Anda di halaman 1dari 10

Accu/Akumulator

Seringkali kita perlu menyimpan daya usaha listrik, supaya sewaktu-waktu dapat digunakan.

Alat yang memungkinkan keadaan ini kita sebut “Akumulator”. Dengan singkat dapat dikatakan

bahwa cara kerja dari akumulator ini adalah sebagai berikut : Daya usaha listrik yang hendak

disimpan itu dimasukkan ke dalam akumulator, dimana ia diubah menjadi daya usaha secara

kimia. Jika seandainya membutuhkannya dapat dipakai daya usaha secara kimia ini. Dan tentu

saja akan kehilangan daya usaha pada perubahan-perubahan ini.1[1]

Dalam Wikipedia Bahasa Indonesia, “Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat

menyimpan energi (umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia”.

Pada umumnya di Indonesia, kata akumulator (sebagai aki atau accu) hanya dimengerti

sebagai baterai mobil. Sedangkan dalam bahasa Inggris, kata akumulator dapat mengacu kepada

baterai, kapasitor, kompulsator, dan lain-lain. Accu merupakan sel yang banyak dijumpai karena

banyak digunakan pada sepeda motor maupun mobil. Accu temasuk sel sekunder, karena selain

menghasilkan arus listrik, accu juga dapat diisi arus listrik kembali. Secara sederhana accu

merupakan sel yang terdiri dari elektrode Pb sebagai anode dan PbO 2 sebagai katode dengan

elektrolit H2SO4.

2.1.3.1.Bagian-Bagian Accu/Akumulator

1
Gambar 2.3. Bagian Akumulator

Akumulator atau accu tersusun atas pelat timbal sebagai elektrode negatif dan pelat timbal

dioksida sebagai elektrode positif, dan larutan elektrolit asam sulfat. Di antara kedua elektrode,

dibatasi dengan bahan isolator. Hal itu dimaksudkan, agar accu tidak bersentuhan (kalau terjadi

sentuhan menyebabkan korsleting).2[2]

1. Kotak accu : Berfungsi sebagai rumah atau wadah dari komponen aki yang terdiri atas cairan

aki, pelat positif dan pelat negatif berikut separatornya.

2. Tutup accu : Berada di atas, tutup accu berfungsi sebagai penutup lubang pengisian air accu ke

dalam wadahnya. Sehingga accu tidak mudah tumpah. Di accu kering tertentu tidak ada

komponen ini. Kalaupun ada tidak boleh dibuka.

2
3. Lubang ventilasi : Untuk tipe konvensional ada di samping atas dan ada slangnya. Berfungsi

untuk memisahkan gas hydrogen dari asam sulfat serta sebagai saluran penguapan air accu.

Sedang tipe MF, gas hidrogen dikondisikan lagi menjadi cairan sehingga tidak dibutuhkan

lubang ventilasi.

4. Pelat logam : Terdiri dari pelat positif dan negatif. Untuk pelat positif dibuat dari logam timbel

preoksida (PbO2). Sedangkan pelat negatif hanya dibuat dari logam timbel (Pb).

5. Air accu : Dibuat dari campuran air (H2O) dan asam sulfat (SO4).

6. Separator : Berada di antara pelat positif dan negatif, separator bertugas untuk memisahkan atau

menyekat pelat positif dan negatif agar tidak saling bersinggungan yang dapat menimbulkan

short alias hubungan arus pendek.

7. Sel : Ruangan dalam wadah bentuk kotak-kotak yang berisi cairan accu, pelat positif dan negatif

berikut seperatornya.

8. Terminal accu : Keduanya berada di atas wadah, karena merupakan ujung dari rangkaian pelat-

pelat yang nantinya dihubungkan ke beban arus macam lampu dan lainnya. Bagian ini terdiri dari

terminal positif dan juga negatif.3[3]

2.1.3.2.Jenis Accu/Akumulator :

1. Accu Basah

Hingga saat ini accu yang populer digunakan adalah accu model basah yang berisi cairan asam

sulfat (H2SO4). Ciri utamanya memiliki lubang dengan penutup yang berfungsi untuk menambah

air accu saat ia kekurangan akibat penguapan saat terjadi reaksi kimia antara sel dan air accu.

Sel-selnya menggunakan bahan timbal (Pb). Kelemahan accu jenis ini adalah pemilik harus rajin

memeriksa ketinggian level air accu secara rutin. Cairannya bersifat sangat korosif. Uap air accu

3
mengandung hydrogen yang cukup rentan terbakar dan meledak jika terkena percikan api.

Memiliki sifat self-discharge paling besar dibanding accu lain sehingga harus dilakukan

penyetruman ulang saat ia didiamkan terlalu lama.

2. Accu Hybrid

Pada dasarnya accu hybrid tak jauh berbeda dengan accu basah. Bedanya terdapat pada material

komponen sel accu. Pada accu hybrid selnya menggunakan low-antimonial pada sel (+) dan

kalsium pada sel (-). Accu jenis ini memiliki performa dan sifat self-discharge yang lebih baik

dari accu basah konvensional.

3. Accu Kalsium

Kedua selnya, baik (+) maupun (-) mengunakan material kalsium. Accu jenis ini memiliki

kemampuan lebih baik dibanding accu hybrid. Tingkat penguapannya pun lebih kecil dibanding

accu basah konvensional.

4. Accu Bebas Perawatan/Maintenance Free (MF)

Accu jenis ini dikemas dalam desain khusus yang mampu menekan tingkat penguapan air accu.

Uap accu yang terbentuk akan mengalami kondensasi sehingga kembali menjadi air murni yang

menjaga level air accu selalu pada kondisi ideal sehingga tak lagi diperlukan pengisian air accu.

Accu jenis ini biasanya terbuat dari basis jenis accu hybrid maupun accu kalsium.

5. Accu Sealed (Accu Tertutup)

Accu jenis ini selnya terbuat dari bahan kalsium yang disekat oleh jaring berisi bahan elektrolit

berbentuk gel/selai. Dikemas dalam wadah tertutup rapat. Accu jenis ini kerap dijuluki sebagai

accu kering. Sifat elektrolitnya memiliki kecepatan penyimpanan listrik yang lebih baik. Karena
sel terbuat dari bahan kalsium, accu ini memiliki kemampuan penyimpanan listrik yang jauh

lebih baik seperti pada accu jenis kalsium pada umumnya.

Pasalnya ia memiliki self-discharge yang sangat kecil sehingga accu sealed ini masih mampu
melakukan start saat didiamkan dalam waktu cukup lama. Kemasannya yang tertutup rapat
membuat accu jenis ini bebas ditempatkan dengan berbagai posisi tanpa khawatir tumpah.
Namun karena wadahnya tertutup rapat pula accu seperti ini tidak tahan pada temperatur tinggi
sehingga dibutuhkan penyekat panas tambahan jika ia diletakkan di ruang mesin.4[4]

.Kapasitas Akumulator

Besarnya kapasitas dinyatakan dalam amper-jam = ampere hours = Ah. Kapasitas dari

akumulator jadi dapatlah dituliskan sebagai berikut :

Kapasitas akumulator = Ampere x jam

Bila akumulator itu mengeluarkan aliran listrik sebesar 10 Ampere dalam 10 jam, maka besarnya

kapsitas itu adalah 10 x 10 = 100 Ah. Kapasitas akumulator yang terdapat di dalam perdagangan

adalah sebagai berikut di bawah ini.5[1]

Tabel 2.1. Kapasitas Accu/Akumulator

Jenis Accu Kapasitas


Automobil ukuran kecil 45 – 60 Ah
Automobil ukuran lebih besar 70 – 90 Ah
Automobil ukuran berat 180 – 200 Ah
Sepeda motor 9 – 20 Ah

Kapasitas accu adalah jumlah ampere jam (Ah = kuat arus/Ampere x waktu/hour), artinya

accu dapat memberikan/menyuplai sejumlah isinya secara rata-rata sebelum tiap selnya

5
menyentuh tegangan/voltase turun (drop voltage) yaitu sebesar 1,75 V (karena tiap sel memiliki

tegangan sebesar 2 V; jika dipakai maka tegangan akan terus turun dan kapasitas efektif

dikatakan sudah terpakai semuanya bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V).6[2]

Misal, baterai 12 V/75 Ah, bisa memberikan kuat arus sebesar 75 Ampere dalam satu jam

artinya memberikan daya rata-rata sebesar 900 Watt (Watt = V x I = Voltase x Ampere = 12 V x

75 A). Secara hitungan kasar dapat menyuplai alat berdaya 900 Watt selama satu jam atau alat

berdaya 90 Watt selama 10 jam, walaupun pada kenyataannya tidak seperti itu karena beberapa

faktor. Kapasitas baterai tidak tetap, dimana ada tiga faktor yang menentukan besar kecilnya

kapasitas baterai yaitu :

1. Jumlah Bahan Aktif

Makin besar ukuran pelat yang bersentuhan dengan cairan elektrolit maka maccun besar

kapasitasnya; makin banyak pelat yang bersentuhan dengan cairan elektrolit maka makin besar

kapasitasnya. Jadi untuk mendapatkan kapasitas yang besar luas pelat dan banyaknya pelat

haruslah ditingkatkan, dengan catatan bahwa pelat haruslah terendam oleh cairan elektrolit. Dari

sini kembali bisa menyadari betapa pentingnya bagi pelat-pelat agar terendam oleh cairan

elektrolit karena bagian dari pelat yang tidak terendam sama sekali tidak akan berfungsi bagi

peningkatan kapasitas.

2. Temperatur

Makin rendah temperatur (makin dingin) maka makin kecil kapasitas baterai saat digunakan

karena reaksi kimia pada suhu yang rendah makin lambat tidak peduli apakah arus yang

digunakan tinggi ataupun rendah. Kapasitas baterai biasanya diukur pada suhu tertentu, biasanya

25 derajat Celcius.

3. Waktu dan Arus Pengeluaran

6
Pengeluaran lambat (berupa pengeluaran arus yang rendah) mengakibatkan waktu pengeluaran

juga diperpanjang alias kapasitas lebih tinggi.7[3]

Pengisian Akumulator/Accu Charging

Pengisian arus dialirkan berlawanan dengan waktu pengeluaran isi yang berarti juga bahwa

beban aktif dan elektrolit diubah supaya energi kimia accu mencapai maksimum. Ada tiga

metode pengisian accu :

1. Pengisian perawatan (maintenance charging) digunakan untuk mengimbangi kehilangan isi (self

discharge), dilakukan dengan arus rendah sebesar 1/1000 dari kapasitas accu. Ini biasa dilakukan

pada accu tak terpakai untuk melawan proses penyulfatan. Bila baterai memiliki kapasitas 45 Ah

maka besarnya arus pengisian perawatan adalah 45 mA (milli Ampere).

2. Pengisian lambat (slow charging) adalah suatu pengisian yang lebih normal. Arus pengisian

harus sebesar 1/10 dari kapasitas baterai. Bila accu memiliki kapasitas 45 Ah maka besarnya arus

pengisian lambat adalah 4,5 A. Waktu pengisian ini bergantung pada kapasitas accu, keadaan

accu pada permulaan pengisian, dan besarnya arus pengisian. Pengisian harus sampai gasnya

mulai menguap dan berat jenis elektrolit tidak bertambah walaupun pengisian terus dilakukan

sampai 2 - 3 jam kemudian.

3. Pengisian cepat (fast charging) dilakukan pada arus yang besar yaitu mencapai 60 - 100 A pada

waktu yang singkat kira-kira 1 jam dimana baterai akan terisi sebesar tiga per empatnya. Fungsi

pengisian cepat adalah memberikan baterai suatu pengisian yang memungkinkannya dapat

menstarter motor yang selanjutnya generator memberikan pengisian ke accu.8[4]

8
Prinsip dan Cara Kerja Charger Accu :

Cara kerja charger accu atau adaptor atau Power Supply adalah dengan merubah arus listrik

bolak-balik dari PLN sebesar 220V untuk dirubah menjadi listrik arus DC dengan tegangan yang

telah ditentukan sehingga bisa digunakan untuk charger accu. Di dalam alat charger accu

terdapat komponen utama berisi Trafo atau transformator serta penyearah atau rectifier atau

disebut juga dioda rectifier/kiprox.9[5]

Cara Setrum Accu

Jika accu pada kendaraan mengalami drop, alternatif yang dipakai adalah dengan cara

disetrum atau dalam bahasa sehari-hari adalah charge. Dengan menyetrumkan accu ke tukang

setrum, akan lebih menghemat biaya dari pada kita mengganti accu baru yang sudah siap pakai.

Yang harus diperhatikan pada penyetruman accu adalah Volt dan Ah (Ampere Hour). Contoh

perhitungan sebagai berikut :

1. Jika sebuah accu dengan ukuran 12 Volt 50 Ah maka setelan pada setrumannya adalah pada

posisi 12 V dan 5 Ah. Perhitungan 5 Ah adalah besarnya Ah accu dibagi 10. Maka akan ketemu

50 : 10 = 5. Dengan demikian maka lama penyetruman adalah 10 jam.

2. Jangka lama 10 jam adalah waktu yang sesuai untuk penyetruman accu, karena semakin lama

proses penyetruman akan semakin baik untuk kondisi accu-nya. Tapi jika menambah Ah pada

setruman accu memang akan mempercepat pengisian, namun juga akan mempercepat kerusakan

pada accu.

9
3. Disamping pengaturan Volt dan Ah yang perlu diperhatikan adalah rangkaian pada pemasangan

accu jika pada saat yang sama menyetrum lebih dari satu.

Prinsip Kerja Accu/Akumulator

Prinsip Kerja Accu/Akumulator :

Prinsip kerja accu, pada saat accu dipakai, kedua elektrodenya perlahan-lahan akan menjadi

timbal sulfat. Hal itu disebabkan, kedua elektrode bereaksi dengan larutan asam sulfat. Pada

reaksi tersebut, elektrode timbal melepaskan banyak elektron.

Akibatnya, terjadi aliran arus listrik dari pelat timbal dioksidanya. Setelah beberapa lama

dipakai, akhirnya kedua elektrode tertutup oleh timbal sulfat. Sehingga diantara keduanya tidak

ada lagi beda potensial. Keadaan tersebut disebut, accu-nya soak/mati. Dalam accu terdapat

elemen dan sel untuk penyimpan arus yang mengandung asam sulfat (H 2SO4). Tiap sel berisikan

pelat positif dan pelat negatif. Pada pelat positif terkandung oksid timah coklat (PbO 2),

sedangkan pelat negatif mengandung timah (Pb).

Pelat-pelat ditempatkan pada batang penghubung. Pemisah atau separator menjadi isolasi

diantara pelat itu, dibuat agar baterai acid mudah beredar disekeliling pelat. Bila ketiga unsur

kimia ini berinteraksi, munculah arus listrik.

Cara Kerja Akumulator :

1. Pada saat pemakaian

Pelat(+) PBO2 Timbal Elektrolit 2H2SO4 Pelat(-) Pb Timbal


+ -
Peroksida Asam Sulfat dan Air berpori
Perubahan Kimia Pada Saat Pelepasan Muatan Listrik
Accu memberikan aliran listrik jika dihubungkan dengan rangkaian luar misalnya, lampu, radio

dan lain-lain. Aliran listrik ini terjadi karena reaksi kimia dari asam sulfat dengan kedua material

aktif dari plat positif dan plat negatif. Pada saat pelepasan muatan listrik terus menerus, elektrolit

akan bertambah encer dan reaksi kimia akan terus berlangsung sampai seluruh bahan aktif pada

permukaan plat positif dan negatif berubah menjadi timbal sulfat. Jika accu tidak dapat lagi

memberi aliran listrik pada voltage tertentu, maka accu tersebut dalam keadaan lemah arus

(soak).

2. Pada saat pengisian

Pelat(+) PbSO4Timbal Elektrolit 2H2O Pelat(-) PbSO4Timbal


+ +
Sulfat air Sulfat
Perubahan Kimia Pada Saat Pengisian Muatan Listrik

Pada proses pengisian muatan listrik, kembali terjadi proses reaksi kimia yang berlawanan

dengan reaksi kimia pada saat pelepasan muatan. Timbal peroksida terbentuk pada plat positif

dan timbal berpori terbentuk pada plat negatif, sedangkan berat jenis elektrolit akan naik, karena

air digunakan untuk membentuk asam sulfat. Accu kembali dalam kondisi bermuatan penuh.

Jadi secara sederhana cara kerja dari accu adalah berubahnya reaksi kimia antara aktif

material (Pb, PbO, PbSO4) dan media elektrolit (larutan asam sulfat atau H 2SO4) yang

menimbulkan beda potensial antara kutub positif dan negatif sehingga menghasilkan arus listrik

sampai batas waktu tertentu.10[1]

10

Anda mungkin juga menyukai