NIM : 049189898
JURUSAN : MANAJEMEN S1
SOAL:
1. Jelaskan:
a) Gambarkan kurva kinked !
b) Jelaskan penyebab mengapa kurva kinked disebut juga dengan kurva
patah!
~~Selamat Mengerjakan~~
1. Gambar kurva kinked
Teori ini mengasumsikan bahwa kurva permintaan bagi pengusaha duopoli merupakan
kurva permintaan yang patah. Untuk analisis keseimbangan, diperlukan beberapa
asumsi lagi, yaitu:
Keadaan ini menyebabkan harga pada pasar oligopoli umumnya tegar (tidak mudah
berubah).
Misalkan harga keseimbangan pasar yang memuaskan kedua pengusaha duopoli telah
terbentuk pada tingkat P* seperti terlihat pada gambar. Selanjutnya dapat dilihat pula
bahwa kurva permintaan bagi suatu pengusaha duopoli adalah CEF yang patah pada
titik E. Titik E ini merupakan titik keseimbangan harga (P*) dan kapasitas produksi
(Q*) bagi pengusaha duopoli tersebut.
Apabila pengusaha duopoli tersebut menurunkan harga dari tingat P*, maka pengusaha
duopoli lain akan mengikutinya. Akibatnya kurva permintaan bagi pengusaha yang
menurunkan harga menjadi EF, di mana elastisitas permintaan kurva EF sama dengan
elastisitas permintaan pasar. Sebaliknya apabila pengusaha duopoli tadi menaikkan
harga dan pengusaha pesaingnya juga menaikkan harga maka kurva permintaannya
pada harga yang menaik adalah kurva EF" yang elastisitas permintaannya juga sama
dengan elastisitas permintaan pasar. Tetapi karena menurut asumsi bahwa tindakan
menaikkan harga oleh suatu pengusaha duopoli tidak akan diikuti oleh pengusaha
pesaingnya, maka kurva permintaan bagi pengusaha yang menaikkan harga tersebut
menjadi EC yang elastisitas permintaannya menjadi lebih besar dari pada elastisitas
permintaan pasar. Hal ini disebabkan karena sebagian pembeli atau mungkin
seluruhnya pindah ke pengusaha pesaingnya yang tidak menaikkan harga. Jadi yang
menyebabkan kurva permintaan suatu pengusaha duopoli patah adalah karena
tindakannya menaikkan harga tidak diikuti oleh pengusaha pesaingnya. Dengan
patahnya kurva permintaan suatu pengusaha duopoli, dengan sendirinya kurva nilai
penjualan marginalnya (MR) menjadi tidak kontinyu, yaitu CABD. Dengan MC dan
AC seperti yang terlihat pada gambar, maka posisi keseimbangan (keuntungan
maksimum) adalah pada tingkat penjualan produk sebesar Q dengan tingkat harga P*.
Jadi disebut kurva patah karena kurva permintaannya “patah” (tidak
garis lurus) dan penerimaan marjinalnya mengalami diskontinu. Hal ini terjadi ketika
telah terbentuk keseimbangan harga oligopoli dan perusahaan menaikkan harga, maka
tindakannya tidak akan diikuti oleh pesaingnya sehingga kurvanya menjadi elastis
(konsumennya mungkin akan lari ke pesaing lain). Sebaliknya kalo menurunkan harga,
maka pesaing juga ikut menurunkan harga.
2. Diketahui:
Q1 = 200 – 10P
Q2 = 100 – 4P
Jawab:
a) Gambar kurva Q1, Q2, MR1, MR2
Q1 = 200 - 10P
• Untuk Q = 0, maka 0 = 200 - 10P
-200 = -10P
−200
P=
−10
P = 20 >>> titik pertama di (0, 20)
Q2 = 100 - 4P
• Untuk Q = 0, maka 0 = 100 - 4P
-100 = -4P
−100
P=
−4
P = 25 >>> titik pertama di (0, 25)
Q1 = 200 - 10P
10P = 200 – Q (dibagi 10)
P1 = 20 - 0,1Q
TR1 = P . Q
TR1 = (20 - 0,1Q) Q
TR1 = 20Q - 0,1Q²
dTR1
MR1 =
dQ
MR1 = 20 - 0,2Q
P = 20 – 0,2Q
Q2 = 100 - 4P
4P = 100 – Q (dibagi 4)
P2 = 25- 0,25Q
TR2 = P . Q
TR2 = (25 - 0,25Q) Q
TR2 = 25Q - 0,25Q²
dTR2
MR2 =
dQ
MR2 = 25 - 0,5Q
P = 25 – 0,5Q
Keseimbangan harga pasar tercipta di titik E (Q1 = Q2), dengan harga sebesar
P’ dan jumlah barang Q’
Ketika perusahaan menaikkan harga (di atas P’), maka pesaing tidak bereaksi,
sehingga kurva permintaan yang relevan adalah AE, dan kurva penerimaan
marjinalnya AC. Sebaliknya ketika perusahaan menurunkan harga (di bawah
P’), maka pesaing akan bereaksi, sehingga kurva permintaan yang relevan menjadi
EB dan kurva penerimaan marjinalnya DF.
Sehingga dapat disimpulkan:
Kurva permintaan yang relevan = AEB
Kurva penerimaan marjinal yang relevan = AC & DF >>> ini yg disebut kurva
patah/kinked.
b) Pesaing akan bereaksi pada harga jual di bawah harga pasar (titik E).
Harga pasar terjadi saat Q1 = Q2, maka:
200 - 10P = 100 - 4P
-10P + 4P = 100 – 200
-6P = -100
−100
P=
−6
P = 16, 67
Jadi, pada harga di bawah P = 16,67 pesaing akan bereaksi.
3. Dalam ilmu ekonomi, barang publik merupakan barang yang mempunyai sifat non rival
dan non-eksklusif. Barang publik merupakan barang-barang yang tidak dapat dibatasi
siapa penggunanya dan sebisa mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk mendapatkannya. Barang publik merupakan barang yang apabila
dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan
barang tersebut. Barang publik mempunyai sifat non-rival dan non-eksklusif.
Barang publik hampir sama dengan barang kolektif. Bedanya, barang publik adalah
untuk masyarakat secara umum (keseluruhan), sementara barang kolektif dimiliki oleh
satu bagian dari masyarakat (satu komunitas yang lebih kecil) dan hanya berhak
digunakan secara umum oleh komunitas tersebut. Contoh: jalan raya merupakan barang
publik, kebanyaknya pengguna jalan tidak akan mengurangi manfaat dari jalan tersebut,
semua orang dapat menikmati dan manfaat dari jalan raya (noneksklusif); dan jalan
raya dapat digunakan pada waktu bersamaan. Istilah barang publik sering digunakan
pada barang yang non-eksklusif dan barang non-rival. Hal ini berarti bahwa tidak
mungkin dapat mencegah seseorang untuk tidak
mengonsumsi barang publik. Dan udara juga dapat dimasukkan sebagai
contoh barang publik karena secara umum tidak mungkin mencegah
seseorang untuk tidak menghirup udara. Barang-barang yang demikian itu sering
disebut sebagai barang publik murni.
Sifat barang publik dibedakan menjadi 2 yaitu: non-eksklusif dan non-rivalitas.
1) Noneksklusivitas. Salah satu sifat yang membedakan barang publik dengan
barang lain adalah apakah orang dapat dikecualikan dari manfaat barang
tersebut atau tidak. Bagi kebanyakan barang pribadi, pengecualian tentu saja
sangat dimungkinkan. Pertahanan nasional merupakan contoh standar. Sekali
suatu angkatan bersenjata dibentuk, setiap orang di suatu negara tersebut
diuntungkan, apakah dia membayar atau tidak. Barang noneksklusif ini dapat
dilawan dengan barang konsumsi pribadi yang eksklusif, seperti mobil atau film
dimana pengecualian-pengecualian merupakan suatu masalah sederhana.
Mereka yang tidak membayar barang pribadi tersebut tidak menerima jasa yang
dijanjikan oleh barang tersebut.
2) Nonrivalitas. Sifat kedua yang menjadi karakter dari barang-barang publik
adalah nonrivalitas. Barang-barang nonrivalitas merupakan barang di mana
manfaatnya dapat diberikan bagi pengguna tambahan dengan biaya marjinal
nol. Pada sebagian besar barang, tambahan jumlah konsumsi membutuhkan
sejumlah biaya produksi marjinal. Misalkan tambahan penonton pada satu
saluran televisi tidak akan menambah biaya meskipun tindakan ini
menyebabkan terjadinya tambahan konsumsi. Konsumsi oleh tambahan
pengguna dari barang semacam itu adalah nonrivalitas atau nonpersaingan
sehingga tambahan konsumsi tersebut membutuhkan biaya marjinal sosial dari
produksi sebesar nol, konsumsi tersebut tidak mengurangi kemampuan orang
lain untuk mengkonsumsi.
4. Kelemahan pemberian subsidi adalah pemerintah harus mengetahui tingkat produksi
yang ditetapkan pabrik tanpa adanya subsidi, analisa statis dan sifatnya jangka pendek
karena tidak memperhatikan kemungkinan bertambahnya jumlah prabrik yang
menimbulkan polusi, timbul distorsi lokasi, tidak dibernarkan secara moral karena
pabrik yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain justru mendapat subsidi.
Kelemahan dari solusi subsidi ini adalah perusahaan atau pabrik nantinya akan lebih
condong melakukan eksternalitas tersebut dikarenakan dengan melakukan eksternalitas
tersebut mereka (perusahaan atau pabrik) akan mendapatkan subsidi dari pemerintah.
5. Eksternalitas (externality) merupakan biaya atau manfaat dari kegiatan ekonomi yang
dialami oleh pihak ketiga yang tidak terkait dengan aktivitas tersebut. Biaya atau
manfaat eksternal tidak tercermin dalam biaya akhir atau manfaat barang atau jasa yang
dihasilkan.
Biaya eksternalitas merugikan orang lain atau lingkungan. Hal tersebut dapat
mengambil bentuk seperti radiasi, polusi sungai atau udara, atau kebisingan.
Masyarakat sekitar harus menderita dan tidak ada kompensasi untuk itu.
Manfaat eksternal adalah efek positif aktivitas ekonomi terhadap pihak lain yang tidak
Terlibat langsung. Misalnya petani lebah yang mendapat manfaat dari petani buah yang ada di
sekitarnya (lebah madu dapat mudalf memetic sari dari pohon buah tanpa harus membayarnya )
1) Eksternalitas negatif
• Polusi air, misalnya, akibat tumpahan minyak kapal tanker. Polusi semacam
ini dapat menghancurkan ekosistem di laut dan mempengaruhi orang-orang
yang tinggal di daerah pesisir.
•
Merokok menghasilkan efek negatif tidak hanya bagi perokok tetapi tetapi
juga bagi kesehatan orang lain di sekitar perokok (perokok pasif).
2) Eksternalitas positif
Berikut adalah beberapa contoh eksternalitas positif, baik yang terkait dengan
produksi dan konsumsi:
• Vaksinasi. Manfaat tidak hanya bagi orang yang divaksinasi tetapi juga
orang lain karena risiko penularan menurun.