Anda di halaman 1dari 8

RESIKO PENGENDALIAN DAN UJI SUBSTANTIF

Oleh Kelompok 1:
Al-Fayrizzi (C30122118) Farhan Adam (C30122230)
Mohammad Roziq Fauzan (C30122131) Moh.Djabal Nur W. (C30122231)
Suci Deliya Natasya (C30122200) Aras (C30122236)
Arneks Fadi Thomesa (C30122214) Mihrajul Qarimah (C30122239)
Nurul Adinda Pratiwi (C30122217) Nurfadilah M.Nur (C30122246)
Risiko Deteksi
Risiko deteksi merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu
asersi. Risiko deteksi tergantung atas penetapan auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan dan risiko pengendalian. Semakin
besar risiko audit, semakin besar pula risiko deteksi. Sebaliknya semakin lesar risiko bawaan ataupun risiko pengendalian,
semakin kecil risiko deteksi
Risiko deteksi merupakan risiko yang dapat dikendalikan oleh auditor. Hal ini disebabkan risiko deteksi merupakan
fungsi dari efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko deteksi dapat ditekan atau diturunkan auditor
dengan cara melakukan perencanaan yang memadai, dan supervisi atau pengawasan yang tepat, penerapan prosedur audit yang
efektif, serta penerapan sandar pengendalian mutu. Jadi, semakin efektif prosedur audit yang diterapkan auditor, semakin kecil
risiko deteksi aktualnya.
Pada tahap perencanaan audit, planned assessed level of detection risk untuk setiap asersi signifikan ditentukan dengan
cara menerapkan model risiko audit. Actual level of detection risk dapat diubah auditor dengan cara memodifikasi sifat,
penentuan waktu, dan luas test substantif yang dilakukan atas suatu asersi. Dalam menentukan risiko deteksi, auditor
mempertimbangkan kemungkinan dia melakukan kesalahan seperti kesalahan penerapan prosedur auditing atau salah melakukan
interpretasi terhadap bukti-bukti audit yang telah dihimpun
Ada perbedaan yang mendasar antara risiko bawaan dan risiko pengendalian dengan risiko deteksi. Kedua risiko
terdahulu ada terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan
prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor sendiri. Selanjutnya, risiko deteksi dapat lagi dibagi ke dalam dua jenis
risiko yaitu risiko review analitis (Analytical Review Risk), dan risiko tes substantif (Substantive Tests Risk)
Rancangan Uji Substantif
Pengujian substantif memiliki peran penting dalam proses audit untuk menguji terkait apakah ada salah saji material
pada akun-akun dalam laporan keuangan yang telah disajikan oleh pihak manajemen suatu entitas. Sebuah bukti audit sangat
diperlukan auditor sebagai dasar dalam mengeluarkan opini terkait laporan keuangan entitas. Dengan dilakukannya pengujian subtantif
akan memberikan auditor bukti untuk dapat menilai kewajaran dalam penyajian informasi terkait dengan pencatatan laporan keuangan
entitas yang dinilai dari transaksinya serta saldo akunnya. Pengujian substantif harus dirancang sedemikian rupa, rancangan dari
pengujian subtantif ini meliputi beberapa hal yaitu berupa waktu, sifat, luas pengujian, serta penentuan staff yang terlibat dalam proses
audit untuk meminimalisir risiko deteksi audit yang kemungkinan bisa terjadi pada penyampaian informasi akuntansi.

Pengujian subtantif bersifat merujuk terhadap keefektivitasan serta jenis prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan audit.
Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima entitas satu dengan entitas lain berbeda. Ada entitas yang hanya menerima tingkat risiko
deteksi rendah, namun ada pula entitas yang dapat menerima tingkat risiko deteksi tinggi. Hal ini membuat perlakuan seorang aditor
terhadap pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor pun berbeda. Pada entitas yang menerima tingkat risiko detekti rendah mayoritas
biaya yang dikeluarkan lebih mahal karena mengharuskan auditor untuk mencari metode yang tingkat efektivitasnya akurat.
Pengembangan Program Audit Untuk Uji Substantif
Pengembangan program audit untuk uji substantif melibatkan beberapa langkah penting, yaitu:
2) Tujuan Audit: Kembangkan
1) Identifikasi Asersi: Identifikasi asersi laporan keuangan yang harus dicakup oleh program tujuan-tujuan audit spesifik
audit. Misalnya, asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan hak dan kewajiban, untuk setiap kategori asersi.
penilaian atas pengalokasian, dan penyajian atau pengungkapan yang berkaitan dengan
saldo akhir persediaan.

4) Pengujian: Pertimbangkan pilihan –


3) Risiko: Tentukan risiko bawaan dan risiko pengendalian dan tentukan pula tingkat
pilihan yang berhubungan dengan
risiko deteksi akhir untuk setiap asersi, sejalan dengan tingkat risiko audit
perancangan pengujian substantif.
keseluruhan dan tingkat materialitas yang dapat diterima.

5) Penggunaan Teknologi: Auditor memiliki kesempatan untuk menggunakan perangkat lunak audit, khususnya paket
perangkat lunak audit, dengan kinerja yang lebih efektif dan efisiensi waktu saat mengaudit dengan menggunakan
teknologi aplikasi akuntansi yang tepat.
Pertimbangan Khusus Rancangan Uji Substantif
Berikut ini adalah beberapa pertimbangan khusus dalam perancangan pengujian substantif:

1) Pertimbangan khusus untuk rekening-rekening laba rugi, yaitu:

a. Pengujian detil saldo lebih difokuskan pada rekening-rekening neraca (rekening riil) dibandingkan dengan
rekening laba rugi (rekening nominal), karena rekening laba rugi lebih mudah terdeteksi oleh auditor melalui
prosedur analitis.

b. Pengujian detil saldo untuk rekening laba rugi biasanya dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel statistik, seperti pengambilan sampel atribut atau pengambilan sampel variabel.

c. Pengujian detil saldo untuk rekening laba rugi juga harus memperhatikan aspek cutoff, yaitu memastikan
bahwa transaksi-transaksi yang terjadi pada periode akuntansi yang tepat telah dicatat dan dilaporkan dalam
laporan keuangan.
2) Pertimbangan khusus untuk rekening-rekening neraca, yaitu:

a. Pengujian detil saldo untuk rekening-rekening neraca harus disesuaikan dengan karakteristik dan
sifat dari masing-masing rekening, seperti likuiditas, materialitas, kompleksitas, dan risiko salah saji.

b. Pengujian detil saldo untuk rekening-rekening neraca harus memperhatikan aspek hak dan
kewajiban, yaitu memastikan bahwa aset dan kewajiban yang dilaporkan dalam laporan keuangan
merupakan hak dan kewajiban dari entitas yang diaudit.

c. Pengujian detil saldo untuk rekening-rekening neraca harus memperhatikan aspek penilaian, yaitu
memastikan bahwa aset dan kewajiban yang dilaporkan dalam laporan keuangan telah dinilai dengan
menggunakan metode dan asumsi yang sesuai dengan standar akuntansi.
3) Pertimbangan khusus untuk penggunaan perangkat lunak audit, yaitu:

a. Perangkat lunak audit dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengujian substantif
dengan menggunakan teknologi aplikasi akuntansi yang sesuai, seperti pengolahan data,
analisis data, dan simulasi data.

b. Perangkat lunak audit dapat membantu auditor dalam melakukan pengujian substantif
dengan cara yang lebih cepat, akurat, dan menyeluruh, seperti melakukan konfirmasi
elektronik, melakukan pengujian analitis, dan melakukan pengujian detil.

c. Perangkat lunak audit juga dapat membantu auditor dalam mengatasi masalah-masalah
yang mungkin timbul dalam pengujian substantif, seperti volume data yang besar,
keragaman sistem informasi, dan keterbatasan akses data.
THANK YOU !!!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai