Anda di halaman 1dari 2

Secercah mentari masuk melewati celah jendela. Angin berhembus kesana kemari.

Pagi ini
cerah, namun tidak dengan suasananya . hari ini adalah hari pemakaman seorang suami dari
pahlawan. Berita kematiannya datang begitu pesat, membuat orang-orang disekitarnya ikut
terkejut dan berduka. Terutama sang istri.

Hari itu adalah hari pemakaman Teuku Ibrahim Lamnga, seorang pahlawan sekaligus suami dari
Cut Nyak Dien. Teuku Ibrahim tewas pada peperangan melawan Belanda di Gle Tarum.
Peperangan itu membuat hati Cut Nyak Dien berdesir marah, ia bersumpah akan membalaskan
semua amarahnya kepada Belanda karena telah membunuh pendamping hidupnya.

***

Hari itu, aku datang membantu pemakaman Teuku Ibrahim. Melakukan penghormatan terakhir
untuk seseorang yang berjasa di Aceh. Semua masyarakat ikut berduka.

Aku melihatnya. Dia yang menangis tersedu sedu, meratapi sang pujaan bersatu dengan tanah.
Entah kenapa hati ini ikut bersedih. Ya, jika boleh jujur aku menyukainya, memang tidak sopan
menyukai seseorang yang telah kehilangan kekasihnya dan ingin menggantikan posisi sang
kekasih. Namun, mau bagaimana lagi. Aku telah jatuh cinta saat pertama kali melihatnya. Sejak
hari pemakaman itu, aku mulai memperhatikan keberadaannya.

***

Angin sepoi sepoi berhembus kian kemari, suara gemersik daun yang saling bertabrakan,
membuat seseorang yang duduk di kursi teras rumahnya terhipnotis oleh suasana yang nyaman
ini. Sekali kali ia menatap ke langit, memikirkan bagaimana cara negerinya cepat merdeka. Hari
demi hari selalu saja maut menghampiri secara cepat satu persatu orang di negeri ini.
Peperangan. Kata itu adalah penyebab dari cepatnya maut datang. Banyak orang orang yang
gugur di dalamnya, termasuk seseorag yang sangat penting di negeri ini, Teuku Ibrahim Lamnga.
Setelah berduka orag orang di sekitar tak pantang menyerah semangat mereka terus berkobar
untuk melawan Belanda. Bagaimana caranya, yang pasti mereka semua menginginkan
kemerdekaan.

“Haaaa,,,,,” aku menghela nafas panjang.

Sambil memikirkan bagaimana cara melawan penjajah tiba-tiba terlintas dipikiranku


bayangannya, Cun Nyak Dien. Akhir-akhir ini aku banyak memikirkannya. Tak terbayang
betapa sakit hati ditinggal orang yang dicintai, itu semua karna ulah penjajah yang datang ke
negeri ini batinku.

“ Haaaa,,,,’’ lagi-lagi aku menghela nafas panjang.

Aku berdiri dari dudukku sambil mendinginkan kepala aku ingin berjalan-jalan melewati
sawah. Tak terasa waktu cepat berlalu langit telah menunjukan semburat jingganya, burung
burung mulai berterbangan pulang, banyak juga petani yang bersiap siap pulang. Melihat
mereka, rasanya sangat sdih. Mereka bekerja dari pagi hingga sore hanya untuk kepentingan para
penjajah. Ingin rasanya segera ku merdekakan negeri ini, hingga netraku terfokus pada
segerombolan orang yang berada di bawah pohon.

Ada apa? batinku bertanya.

“ Hei...... apa yang kalian sedang bicarakan?”. Aku menepuk salah satu pundak salah satu
seseorang yang sedang bergerombol tersebut.
“Ah, kami membicarakan tentang sayembara yang hangat akhir akhir ini” jelas seseorang.

“ Sayembara ? apakah terjadi sesuatu? ”. Tanyaku.

“ Apakah kau tidak mengetahuinya ? “ tanya orang itu dengan nada terkejut.

“ Aku tidak mengetahuinya, cepat beritahu aku sayembara apa yang akan terjadi!”tegasku.

“ Hei Teuku Umar. Pantas saja kau tidak mengetahui berita apapun, setiap hari engkau selalu
saja mengasah senjatamu”ledek salah satu seseorang.

“ Bukanya pekerjaanku sehari-hari menurut kalian tidak benar? Aku tak sempat berbicarakan
atau menggosip seperti kalian, sedangkan negara kita masih dalam kondisi kacau balau.
Seharusnya kalian mempersiapkan diri untuk berperang esok hari. Sudah-sudah sekarang
katakan kepadaku sayembara apa yang akan dilakukan?’’jelasku pada mereka.

“ Haa...... kau ini selalu saja tidak mau terkalahkan. Aku akan memberitahumu namun tidak tau
ini pasti atau tidak akan terjadi, tapi aku mendengarnya langsung Cut Nyak Dien telah
bersayembara bahwa ia akan berjanji akan bersedia menikahi laki-laki yang mampu untuk
membantunya membalaskan dendam kematian suami yang ia cintai yakni Teuku Ibrahim’’
jelasan orang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai