Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 AUDITING

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


DITERIMA DAN DITOLAKNYA PERIKATAN AUDIT

DISUSUN OLEH:
Kurnia Wulan W 057 Sherly Prastia 038
Ayu Lestari 058 Azzam Fairus 053

Politeknik Negeri Batam


2019
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menerima suatu perikatan
audit atau penugasan audit:
A. Mengevaluasi Integritas Manajemen
Ketika Auditor menerima penugasan auditing dengan perusahaan
yang memliki manajemen yang kurang berintegritas, maka terdapat
kemungkinan bahwa kekeliruan dan ketidakberesan akan terjadi dalam
proses pembuatan laporan keuangan di bagian Akuntansi. Evaluasi
dapat dilakukans ebagai berikut:
• Berkomunikasi dengan Auditor Terdahulu, Komunikasi ini
tentunya harus dengan seizin klien dengan meminta otorisasi
Auditor terdahulu untuk menjawab pertanyaan yang dibuat Auditor
penganti/Auditor baru seputar perusahaan dan manajemen ataupun
terkaithal-hal yang pernah terjadi selama proses audit sebelumnya.
Karena, menurut kode etiknya Auditor tidak diperkenankan
mengungkapkan rahasia pada saat proses pengauditan tanpa seizin
klien.
• Mengajukan Pertanyaan kepada Pihak Ketiga Lainnya,
Informasi terkait intergritas manajemen dapat diperoleh dari pihak-
pihak lain yang memiliki pengetahuan seperti pengacara, bankir,
pemerintah dan pihak-pihak lain yang memiliki hubungan bisnis
dengan calon klien.
• Me-review Pengalaman Masa Lalu Dengan Klien yang Telah
Ada, Auditor harus berhati-hati dalam mempertimbangkan
pengalaman masa lalu dengan manajemen klien yang serupa
Karena akan berpengaruh pada citra Auditor itu sendiri.

B. Mengidentifikasi Kondisi Khusus dan Resiko yang Tidak Biasa


Elemen penting dari audit adalah penilaian resiko salah penyajian
material dalam laporan keuangan. Apabila perusahaan klien memiliki
masalah kesulitan keuangan atau kelangsungan usaha dan terbawa
kejalur hukum, maka dapat dipastikan Auditor pun dapat ikut terseret
apabila keandalan laporan keuangan terbukti tidak wajar. Identikasi
kondisi khusus dapat dilakukan sebagai berikut:
• Mengidentifikasi Pemakaian Laporan yang Telah Diaudit,
tanggung jawab hukum Auditor atas audit dapat bervariasi
tergantung pada pemakaian laporan. Auditor juga harus
mempertimbangkan apakah rangkaian laporan yang diaudit akan
memenuhi kebutuhan semua pemakai atau diperlukan laporan-
laporan khusus. Karena, apabila ada penambahan persyaratan
laporan akan berarti bertambahnya persyaratan kompetensi,
meningkatkan biaya audit dan memperluas kewajiban hukum
Auditor.
• Menilai Stabilitas Keuangan dan Hukum Calon Klien, Auditor
harus berusaha untuk mengidentifikasi dan menolak klien yang
memiliki resiko tinggi untuk dituntut dalam hukum. Karena,
Auditor pasti akan mengeluarkan biaya yang sangat banyak untuk
membela diri mereka atau disebut deep pockets. Meskipun Auditor
telah memberikan jasanya seprofesional mungkin.

1
• Mengidentifikasi Pembatasan Lingkup, Untuk
mempertimbangkan menerima suatu perikatan, Auditor harus
mengevaluasi pembatasan lingkup audit oleh manajemen
perusahaan yang beresiko menyebabkan Auditor tidak dapat
mengeluarkan pendapat “wajar tanpa pengecualian”. Karena
apabila terlalu banyak batasan pemeriksaan oleh manajemen
selama proses audit, maka akan mempengaruhi keputusan akhir
Auditor yang berdampak pada sifat pendapat Auditor.

C. Menilai Kompetensi untuk Melaksanakan Audit


Sebelum menerima suatu perikatan, maka Auditor harus
mengetahui kompetensi professional untuk menyelesaikan perikatan
tersebut sesuai GAAS. Karena standar umum pertama dalam GAAS
“Audit dilaksanakan oleh seorang atau orang-orang yang memiliki
pelatihan teknis dan kecakapan yang menandai sebagai seorang
Auditor”. Maka Auditor harus mengidentifikasi anggota kunci dari tim
audit serta mempertimbangkan kebutuhan bantuan dari konsultan dan
spesialis selama pelaksanaan audit.
• Jasa Yang Diinginkan, kebanyakan klien biasanya memerlukan
jasa lain selain auditing seperti menyiapkan SPT, membuat ayat
jurnal dan membuat konsep Laporan Keuangan. Maka dari itu,
KAP harus mempertimbangkan apakah memiliki kemampuan
untuk memenuhi jasa lain yang dibutuhkan klien tersebut.
• Mengidentifikasi Tim Audit, tujuannya adalah untuk memastikan
bahwa pengetahuan, keahlian dan kemampuan Tim Audit sesuai
dengan kebutuhan staf professional perikatan. Tim Audit biasanya
terdiri dari:
▪ Seorang partner, yang memiliki tanggungjawab keseluruhan
maupun tanggungjawab akhir suatu perikatan.
▪ Satu atau lebih manajer, yang memiliki keahlian signifikan
dalam industry dan yang mengoordinasikan serta mengawasi
pelaksanaan program audit.
▪ Satu atau lebih senior, yang mungkin memiliki tangung jawab
untuk merencanakan audit, melakukan bagian dari program
audit dan mengawasi serta me-review pekerjaan asisten staf.
▪ Asisten staf, melakukan berbagai prosedur audit yang
diperlukan.
• Mempertimbangkan Kebutuhan Konsultasi dan Menggunakan
Spesialis, adakalanya dalamsuatu proses audit perusahaan Auditor
membutuhkan jasa konsultan dan spesialisdari yang memiliki
pengetahuan, kompetensi, pertimbangan dan otoritas yang sesuai
tergantung kebutuhan permasalahan perusahaan. Oleh karena itu,
Auditor diperkenankan untuk menggunakan jasa spesialis guna
mendapatkan bukti yang kompeten. Namun, harus dipertimbangkan
legalitas dari spesialis tersebut apakah ia memiliki sertifikat resmi,
diketahui atau dikenal banyak orang tentang keahliannya dan
apakah memiliki hubungan dengan perusahaan yang dapat
mengaburkan objektivitasnya.

2
D. Mengevaluasi Independensi
Sebelum menerima klien yang diaudit, harus mengevaluasi apakah
terdapat kondisi yang akan mempengaruhi independensi Auditor
dengan klien. Karena Independensi dalam perikatan audit itu
diwajibkan dan merupakan salah satu dari elemen pengendalian mutu.

E. Keputusan untuk Menerima atau Menolak Audit


Selain pertimbangan yang telah dijabarkan sebelumnya, kondisi
lain yang dapat menyebabkan KAP menarik diri dari suatu perikatan,
yaitu:
▪ Kekhawatiran mengenai integritas manajemen atau penahanan
bukti yang tampak selama audit
▪ Klien menolak untuk membenarkan salah saji material dalam
laporan keuangan
▪ Klien tidak mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
memperbaiki kecurangan atau tindakan melawan hukun yang
ditemukan selama audit.
KAP biasanya melakukan konsultasi dengan penasehat hokum luar
ketika mempertimbangkan apakah harus menerima atau menolak dari
suatu perikatan yang sedang dijalankan.

F. Mempersiapkan Surat Perikatan


Surat perikatan merupakan suatu kontrak hokum antara auditor
dengan klien yang harus diperbaharui setiap tahunnya dengan
menyatakan secara jelas jasa yang akan diberikan serta tanggungjawab
Auditor. Surat ini juga membantu Auditor untuk menghindar agar
tidak terlibat dalam perkara hukum. Secara umum, surat perikatan
mencakup hal-hal berikut:
▪ Identifikasi yang jelas mengenai entitas dan laporan keuangan
yang akan diaudit.
▪ Tujuan audit.
▪ Refensi terhadap standar-standar professional (GAAS) yang
menjadi acuan Auditor.
▪ Penjelasan mengenai sifat dan lingkup audit serta
tanggungjawab auditor.
▪ Suatu pernyataan bahwa suatu audit telah dirancang dan
dilaksanakan dengan tepat kemungkinan tidak dapat
mendeteksi semua ketidakberesan yang material.
▪ Sebagai pengingat kepada manajemen perusahaan klien untuk
bertanggungjawab membuat Laporan Keuangan dan
menyelenggarakan system pengendalian intern yang memadai.
▪ Indikasi bahwa manajemen akan diminta untuk menyediakan
beberapa representasi tertulis tertentu kepada auditor.
▪ Deskripsi mengenai jasa lain yang akan diberikan oleh Auditor.
▪ Dasar dimana biaya akan dihitung dan pengaturan pembayaran.
▪ Suatu permintaan kepada klien untuk menaati syarat perikatan
dengan menandatangani dan mengembalikan Salinan surat
perikatan kepada Auditor.

Anda mungkin juga menyukai