Anda di halaman 1dari 26

Modul ke Risk Respons

11
(Respon atas penilaian risiko)
1. Respon Atas Penilaian Risiko
2. Keandalan Pengendalian
3. Pendekatan Substantif
4. Penggunaan Spesialis Dalam Proses Audit
Fakultas 5. Audit Atas Estimasi Akuntansi
Pasca Sarjana

Program Studi
Oleh :
Akuntansi Supriyanto Ilyas, S.E., M.Si, Ak., CA
Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Robertus Arynovianto, S.E.,MM., Ak., CA., CTA., CPA., QIA.
Respon Atas Penilaian Risiko
Acuan Sub Bab ini adalah SA 300 tentang Respons Auditor terhadap Risiko
yang telah di nilai. Standar Audit (“SA”) ini berkaitan dengan tanggung
jawab auditor untuk merancang dan penerapkan respons terhadapcrisiko
kesalahan penyajian material yang diidentifikasi dan dinilai oleh auditor
berdasarkan SA 315 dalam suatu audit atas laporan keuangan.
Respon Atas Penilaian Risiko
Kewajiban auditor dalam menanggapi risiko yang dinilai diantaranya adalah:
Menurut ISA 330.5
Menjelaskan bahwa auditor wajib merancang dan mengimplementasikantanggapan menyeluruh
untuk menangani risiko salah saji yang material yang dinilai, ditingkat laporan keuangan.
Menurut ISA 330.6
Menjelaskan bahwa auditor wajib merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya
yang sifat, waktu pelaksanaan dan luasnya didasarkan atas dan merupakan tanggapan terhadap
risiko salah saji yang material yang dinilai ditingkat asersi.
Menurut ISA 330.9
Menjelaskan bahwa dalam merancang dan melaksanakan uji pengendalian auditor wajib
memperoleh bukti audit yang lebih persuasif makin besar auditor mepercayai efektifnya
pengendalian.
Menurut ISA 330.10
Menjelaskan bahwa auditor wajib memutahirkan dan mengubah strategi audit secara
keseluruhan dan rencana auditnya jika diperlukan selama auditnya berlangsung.
Menurut ISA 330.18
dijelaskan bahwa dalam apapun hasil penilaian risiko atas salah saji material, auditor wajib
merancang dan melaksanakan prosedur subsstantif untuk setiap jenis transaksi, saldo akun, dan
disclosure.
Respon Atas Penilaian Risiko
Tiga langkah umum yang dijalankan auditor dalam menyusun rencana :

1. Tanggapi risiko yang dinilai pada tingkat laporan keuangan (atau tanggapan
menyeluruh)Langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun tanggapan
menyeluruh yang tepat padatingkat laporan keuangan.

2. Identifikasi prosedur tertentu untuk area yang materialSebelum menyusun tanggapan


terinci atas setiap risiko yang dinilai akan bermanfaat bagiauditor mempertimbangkan
pertanyaan

3. Tentukan prosedur audit dan luasnyaLangkah ketiga ialah menggunakan kearifan


professional untuk memilih campuran yang tepatdari berbagai prosedur dan dari
luasnya pengujian yang harus dilakukan untuk menganggapisecara tepat risiko yang
dinilai pada tingkat asersi.
Respon Atas Penilaian Risiko
SA 330 dijelaskan bahwa Respon atas Risiko yang dinilai tingkat asersi adalah
sebagai berikut:

1. Auditor harus mempersiapkan pendekatan dan tipe prosedur audit yang


tepat bagi entitas yang akan diaudit.
2. Menentukan luas prosedurMelakukan pertimbangan spesifik atas
entitas sektor publik.
3. Melakukan pertimbangan spesifik atas entitas yang lebih kecil.
4. Menentukan Risiko yang lebih tinggi.
Keandalan Pengendalian
Keandalan Pengendalian
Auditor harus merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terhadap efektivitas operasi
pengendalian yang relevan jika:

 Penilaian auditor terhadap risiko kesalahan penyajian material pada tingkat


asersi mencakup suatu harapan bahwa pengendalian beroperasi secara efektif
(contoh, auditor bermaksud untuk mengandalkan efektivitas operasi
pengendalian dalam penentuan sifat, saat, dan luas prosedur substantif); atau

 Prosedur substantif tidak dapat memberikan bukti audit yang cukup dan tepat
pada tingkat asersi. (Ref: Para. A20–A24)
Keandalan Pengendalian
Sifat dan Luas Pengujian Pengendalian

Dalam merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, auditor harus:


1. Melaksanakan prosedur audit lain yang dikombinasikan dengan permintaan keterangan
untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian, termasuk:
• Bagaimana pengendalian tersebut diterapkan pada waktu yang relevan selama
periode audit;
• Konsistensi penerapannya;
• Oleh siapa atau dengan cara apa pengendalian tersebut diterapkan. (Ref: Para.
A26–A29)
2. Menentukan apakah pengendalian yang diuji bergantung pada pengendalian lain
(pengendalian tidak langsung) dan, jika demikian, apakah perlu untuk memperoleh bukti
3. Audit yang mendukung efektivitas operasi pengendalian tidak langsung tersebut. (Ref:
Para. A30–A31)
Keandalan Pengendalian
Saat Pengujian Pengendalian

Ketika auditor bermaksud untuk mengandalkan pada pengendalian, auditor harus menguji
pengendalian tersebut untuk waktu tertentu, atau sepanjang periode yang diaudit, tergantung
pada paragraf 12 dan 15 berikut ini, untuk memberikan basis yang tepat bagi auditor.

SA 330 par 12 : Penggunaan Bukti Audit yang Diperoleh Selama Periode Interim

Jika auditor memperoleh bukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian selama periode
interim, auditor harus:
1)(a)Memperoleh bukti audit tentang perubahan signifikan atas pengendalian tersebut
setelah tanggal periode interim tersebut; dan
2)(b)Menentukan bukti audit tambahan yang harus diperoleh setelah periode interim sampai
dengan tanggal laporan posisi keuangan.
Keandalan Pengendalian
SA 330 par 13 Penggunaan Bukti Audit yang Diperoleh dalam Audit Sebelumnya

Dalam menentukan tepat atau tidak tepatnya untuk menggunakan bukti audit tentang
efektivitas operasi pengendalian yang diperoleh dalam audit sebelumnya, dan, jika demikian,
lamanya periode waktu yang mungkin telah berlalu sebelum pengujian ulang suatu
pengendalian, auditor harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
• Efektivitas unsur lain pengendalian intern, termasuk lingkungan pengendalian,
pengawasan pengendalian oleh entitas, dan proses penilaian risiko oleh entitas;
• Risiko yang timbul dari karakteristik pengendalian, termasuk apakah pengendalian
tersebut secara manual atau otomatis;
• Efektivitas pengendalian umum atas teknologi informasi;
• Efektivitas pengendalian dan penerapannya oleh entitas, termasuk sifat dan luas
penyimpangan dalam penerapan pengendalian yang ditemukan dalam audit
sebelumnya, dan apakah terdapat perubahan karyawan yang secara signifikan berdampak
terhadap penerapan pengendalian;
• Dalam hal terdapat perubahan kondisi, apakah tidak adanya perubahan dalam suatu
pengendalian tertentu menimbulkan suatu risiko; dan
• Risiko kesalahan penyajian material dan tingkat kepercayaan terhadap pengendalian.
Keandalan Pengendalian
SA 330 par 14

Auditor harus memperoleh bukti dengan meminta keterangan yang dikombinasikan dengan
pengamatan atau inspeksi, untuk menegaskan pemahaman atas pengendalian spesifik
tersebut, dan:
1) Jika terdapat perubahan yang berdampak pada hubungan yang berkelanjutan atas bukti
audit dari audit periode lalu, auditor harus menguji pengendalian tersebut dalam
periode audit kini.
2) Jika tidak terjadi perubahan seperti tersebut di atas, auditor harus menguji
pengendalian tersebut paling tidak sekali setiap tiga kali audit, dan harus menguji
beberapa pengendalian setiap kali audit untuk menghindari kemungkinan pengujian
atas semua pengendalian yang auditor ingin andalkan dalam satu periode audit tertentu
tanpa menguji pengendalian tersebut di dua periode audit kemudian
Keandalan Pengendalian
SA 330 par 15 Pengendalian atas Risiko Signifikan

Jika auditor merencanakan untuk mengandalkan pengendalian terhadap suatu risiko yang
auditor telah tentukan sebagai risiko signifikan, auditor harus menguji pengendalian
tersebut dalam periode sekarang.
SA 330 par 16 Penilaian atas Efektivitas Operasi Pengendalian

Ketika menilai efektivitas operasi pengendalian yang relevan, auditor harus menilai apakah
kesalahan penyajian yang telah dideteksi oleh prosedur substantif menunjukkan bahwa
pengendalian tidak beroperasi secara efektif.
SA 330 par 17

Jika telah terdeteksi penyimpangan atas pengendalian yang auditor ingin andalkan, auditor harus
meminta keterangan secara khusus untuk memahami hal tersebut dan dampak potensialnya,
serta harus menentukan apakah:
1)Pengujian pengendalian yang telah dilakukan memberikan suatu basis yang tepat bagi auditor
untuk mengandalkan pada pengendalian tersebut;
2)Tambahan pengujian pengendalian diperlukan; atau
3)Risiko potensial kesalahan penyajian perlu direspons dengan menggunakan prosedur substantif.
Pendekatan Subtantif
Prosedur Substantif adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh auditor selama
substantif(diperlukan klarifikasi) tahap pengujian audit yang mengumpulkan
bukti-bukti mengenaivaliditas, kelengkapan dan/atau akurasi saldo akun dan
golongan transaksi yang mendasari.
Pendekatan Subtantif

SA 330 par 18 Prosedur subtantif


Tanpa memperhatikan risiko yang telah dinilai atas kesalahan penyajian material, auditor
harus merancang dan melaksanakan prosedur substantif untuk setiap golongan transaksi,
saldo akun, dan pengungkapan yang material.
SA 330.20 Prosedur Substantif yang Berkaitan dengan Proses Tutup Buku Laporan
Keuangan
Prosedur substantif yang dilakukan auditor harus mencakup prosedur audit berikut yang
berkaitan dengan proses tutup buku laporan keuangan:
• Mencocokkan atau merekonsiliasi laporan keuangan dengan catatan akuntansi yang
melandasinya; dan
• Memeriksa entri jurnal yang material dan penyesuaian lainnya yang dibuat selama
penyusunan laporan keuangan.

Prosedur Substantif Sebagai Respons terhadap Risiko Signifikan


Jika auditor telah menentukan bahwa risiko kesalahan penyajian material yang telah
ditentukan pada tingkat asersi merupakan risiko signifikan, auditor harus melaksanakan
prosedur substantif yang secara khusus untuk merespons risiko tersebut. Ketika
pendekatan terhadap risiko signifikan hanya terdiri dari prosedur substantif, prosedur
tersebut harus mencakup pengujian rinci.
Pendekatan Subtantif

Respon keseluruhan untuk menanggapi risiko kesalahan penyajian material yang telah
dinilai pada tingkat laporan keuangan dapat mencakup:
1. Penekanan kepada tim audit atas perlunya mempertahankan skeptisisme
profesional.
2. Penugasan staf berpengalaman atau personel yang mempunyai kemampuan
khusus atau penggunaan pakar
3. Penyediaan supervisi tambahan.
4. Pemasukan tambahan prosedur audit yang tidak dapat diprediksi dalam
pemilihan prosedur lebih lanjut.
5. Perubahan umum atas sifat, saat, atau luas prosedur audit, Misalnya:
pelaksanaan prosedur substantif pada akhir periode bukan pada saat
tanggal interim; atau modifikasi sifat prosedur audit untuk memperoleh bukti
audit yang lebih meyakinkan.
Penggunaan Spesialis dalam Proses Audit
Penggunaan Pekerjaan Spesialis diatur dalam SA Seksi 336 bahwa Spesialis
mencakup, namun tidak terbatas pada, aktuaris, appraiser, insinyur, konsultan
lingkungan dan ahli gelogi. Seksi ini juga berlaku untuk penasihat hukum yang
ditugasi sebagai spesialis dalam situasi selain dalam penyediaan jasa kepada
klien berkaitan dengan tuntutan pengadilan, klaim.
Penggunaan Spesialis dalam Proses Audit
Keputusan Untuk Menggunakan Pekerjaan Spesialis
Pendidikan dan pengalaman auditor memungkinkan ia menguasai atau memahami hal-hal
bisnis secara umum, tetapi ia tidak diharapkan memiliki keahlian sebagai seorang yang
terlatih atau memenuhi syarat untuk melaksanakan praktik profesi atau pekerjaan lain.
Namun, dalam audit, auditor mungkin menjumpai masalah-masalah yang kompleks dan
subjektif, yang secara potensial material terhadap laporan keuangan. Masalah-masalah
seperti ini mungkin memerlukan keterampilan atau pengetahuan khusus dan menurut
pertimbangan auditor memerlukan penggunaan pekerjaan spesialis untuk mendapatkan
bukti audit yang kompeten.
Penggunaan Spesialis dalam Proses Audit
Contoh tipe masalah yang mungkin menurut pertimbangan auditor memerlukan pekerjaan
spesialis meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut ini:
1. Penilaian (misalnya, sediaan untuk tujuan khusus, bahan atau ekuipmen teknologi tinggi,
produk farmasi, instrumen keuangan yang kompleks, real estate, sekuritas terbatas,
karya seni, kontijensi lingkungan).
2. Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang tersedia atau
kondisi (misalnya, kuantitas atau kondisi mineral, cadangan mineral atau bahan yang
disimpan dalam timbunan).
Kualifikasi Dan Pekerjaan Spesialis
Auditor harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini untuk mengevaluasi kualifikasi
profesional spesialis dalam menentukan bahwa spesialis tersebut memiliki keterampilan atau
pengetahuan dalam bidang tertentu yang diperlukan:
Sertifikat profesional, lisensi, atau pengakuan kompetensi dari spesialis lain dalam bidangnya.
• Reputasi dan kedudukan spesialis di mata para rekan sejawat dan pihak lain yang
mengenal kemampuan atau kinerjanya.
• Hubungan, jika ada, antara spesialis dengan klien.
Penggunaan Spesialis dalam Proses Audit
Hubungan Spesialis Dengan Klien
Auditor harus mengevaluasi hubungan spesialis dengan klien, termasuk keadaan yang
mungkin merusak objektivitas spesialis. Keadaan tersebut mencakup situasi yang
didalamnya klien memiliki kemampuan melalui hubungan kepegawaian, kepemilikan, hak
kontrak, hubungan keluarga atau melalui cara lain-untuk secara langsung atau tidak langung
mengendalikan atau secara signifikan mempengaruhi spesialis.

Penggunaan Temuan Spesialis


Ketetapan dan kelayakan metode dan asumsi yang digunakan dan penerapannya
merupakan tangung jawab spesialis. Auditor harus
• memahami metode dan asumsi yang digunakan oleh spesialis,
• melakukan pengujian semestinya atas data yang disediakan oleh spesialis, dengan
memperhitungkan taksiran resiko pengendalian auditor dan
• mengevaluasi apakah temuan spesialis mendukung asersi yang berkaitan dalam laporan
keuangan. Biasanya, auditor akan menggunakan pekerjaan spesialis, kecuali jika
prosedur auditor menyebabkan ia yakin bahwa temuan spesialis tersebut tidak masuk
akal dalam keadaan tersebut. Jika auditor yakin bahwa temuan spesialis tidak masuk
akal, ia harus menerapkan prosedur tambahan yang dapat mencakup pemerolehan
pendapat dari spesialis lain.
Penggunaan Spesialis dalam Proses Audit
Dampak Pekerjaan Spesialis Terhadap Laporan Auditor
Jika auditor menentukan bahwa temuan spesialis dapat mendukung penyajian
laporan keuangan yang berkaitan, maka ia menyimpulkan bahwa ia telah memperoleh bukti
audit cukup dan kompeten. Jika terdapat perbedaan material antara temuan spesialis
dengan penyajian laporan keuangan, atau jika auditor yakin bahwa penentuan yang dibuat
oleh spesialis tidak wajar, maka auditor harus melakukan prosedur tambahan.
Masalah yang tidak dapat dipecahkan biasanya menyebabkan auditor
menyimpulkan bahwa ia harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau
menyatakan tidak memberi pendapat karena tidak dapat diperolehnya bukti audit
kompeten yang cukup berkenaan dengan suatu asersi yang cukup signifikan dalam laporan
keuangan yang disebabkan oleh adanya pembatasan lingkup audit.
Pengacuan ke Spesialis Dalam Laporan Auditor
Auditor dilarang mengacu ke pekerjaan atau temuan spesialis. Pengacuan seperti itu
dapat mengakibatkan kesalahpahaman sebagai suatu pengecualian dalam pendapat
auditor atau suatu pembagian tanggung jawab.
Audit atas Etimasi Akuntansi
Acuan Sub Bab ini adalah SA 540 tentang Audit Estimasi Akuntansi termasuk
Audit atas Estimasi Akuntansi dengan Nilai Wajar dan Disclosures atau
Pengungkapan.
Audit atas Etimasi Akuntansi
SA 540 Audit atas Estimasi Akuntansi, termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan
Pengungkapan yang Bersangkutan menekankan persyaratan mendasaruntuk memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat. Standar tersebut mengharuskan auditor untuk
memperoleh pemahaman mengenai hal-hal berikut:
a. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang relevan terhadap estimasi akuntansi
b. Bagaimana manajemen mengidentifikasi transaksi, peristiwa, dan kondisi yang
menimbulkan perlunya estimasi akuntansi
c. Bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi dan data yang dipakai sebagai
dasar, termasuk mempertimbangkan hal-hal berikut:
• Metode yang digunakan dalam membuat estimasi akuntansi
• Pengendalian yang relevan
• Apakah manajemen menggunakan pakar
• Asumsi yang mendasari estimasi akuntansi
• Apakah telah terjadi atau seharusnya telah terjadi suatu perubahan dari
• periode sebelumnya dalam metode untuk membuat estimasi akuntansi,dan jika
demikian, apa penyebabnya; dan
• Apakah dan, jika demikian, bagaimana manajemen menentukan dampak
ketidakpastian estimasi.
Audit atas Etimasi Akuntansi
Evaluasi hasil
Auditor harus mengevaluasi kewajaran dari estimasi tersebut dengan:
• Pemahaman auditor mengenai entitas dan lingkungannya
• Apakah estimasi tersebut konsisten dengan bukti audit lain yang diperoleh selama proses
audit.

Contoh Estimasi atas penyisihan


Jelaskan bagaimana auditor akan melakukan pendekatan audit untuk penyisihan piutang.
Jawaban:
Pendekatan audit:
• Mengevaluasi persyaratan kerangka pelaporan keuangan yang tepat untuk penyisihan
piutang
• Diskusi dengan manajemen terkait bagaimana penyisihan dihitung
• Memperoleh detail penyisihan, saldo yang sesuai dengan buku besar piutang dan
melakukan perhitungan ulang
• Membandingkan penghapusan piutang yang aktual dari periode sebelumnya dengan
perkiraan sebelumnya
Audit atas Etimasi Akuntansi
• Memastikan pihak yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan menyetujui
penyisihan
• Memperoleh daftar umur piutang per tanggal pelaporan dan mengidentifikasi jumlah
yang jatuh tempo dan memeriksa korespondensi terkait piutang dan melakukan
perkiraan independen atas penyisihan yang diperbolehkan
• Membandingkan hasil perhitungan dengan perkiraan manajemen
• Memeriksa kas yang diterima dari pelanggan setelah tanggal pelaporan sampai dengan
tanggal laporan auditor untuk mengidentifikasi apakah ada saldo piutang yang diragukan
namun kemudian telah dilunasi
Daftar Pustaka
• Audit Kontemporer. Theodorus M. Tuanakota-Jakarta, Salemba Empat, 2015.
• Principles of Auditing An Introduction to International of Auditing. Rick Hayers, Philip
Wallage, Hans Gortemake 3rd Edition , Pearson, Ltd, 2014
• IAPI, 2013. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
• http://www.pppk.kemenkeu.go.id/
• http://www.iapiglobal .or.id/modul CA Audit dan Asurans/IAI
Terima Kasih Atas Perhatiannya

Supriyanto Ilyas, S.E., M.Si, Ak., CA


Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Robertus Arynovianto, S.E.,MM., Ak., CA., CTA., CPA., QIA.

Anda mungkin juga menyukai