Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pasar Duopoli

Duo berarti dua atau 1 pasang. Sesuai dengan keberadaan kata duo dalam
pasar duopoli. Pasar Duopoli dapat diartikan sebagai pasar di mana terdapat 2
produsen (perusahaan) yang menguasai sebuah barang atau jasa pada pasar
tersebut. Karena pada pasar tersebut hanya terdiri dari 2 produsen, maka setiap
tindakan yang dilakukan oleh salah satu produsen akan berpengaruh pada
produsen lainnya.

Hal ini terjadi dalam berbagai hal, misalnya kapasitas produk, kualitas
produk, pemasaran dan lainnya. Pasar duopoli dapat dianggap sebagai bentuk
pasar oligopoli yang paling sederhana. Salah satu contoh pasar duopoli adalah
penawaran minyak pelumas yang dikuasai oleh Pertamina dan Caltex.

2.2 Ciri-Ciri Pasar Duopoli

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pasar duopoli


adalah sebagai berikut:

a. Dikuasai oleh 2 produsen atau penjual dan banyak pembeli


b. Harga ditentukan secara sepihak oleh kedua penjual baik dengan
kesepakatan atau tidak
c. Price leadership oleh 2 perusahaan besar yang mana perusahaan kecil
hanya menjadi pengikut
d. Ketergantungan antar 2 perusahaan cukup tinggi
e. Sulit untuk perusahaan baru masuk ke dalam pasar

2.3 Teori Pasar Duopoli

Teori pasar duopoli untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Antonia


Augustin Cournot pada tahun 1838 dengan judul “Researches into the
Mathematical Principles of the Theory of Wealth”. Kemudian teori Cournot ini
disempurnakan oleh Betran-Edgeworth. Pada teori pasar duopoli, produsen yang
menjual produk hanyalah dua, perusahaan A dan perusahaan B. Jika berasumsi
barang yang dijual bersifat homogen, maka sesuai dengan definisi di atas,
kebijakan yang diambil oleh perusahaan A akan berpengaruh pada perusahaan B,
begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, baik pengusaha A maupun pengusaha B
harus berhati-hati dalam menentukan kebijakan yang akan diambil, terutama
dalam hal menentukan harga penjualan dan kapasitas produksi. 

1. Teori Pasar Duopoli Cournot

Dalam teori Cournot, dua produsen dianggap menghasilkan barang yang bersifat
homogen.Asumsi pokok yang dipergunakan oleh Cournot adalah pada waktu
seorang pengusaha duopoli berusaha memaksimumkan keuntungannya, jumlah
produk yang dihasilkan oleh pesaingnya tidak tergantung dari jumlah barang yang
dihasilkan oleh pengusaha yang pertama.

Pada model ini, fungsi permintaan pasar adalah:

Py = f (YA + YB) yang mana,

Py = Harga barang homogen yang dijual

YA = Jumlah barang yang dihasilkan oleh pengusaha duopoli A

YB = Jumlah barang yang dihasilkan oleh pengusaha duopoli B            

 Sedangkan keuntungan dari masing-masing pengusaha duopoli itu adalah:

πA = YA . Py – CA(YA)

πB = YB . Py – CB(YB) yang mana,

CA(YA) = Biaya pengusaha A dalam menghasilkan YA

CB(YB) = Biaya pengusaha B dalam menghasilkan YB

2. Teori Kinked Demand Curve (Kurva Permintaan yang Patah)

Teori kedua adalah teori kurva permintaan yang patah. Asumsi yang dibutuhkan
untuk kurva ini adalah:
1. Harga pasar yang memuaskan bagi kedua pengusaha duopoli itu telah
terbentuk, misalnya PY rupiah.
2. Jika salah satu dari produsen dalam pasar duopoly menurunkan harga
penjualannya (lebih rendah dari harga keseimbangan PY diatas), maka
pengusaha saingannya yang mengetahui tindakan tersebut, juga akan
menurunkan harga penjualannya (kalau perlu lebih rendah lagi) agar ia
tidak kehilangan pembeli, hingga terjadi persaingan harga yang dapat
menghancurkan kedua perusahaan duopoli itu.
3. Jika salah satu dari pengusaha duopoli menaikkan harga penjualannya,
tindakannya itu tidak akan diikuti oleh pengusaha saingannya. Akibatnya
sebagian atau seluruh pembeli pindah kepada pengusaha yang tidak turut
menaikkan harga itu.

Dari asumsi di atas, maka akan terbentuk kurva permintaan yang patah karena
keadaan di atas menyebabkan harga pada pasar duopoli tidak mudah berubah.

PY = Harga yang terbentuk untuk setiap satuan produk (Rupiah)

Y1 = Kapasitas produksi yang dijalankan pada harga PY

D = Titik keseimbangan harga dan kapasitas produksi


Menurut asumsi di atas, apabila sebuah perusahaan menurunkan harga penjualan
lebih rendah dari PY, maka pengusaha lain akan mengikuti. Tujuannya agar
mereka tidak kehilangan pembeli. Berdasarkan asumsi ini, kurva permintaan bagi
pengusaha yang menurunkan harga adalah kurva DE. Dimana elastisitas
permintaan kurva DE sama dengan elastisitas permintaan pasar karena
tindakannya menurunkan harga diikuti oleh pengusaha saingannya yang satu lagi.
Sebaliknya, apabila sebuah perusahaan menaikkan harga penjualan lebih tinggi
dari PY, maka pengusaha lain akan mengikuti dan kurva permintaan pada harga
yang lebih tinggi adalah kurva DF yang memiliki elastisitas sama dengan
elastisitas permintaan pasar.

Tetapi, asumsi di atas menyatakan bahwa kenaikkan harga tidak diikuti oleh
pesaingnya, maka kurva permintaan bukan lagi DF, melainkan DC. Kurva ini
memiliki elastisitas permintaan yang lebih besar dari elastisitas permintaan pasar.
Patahnya kurva permintaan bagi suatu pengusaha duopoli adalah karena
tindakannya menaikkan harga tidak diikuti oleh pengusaha saingannya. Dengan
patahnya kurva permintaan bagi suatu pengusaha duopoli, kurva nilai produk
marjinalnya (MR) bagi pengusaha tersebut adalah CABG.

Pada peningkatan harga, kurva permintaan perusahaan bukan PYD dikarenakan


tidak semua pembeli akan lenyap pembelinya. Hal ini dikarenakan masih ada
beberapa pembeli yang tinggal yang tidak mengetahui bahwa perusahaan saingan
tidak menaikkan harga.

Alasan kedua yang mungkin terjadi adalah sifat homogen produk yang dijual,
yang membuat konsumen tetap membeli kepada pengusaha yang menaikkan
harga. Inilah sebabnya kenapa kurva permintaannya tidak menjadi PYD
melainkan DC.

2.4 Jenis Pasar Duopoli

Pasar duopoli dapat dibagi menjadi 2 tergantung pada jenis produk yang
dihasilkannya. Kedua jenis tersebut adalah pure duopoly dan differentiated
duopoly.
Apabila produk atau jasa yang dihasilkan bersifat homogen (sama), maka pasar
tersebut dinamakan duopoli murni atau (pure duopoly).

Apabila produk atau jasa yang dihasilkan tidak homogen namun substitusi (dapat
menggantikan satu dengan yang lainnya), maka pasar tersebut dalam keadaan
duopoli terbedakan (differentiated duopoly).

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pasar Duopoli

Pasar duopoli memiliki beberapa kelebihan, misalnya:

 Efisiensi yang lebih tinggi karena jumlah perusahaan sedikit


 Konsumen diuntungkan dari persaingan antar perusahaan di sisi harga
 Mengurangi persaingan yang tidak bermanfaat.

 Selain kelebihan tersebut, juga terdapat kekurangan yaitu:

 Sulit untuk perusahaan baru masuk ke dalam pasar


 Sulit berkompetisi
 Memiliki kemungkinan besar kolusi
 Bila satu perusahaan ingin menjalankan sebuah kebijakan tertentu, akan
sangat sulit (hampir tidak mungkin) bagi perusahaan tersebut untuk
meramalkan tindakan yang akan diambil saingannya.
Oleh karena itu, masing-masing perusahaan harus selalu memperhatikan
tingkah laku saingannya.

Anda mungkin juga menyukai