Disusun oleh:
Aulia Annisa Rahmah (20210720096)
Dewi Arum (20210720119)
Hudzaifah (20210720097)
Menyamai atau di sebut juga dengan tamsil merupakan salah satu uslub al-
Qur’an yang terkandung di dalamnya memberikan sesuatu berbagai maupun
penjelasan dari ayat ayat al quran dan aspek-aspek kemukjizatan. Persamaan yang
terjadi dalam al Qur’an terdapat ayat-ayat yang serupa dengan sesuatu yang lain,
baik dalam bentuk isti‟arah, tasybih, maupun yang berwujud majaz. Di dalam ayat
ayat al Qur’an banyak ayat-ayat yang memuat persamaan. Dalam hal ini bisa di
bahas dalam uslub quran untuk menjadi sebuah pengetauan, pelajaran/I’tibar bagi
umat supaya lebih gampang asumsi dan diterima dengan mencantumkan keimanan
ataupun kemuliaan terhadap kepribadian kepada makhluk juga melihatkan kepada
mereka suatu kebagusan pada ayat ayat bahasa al Qur’an.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu kata maupun bahasa memiliki fungsi tertentu yang dapat dipakai
sesuai dengan kebutuhannya sendiri sebagai alat ekspresi diri, alat komunikasi, alat
integrasi dan kohesi sosial dalam lingkungan maupun situasi tertentu. kontrol
sosial. . Fitur-fitur ini memungkinkan orang untuk mengekspresikan bahasa mereka
dengan berbagai upaya mapun metode dan gaya yang berselisih. Dan itu didampak
oleh banyak hal, termasuk kemajuan teknologi dan budaya.
Sebagian manusia mengepresikan bahwa bahasa adalah budaya. Dan masing-
masing negara, suku, ras dan golongan mempunyai budaya yang berbeda-beda. Ini
berarti bahwa mereka pada dasarnya sama, tetapi memiliki bentuk bahasa yang
berbeda. Hal ini karena setiap orang berkomunikasi dengan cara yang berbeda
tentang tujuan dan sasaran yang harus dikomunikasikan dalam bahasa. Dalam
linguistik, ini adalah gaya yang halus. (uslub)1.
Al Qur’an merupakan perkataan Allah SWT atau yang biasa di sebut
dengan kalamullah (perkataan Allah) yang diturunkan kepada nabi Muhammad
SAW dengan perantara malaikat Jibril untuk dijadikan pedoman hidup bagi
manusia dalam setiap ruang dan waktu. Al Qur’an juga secara eksplisit berguna
sebagai Hudan li al Nas yang akan mebimbing umat islam ke jalan yang benar
dan lurus2.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian uslub qur’an?
2. Apa saja macam-macam uslub qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Uslub Al Qur’an
Uslub berasal dari bahasa arab salaba-yaslubu-salban yang artinya merebut atau
mengupas. Dan makna adalah cara seorang pembicara atau penulis
mengungkapkan pikiran, gagasan, dan pendapatnya. Selain itu, Sholah Fadl dari
Lisan al-Arab karya Ibn Mendhur mengutip bahwa uslub dikatakan sebagai garis
pada pohon palem dan bahwa setiap bagian jalan, uslub, berarti jalan, ide atau seni.
Gaya juga didefinisikan oleh cara yang diterapkan dalam membedakan apa yang
dikatakan dan cara selanjutnya untuk mengungkapkan antara isi dan gambaran, isi
dapat juga dikatakan penjelasan atau arti termediasi yang disampaikan5.
Uslub disebut gaya bahasa dalam bahasa Indonesia, artinya penggunaan bahasa
yang di sandari oleh Bahasa lain yang di buat dalam berbicara ataupun menulis,
baik itu coretan maupun naskah dalam sebuah kebahasaan. Begitu halnya, itu dapat
ditentukan dalam cara khas untuk mengekspresikan pikiran dan pandangan, baik
secara lisan maupun tertulis dalam lisan6.
Dalam tradisi Barat, uslub dapat diartikan stilistika dikenal dengan gaya, dalam
bahasa Indonesia dimaknai sebagai “gaya bahasa”, istilah gaya dan gaya memiliki
arti yang sama. Namun, dalam hal efisiensi bahasa, istilah gaya lebih efektif
digunakan daripada gaya. Apalagi hal itu digunakan karena searah dengan istilah
gaya bahasa Indonesia yang menjadi stilistika, bukan dengan “kajian gaya bahasa”
yang kini lebih efektif dan singkat..
Ilmu tentang uslub atau gaya atau gaya bahasa adalah ilmu yang mempelajari
penggunaan bahasa dalam tulisan sastra, yang melingkupi kapasitas penuh bahasa,
keunikan dan perbedaan gaya bahasa dan bunyi, pilihan kata, frasa, ucapan,
gambar, kiasan. pidato. . Agar bidang tinjauan tidak terlalu luas, penelitian gaya
bahasa biasanya mewatasi pada tulisan sastra tertentu, dengan memperlihatkan
preferensi penerapan kalimat atau wujud bahasa, melihat tautan antara pilihan-
pilihan tersebut dan corak stilistika yang membedakan karya yang ditunjuk dan
penulis atau periode khusus untuk karya, penulis, genre, atau periode tertentu
lainnya1.
Uslub juga diartikan dengan cara yang dipakai dalam memilah antara apa yang
bilang dengan pengucapan dan cara berbicara, atau antara isi dan gambaran, isi
dapat juga disebut keterangan atau pijatan atau arti yang termediasi.
Al Uslub Al Ilmi merupakan uslub yang banyak mengandalkan akal yang sehat
dan pemikiran nalar yang benar dan lurus, dan jauh dari pandangan syair serta
uslub yang paling mendasar. Kelebihan pada uslub ini adalah kejelasannya. Dalam
uslub ini kekuatannya terdapat pada ketegasannya dan kesesuaian pendapatnya,
semestara keindahannya terdapat dalam kesederhaan pengungkapannya, kejelasan
jiwa dalam mengatur kata-kata, dan bagusnya penentuan arti dari beraneka macam
segikalimat yang mudah dan cepat dipahami1.
Contoh seperti riya' pada amalan ber’infak yang contohkan oleh Allah seperti
batu licin yang diatasnya terdapat pasir lalu batu tersebut hujani dengan hujan
lebat, sehingga batu itu menjadi bersih. sehingga terdapat pada ayat itu gambaran
yang tajam, dan menggunakan kata benda atau kata kerja yang tidak berwujud
dalam penukar kalimat benda atau kerja yang tidak berwujud yang mana kata riya'
yang abstrak ditukar dengan kalimat yang kongkret.
﴿َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا اَل ُتۡب ِط ُلوْا َص َد َٰق ِتُك م ِبٱۡل َم ِّن َو ٱَأۡلَذٰى َك ٱَّلِذ ي ُينِفُق َم اَل ۥُه ِر َئٓاَء ٱلَّناِس َو اَل ُيۡؤ ِم ُن ِبٱِهَّلل
ل َفَتَر َك ۥُه َص ۡل ٗد ۖا اَّل َيۡق ِد ُروَن َع َلٰى َش ۡي ٖءٞب َفَأَص اَب ۥُه َو اِبَٞو ٱۡل َيۡو ِم ٱٓأۡلِخ ِۖر َفَم َثُل ۥُه َك َم َثِل َص ۡف َو اٍن َع َلۡي ِه ُتَر ا
﴾٢٦٤ ِّمَّم ا َك َس ُبوْۗا َو ٱُهَّلل اَل َيۡه ِد ي ٱۡل َقۡو َم ٱۡل َٰك ِفِر يَن
Gaya atau uslub ini bertujuan untuk mempengaruhi dan mempengaruhi emosi
pendengar dan pembaca serta memiliki ciri-ciri sebagai berikut: penggunaan
“grinding” dalam pemilihan kalimat dan ungkapan serta perlakuan yang ekstrim,
memperhatikan gambar imajiner dan perhatian. untuk frase .regularity dan kata-
kata dalam kalimat terdengar.
﴿۞ِإَّن ٱَهَّلل ٱۡش َتَر ٰى ِم َن ٱۡل ُم ۡؤ ِمِنيَن َأنُفَس ُهۡم َو َأۡم َٰو َلُهم ِب َأَّن َلُهُم ٱۡل َج َّن َۚة ُيَٰق ِتُل وَن ِفي َس ِبيِل ٱِهَّلل َفَيۡق ُتُل وَن
َو ُيۡق َتُلوَۖن َو ۡع ًدا َع َلۡي ِه َح ّٗق ا ِفي ٱلَّتۡو َر ٰى ِة َو ٱِإۡل نِج يِل َو ٱۡل ُق ۡر َء اِۚن َو َم ۡن َأۡو َفٰى ِبَع ۡه ِدِهۦ ِم َن ٱِۚهَّلل َفٱۡس َتۡب ِش ُروْا
﴾١١١ ِبَبۡي ِع ُك ُم ٱَّلِذ ي َباَيۡع ُتم ِبۚۦِه َو َٰذ ِلَك ُهَو ٱۡل َفۡو ُز ٱۡل َعِظ يُم
Secara umum, uslub sastra gaya harus menarik karena kejelasan dan
kekokohannya. Namun nyatanya, orang yang hanya belajar sastra, menganggap
bahwa menggunakan metafora, tasyibih (mirip) dan jauh dari imajinasi, menarik
dan indah untuk gaya. Contoh kerasnya sastra Uslub dapat dilihat pada pernyataan
al-Mutanabbi berikut dalam lolongannya:
“Manusia yang sempurna telah pergi meninggalkan dunia dan seluruh umat
menjerit “kemanakah tokoh itu? Inilah Abdul Abbas dengan kerandanya.
Berdirilah (hai manusia), lihatlah bagaimana gunung-gunung itu berjalan”!.
Pada contoh gaya di atas, kita melihat perbedaan pada bait pertama dan
kedua. Pada ayat pertama dia tenang dan tidak memberikan ketekunan, pada ayat
kedua adalah ketekunan dan kekuatan, mencapai tingkat ketekunan.
3. al Uslub al Khithabi
٤ َي ۡو َم َيُك وُن ٱلَّن اُس َك ٱۡل َفَر اِش ٱۡل َم ۡب ُث وِث٣ َو َم ٓا َأۡد َر ٰى َك َم ا ٱۡل َقاِر َع ُة٢ َم ا ٱۡل َقاِر َع ُة١ ﴿ٱۡل َقاِر َع ُة
َو َأَّم ا َم ۡن٧ َفُهَو ِفي ِع يَش ٖة َّراِض َيٖة٦ َفَأَّم ا َم ن َثُقَلۡت َم َٰو ِز يُن ۥُه٥ َو َتُك وُن ٱۡل ِج َباُل َك ٱۡل ِع ۡه ِن ٱۡل َم نُفوِش
﴾١١ َناٌر َح اِمَيُۢة١٠ َو َم ٓا َأۡد َر ٰى َك َم ا ِهَيۡه٩ ةٞ َفُأُّم ۥُه َهاِو َي٨ َخ َّفۡت َم َٰو ِز يُن ۥُه
takkala Allah menghubungkan sebuah ayat yang berhubungan pada hari kiamat,
Allah mengakhiri ayat-ayat-Nya dengan suara ta’ marbuthah terdapat dalam ayat (1
sampai 3), takkala berkata tentang balasan dari sebuah pertanyaan, maka Allah
akhiri ayat-ayat-Nya dengan kalimat yang memiliki bunyi yang jelas sebagaimana
terdapat dalam ayat (4 sampai 5), dan saat berbicara tentang pengelompokan
makhluk pada hari kiamat. Allah mengakhiri ayat-ayat-Nya dengan kalimat ta’
marbuthah. Uslub al-Qur’an secara lazim sangat beragam dari pada uslub yang
lain. uslub al-Qur’an tidak terletak kemiripan dan kesamaan dengan versi lainnya,
karena tidak ada satu pun makhluk yang bisa menyerupainya.
4. Uslub al-Ijaz
Kata al-Ijaz berupa Bahasa yang pendek, padat, sedikit kata, tetapi menyimpan
banyak arti. bacaan ijaz akan memiliki nilai yang lebih tinggi jika jumlah kata lebih
sedikit, tetapi maknanya akan lebih luas, tetapi penerima dapat memahami
maknanya secara jelas dan langsung..
Ada beberapa contoh dari beberapa ayat al quran yang memakai uslub al-ijaz
sebagai berikut:
﴾١٩٩ ﴿ُخ ِذ ٱۡل َع ۡف َو َو ۡأ ُم ۡر ِبٱۡل ُع ۡر ِف َو َأۡع ِر ۡض َع ِن ٱۡل َٰج ِهِليَن
Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta .199
.berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh
Ayat ini mempertemukan seluruh akhlaq yang agung, karena terdapat ayat
dalam kata kata )))لَع ْف َوyang bermakna memaafkan dan juga terkandung arti
mendamaikan terhadap orang orang yang bersangkutan, lalu di dalam ُأُم ُر ِبالُعْر ِف
(mengutus untuk membuat yang ma'ruf atau kebaikan) bahwa arti yang terkandung
merupakan takwa kepada Allah, menjalin hubungan dan menjauhi urusan - urusan
yang tidak sepatutnya, karena tidak seharusnya seseorang menyuruh amar ma'ruf
nahi mungkar padahal dirinya melakukan sebuah kemungkaran. dan dalam ayat m
( َأْع ِر ْض َع ِن الَج اِه ِلْيَنberpalinglah dari manusia yang bodoh) tercatat sebuah sifat sabar,
hilm dan mengendalikan pribadi untuk tidak membalas orang-orang bodoh1.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan uslub merupakan gaya maupun metode yang
gunakan pembicara atau penulis ketika menjajarkan kalimat-kalimat untuk
mengutarakan isi pikiran, tujuan, dan maknanya. Sedangkan uslub terbagi dalam
tiga hal: maqam, lafadz/bahasa, dan arti (makna). Ini disebut uslubiyyah/ilm al-
uslub ketika kita berada dalam dimensi keilmuan yang mempelajari ilmu
uslub/gaya bahasa, atau sering kita sebut uslub.
DAFTAR PUSTAKA