Anda di halaman 1dari 3

KISAH-KISAH YANG TERTANAM

Negeriku serupa mata air kisah yang tak pernah kering. Bukan kisah-kisah suka cita
seperti yang diobral dan diumbar penulis-penulis kodang dinegerimu tapi segunung riwayat
ratap haru yang tiada berkesudahan, Meski seumur hidupku teringet akan hal peristiwa itu.

“Dalam kecamukan perang dan haru-haru yang tak pernah damai itu, tidakkah
semestinya kau berjuang di medan laga’’

Badanku sudah letih membawa barang-barang yang tidak tau dimana akan ku letakkan
aku makin sedih dan sengsara melihat-melihat sanak saudara dan family (keluarga) ditambah lagi
dengan negeriku seakan-akan diriku tak bernyali lagi melihat dan menjalani hidup ini yang tak
pernah berakhir dengan peperangan musuh mana yang akan diserang oleh pasukan bersenjata
kecipan darah meruap tumpah dimana-mana. Kau tak perlu mencurigaiku!Aku ingin menulis
bukan untuk meraih kemasyaran seperti obsersi yang hendak dituju setiap pengarang dinegeriku.
Aku ingin menggoreskan pedih hati ibu dari suami korban kekerasan yang meninggalkan kedua
anak yang masih membutuhkan kasih saya dari seorang Bapak, takala gerombolan-gerombolan
lelaki berbaju loreng bersenjata laras panjang dan perlengkapan lainnya,mendobrak pintu rumah
kami.

Menyeret badan bapak “otom genally” seperti menyeretkan seekor ajing yang bakal
digiring kehutan untuk berburu. Kekejamam mereka jauh lebih keji dari cara yahudi menyeret
dan membekuk ekstremis. Malam itu pukul 6.45 WIB terakhir kali kami menatap keteduhan
dimuka Bapak “otom genally”, Ibu “sarah” dan dua seorang anak “ Maska, dan Said “. berteriak
dan menghela nafas panjang Bapak “otom genally” dipukuli dan dibentak-bentak kemudian
Bapak “otom genally” diseret oleh gerombolan orang bertopeng dan berbaju loreng yang lengkap
itu menghilang digelap malam. Dalam hening, kami memendam keniscayaan; Bapak “otom
genally” tak bakal kembali pulang kalau pulang pun,tentu sekedar pulang nama;

Malam berlarut malam waktu bergati waktu ibu “sara’ dan anak-anakpun “maskana,dan
said” tak henti-hentinya menangis setelah bapak ‘otom genally” dibawa dan kamipun sambil
mendengar jeritan bapak “otom genally” mungkin itu bertanda kesakitan menahan pukulan dan
siksaan yang ditahan oleh bapak.pada waktu itu kami dan orang-orang yang jaga malam
mendengar jeritan terakhir yang amat pedih didengar oleh telinga,,suara anjing pun tak henti-
hentinya menggongong mulai dari awal kejadian sejak bapak “otom genally” dibawa.kemudian
terdengar oleh warga Buntul Fitri,atau dikenal denah NAD ( Nagroe Aceh Darussalam ) bagian
aceh tengah. Tapi tak seorangpun yang berani untuk bergegas keluar.terkecuali aku itupun
hampir-hampir tinggal nama mungkin karena yang kuasha belum mengijinkannya pada waktu
itu, karena mau ditembak Syukur tuhan masih melindungi aku,dan beberapa orang warga buntul
fitri yang jaga malam pada waktu itu. Juga sempat mendapak hukuman yang berupa hukuman
tiarap dan merayap untuk disuruh meninggaalkan pos kamling (gardu) tetapi aku juga tak dapat
berkutik dan tak bernyali akibat ketakutan lalu dengan dengan rasa takut bergegas meninggal
tempat kejadian dalam keadaan terpaksa.

“Setelah pagi hari kira-kira waktu menunjukan pukul 7:00 wib, terdengar kabar bahwa
bapak (otom Genally),telah meninggal dunia dengan cara tersiksa dan sehadis.mata tertutup,kaki
terikat,oleh kain berwarna merah putih.Ditempat penyiksaan darah mengalir dan bergumpalan
kemudian mayatnya digotong oleh masyarakat setempat secara berame-rame untuk
dimandikan.’’

‘’Ketika ibu dan kedua anak-anaknya ( Maskana, dan said ). melihat bahwa suami atau
bapaknya,dari kedua anak ini meninggal dunia secara tidak wajar” lalu aku dan masyarakat
segera begegas untuk membawa mayat bapak ( Otom Genally ) kesungai untuk dibersihkan atau
dimandikan orang-orang dan polisi setempat hadir berdatangan untuk menyaksikan kejadian
sadis tersebut.

Setelah dimandikan mayatnya ternyata seluruh anggota tubuhnya mengalami penyiksaan


perutnya terdapat Dua puluh Satu tusukan, kepala memar, dan bagian ibu jarinya mengalami
irisan pisau apa karena menahan pisau yang di tancapkan diperut Bapak ( Otom Genally ) tapi
lebih mengerikan lagi Hususnya keluar.

Betapa sadisnya kejadian itu di negeriku yang tak pernah reda dan reda oleh keusikan,
kekacauan. Padahal menurut keyakinan dalam ajaran agama kita bahwa satu diantara orang –
orang harus saling mengasihi dan menyangi,tapi kenapa dunia ini sangat kejam sekali seolah-
olah tidak mencintai antar sesama.memang pada waktu itu dimana-mana sering terdengar
kejadian yang serupa dan sehadis hal ini rasanya tidak bisa terbayangkan dibenak jiwa.saya
sendiri sering membayangan bagaimana kejinya manusia dibunuh antar sesame sesame manusia
padahal Negara kita dijuluki dengan Negara hukum dan norma-norma kesusilaan.tapi dalam hati
sering bertanya-tanya dimana letak posisi dan hakekatnya norma itu.

Oleh: Senang Miko Ari Gayo

071 22 083

Anda mungkin juga menyukai