A. PENERIMAAN PENUGASAN
B. PERENCANAAN AUDIT
A. Penerimaan Penugasan
Penerimaan penugasan audit adalah proses dimana
sebuah organisasi atau auditor independen menerima tugas
untuk melakukan audit atas entitas atau proses tertentu.
Sebelum menerima suatu penugasan audit, auditor terlebih
dahulu mempertimbangkan banyak hal. Dari sisi klien, yang
diperhatikan adalah apakah tugas tersebut untuk Klien baru,
atau klien lama.
Auditor perlu memperhatikan dengan cermat setiap
penugasan audit terutama audit atas klien baru. Klien baru ini
dibedakan menjadi dua :
• klien yang sama sekali belum pernah diaudit, tidak timbul
masalah dalam berpindahnya atau beralihnya kantor
akuntan publik yang ditunjuk.
• klien pindahan dari kantor akuntan publik lain, terdapat
masalah muncul karena menyangkut etika profesional. Ada
beberapa penyebab klien berganti kantor akuntan publik,
antara lain:
a. Merger dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya
berbeda
b. Ketidakpuasan terhadap kantor akuntan publik lama
c. Merger antar kantor akuntan publik.
Ada beberapa pertimbangan penting sebelum sebuah kantor
akuntan publik menerima suatu penugasan, antara lain:
1. Tanggung jawabnya terhadap publik, yaitu independensi,
integritas, dan obyektivitas.
2. Tanggungjawabnya terhadap klien, yaitu melakukan
audit dengan kompetensi dan profesionalisme yang
tinggi.
3. Tanggung jawabnya terhadap rekan lain seprofesi, yaitu
mengembangkan kehidupan profesi dan kemampuan
melayani publik.
Selanjutnya, ada enam langkah yang harus dilakukan dalam
mempertimbangkan setiap permintaan audit agar ketiga tanggung jawab
tersebut dapat dijalankan dengan baik. Keenam langkah tersebut
adalah:
. 1. Mengevaluasi integritas manajemen : dilakukan dalam kaitannya
dengan peluang terjadinya salah saji material pada laporan keuangan
akibat kekeliruan, ketidakberesan, dan pelanggaran hukum yang
terjadi dalam proses pencatatan akuntansi.
2. Mengidentifikasi kondisi khusus dan risiko yang tidak biasa :
Langkah ini diperlukan karena pemakailah yang akan menuntut
pertanggung-jawaban secara hukum dari auditor seandainya mereka
merasa dirugikan akibat penggunaan laporan audit maupun laporan
keuangan auditan.
3. Menilai kemampuan auditor untuk memenuhi standar umum auditing :
Sebelum memutuskan menerima penugasan audit, auditor harus
mempertimbangkan dan menilai apakah penugasan tersebut dapat dikerjakan
sesuai standar auditing.
4. Mengevaluasi independensi : Standar tersebut mengharuskan auditor
bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan
pekerjaannya untuk kepentingan umum.
5. Keputusan untuk menerima atau menolak perikatan : Alasan umum untuk
menolak atau menerima klien audit antara lain tergantung pada integritas
manajemen, risiko Khusus seperti pembatasan lingkup, kemampuan audit, atau
ketidaksepakatan dengan auditor terdahulu.
6. Membuat surat penugasan audit (perikatan) : Dalam surat penugasan tersebut,
auditor dapat menyebutkan apakah akan ada pengubahan dalam pelaksanaan
audit, tanggal penyelesaian audit, dan kesanggupan klien untuk menyediakan
personelnya untuk membantu auditor dalam mengumpulkan informasi
Cara/Dasar Penentuan Fee Audit
Ada beberapa cara dalam penentuan atau penetapan
fee audit, yaitu :
a. Per diem basis
a. Flat atau Kontrak basis
b. Maksimum fee basis
Faktor-faktor Penentu Besarnya Fee Audit
Pada dasarnya ada 4 faktor dominan yang menentukan besarnya fee audit, yaitu:
1. Karakteristik Keuangan, seperti tingkat penghasilan, laba, aktiva, modal,
dan lain-lain.
2. Lingkungan, seperti persaingan, pasar tenaga profesional, dan lain-lain.
3. Karakteristik Operasi, seperti jenis industri, jumlah lokasi perusahaan,
jumlah lini produk.
4. Kegiatan Eksternal Auditor, seperti pengalaman, tingkat koordinasi dengan
internal auditor.
B. Perencanaan Audit
Perencanaan audit sangat dipengaruhi informasi yang
diperoleh dalam tahap pertimbangan penerimaan penugasan audit.
Auditor perlu mempertimbangkan informasi mengenai integritas
manajemen, kekeliruan dan ketidakberesan dan pelanggaran hukum
klien dalam merencanakan audit.