PENDAHULUAN
1. UMUM
Industri kapal pesiar / Cruise ships sedang berkembang , Semakin
besar ukuran kapalnya semakin banyak penumpang yang diangkut .
Kecenderungan pertumbuhan dan perkembangannya dalam bentuk
ukuran dan kapasitas angkutnya, Sebagai contoh pada kapal-kapal
baru yang mempunyai 20 Deck ,dapat mengangkut penumpang 10.000
( sepuluh ribu ) dan Anak buah kapalnya sampai 3.100 orang.
Selama periode tahun 1984 sampai dengan tahun 1994 ,
pembangunannya pada saat itu belum mempertimbangkan
keselamatan, sehingga dari data kasus 55 kapal yang menaikkan
penumpang di pelabuhan USA telah terjadi kasus kecelakaan ( yang
dilaporkan ) sebanyak 92 kali.
Oleh karena itu untuk meminimalkan resiko kecelakaan selama
pelayaran hanya dapat dilakukan dengan jalan melalui usaha
meningkatkan kesadaran akan keselamatan dan pelatihan.
4. Tujuan Kursus
Pelatihan “Mengelola Krisis dan Prilaku Manusia” didesain khusus
untuk menambah pengetahuan dan keterampilan team manajemen
kapal dalam penerapan pengendalian situasi darurat, bila dalam
teknisnya atau fungsi organisasi kapalnya terbatas, lemah atau
keseluruhannya tidak berfungsi.
Dengan mengikuti kursus ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan team manajemen kapal untuk meyakinkan keselamatan
para penumpang, pencegahan pencemaran dan keselamatan kapal
serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam mengalami
keadaan darurat.
b. Pertimbangan-pertimbangan
Prosedur-prosedur harus diadakan untuk merepon potensia
situasi kedaruratan di kapal. Pengembangan prosedur individu untuk
setiap kejadian dapat dipertimbangkan mengarah pada duplikasi.
Pemisahan pada tindakan awal dan respon berikutnya diusulkan dalam
upaya untuk melengkapi keperluan pedoman pengambilan keputusan
guna menghindari duplikasi yang tidak diperlukan.
a. Eksternal
Sangat memungkinkan mendapat bantuan sumber daya dari
Organisasi pihak luar seperti organisasi darurat penguasa pelabuhan,
kapal-kapal lain ataupun pihak Pemerintah lainnya . Tentunya
tergantung pada lokasi kapal dimana dia mengalami Krisis, namun
bantuan dari pihak luarpun boleh jadi terbatas kemampuannya atau
sama sekali tidak ada. Bahkan bila kecelakaan terjadi dalam radius
bantuan, hal itupun perlu dipertimbangkan waktunya, apakah
pertolongan memungkinkan atau dapat berhasil. Dalam banyak hal
kejadian darurat, manajeman kapal harus menyadari dan
mempercayakan sumber daya internalnya untuk merespon, paling
tidak melakukan reaksi awal yang baik.
b. Delegasi
Permasalahan-permasalahan serius dan hal-hal lain yang terkait
dalam situasi krisis dapat menjadikan suatu bencana. Komunikasi yang
menyeluruh sangat dituntut dan banyaknya keputusan-keputusan akan
2. Latihan-latihan
a. Persyaratan-persyaratan latihan
Persyaratan-persyaratan minimum dalam latihan dispesifikasikan
dalam peralatan Solas. Persyaratan lebih detail umumnya dimasukan
didalam “Company Safety Management System (CSMS)”.
b. Tujuan Latihan
Latihan-latihan utamanya dimasukan untuk meningkatkan
keterampilan dan kekompakkan. Pelatihan yang realities dapat dipakai
untuk mengevaluasi persiapan menghadapi situasi darurat dan
menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk merespon
tindakan-tindakan mengikuti pelatihan yang dipersyratkan dapat
dikembangkan dengan menggunakan evaluasi latihan-latihan yang
telah dilaksanakan sebelumnya. Latihan-latihan sebaliknya dapat
dipakai pula untuk merangksang awak kapal dan mencegah ketidak
puasan.
Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran
Crisis Management and Human Behaviour Training 6
Pelatihan, idealnya dimaksudkan untuk memeriksa apakah 5 faktor
utama dalam menangani kedaruratan telah dipraktekan dan hasilnya
sesuai dengan harapan:
- Teknologi
Mencoba berfungsinya peralatan, apakah peralatan tersebut dapat
dioperasikan ? apakah sesuai dengan harapan ? apakah letaknya
strategis ?
- Prosedur-prosedur
Apakah prosedur-prosedur tersebut cocok diterapkan pada
tempatnya dan sesuai degan sumber daya yang tersedia ? apakah
informasi selama berlangsungnya latihan berjalan efektif dan efisien
? adakah penugasan-penugasan yang perlu ditinjau kembali atau
sejauh kembali atau sejauh ini perlu didelegasikan ?
- Karakteristik personil
Apakah awak kapal terlihat mampu menghadapi scenario yang
direncanakan ? apakah tingkatan stress mengurangi kemampuan
untuk pelaksanaan tugasnya ?
- Kepatuhan
Apakah awak kapal patuh mengikuti keputusan pimpinanya ?
apakah mereka memperlihatkan keinginan untuk menolong
sesamnya ?
- Pelatihan
Apkah ada jarak antara kecakapan yang ada dengan kemampuan
yang diharapkan ? pelatihan apa yang dapat memperbaiki untuk
menghilangkan jarak (gap) tersebut ?.
c. Perencanaan Pelatihan
Factor yang nyata dalam menentukan hasil suatu latihan atau
secara menyeluruh latihan tersebut dinilai baik, tergantung pada upaya
perencanaan pelatihan itu sendiri, apakah dilaksanakan ?
Perencanaan yang baik dalam latihan akan waktu dan efektivitas
hasil yang dilaksanakan awak kapalnya. Hasil yang dilaksanakan awak
kapalnya. Perencanaannya harus rinci. Secara formal rencana latihan
harus meliputi :
d. Penjelasan Latihan
Melalui penjelasan ringkas dalam latihan sangat diperlukan untuk
memeksimalkan hasil yang ingin dicapai. Persiapan rinci untuk
mempresentasikan penjelasan ringkas suatu latihan akan menambah
kebaikan dari latihan itu sendiri.
Kesempurnaan kesiapan akan terliputi dalam :
- Tinjauan ulang laporan latihan terdahulu
Catatan kerusakan peralatan yang dilaporkan dan evaluasi
procedural atau personil yang bertugas
- Penetapan tujuan yang spesifik
Setiap orang sebaiknya mengerti focus utamanya dalam latihan.
- Jadwal waktu dan lokasi
Yakinkan ruangan-ruangan tersedia untuk latihan tanpa terinterupsi
- Pengarahan langkah keselamatan
Yakinkan ruangan-ruangan dan peralatan yang digunakan dalam
kondisi yang aman untuk dioperasikan.
2. Kepemimpinan
a. Definisi :
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan
membimbing anak buahnya (team), serta merangsang personil untuk
bekerja bersama-sama dan memberikan umpan balik (feed back)
sebuai dengan perintahnya.
e. Pimpinan-pimpinan fungsional
Kepemimpinan fungsional didasarkan atas pengetahuan khusus atau
kemahiran mereka berkaitan dalam penaggulangan situasi.
Pimpinan-pimpinan fungsional adalah:
- Situasional dan sementara, tidak menggantikan struktur
komando.
h. Tugas spesifik
Memahami keseluruhan dari tujuan, pemimpin harus melaksanakan
tugasnya dengan baik menggunakan sumber daya yang ada guna
merespon tindakan tindakan yang spesifik.
j. Memotivasi
Pengetahuan dan penguasaan situasi yang baik akan member hasil
yang efektif. Memotivasi berulang-ulang juga akan member tekanan
yang baik bertalian dengan aktifitas tanggap darurat.
3. Mengelola stress
a. Pengertian
Stress atau ketegangan timbul sebagai hasil ketidak seimbangan
antara persepsi orang itu terhadap tuntutan yang dihadapinya dan
mengenai kemampuannya untuk menaggulanggi tuntutan tersebut.
Stress timbul setiap kali terjadi perubahan dalam keseimbangan
sebuah kompleks manuasia-peralatan –lingkungan.
Beberapa peneliti (terutama Lazarus, 1967) menyatakan bahwa stress
hanya berhubungan dengan kejadian kejadian disekitar lingkungan
yang merupakan bahaya atau ancaman dan bahwa perasaan
High
Q
U
A Performance
L Curve
I
T Depends on
Y our “coping
ability”
P
E
R
Energizing Interfering
F
Depends
O
R on our
M “adaptive
A energy”
N
Low High
C LEVEL OF STRESS
Balai Besar Pendidikan
E Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran
Crisis Management and Human Behaviour Training 15
e. Faktor-faktor stress
Fator-faktor stress berpengaruh terhadap reaksi yang berkaitan
dengan stress. Kebanyakan factor-faktor stress secara nyata terlihat
seperti pada saat kita mengalami suatu keadaan yang mengancam,
merasakan cepatnya suatu perubahan yang terjadi, desakan waktu,
gagal mengontrol situasi, kurang rasa kebersamaan atau kurang
koordinasi dengan tim tanggap darurat, sedikit atau tidak ada sama
sekali informasi, informasi yang tidak menentu ataupun terlalu banyak
informasi.
f. Kemampuan individual
Kemampuan individual dalam mengalami stress yang berlebihan akan
menyimpangkan perilaku normal atau standar
Beberapa gejalanya :
- Menyimpang dari prosedur
- Standar-standar yang rendah dalam pelaksanaan tugas
- Kurang disiplin
- Monitoring tidak berjalan atau tidak ada cross check terhadap anak
buah
- Tidak merespon hal-hal yang diperlukan
- Banyak / kerap membuat kesalahan-kesalahan kecil
- Kelelahan sangat / berat
- Tidak biasanya mudah tersinggung
- Timbul masalah masalah fisik
-
g. Kemampuan team
Prilaku dan kemampuan team operasi (tim tanggap darurat) dapat
terpengaruh dibawah tekanan stress
Ketidak efektifan tim dapat terasa, seperti:
- Tingkat kesalahan meningkat
- Kurang komonikasikurang berbagi informasi diantara anggota
1. Umum
Kemampuan untuk memberitahukan dengan jelas dan mengarahkan
secara singkat melalui informasi yang tepat sesungguhnya hal yang baik
dalam pengelolaan krisis. Komunikasi yang baik harus diyakini berfungsi
efektif dengan menggunakan sumber daya yang tersendiri dalam
merespon kedaruratan. Perintah dan informasi sebaiknya diberikan dalam
bentuk yang sederhana bila mana memungkinkan. Para penumpang dan
awak kapal dalam situasi krisis kemampuannya dapat menurun untuk
menerima dan memahami pesan yang kompleks, oleh karena itu
gunakanlah standar yang baku dari IMO Standard Marine Communication
Pharases (MSc / Circ. 794) guna menurunkan resiko salah pengertian
dari pengarahan atau informasi. Komunikasi dalam tindakan team tanggap
darurat harus disesuaikan dengan bahasa kapal yang dimengerti. Bahasa
inggris merupakan hal yang wajib bila awak kapalnya multinasional
2. perintah utama
Instruksi-instruksi dan laporan-laporan sebaliknya didasarkan atas
keperluan informasi, disebabkan dalam kenyataan dapat menurunkan
tingkatan situasi krisis
Dibawah ini 5 perintah utama yang dapat diterapkan untuk menganalisa
informasi apa yang diperlukan:
- Situasi
Jelaskan situasi terakhir pada personil yang relevan, hindari
penjelasan detail yang tidak diperlukan. Sistem kode dapat dipakai
penjelasan detail yang tidak diperlukan. Sistem kode dapat dipakai
untuk menghindari kepanikan penumpang dan mengurangi
pengiriman dan penerimaan pesan yang terlalu panjang
- Penugasan
Maksud Persepsi
Umpan balik
Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran
Crisis Management and Human Behaviour Training 23
4. Pengirim
Proses komunikasi awalnyadimulai dari pengirim, keinginan disampaikan
melalui informasi. Tanggungjawab pengirim meyakinkan penerima
memahami maksudnya (pesan-pesan). Pengirim harus proaktif,
meyakinkan apa yang dikatakannya didengar dengan akurat. Pengirim
harus:
- Mengemukakan hal yang terkandung dalam pikirannya pada saat
itu.
- Mengemukakan pemikiran secara jelas dan sederhana
- Menerangkan secara layak
- Mendorong adanya umpan balik
5. Berita atau pesan
Berita terdiri dari informasi yang diinginkan pengirim melalui penerima
untuk mengurangi masalah dalam komunikasi, berita / pesan harus:
- Menggunakan terminology yang tepat dan ungkapan standar
- Mengirimnya bila penerima dapat mendengar
- Menggunakan nada suara yang sesuai dengan si penerima, sesuai
keperluan
- Terukur, isi segala sesuatu yang diinginkan penerima dapat
dipahami pinnya oleh pengirim
6. Penerima
Penerima berita atau pesan harus memberikan respon terhadap berita
yang diterima. Penerima menginginkan informasi dalam bentuk
penegasan (tugas)
7. Umpan balik
Dengan tanggapan yang diberikan oleh penerima, maka pengirim dapat
mengetahui apakah berita yang dikirim itu sampai dan dimengerti atau
tidak oleh menerima. Diterimanya respon ini berarti adanya umpan balik.
Bentuk umpan balik yaitu :
- Memberitahukan (membalas)
KEBAKARAN
Posisi kapal harus dilaporkan