M. Fikri Huzaifi
Ahmadhuzaifi19@gmail.com
Dzulkarnain
zulkarnain11091999@gmail.com
Dwi Rizaldi Mualimin
dwirizaldim@gmail.com
Abstrak
Al-qur’an adalah kitab suci yang Allah turunkan sebagai pedoman
bagi seluruh umat islam dan merupakan mukjizat yang besar. Oleh
karena itu umat islam perlu untuk mengkaji lebih dalam terkait dengan
isi yang terdapat di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dan mendeskripsikan gaya bahasa yang dapat kita temukan dalam
beberapa ayat al-qur’an dan beberapa contoh karya sastra modern
dengan menggunakan kajian stilistika. Adapun metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data didapatkan
dari beberapa contoh ayat al-qur’an dan potongan kalimat dari karya
sastra modern, seperti; novel, majalah, puisi, cerpen, syair, dll.
Gaya bahasa merupakan satu unsur yang sangat penting dalam karya
sastra modern. Maka biasanya majas akan lebih banyak ditemukan
supaya dapat lebih membangun suasana atau menghidupkan karya.
Seperti majas yang kita temukan dalam suatu karya puisi. Dengan
adanya majas tertentu, maka akan memberikan efek yang lebih hidup
dari puisi tersebut.
Kata kunci: Gaya bahasa Al-Qur’an, Gaya Bahasa Sastra Modern,
Puisi.
A. PENDAHULUAN
Al-qur’an adalah mukjizat yang Allah Turunkan dengan segala
kelebihan dan keindahan gaya bahasa yang terkandung di dalamnya.
Bahasa yang digunakan di dalm Al-qur’an bukan lah bahasa yang
standar (biasa). Akan tetapi, bahasa Arab yang memiliki keindahan
sangat luar biasa sehingga tidak ada yang bisa menandinginya.
Bahkan, bahasa Arab sendiri ikut mempengaruhi perkembangan dan
kemajuan bahasa dan sastra arab. Lalu setelah al-Qur’an turun, para
sastrawan saling berlomba untuk membuat karya yang dapat
menandingi Al-Qur’an. Tapi, semua itu tidaklah berhasil.
Al-qur’an tetap menjadi mukjizat yang tidak pernah ada
tandingannya. Bahkan pada masa itu bangsa Arab sedang berada di
puncak yang sangat tinggi dalam bidang bahasa dan sastranya. Namun,
Al-qur’an dengan mukjizatnya dapat menundukkan kesombongan
bangsa Arab atas segala kemajuan dan perkembangan sastranya. Sejak
saat itu banyak bangsa Arab yang memeluk agama Islam dan tekun
mempelajarinya sebagai karya sastra yang maha agung dan
mengagumi segala keindahan pada setiap kata atau ayat-ayatnya.
Keindahan sastra dalam Al-Qur’an tidak terlepas dari gaya bahasa
yang terkandung di dalamnya yang dapat kita temukan dalam
terjemahan Al-Qur’an itu sendiri. Sehingga dapat dipahami oleh
siapapun yang membacanya. Karena Al-Qur’an diturunkan untuk
dapat dipahami dan dijadikan pedoman hidup bagi umat Islam supaya
mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan baik di dunia maupun
akhirat.
Gaya bahasa sering menjadi bahan analisis yang biasanya terdapat
pada karya sastra berupa novel, majalah, syair, cerpen, puisi ataupun
lirik lagu.
Sastra sebagai hasil pekerjaan seni kreasi. manusia tidak akan
pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya
sastra. Bahasa dan manusia erat kaitannya. Karena pada dasarnya,
keberadaan sastra sering bermula dari persoalan dan permasalahan
yang ada pada manusia dan lingkungannya. Kemudian, dengan adanya
imajinasi yang tinggi seorang pengarang tinggal menuangkan masalah-
masalah yang ada di sekitarnya menjadi sebuah karya sastra.
Media karya sastra adalah bahasa, adapun fungsi bahasa sebagai
karya sastra membawa ciri-ciri tersendiri. Artinya, bahasa sastra adalah
B. KAJIAN TEORI
Penelitian atau karya ilmiah mengenai gaya bahasa sudah pernah
dilakukan. Akan tetapi, penelitian atau karya ilmiah tersebut hanya
memfokuskan hanya pada salah satu objek baik dalam gaya bahasa
yang terdapat di dalam Al-Qur’an ataupun gaya bahasa yang
terdapat dalam karya sastra modern. Penelitian ini menggunakan
data/ayat yang terdapat dalam Al-Qur’an. Hal ini berkaitan pula
dengan kehidupan dan keseharian umat Islam yang tidak pernah
luput dalam setiap kesehariannya dengan Al-Qur’an. Karena Al-
Qur’an sendiri menjadi pedoman dan tuntunan hidup bagi setiap
muslim. Bahkan, menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk
mempelajari dan mengamalkannya.
Dan adapun penelitian mengenai gaya bahasa yang terdapat pada
novel sang pencerah oleh Wahyudi (2011). Dari hasil penelitiannya
setidaknya terdapat 16 jenis majas. Diantaranya; alusio, sinekdok,
metonimia, personifikasi, epitet, simile, metafora, hiperbola,
koreksio, retoris, antithesis, klimaks, anafora, mesodiplosis,
tautologi, dan eponim. Gaya bahasa yang paling dominan dalam
penelitiannya adalah hiperbola serta hubungan antara gaya bahasa
dan tokoh utama novel tersebut menunjukkan nilai-nilai
kemanusiaan dan nilai-nilai keagamaan.2 . Adapun persamaan
dalam penelitian ini adalah sama-sama mengkaji gaya bahasa
(majas). Namun, perbedaannya terletak pada pada objek kajiannya.
Pada penelitian kali ini akan membahas persamaan gaya bahasa
(majas) yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an dan salah satu karya
sastra modern dalam bentuk puisi karya Mahmoud Darwish dengan
judul Ahinnu ila Khubzi Ummi. Pada penelitian ini difokuskan
untuk membahas hanya dari segi majas Hiperbola, Paradoks dan
Personifikasi.
1
Ibrahim, Analisis Gaya Bahasa Dalam Kumpulan Novel Mimpi Bayang Jingga, Karya Sanie B. Kuncoro. Jurnal
Sasindo Unpam, 3(3), 35-37.
2
Rahil Helmi, Majas Yang Terkandung Dalam Al-Qur’an Terjemahan Surat Al-Baqoroh, 2017.
3
Drs. Hafidz Abdurrahman, M.A., Ulumul Qur’an Praktis. (Bogor: Pustaka Utama, 2004) hlm. 193-194
4
Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy, Studi Ilmu Al-Qur’anI, (Bandung: Pustaka Setia, 1998)
Salah satu karya sastra adalah puisi atau syair. Dalam puisi,
terdapat luapan adicita pemikiran yang dapat menghidupkan dan
membangkitkan perasaan serta khayalan. Puisi merupakan
untaian kata yang diluapkan dari seorang penyair yang mampu
memberikan pengalaman, perasaan, dan pemahaman sehingga
C. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatitf dengan menggunakan metode analisis isi
(content analysis). Sesuai dengan objek penelitiannya, data yang
diambil dalam penelitian ini adalah ayat atau teks yang mengandung
gaya bahasa tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
berbagai macam contoh kalimat gaya bahasa yang dapat kita ambil
ambil dari beberapa ayat Al-qur’an dan puisi Ahinnu ila khubzi ummi
karya Mahmoud Darwish sebagai sumber data utamanya.
5
Maulana Ihsan Ahmad, Representasi Semiotika Roland Barthes Dalam Syair “Ahinnu Ila Khubzi Ummi” karya
Mahmoud Darwish. (2020)
6
Ibid
7
Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung; Angkasa), 2013.
b) Majas Paradoks
Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung
pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.
Pengungkapan tersebut dinyatakan dengan dua hal yang
seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya
benar8. Berikut adalah contoh majas paradoks yang bisa
kita lihat pada salah satu surat dalam Al-Qur’an, yaitu;
ۡ
ُؕاَ ۡم تُ ِر ۡي ُد ۡو َن اَن تَ ۡسَلُ ۡوا َر ُس ۡولَ ُك ۡم َك َما ُس ِٕى َل ُم ۡو ٰسى ِم ۡن قَ ۡبل
ۡ ِ ۡ ِۡ ِ ۡ ۡ ِ
السبِ ۡي ِل
َّ ضلَّ َس َوآ َءَ َوَمن يَّتَ بَ َّدل ال ُکف َر باۡلي َمان فَ َق
د ۡ
8
Lafamane, F. Kajian stilistika (komponen kajian stilistika). 2020.
َّ
ْ والل ْي ِل إذَا َع ْس َع
س
9
Syafethi, Semitotik Riffaterre: Kasih Sayang Pada Puisi An Die I Cristoph Friedrich Von Schiller. (Skripsi,
Universitas Yogyakarta). 2016.
10
Laila, A. Gaya bahasa perbandingan dalam kumpulan puisi Melihat Apu Bekerja karya M Aan Mansyur. Jurnal
Gramatika: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2016.
ِ ت قَ رارةَ قَ لْب
!ك َ َ َ ُ إِذَا َما لَ َم ْس
jika aku menyentuh ke dalam hatimu!
E. KESIMPULAN
Gaya bahasa Al-Qur’an memiliki ciri-ciri yang menjadikannya
lebih indah dengan memahami maknanya dengan sempurna.
Keindahan tersebut nampak dari penggunaan majas yang khas.
Oleh karena itu, Al-Qur’an sendiri menjadi mukjizat yang
memperlihatkan kepada seluruh manusia bahwa ini adalah karya
agung dan tidak ada satu pun bisa menandingi keindahannya.
Gaya bahasa pula merupakan satu unsur yang sangat penting
dalam karya sastra modern. Maka biasanya majas akan lebih
banyak ditemukan supaya dapat lebih membangun suasana atau
menghidupkan karya. Seperti majas yang kita temukan dalam suatu
karya puisi. Dengan adanya majas tertentu, maka akan memberikan
efek yang lebih hidup dari puisi tersebut.