Risk Respons
(Respon atas penilaian risiko)
Disusun Oleh
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK
Supriyanto Ilyas, S.E., M.Si, Ak., CA
11
Pasca Sarjana Pendidikan MK 10230 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Profesi Akuntansi Robertus Arynovianto, S.E.,MM.,
Ak., CA., CTA., CPA., QIA.
Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa memiliki kemampuan
respon audit atas resiko yang telah untuk menjelaskan bagaimana
dinilai, keandalamn pengendalian, auditor melakukan respon atas risiko
pendekatan subtantif, penggunaan klien yang sudah dinilai termasuk
spesialis dalam proses audit dan keandalan pengendalian dan
audit atas estimasi Akuntansi. penggunaan spesialis serta audit
estimasi akuntansi.
Respon atas Penilaian Risiko
Acuan Sub Bab ini adalah SA 300 tentang Respons Auditor terhadap Risiko yang telah di
nilai. Standar Audit (“SA”) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk
merancang dan penerapkan respons terhadapcrisiko kesalahan penyajian material yang
diidentifikasi dan dinilai oleh auditor berdasarkan SA 315 dalam suatu audit atas
laporan keuangan.
Ada tiga langkah umum yang dijalankan auditor dalam menyusun rencana :
1. Tanggapi risiko yang dinilai pada tingkat laporan keuangan (atau tanggapan
menyeluruh)Langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun tanggapan
menyeluruh yang tepat padatingkat laporan keuangan. Karena risiko-risiko ini bersifat
SA 330 dijelaskan bahwa Respon atas Risiko yang dinilai tingkat asersi adalah sebagai
berikut:
1. Auditor harus mempersiapkan pendekatan dan tipe prosedur audit yang tepat bagi
entitas yang akan diaudit. Misalnya dengan melakukan pengujian pengendalian saja,
melaksanakan prosedur subtantif saja atau kombinasi dari keduanya.
2. Menentukan luas prosedur audit Luas prosedur audit perlu ditentukan setelah
mempertimbangkan materialitas, risiko yang telah dinilai, dan tingkat keyakinan yang
ingin diperoleh auditor. Ketika tujuan audit tercapai dengan kombinasi berbagai
prosedur, luas setiap prosedur dipertimbangkan secara terpisah. Secara umum,
prosedur audit akan lebih luas sejalan dengan meningkatnya risiko kesalahan penyajian
material. Misalnya, dalam merespons risiko kesalahan penyajian material yang telah
dinilai yang disebabkan oleh kecurangan, peningkatan ukuran sampel atau pelaksanaan
prosedur analitis substantif dengan tingkat yang lebih rinci mungkin merupakan langkah
yang tepat. Namun, meningkatnya luas prosedur audit tersebut efektif hanya jika
prosedur audit tersebut relevan dengan risiko kecurangan tersebut.
3. Melakukan pertimbangan spesifik atas entitas sektor publik. Untuk audit entitas sektor
publik, mandat audit dan ketentuan audit khusus lainnya mungkin dapat memengaruhi
pertimbangan auditor terhadap sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut.
4. Melakukan pertimbangan spesifik atas entitas yang lebih kecil. Untuk audit entitas yang
sangat kecil, tidak terdapat banyak aktivitas pengendalian yang dapat diidentifikasi oleh
auditor, atau luas keberadaan atau operasinya yang telah didokumentasikan oleh entitas
mungkin terbatas. Dalam beberapa kasus, akan lebih efisien bagi auditor untuk
melaksanakan prosedur audit lanjutan yang mengutamakan prosedur substantif. Namun,
dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, tidak adanya aktivitas pengendalian atau
komponen pengendalian lainnya dapat membuat auditor tidak mungkin memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat.
Keandalan Pengendalian
2. Prosedur substantif tidak dapat memberikan bukti audit yang cukup dan tepat
pada tingkat asersi. (Ref: Para. A20–A24)
SA 330 par 12 : Penggunaan Bukti Audit yang Diperoleh Selama Periode Interim
Jika auditor memperoleh bukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian selama
periode interim, auditor harus:
1) (a)Memperoleh bukti audit tentang perubahan signifikan atas pengendalian tersebut
setelah tanggal periode interim tersebut; dan
2) (b)Menentukan bukti audit tambahan yang harus diperoleh setelah periode interim
sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan.
SA 330 par 13 Penggunaan Bukti Audit yang Diperoleh dalam Audit Sebelumnya
Dalam menentukan tepat atau tidak tepatnya untuk menggunakan bukti audit tentang
efektivitas operasi pengendalian yang diperoleh dalam audit sebelumnya, dan, jika
demikian, lamanya periode waktu yang mungkin telah berlalu sebelum pengujian ulang
suatu pengendalian, auditor harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
1) (Efektivitas unsur lain pengendalian intern, termasuk lingkungan pengendalian,
pengawasan pengendalian oleh entitas, dan proses penilaian risiko oleh entitas;
2) Risiko yang timbul dari karakteristik pengendalian, termasuk apakah pengendalian
tersebut secara manual atau otomatis;
3) Efektivitas pengendalian umum atas teknologi informasi;
4) Efektivitas pengendalian dan penerapannya oleh entitas, termasuk sifat dan luas
penyimpangan dalam penerapan pengendalian yang ditemukan dalam audit
sebelumnya, dan apakah terdapat perubahan karyawan yang secara signifikan
berdampak terhadap penerapan pengendalian;
SA 330 par 14
Jika auditor merencanakan untuk menggunakan bukti audit dari audit sebelumnya yang
berkaitan dengan efektivitas operasi pengendalian spesifik, auditor harus membuat
hubungan yang berkelanjutan atas bukti tersebut dengan memperoleh bukti audit
tentang apakah terdapat perubahan signifikan dalam pengendalian tersebut setelah audit
periode lalu. Auditor harus memperoleh bukti dengan meminta keterangan yang
dikombinasikan dengan pengamatan atau inspeksi, untuk menegaskan pemahaman atas
pengendalian spesifik tersebut, dan:
1) Jika terdapat perubahan yang berdampak pada hubungan yang berkelanjutan atas
bukti audit dari audit periode lalu, auditor harus menguji pengendalian tersebut dalam
periode audit kini.
2) Jika tidak terjadi perubahan seperti tersebut di atas, auditor harus menguji
pengendalian tersebut paling tidak sekali setiap tiga kali audit, dan harus menguji
beberapa pengendalian setiap kali audit untuk menghindari kemungkinan pengujian
atas semua pengendalian yang auditor ingin andalkan dalam satu periode audit tertentu
tanpa menguji pengendalian tersebut di dua periode audit kemudian
.
SA 330 par 15 Pengendalian atas Risiko Signifikan
Jika auditor merencanakan untuk mengandalkan pengendalian terhadap suatu risiko yang
auditor telah tentukan sebagai risiko signifikan, auditor harus menguji pengendalian
tersebut dalam periode sekarang.
SA 330 par 17 Jika telah terdeteksi penyimpangan atas pengendalian yang auditor ingin
andalkan, auditor harus meminta keterangan secara khusus untuk memahami hal
tersebut dan dampak potensialnya, serta harus menentukan apakah:
Pendekatan Subtantif
Prosedur substantif yang dilakukan auditor harus mencakup prosedur audit berikut yang
berkaitan dengan proses tutup buku laporan keuangan:
1) Mencocokkan atau merekonsiliasi laporan keuangan dengan catatan akuntansi yang
melandasinya; dan
2) Memeriksa entri jurnal yang material dan penyesuaian lainnya yang dibuat selama
penyusunan laporan keuangan.
2) Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang tersedia atau
kondisi (misalnya, kuantitas atau kondisi mineral, cadangan mineral atau bahan yang
disimpan dalam timbunan).
3) Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode khusus
(misalnya, beberapa perhitungan aktuarial dalam penentuan kewajiban manfaat pensiun
dan dalam penentuan kewajiban manfaat polis masa depan).
4) Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan (misalnya, pengaruh
potensial suatu kontrak atau dokumen hukum lainnya, atau hak atas properti).
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang sifat pekerjaan yang dilaksanakan atau
akan dilaksanakan oleh spesialis. Pemahaman tersebut harus mencakup berikut ini:
1) Tujuan dan lingkup pekerjaan spesialis
2) Hubungan spesialis dengan klien
3) Metode dan asumsi yang digunakan
4) Suatu perbandingan metode atau asumsi yang digunakan dengan yang digunakan di
tahun sebelumnya.
5) Kelayakan penggunaan pekerjaan spesialis untuk tujuan yang dimaksudkan.
6) Bentuk dan isi temuan spesialis yang akan memungkinkan auditor untuk membuat
evaluasi yang diuraikan dalam paragraf.
Acuan Sub Bab ini adalah SA 540 tentang Audit Estimasi Akuntansi termasuk Audit
atas Estimasi Akuntansi dengan Nilai Wajar dan Disclosures atau Pengungkapan. Laporan
keuangan terdiri dari banyak estimasi, estimasi tersebut seringkali dibuat saat terdapat
ketidakpastian mengenai hasil dari suatu kejadian dan melibatkan penggunaan penilaian
Akibatnya, risiko kesalahan penyajian lebih tinggi saat terdapat estimasi.
SA 540 Audit atas Estimasi Akuntansi, termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan
Pengungkapan yang Bersangkutan menekankan persyaratan mendasaruntuk memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat. Standar tersebut mengharuskan auditor untuk
memperoleh pemahaman mengenai hal-hal berikut:
a. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang relevan terhadap estimasi
akuntansi
b. Bagaimana manajemen mengidentifikasi transaksi, peristiwa, dan kondisi
Evaluasi hasil
Auditor harus mengevaluasi kewajaran dari estimasi tersebut dengan:
Pemahaman auditor mengenai entitas dan lingkungannya
Apakah estimasi tersebut konsisten dengan bukti audit lain yang diperoleh selama
proses audit.