Anda di halaman 1dari 5

MASA MUDAKU

PENULIS: M.ZULFISYAH PUTRA (ACTION, HISTORICAL)

Aku sangat mengingat apa yang terjadi di Passchendaele tahun 1917.Suara-suara mengerikan dari
pertempuran tersebut masih menghantuiku hingga hari ini.Suara senapan mesin yang membabi buta dari
tentara musuh,suara mengerikan bayonet yang menembus tubuh.Seorang prajurit di sebelahku
menembakkan senjatanya dengan putus asa.

Semua suara mengerikan ini selalu bergema benakku.Seperti dituntun langsung oleh kematian semuanya
menyatu menjadi sebuah aransemen.Irama kematian.Sebuah simfoni perang

Namaku Rudolph Von Stroheim aku lahir di Bavaria 15 Desember tahun 1901 aku anak tunggal dari
keluarga Von Stroheim saat itu usiaku baru menginjak 16 tahun berbagai propaganda telah disebarkan ke
seluruh wilayah kekaisaran Prusia(Jerman) banyak pemuda yang mendaftarkan dirinya sebagai tentara
secara sukarela begitu pula dengan diriku aku memalsukan umurku menjadi 2 tahun lebih tua dari umurku
sebenarnya.Aku mendaftar tidak sendiri aku mendaftar bersama 2 orang temanku Fritz Dan
Maximus.Kami bertiga di terima di satuan I fanteri 83 kekaisaran Jerman.Setelah 4 bulan bergabung dan
mengikuti pelatihan kami dikirim ke pertempuran di front barat yaitu Pertempuran Ypres ke 3 atau lebih
dikenal sebagai pertempuran Passchendaele.Kami tiba di Passchendaele tanggal 31 Juli 1917.Maximus
sangat bersemangat dan tidak sabar untuk pergi berperang.Maximus lebih tua 9 tahun dariku dia adalah
tetangga sebelah rumahku aku berteman dengan Maximus sejak aku kecil nama lengkap Maximus Adalah
Maximus Decimus Meridius Ayahnya seorang Jerman asli dan Ibunya adalah orang Italia Max adalah
pemuda yang baik dan penuh cinta ia sangat mencintai Negaranya ia juga mencintai Keluarga dan kedua
orangtuanya ia juga mencintai kekasihnya.Max berjanji kalau dirinya akan menikah dengan kekasihnya
yang bernama Loraine.Sedangkan Fritz dia adalah teman sekelasku dan juga adik dari Max.Fritz adalah
pemuda yang periang dia selalu tersenyum dan tidak pernah ada kekhawatiran dan kesedihan yang tampak
di mukanya.Fritz Sangat tertarik dengan Tinju dan sangat menyukai Ilmu teknik mesin.ia berencana untuk
masuk ke universitas teknik setelah lulus sekolah menengah atas impiannya adalah menjadi Engineer
terhebat di seluruh Eropa bahkan di dunia

1 Agustus 1917 Pukul 3 pagi kami bangun dari tempat tidur kami peluit telah berbunyi komandan kami
Kolonel Wolfgang Von Luddendorf telah menyusun strategi ia memaparkan strateginya kepada seluruh
pasukan unit infanteri 83.Kami bersiap dan bergegas menuju ke medan pertempuran setelah persiapan
singkat yang diberikan oleh komandan Wolfgang.kami berbaris dan berjalan sembari menyanyikan lagu
kebangsaan kami yang berjudul”Heil dir im siegerkranz” untuk menambah moralitas tempur kami.sebelum
perang kami pun sudah mendapat doktrin untuk menghancurkan para musuh-musuh brengsek dari front
barat.

Aku berjalan bersama kedua teman baikku dan bersama teman²ku dari infanteri 83.Tuhan berada di sisi
kami dan senapan mesin MP40 dengan amunisi penuh berada di tangan kami.kami sudah siap untuk
menggoreskan kisah kami di lembaran sejarah baru.Pertempuran telah dimulai aku tak pernah
membayangkan bahwa ternyata kondisi di medan pertempuran sangatlah buruk.Suara senapan mesin yang
menghujani,Mortir yang meledak dan siap menghancurkan apapun di tempat ia mendarat.Aku tetap
menenangkan pikiranku dan mencoba untuk memotivasi diriku bahwa aku bertempur sebagai pahlawan
untuk tanah airku dan jika aku mati aku adalah pejuang yang mati demi kebebasan.kami terus maju dan
menyerang sampai ke parit musuh pertempuran menggunakan bayonet pun tak terhindarkan.suara bayonet
yang menembus tubuh sangat membuatku merinding tubuhku gemetar ketakutan namun aku tetap maju
dan meyakinkan diriku bahwa aku bertempur disini untuk menjadi pahlawan.kami berhasil membuat
tentara kerajaan inggris terdesak namun dari kejauhan datanglah sekutu dari Inggris yaitu gabungan
tentara Prancis dan Belgia.

Kami kalah dalam jumlah pasukan dan amunisi kami pun sudah menipis namun kami harus tetap
berjuang.Max sahabatku berteriak”Demi tanah air,Demi Kejayaan abadi” dengan serentak semangat dalam
diriku kami pun membara dan terbakar mengahnguskan semua keraguan dan dalam hati kami kini tinggal
kekosongan semuanya terkumpul tanpa ragu tanpa rasa takut.di dalam pertempuran takdir kelam menanti
mendekati akhirnya setiap langkah sangat berarti dan kami berada di sini untuk mengakhiri semua ini.kami
terus maju dan melawan tak peduli mereka unggul dalam amunisi dan jumlah pasukan.Kami adalah
prajurit kami siap mati kapanpun dan dimanapun kedua sahabatku berjalan di sisiku dengan langkah yang
sama.sebuah peluru berjalan ke arahku apakah ini giliranku atau giliran kalian untuk terkena peluru
tersebut?.Peluru merobek mengenai tubuh Maximus dan secara tak terduga dada Fritz Pun Tercabik oleh
peluru dari musuh mereka berdua terbaring di kakiku seolah olah mereka adalah bagian dari diriku.mereka
berdua bergandengan sambil berteriak memanggil ibu mereka.Max mengulurkan tangan kanannya
kepadaku saat aku ingin mengisi amunisi namun aku tak bisa memegang tangannya sedangkan Fritz sudah
terbaring tak bernyawa beberapa saat kemudian Max menyusul adiknya Fritz sekarang mereka tinggal di
kehidupan yang abadi.Perasaanku sangat campur aduk aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan dan aku
tidak tau apa yang aku rasakan diriku terasa sangat hancur aku telah kehilangan 2 sahabat terbaikku.

Selain mereka ber 2 banyak pasukan dari unit 83 yang sudah tak berdaya dan banyak dari mereka yang
telah tak bernyawa setengah juta orang gugur di Passchendaele saat ini.Siang telah hilang di telan oleh
kegelapan malam sang Komandan Wolfgang tetap memerintahkan untuk bertempur dan pertempuran tetap
dilanjutkan bantuan amunisi telah dikirim namun aku bertanya tanya seberapa lama lagi kita bisa bertahan
dan seberapa lama lagi pertempuran ini akan berakhir?.namun itu semua sia-sia aku tidak akan pernah tahu
pasti apa jawabannya.sangat berat rasanya bertempur tanpa mereka berdua tanpa teman yang sudah ku
anggap saudara seperjuanganku.suara kaki berbaris menghentak tanah bantuan pasukan dan amunisi telah
tiba itu membuat hatiku sedikit lega namun tidak bisa menyembuhkan hatiku yang telah hancur.sekarang
aku sangat ingin kembali ke rumah.ribuan senapan mesin terus menembak seperti hujan di kala malam
itu.kini hatiku benar-benar kosong tiada rasa takut sedikitpun.Rasa takutku telah kubuang di padang
rumput hijau Passchendaele.Sebuah peluru menyengat mengenai kaki ku.aku terjatuh ke tanah dan merasa
seperti lumpuh.tanganku langsung meraih ke tas bekal kecil di pinggangku untuk mengambil peralatan
first aid seadanya.aku membalut lukaku sambil merangkak ke parit agar diriku tetap selamat.sekarang aku
merasa seperti sampah yang meninggalkan teman²ku di pertempuran seharusnya aku ikut gugur seperti
kedua sahabatku.

Aku menanggis tiada henti di parit tempatku bersembunyi di parit tersebut banyak mayat yang telah
tergeletak dan mulai berbau tidak sedap.aku terus mendengar suara jeritan yang mengerikan.aku menjadi
gila karena rasa sakit dan semua hal yang kulalui.erangan yang keras dari senapan mesin mengisi langit
yang runtuh.sekarang semuanya telah hilang kecuali takdir yang akan datang aku hanya berpasrah menanti
takdir menjemputku.sekarang aku mengerti apa yang telah terjadi aku berkata pada diriku sendiri”Lihatlah
banyak pemuda yang telah gugur,perang berlangsung dengan kebanggan kosong dan doktrin yang mencuci
otak kita kata mereka kita berperang untuk kebebasan namun apakah kamu bisa mempercayai kebebasan

2
ketika itu tidak ada di tanganmu?”diriku sekarang mati rasa dan aku sekarang belajar bahwa ini semua sia-
sia kita semua bertempur untuk suatu hal yang sia-sia peperangan hanya permainan dari orang yang
memiliki kuasa aku merasa telah menelan kebohongan dari mereka yang memiliki kekuasaan semua yang
kulalui telah mengubah pikiranku namun perang terus berlangsung tanpa adanya belas kasihan dan hak
asasi manusia.

Ini semua telah diatur oleh tangan tangan penuh dosa yang telah menghipnotis kita.tangan-tangan tersebut
telah menyingkirkan impian dan masa depan kita semua dan sejarah akan menyembunyikan semua
kebohongan dari sebuah pertempuran.mataku terasa buram perlahan kesadaranku menghilang aku
kehilangan banyak darah,belum tidur dan belum memakan apapun.aku terbaring pingsan.aku tidak tahu
apa yang terjadi setelah diriku terbaring di parit bersama tubuh mereka yang telah gugur.namun seperti
mimpi aku terbangun di sebuah kasur.entah bagaimana tim medis menemukanku saat mereka hendak
mengangkut dan mengidentifikasi para mayat yang berada di parit.diriku masih trauma dan merasa
bersalah karena meninggalkan pertempuran aku memerlukan obat penenang agar tidak kehilangan
kesadaran dan menjadi gila setelah perawatan dan terapi juga rehabilitasi selama hampir 1 tahun aku
dipulangkan ke kampung halamanku Bavaria.aku merasa sangat bersalah atas kematian Max dan Fritz aku
meminta maaf kepada kedua orangtua mereka kukira mereka akan marah dan mengutukku ternyata mereka
ikhlas dan memaafkanku mereka bilang bahwa itu bukan kesalahanku itu sudah bagian dari takdir Fritz
dan Max.

Aku pergi ke bukit dimana Max dan Fritz dimakamkan mereka dimakamkan dibawah bunga yang indah
dan makam mereka menghadap ke arah matahari terbenam.persis seperti apa yang mereka katakan
kepadaku sebelum perang dimulai.dimalam sebelum perang kami berbincang bincang dan membahas
bagaimana jika kami gugur Max dan Fritz berkata bahwa jika mereka gugur mereka ingin dimakamkan di
bukit dan menghadap ke arah matahari terbenam agar mereka bisa melihat matahari terbenam bersama
kenangan yang kita lalui ujar Max dan Fritz.Aku tidak menanggapi hal tersebut secara serius karena aku
yakin kita pasti selamat namun sekarang aku belajar tiada yang tahu nasib dan takdir yang akan kita alami.

Aku hampir membunuh diriku sendiri saat masa rehabilitasi tapi aku teringat janjiku bersama kedua
sahabatku”Apapun yang terjadi kita harus tetap terus berjalan melalui kehidupan ini” aku kembali
mendapatkan tujuan dan keinginan untuk hidup.aku membawa bunga dan menaburkan nya di makam
mereka dan aku membersihkan juga mendoakan mereka.setelah itu aku berpamitan kepada
berdua”Sampai jumpa di kehidupan lain kawan” lalu aku bergegas pulang.Ke esokan harinya seorang dari
kekaisaran datang kerumahku aku mendapat undangan untuk mendapatkan gelar dan medali
penghormatan.aku mendapatkan gelar dan medali iron cross namun itu semua tiada artinya bagiku.aku
hanya sebagian dari orang yang selamat pahlawan yang sebenarnya adalah mereka yang gugur di medan
perang kataku dalam hati.

Perang hanya menuntun kita ke penderitaan.membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin
miskin.mereka menjual nyawa dan raga tentara seolah olah mereka adalah sebuah barang
dagangan.banyak orangtua yang kehilangan anaknya di pertempuran,banyak anak yang kehilangan
orangtuanya di pertempuran,banyak istri yang kehilangan suaminya di pertempuran.pertempuran adalah
neraka

3
Setelah semua ini aku melalui hidupku dengan rasa kesepian namun aku harus tetap melalui segalanya
karena tidak semuanya akan berjalan sesuai kehendakku karena takdir adalah sesuatu yang tidak dapat kita
kendalikan.tahun demi tahun berlalu sekarang aku sudah mulai merelakan semuanya dan mulai
memaafkan diriku walaupun terkadang perang yang telah kulalui menghantui pikiranku namun sekarang
hal tersebut terasa biasa.aku telah lulus dari pendidikan sekolah menengah atas dan kupikir diriku akan
melanjutkan pendidikan ku ke universitas.aku mendaftarkan diriku ke universitas teknik di Berlin.kenapa
aku mendaftar ke universitas teknik? Karena aku ingin melanjutkan mimpi Fritz yang ingin menjadi
engineer terhebat di seluruh Eropa bahkan dunia.Sebelum kematian Fritz itu aku tiada tujuan untuk
melanjutkan pendidikanku aku hanya bermimpi untuk menjalani hidupku sebagai seorang pelaut.tetapi
setelah kematian Fritz aku ingin memperjuangkan apa yang ia impikan aku sekarang aku berjanji Fritz aku
akan menjadi Engineer hebat.Dan Beruntungnya diriku aku di terima di teknik sistem perkapalan aku
menempuh pendidikan ku di teknik perkapalan selama kurang lebih 4 tahun.aku magang di sebuah
perusahaan pembuat kapal untuk mengumpulkan uang dan uang tersebut akan kugunakan untuk
melanjutkan pendidikan lagi di Hannover.Setelah magang selama 1 tahun aku keluar dari perusahaan
namun uang yang telah ku kumpulkan belum cukup.aku mencari pekerjaan lain untuk memenuhi tujuanku
akhirnya dengan kemampuan tinjuku yang kulatih sejak kecil bersama Fritz berguna juga.Aku tidak
pernah bisa menang melawan Fritz dia seorang hewan buas ketika bertinju.Sekarang kegiatanku adalah
bertaruh uang dan bertarung di sekitaran jalanan berlin aku sering terlibat perkelahian dengan geng² di
wilayah itu.keseharianku sekarang adalah bertarung aku melakukan ini semua agar bisa memenuhi janjiku
kepada Fritz.

Setelah 4 tahun menjalani kehidupan serabutan dan taj karu karuan akhirnya uang yang kubutuhkan
terkumpul dan cukup untuk melanjutkan pendidikanku.pagi ini aku sedang dalam perjalanan menuju
Hannover tempat dimana aku akan melanjutkan pendidikanku.aku menghabiskan waktu selama 2 tahun di
hannover dan lulus sebagai lulusan dengan predikat terbaik.aku mulai mendesain kapal dengan inovasi
inovasi baru berharap inovasi ku akan dilirik dan akan berhasil mengguncang dunia.Takdir berpihak
kepadaku pemerintahan yang berkuasa di jerman saat ini melirik inovasi ku dan memanggil diriku untuk
project kapal tempur mereka.sekarang diriku sedang dalam perjalanan untuk mengguncang dunia dan
membuktikan bahwa teknologi jerman nomor satu di dunia itu semua kulakukan untuk menghormati
sahabat seperjuanganku Yaitu Fritz Von Schölz.Walaupun aku harus memproduksi senjata yang
membunuh banyak orang sebenarnya aku benci untuk terlibat di project ini namun ini semua untuk
menepati janjiku pada Fritz

Kita tidak dapat lari dari takdir yang mutlak sejak terlahir namun kita tidak boleh terlelap dalam
khawatir.tidak semua hal akan berjalan sesuai rencanamu.hadapi semuanya dengan penuh keberanian
ikhlaskan dan biarkan hal yang diluar kendalimu terjadi dan kau jalani itu dengan berani.aku telah melalui
semua ini perjalanan ini memberikanku banyak pelajaran berharga bagi kehidupanku aku tidak akan
melupakan kalian dan aku tidak akan melupakan apa yang terjadi di Passchendaele pada tahun 1917
terimakasih Max Dan Fritz kalian akan selalu hidup dalam sanubariku sampau kita berjumpa lagi.

~Rudolph Von Stroheim

4
5

Anda mungkin juga menyukai