Abstrak
Uslub from hamzah istifham in general uses many varied pronouns in various verse content.
In general, uslub istifham verses that use hamzah as the adawatul istifham, means taqriri
(affirmation), nafyi (negation), tawbikhi (rebuke), taqri' (reproach for bad deeds), and
ta'ajjub (amazement). The verses of uslub hamzah istifham use a lot of parables, whether
related to the physical human body or related to the universe and everything in it. The
analytical method used in this research is content analysis, where every verse containing
uslub hamzah istifham is collected and then selected which represents each form of uslub
variation, after that, the meaning and purpose were analyzed and the variants were
classified. The results of this study indicate that the forms of uslub hamzah istifham in the
Qur‟an seen from the pronouns used are quite varied, frequent use of lam _aïf and laa
nahiyah, and have various parables and various purposes.
Keywords: Uslub, Hamzah Istifham, Characteristics
Abstrak
Uslub dari hamzah istifham secara umum menggunakan banyak kata ganti yang variatif
dalam berbagai konten ayat. Secara umum uslub ayat-ayat istifham yang menggunakan
hamzah sebagai adawatul istifhamnya, bermakna taqriri (penegasan), nafyi
(peniadaan/menafikan), tawbikhi (teguran), taqri‟ (celaan terhadap perbuatan yang tidak
baik), dan ta‟ajjub (rasa heran/takjub). Ayat-ayat dari uslub hamzah istifham banyak
menggunakan berbagai perumpamaan, baik yang terkait dengan fisik tubuh manusia atau
yang berhubungan dengan alam semesta dan seisinya. Adapun metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis), di mana setiap ayat
yang mengandung uslub hamzah istifham dikumpulkan kemudian dipilih yang mewakili
setiap bentuk variasi uslubnya, setelah itu dianalisis makna dan tujuan serta diklasifikasikan
variannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk uslub hamzah istifham
dalam Al-Qur‟an dilihat dari kata ganti yang digunakan cukup variatif, sering adanya
penggunaan lam nafyi dan la nahiyah, serta mempunyai berbagai perumpamaan dan tujuan
yang beragam.
Kata Kunci: Uslub, Hamzah Istifham, Karakteristik
Bahasa Arab adalah bahasa Al- diklasifikasikan tujuan dari uslub hamzah
Qur‟an, bahasa Arab sendiri merupakan istifham tersebut.
salah satu bahasa yang mempunyai Pola-pola berdialektika,
kekayaan kosa kata, kekayaan makna, dan berinteraksi, berdialog, dan berargumen
kekayaan ungkapan. yang dicontohkan Al-Qur‟an dalam uslub
Setiap bahasa di dunia pasti hamzah istifham, sebenarnya dapat
mempunyai karakteristik khusus, baik digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
pada tataran morfologis hingga pada khususnya bagi para pendakwah atau
tataran ungkapan yang menjadi ciri khas pemuka agama dalam menyampaikan
dari bahasa tersebut. kebenaran agama. Pola-pola berdialektika
Bahasa Arab sebagai bahasa Al- tersebut merupakan seni dalam berdialog
Qur‟an tentu juga mempunyai bentuk dan dan berargumen. Penggunaan beragam
karakteristik khusus. Tulisan ini mencoba kata ganti dalam uslub hamzah istifham
membidik bahasan uslub hamzah istifham tersebut merupakan panduan teknis
dalam Al-Qur‟an sebagai salah satu bagaimana menghadapi satu orang,
karakteristik khusus dalam berdialektika menghadapi dua orang, dan sekumpulan
dan berinteraksi dengan para pembacanya orang banyak. Kata ganti yang digunakan
maupun bagi orang-orang yang tidak pun tidak hanya kata ganti orang pertama,
mempercayainya (orang-orang di luar tetapi kata ganti orang kedua dan kata
penganut agama Islam). Dua pertanyaan ganti orang ketiga juga digunakan, semua
berikut menunjukkan fokus bahasan itu adalah contoh panduan berdialektika
tulisan ini yaitu: 1) Apa saja bentuk uslub praktis kalau kita mau menerapkannya
dari hamzah istifham yang ada dalam Al- dalam kehidupan kita.
Quran? 2) Apa karakteristik isi uslub dari Adapun penelitian terdahulu
hamzah istifham yang ada dalam Al- yang berkaitan dengan uslub istifham
Qur‟an? cukup beragam dengan ranah kajian yang
Penelitian ini berusaha menguak berbeda-beda. Di sini penulis memaparkan
pola dialektika dan pola interaksi yang tiga tulisan/ penelitian yang terkait dengan
dicontohkan Al-Qur‟an, khususnya yang uslub istifham, dan mendekati pembahasan
terkandung dalam uslub hamzah istifham. tulisan ini, akan tetapi tetap mempunyai
Pola dialektika atau interaksi Al-Qur‟an benang merah atau ranah kajian yang
dalam berargumen akan terlihat jelas dan berbeda.
mudah dipahami serta ditiru kalau dilihat Tulisan Ade Nurdiyanto yang
kata ganti yang digunakan kemudian berjudul “Istifham dalam Al-Qur‟an: Studi
Al-Fathin Vol. 4, Edisi 2 Juli-Desember 2021 | 231
Syarifatun Nadia yang berjudul “Uslub Al- deskriptif kualitatif dan metode analisis
Ghasyiyah” dalam jurnal Alsinatuna yang adalah analisis isi (content analysis), di
bertujuan untuk mengidentifikasi Istifham mana setiap ayat yang mengandung uslub
apa yang terkandung dalam surat Al- hamzah istifham dikumpulkan kemudian
Ghāshiyah, dan arti dari sebuah dipilih yang mewakili setiap bentuk variasi
pertanyaan tanda di Surat Al-Ghasyiyah, uslubnya, setelah itu dianalisis makna dan
()ٍا, kam/ berapa (ٌَْ )م, kaifa/ bagaimana dan alam semesta yang tentunya
berhubungan dengan kehidupan manusia
(َْفٞ)م, aina/ di mana (َِْٝ)أ, annaa/
dan menunjukkan kekuasan Allah atas
bagaimana (َّّٚ)أ, mata/ kapan (ٚ)ٍر, segala sesuatu.
mana (َٛ)أ. Itulah beberapa kata tanya Istifham dalam Al-Qur’an Dilihat
dari Kata Ganti yang Digunakan
yang sering digunakan (Abduh Abdul Aziz
Qulqailah, 1992: 161-166).
a. Kata Ganti Orang Pertama
Kata tanya mempunyai makna dan Tunggal
tujuan masing-masing, sehingga jawaban 1) QS. Yusuf Ayat 96:
dari uslub istfham/ ungkapan tanya itupun ُ َفي ََّاَ َأَُجاَء َٱ ْىثش:ٚقاهَذعاى
َشِٞ
berbeda-beda. Dalam tulisan ini hanya
ََۖشاٞ
ً صِ َ َٗ ْج ِٖ َِٔۦ َفَٱ ْسذذََّتٚأ ْىقىََُٔعي
akan membahas satu kata tanya yaitu
hamzah yang digunakan di berbagai uslub ِ ٌُ َ َأعْيِّّٚ قاه َأى ٌْ َأقُو َىَّ ُن ٌْ َ ِإ
ٍََِ
atau ungkapan dalam Al-Qur‟an. َََُُ٘ ٱ ََّّللٍَِاََلَذ ْعي
Al-Fathin Vol. 4, Edisi 2 Juli-Desember 2021 | 233
“Tatkala telah tiba pembawa kabar Dialog dalam konten ayat di atas antara
gembira itu, maka diletakkannya baju kata ganti pertama tunggal (Allah) dengan
gamis itu ke wajah Ya'qub, lalu kembalilah kata ganti orang kedua jamak (anak cucu
dia dapat melihat. Berkata Ya'qub: Nabi Adam as).
"Tidakkah aku katakan kepada kalian,
bahwa aku mengetahui dari Allah apa
yang kalian tidak mengetahuinya”. 3) QS. Al-Kahfi Ayat 72:
istifham taqriri, yaitu penegasan. Dalam َ َأى ٌْ ََّ ْجع ِو َٱ ْْل ْسض:ٚقاه َذعاى
hal ini penegasan Allah terhadap manusia
yang telah menciptakan kedua mata bagi ٍَِٖذًا
manusia.
Kata ganti orang pertama jamak di atas “Bukankah Kami telah menjadikan bumi
adalah Allah, dimuat dalam bentuk jamak itu sebagai hamparan?”
untuk menunjukkan kebesaran dan Ayat di atas memuat hamzah istifham
kekuasaan Allah. Sedangkan yang
dikhithab, atau yang dibicarakan adalah untuk kata ganti orang pertama jamak pada
kata ganti orang ketiga tunggal yaitu al- kata (و
َِ )أى ٌْ َّ ْجعyang merupakan hamzah
insan/manusia.
istifham taqriri, penegasan. Dalam hal ini
menyatakan dan menegaskan bahwa Allah
2) QS. Al-Insyirah Ayat 1:
sudah menciptakan bumi sebagai tempat
َ َأى ٌْ َّ ْششحْ َىل:ٚقاه َذعاى hamparan untuk makhluk hidup,
َصذْسك khususnya manusia. Kata ganti orang
pertama jamak di atas adalah Allah,
“Bukankah Kami telah melapangkan
untukmu dadamu?” digunakan dalam bentuk jamak untuk
menunjukkan kebesaran dan kekuasaan
Ayat di atas memuat hamzah istifham
Allah. Sedangkan yang dikhithab dalam
untuk kata ganti orang pertama jamak pada
ayat ini adalah umum seluruh makhluk
kata (َْ )أى ٌْ َّ ْششحyang merupakan hamzah
karena tidak disebutkan kata ganti tertentu.
istifham taqriri, yaitu sebuah penegasan
terhadap kebaikan Allah kepada Nabi
Muhammad saw. c. Kata Ganti Orang Kedua
Tunggal
Kata ganti orang pertama jamak di atas
1) QS. Ibrahim Ayat 24-25:
adalah Allah, di sini dipakai dalam bentuk
jamak untuk menunjukkan kebesaran dan َْف َضشبَٞأَى ٌَْ َذش َم:ٚقاهَذعاى
kekuasaan Allah. Sedangkan yang َّثحً َمشجشجِٞ ّللاُ ٍَل ً ا َم ِيَحً َي
َٰ
dikhithab dalam ayat ini adalah kata ganti
َِٚعٖا َف َّ صيُٖا َثا ِتد
ُ َٗف ْش ْ ّثح َاِٞ ي
orang kedua tunggal, yaitu Nabi
Muhammad saw. Allah menegaskan dan ََ َا ُ ُميٖا َ ُم َّوْٜ سَاَ ِءَ َذُؤْ ِذ َّ اى
menyatakan bahwa sudah melapangkan ََُّللا
َٰ ب ُ ض ِْشَٝٗ ََِْۢتِ ِا ْر ُِ َس ِتّٖاِٞح
dada Nabi Muhammad saw.
َ َُْٗ رز َّم ُشٌَْٝ ُٖ َّاطَىعي
َ ِ َّْْاَل ٍْلاهَ ِىي
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia
akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu
ke langit”َ (24) engkau lihat hujan keluar dari celah-
celahnya dan Dia (juga) menurunkan
"(pohon) itu menghasilkan buahnya pada
(butiran-butiran) es dari langit, (yaitu)
setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan
dari (gumpalan-gumpalan awan seperti)
Allah membuat perumpamaan itu untuk
gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya
manusia agar mereka selalu ingat"(25).
(butiran-butiran es) itu kepada siapa yang
Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari
siapa yang Dia kehendaki. Kilauan
Ayat di atas memuat hamzah istifham kilatnya hampir-hampir menghilangkan
untuk kata ganti orang kedua tunggal pada penglihatan”.
kata (ََذش ٌْ )أى yang merupakan hamzah Ayat di atas memuat hamzah istifham
untuk kata ganti orang kedua tunggal pada
istifham taqriri juga. Ayat ini menegaskan
kata (َ )أىَ ٌْ َذشyang merupakan hamzah
bagaimana Allah telah memberikan istifham taqriri juga. Kata ganti orang
perumpamaan yang sangat indah, kedua tunggal adalah kamu (wahai
Muhammad saw), di samping itu Allah
meskipun di awal tidak disebut kata ganti
langsung mengajarkan proses turunnya
yang dikhithab, tetapi di ayat berikutnya hujan. Jadi istifham di sini merupakan
Allah sebutkan bahwa peruntukan berbagai penegasan yang mengandung pengajaran.
istifham taqriri juga. Kata ganti orang melupakan diri (kewajiban) kalian sendiri,
kedua tunggal ini dimaksudkan adalah padahal kalian membaca Al Kitab
(Taurat)? Maka tidaklah kalian berpikir?”
Nabi Muhammad saw, akan tetapi juga
berlaku untuk semua ummat beliau. Allah
Ayat di atas memuat hamzah istifham
menegaskan bahwa Dia-lah yang Maha
untuk kata ganti orang kedua jamak pada
Mengetahui akan segala sesuatu.
َُ ٍُ ْ )أذأdan (ََُُ٘ذ ْع ِقي
kata (َُٗش )أف ا yang
“Dan (juga) pada diri kalian sendiri. tetapi mereka melupakan diri mereka yang
Maka apakah kalian tidak terjerumus dalam keburukan.
memperhatikan?”
Ayat di atas memuat hamzah istifham
3) QS. Yunus Ayat 31:
untuk kata ganti orang kedua jamak pada
ِ َذُث
kata (َُْٗص ُش )أف ا yang merupakan ٍََِ ّ ِ ٌْ َّْش ُصقُ ُنَٝ ِْ ٍَ َقُ ْو:ٚقاه َذعاى
hamzah istifham inkari, yaitu istifham َس َْع ِ سَاَ ِء َٗ ْاَل ْس
َّ ََّْ ِيلُ َاىَٝ ِْ ٍَّ ض َا َّ اى
yang bermaksud pengingkaran, yang ٍََِ ِ ٜ ْ ْخ َِش ُجَٝ ِْ ٍَٗ َٗ ْاَلتْصاس
َّ َاىح
dimaksud dengan pengingkaran di sini َِٜ
ّ َاىح ْ ٍَِ ِ ّدِٞ ََاى ْ ُْخ ِش ُجَٝٗ د ِ ِّٞ َْاى
adalah karena sangat kuatnya penegasan. َٰ ََُْ٘ ُقُ ْ٘ىَٞاَل ٍْشََفس
َّللاَُۚفقُ ْو ْ ذ ِتّ ُشَِٝ َْ ٍٗ
Ayat ini memberitahukan bahwa dalam َُْ٘ ُاف اَذرَّق
diri mereka (para manusia khususnya dan “Katakanlah (Muhammad), “Siapakah
yang memberi rezeki kepadamu dari langit
para makhluk hidup umunya), betul-betul
dan bumi, atau siapakah yang kuasa
terdapat tanda kekuasaan Allah. (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang
2) QS. Al-Baqarah Ayat 44: mengeluarkan yang hidup dari yang mati
dan mengeluarkan yang mati dari yang
َ َأذأ ْ ٍُ ُشُٗ َٱىَّْاط ََِتٱ ْى ِث ِ ّش:ٚقاه َذعاى hidup, dan siapakah yang mengatur segala
َُُ٘ٗذْس ُْ٘ َأّفُس ُن ٌْ َٗأّر ُ ٌْ َذرْي urusan?” Maka mereka akan menjawab,
“Allah.” Maka katakanlah, “Mengapa
َُُ٘ٱ ْى ِنرَةََۚأف اَذ ْع ِقي kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)”?
“Mengapa kalian suruh orang lain
(mengerjakan) kebaktian, sedang kalian
Al-Fathin Vol. 4, Edisi 2 Juli-Desember 2021 | 237
ayat ini yang dikhitab adalah kata ganti Ayat di atas memuat hamzah istifham
orang ketiga tunggal yaitu, dia, dia ini untuk kata ganti orang ketiga tunggal pada
umum, maksudnya semua orang per kata (ة
َُ ْحسٝ )أyang merupakan hamzah
individu, dan yang ditegaskan di sini istifham inkari tawbikhi, yaitu
adalah bahwa Allah Maha Melihat segala pengingkaran dan teguran terhadap orang
sesuatu. yang mengira bahwa setelah kematian itu
tidak ada kehidupan lagi. Secara logika
2) QS. Al-Balad Ayat 7: manusia biasa, orang yang sudah mati dan
tinggal tulang belulang, tidak mungkin
َ َشٓۥََُأحذٌَْٝ َّةَأَُى
َُ ْحسَٝأ:ٚقاهَذعاى bisa menjadi hidup lagi. Akan tetapi
pemikiran atau prasangka seperti ini
238 | USLUB HAMZAH ISTIFHAM….
istifham dalam Al-Qur‟an dilihat dari kata Mira Fauziah, “Istifham sebagai Metode
Dakwah Al-Qur‟an”, Jurnal
ganti yang digunakan yaitu: 1) Kata ganti
Kalam, Volume 5, Nomor 1, Juni
orangَ pertama tunggal; 2) Kata ganti 2017.
orangَ pertama jamak; 3) Kata ganti orang Moh Nasrudin dan Syarifatun Nadia,
kedua tunggal; 4) Kata ganti orang kedua “Uslub Al-Istifham At-Tarbawiy
Fi Surat Al-Ghasyiyah”, Jurnal
jamak; 5) Kata ganti orang ketiga tunggal;
Alsinatuna, Volume 2, Nomor 1,
dan 6) Kata ganti orang ketiga jamak. Desember 2016.
Adapun karakteristik isi uslub hamzah Nurdiyanto, Ade, Istifham dalam Al-
Qur‟an: Studi Analisa Balaghah,
istifham dalam Al-Qur‟an adalah sebagai Jurnal El-Wasathiya, Volume 4,
berikut: 1) Terdapat penggunaan kata ganti Nomor 1, Juni 2016.
yang variatif; 2) Sering adanya Qulqailah, Abduh Abdul Aziz, Al-
penggunaan Lam Nafyi dan La Nahiyah Balaghah Al-Isthilahiyyah,
Cetakan Ke-3, Mesir: Darul Fikr
sesudah hamzah istifham; 3) Terdapat Al-Arabi, , 1992.
beragam makna uslub hamzah istifham; 4) Yusuf, Abdul Karim Mahmud, Uslubu Al-
Memuat berbagai macam perumpamaan. Istifham Fii Al-Quran Al-Karim,
Cetakan Ke-1, Dimasyqa:
Mathba‟ah Asy-Syam, 1999.
Daftar Pustaka