu. Juga Tim Trailer dan dengan sasaran utama tumbuh dan
Komunitas Jeep Offroad di Jember berkembangnya kegiatan
yang memiliki potensi jangkauan perekonomian, sosial dan budaya,
mobilisasi hingga daerah-daerah tegaknya hukum dan ketertiban,
terpencil, terluar dan terdepan. dan bangkitnya peran serta
Pengelolaan semua potensi sumber masyarakat dalam segala aspek
daya seperti tersebut di atas sangat kehidupan bermasyarakat pada
diperlukan untuk semakin wilayah pasca bencana.
memperlancar dan mempercepat proses
penanganan bencana. Oleh karena itu,
diperlukan sistem penanganan bencana Program – Program
yang handal di kabupaten Jember yang Penanggulangan Bencana di Daerah
sering mengalami bencana banjir dan
Dalam kegiatan manajemen
tanah longsor. Keberadaan instansi
penanggulangan bencana, berbagai
terkait dengan kebencanaan
implementasi kegiatan dapat dilakukan
seyogyanya diberdayakan dan
di setiap fase penanggulangan bencana

Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019 - 55


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

sebagai upaya meminimalisasi dampak Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)


dan kerugian yang ditimbulkan oleh dan Rencana Pembangunan Jangka
bencana. Sebagian besar kegiatan akan Menengah (RPJM). Melalui proses
terdapat pada fase pencegahan dan musyawarah perencanaan
mitigasi seiring dengan pergeseran pembangunan (Musrenbang) yang
paradigma kebijakan manajemen merupakan proses per 32 anggaran
bencana dari yang cenderung bersifat yang memadai dapat dialokasikan
tanggap darurat menjadi pengelolaan sesuai dengan kebutuhan untuk
yang fokus kepada pencegahan dan melakukan upaya PRB yang
mitigasi. Intervensi yang dilakukan berkelanjutan. Seperti yang
dapat mencakup kegiatan di berbagai diamanahkan oleh UU Nomor 24
tingkatan baik di tingkat pemerintahan, Tahun 2007 tentang penanggulangan
masyarakat maupun komunitas bencana bahwa pemerintah pusat
sekolah. Menurut Peraturan Pemerintah maupun daerah perlu mengalokasian
Nomor 21 Tahun 2008, upaya dana penanggulangan bencana dalam
pengurangan risiko bencana antara lain anggaran pendapatan belanja secara
adalah: memadai. Unsur-unsur kebijakan perlu
1. Pengenalan dan pemantauan risiko ditetapkan pada wilayahnya sesuai
bencana. dengan kebijakan pembangunan
2. Perencanaan partisipatif daerah. Di beberapa daerah, seperti
penanggulangan bencana. Daerah Istimewa Yogyakarta dan
3. Peningkatan komitmen terhadap Aceh, pemerintah telah menyusun dan
pelaku penanggulangan bencana. menetapkan Rencana Aksi Daerah PRB
4. Penerapan upaya fisik, non fisik dan untuk membantu memastikan
pengaturan penanggulangan bencana. penerapan upaya PRB yang terpadu
Membuat program-program dan terencana. Kebijakan yang
penanggulangan bencana dapat dipersiapkan di dalam pelaksanaan
dilakukan dengan melakukan rehabilitasi dan rekonstuksi juga perlu
pengintegrasian penanggulangan dilakukan dan diperjelas khususnya
bencana melalui sistem yang telah ada, secara operasional di tingkat daerah.
diantaranya: Mencakup pembagian peran,
mekanisme koordinasi horizontal dan
1. Kebijakan dan Perencanaan vertikal serta mekanisme penerimaan
Pemerintah dan pelaksanaan dukungan
Pengintegrasian yang dapat internasional.
dilakukan di dalam hal kebijakan dan
perencanaan pemerintah adalah 2. Penguatan Sistem
pengarusutamaan pengurangan risiko Peringatan Dini Peringatan dini
bencana (PRB) ke dalam rencana adalah serangkaian kegiatan pemberian
pembangunan, dan penyusunan peringatan sesegera mungkin kepada
kebijakan penanggulangan bencana. masyarakat tentang kemungkinan
Kebijakan yang diatur perlu mencakup terjadinya bencana pada suatu tempat
seluruh tahapan manajemen bencana oleh lembaga yang berwenang (UU 24
mulai dari pencegahan sampai dengan Tahun 2007). Pengembangan sistem
rehabilitasi dan rekonstruksi. peringatan dini merupakan perpaduan
Pengarusutamaan PRB ke dalam pengembangan kebijakan, sistem dan
kebijakan pembangunan pemerintah pembagian peran antara instansi terkait
sebagai salah satu visi, misi, dan untuk memastikan informasi peringatan
prioritas di dalam Rencana bencana dapat disampaikan kepada

56 - Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

masyarakat secara tepat dan akurat. terhadap siswa di masa bencana/pasca


Indonesia telah memiliki sistem bencana.
peringatan dini nasional yang
komprehensif dalam peringatan dini 4. Kearifan Lokal
gempa dan tsunami yang dikenal Sistem budaya dan kearifan lokal
dengan end to end INA Tsunami Early yang ada perlu diberdayakan dan
Warning System (INA-TEWS). Namun dibangun untuk membentuk sikap
sistem penyampaian pesan sampai ke masyarakat yang terbiasa dengan
tingkat masyarakat perlu untuk terus kesiapsiagaan bencana sehingga dapat
ditingkatkan dan di pertahankan diterapkan ke dalam kehidupan sehari-
mengingat luasnya wilayah dan hari. Sebagai contoh kearifan lokal
cakupan masyarakat yang perlu dicapai “Smong” di Pulau Simelue telah
oleh informasi tersebut. Hal lain yang diterapkan turun temurun antar
perlu diperhitungkan adalah juga generasi sehingga kesiapsiagaan
adanya bencana-bencana lainnya terhadap tsunami telah menjadi suatu
seperti banjir, kebakaran hutan, badai kebiasaan yang alami dan dilakukan di
dan lain-lain yang sistem peringatan dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia
dininya masih perlu dikembangkan dengan kekayaan budaya dan kearifan
sesuai dengan karakteristik wilayah dan lokal merupakan potensi yang dapat
masyarakat yang sangat beragam. dimanfaatkan untuk dapat secara alami
Pengembangan sistem informasi dan berkelanjutan membentuk sikap
peringatan dini berbasis masyarakat kesiapsiagaan di tingkat masyarakat
dan kearifan lokal juga merupakan dan lebih lentur dalam menghadapi
sebuah intervensi yang dapat dilakukan bencana. Tantangan yang dihadapi
di dalam peningkatan kemampuan dengan tergerusnya nilai-nilai tersebut
kesiapsiagaan dan mitigasi. memerlukan intervensi dalam
melakukan revitalisasi kearifan dan
3. Sistem Pendidikan budaya yang dapat meningkatkan
Penerapan pengetahuan dan sikap hubungan antara manusia dengan alam
kedalam sistem pendidikan (sekolah) dan memperkuat ketahanan terhadap
merupakan salah satu sumber dan risiko bencana.
penyebar informasi yang efektif kepada
masyarakat. Siswa juga diharapkan 5. Pengelolaan Resiko Bencana
dapat meneruskan pesan kepada orang Berbasis Komunitas/Masyarakat
tua dan anggota keluarga lainnya. (PRBBK)
Integrasi PRB ke dalam kurikulum Masyarakat adalah pihak yang
formal maupun informal telah terpapar oleh bencana pertama kalinya.
dilakukan di berbagai tingkatan. Karena itu, peningkatan kesadaran dan
Intervensi kegiatan yang lainnya yang kapasitas masyarakat mutlak
perlu dilakukan secara berkelanjutan diperlukan agar risiko dapat dikurangi
adalah peningkatan kesiapsiagaan khususnya sebelum bantuan dari pihak
warga sekolah (Sekolah Siaga Bencana luar mencapai lokasi bencana,
– SSB) dengan pelaksanaan mengingat lokasi Indonesia yang
peningkatan kesadaran dan kapasitas sangat luas. Intervensi yang dapat
guru dan murid dalam menganalisis dilakukan adalah pelaksanaan program
risiko dan melakukan pengorganisasian pengurangan risiko berbasis
keadaan tanggap darurat termasuk masyarakat yang dilakukan di tingkatan
mekanisme transisi tanggung jawab terkecil yaitu tingkat desa.
dari pihak sekolah kepada orang tua Pendampingan baik oleh pemerintah

Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019 - 57


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

maupun organisasi terkait lainnya tanggap bencana dan lain-lain) untuk


sangat penting khususnya di tahap awal kebutuhan penanganan bencana banjir
untuk memastikan proses peningkatan dan tanah longsor di kabupaten Jember
kesiapsiagaan masyarakat dilakukan dan sekitarnya.
dengan kualitas yang baik dan selaras Pengelolaan sumberdaya dapat
dengan kebijakan pemerintah setempat. dilaksanakan dengan pendirian posko
Kegiatan-kegiatan seperti ini dapat induk bencana yang terdiri dari
dilakukan oleh organisasi sosial berbagai potensi sumberdaya yang
kemasyarakatan seperti Tagana, saling melengkapi dan menguatkan
Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dalam penanganan bencana tanah
(NU), Karang Taruna, PMI atau longsor dan banjir yang sering terjadi
lembaga swadaya masyarakat. di kabupaten Jember. Keberadaan
Beberapa tahapan pendampingan yang posko induk sebagai upaya koordinatif
dapat dilakukan di tingkat masyarakat dan solutif saat terjadi bencana dan
antara lain adalah pembentukan kader menjadi penghubung dengan pihak
siaga bencana desa, pelatihan dalam (Pemerintah) dan pihak luar
manajemen bencana dan pertolongan (yang akan memberi bantuan) serta
pertama, analisa bahaya, kerentanan masyarakat terdampak maupun tidak
dan risiko bencana, penyusunan terdampak di sekitar daerah bencana.
rencana kontinjensi dan pengurangan
risiko bencana desa, penyuluhan
bencana, simulasi bencana, dan Daftar Pustaka
mitigasi. Proses kegiatan tersebut Amhar, Fahmi dan Darmawan,
tentunya menempatkan masyarakat Mulyanto. 2007. A Study on
sebagai pelaku utama dengan intervensi Multihazard Maps, Panduan
dari pihak luar yang semakin kecil Pengenalan Karakteristik Bencana
seiring berjalannya proses. Aspek dan Upaya Mitigasinya di
keberlanjutan dan partisipasi Indonesia. Jakarta: Badan
merupakan komponen utama yang Koordinasi Nasional
perlu diperhatikan dalam Penanggulangan Bencana dan
pelaksanaannya. Penanganan Pengungsi.
Depkes, 2001. Pedoman Koordinasi
Kesimpulan Penanggulangan Bencana di
Lapangan. Pusat Penanggulangan
Berdasarkan uraian diatas, dapat Masalah Kesehatan Sekretariat
diambil kesimpulan bahwa penanganan Jenderal Departemen Kesehatan.
bencana banjir dan tanah longsor di Jakarta.
kabupaten Jember harus dilakukan Husein Umar. 2003. Metode Riset
secara rapi, terstruktur dan sistematis. Komunikasi Organisasi. Jakarta:
Hal ini sangat penting mengingat Pustaka Utama.
potensi sumber daya manusia yang -. 2007. UU Nomor 24 Tahun 2007
perhatian terhadap kebencanaan sangat tentang Penanggulangan Bencana.
besar. Peran Pemerintah Kabupaten Jakarta.
Jember dalam hal ini Basarnas dan World Confederation for Physical
BPBD Jember sangat diperlukan untuk Therapy. 2016. WCPT report: The
mengelola sumber daya yang potensial role of physical therapists in
dan lumayan lengkap (Tagana, PMI, disaster management. London,
RAPI, Karang Taruna, komunitas UK.

58 - Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Media Online 39641/Belajar-Manajemen-


Bencana-Dari-Jepang#force_seo
Agiesta, F.S. 2018. Daerah-daerah
[Accessed 14 November 2018]
rawan gempa di Indonesia,
Perlu Waspada. Available at: Wijayanto, Koko. 2012. Recognize:
https://www.merdeka.com/peris Pencegahan dan Manajemen
Bencana
tiwa/daerah-daerah-rawan-
Available at: (https://social-
gempa-di-indonesia-perlu- studies17.blogspot.com/2012/11/
waspada.html [Accessed 14 recognize-pencegahan-bencana-
November 2018] dan.html [Accessed 29
November 2018]
Rozy, Fahrur. Belajar Manajemen
Bencana Dari Jepang
Available at:
https://www.scribd.com/doc/506

Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019 - 59


Digital Repository Universitas Jember
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

60 - Jurnal Strategi dan Bisnis Vol. 7, No. 1 | April 2019

Anda mungkin juga menyukai