Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Literasi adalah suatu perkembangan mengenai berbagai macam kegiatan
yang lebih dipahami sebagai suatu kemampuan seseorang dalam menguasai,
mengetahui, memahami suatu bidang tertentu. Evaluasi literasi di dunia
pendidikan bisa dimulai dari jenjang sekolah dasar. Menurut hasil penelitian
studi PISA pada tahun 2018 menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia
dalam membaca, meraih skor rata – rata yang berarti ini Indonesia masih berada
pada posisi yang kurang memuaskan dalam kemampuan siswanya untuk
memahami dalam membaca. Minimnya minat baca siswa di Indonesia membuat
pemerintah merancang program yang diharapkan mampu meningkatkan minat
baca siswa sekaligus tingkat pemahaman siswa dalam membaca yang disebut
dengan Gerakan Literasi yang dimulai pada tahun 2016.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti sebagai bagian dari implementasi
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menggiatkan Gerakan Literasi
Nasional (GLN) dalam pendidikan formal di sekolah khususnya mulai dari
jenjang sekolah dasar harus menerapkan semua kegiatan literasi yang tidak
hanya sekedar untuk membaca saja akan tetapi juga dapat meningkatkan
kemampuan memahami, mengembangkan, dan menerapkan oleh karena itu
gerakan literasi ini harus menyeluruh dan memang harus disesuaikan dengan
kondisi tempat dilaksanakannya literasi ini. Karena tidak semua siswa di
sekolah dasar memiliki kemampuan pemahaman yang sama, lingkungan yang
ada juga sangat memengaruhi pemahan siswa dalam memahami sebuah bacaan.
Namun dalam perkembangannya istilah literasi kemudian memiliki cakupan
sempit yaitu hanya kemampuan membacanya saja.
Kemudian hal itu berkembang lagi bahwa literasi tidak hanya kemampuan
membaca, melainkan kemampuan menulis (Gunarsa, 2004:44). Literasi juga
dapat diartikan melek teknologi, melek informasi, berpikir kritis, peka terhadap
lingkungan, bahkan juga peka terhadap permasalahan yang ada. Kepekaan atas
literasi pada seseorang tentu tidak akan muncul begitu saja. Banyak faktor

1
memengaruhi seseorang untuk peka dan mampu dalam berliterasi pengalaman
siswa juga dapat memengaruhi kepekaan siswa dalam berliterasi untuk
memahami tujuan dalam membaca, menulis, dan menyampaikan apa yang telah
dibacanya. Tujuan dalam membaca dan menulis memengaruhi teks yang dibaca
dan ditulis (Petrus, 2010:89).
Berdasarkan latar belakang diatas penilitian evaluatif ini dilaksanakan
dengan model goal free evaluation untuk mengetahui dan mengukur
pelaksanaan program gerakan literasi yang ada di SD Sidorejo Lor 05 Salatiga
terhadap minat baca peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah
tersebut dikarenakan SD Sidorejo Lor 05 Salatiga merupakan salah satu sekolah
yang ada di Salatiga dan sudah menerapkan program gerakan literasi demi
meningkatkan kemampuan literasi peserta didiknya.
Program gerakan literasi di SD perlu dievaluasi untuk mengukur
keterlaksanaan program dan upaya tindak lanjut untuk perbaikan program.
Evaluasi program merupakan implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung
dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi pada sekelempok orang
(Arikunto & Jabar, 2004:4). Terdapat beberapa model untuk mengevaluasi
suatu program, salah satunya adalah model Goal Free Evaluation yang
digunakan dalam penelitian ini untuk mengevaluasi program gerakan literasi
sekolah. Model Goal Free Evaluation adalah model adalah model yang
dikemukakan oleh Michael Scriven. Wirawan (2013:84) menyatakan bahwa
evaluasi merupakan evaluasi tentang pengaruh dari program yang dilaksanakan.
Sukardi (2014:35) menyatakan hal yang sama mengenai model goal free
evaluation yang didasari pada pengaruh program.
Pendapat tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat yang disampaikan
oleh Muryadi (2017:13) yang menyatakan bahwa Goal Free Evaluation
merupakan model evaluasi program yang para evaluatornya mengambil
beberapa laporan untuk mendapat informasi tentang pengaruh nyata dan
konkret suatu program. Penelitian memilih menggunakan model Goal Free
Evaluation dikarenakan dalam model tersebut tidak berfokus pada tujuan utama
diadakannya program gerakan literasi sekolah, namun dalam penelitian ini lebih
berfokus untuk mengevaluasi pelaksanaan program tersebut faktor yang

2
mempengaruhi pelaksanaan program dan pengaruh diadakannya program
gerakan literasi sekolah.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang telah dilakukan di SD
Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga sebagai salah satu lembaga pendidikan yang
telah melaksanakan program gerakan literasi sekolah ini, dapat
diidentifikasikan beberapa persamasalahan yang muncul diantaranya adalah
sebagai berikut :
1.2.1 Program Gerakan Literasi Sekolah (Gelis)
1.2.1.1 Nama Program
Dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah SD Negeri
Sidorejo Lor 05 Salatiga belum memberikan nama khusus
terhadap program yang dijalankan sehingga pada semester gasal
2020-2021 sekolah hanya menjalan program gerakan literasi ini
sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu Permendikbud No. 23
Tahun 2015 tentang penumbuhan minat baca dengan kegiatan
15 menit membaca.
1.2.1.2 Tujuan Program
Program gerakan literasi sekolah belum memiliki tujuan
secara jelas akan tetapi sekolah tetap berusaha menjalankan
kegiatan dari program gerakan literasi yang melibatkan guru dan
peserta didik. Adapun 2 kelas yang sudah menerapkan program
tersebut yaitu :
- Kelas 4 dengan membaca buku cerita 15 menit sebelum
memulai pembelajaran dan menulis kesimpulan dan
dilaksanakan oleh seluruh peserta didik kelas 4 dan
didampingi oleh guru kelas 4
- Kelas 5 dengan membaca buku non-pelajaran seperti
ensiklopedia, majalah anak, koran, kumpulan cerpen,
dongeng anak, dll., untuk kemudian menulis kesimpulan
sehingga guru dapat menilai perkembangan kemampuan

3
literasi siswa dan diikuti oleh seluruh peserta didik kelas 5
dan guru kelas 5.
1.2.1.3 Teknik Penilaian
Dalam melaksanakan program gerakan literasi sekolah disini
guru juga memiliki teknik penilaian tersendiri dengan cara non-
tes. Penilaian dilakukan berdasarkan dengan apa yang telah
dituliskan peserta didik ke dalam buku catatannya masing –
masing, yang menjadi tolok ukur pemberian nilai bukanlah
banyak atau sedikit tulisan peserta didik tapi lebih kepada
peserta didik dapat menyimpulkan terkait apa yang telah ia baca
dengan menggunakan kalimatnya sendiri.
1.2.1.4 Frekuensi Pelaksanaan Evaluasi Program
Pelaksanaan evaluasi program gerakan literasi sekolah di
SDN Sidorejo Lor 05 Salatiga biasa dilakukan setiap satu
semester sudah berjalan, ketika semua peserta didik sudah
selesai membaca dan menulis temuan – temuan dari apa yang
sudah dipahaminya melalui membaca. Akan tetapi pelaksanaan
evaluasi program ini tidak sepenuhnya dilakukan karena
banyaknya orang tua peserta didik yang tidak bisa mendampingi
anaknya ketika belajar dirumah sehingga beberapa peserta didik
tidak mengumpulkan buku catatannya ke sekolah. Sehingga hal
ini yang membuat pelaksanaan evaluasi program gerakan
literasi sekolah terhambat.
1.2.1.5 Sikap Peserta Didik dalam Pelaksanaan Program
Setelah dilakukan observasi pelaksanaan program gerakan
literasi sekolah ini menimbulkan sikap positif dan negatif dari
peserta didik. Salah satu sikap positif yang nampak adalah
ketika peserta didik diminta untuk membaca semua membaca
dengan tenang, kemudian menuliskan hasil pemahamannya
ketika sudah selesai membaca. Namun sikap negatif juga
ditunjukkan peserta didik karena beberapa peserta didik merasa
bosan dengan bahan bacaan yang ada sehingga peserta didik

4
menjadi enggan untuk membaca dan lebih memilih untuk
bermain sendiri.
1.2.1.6 Peran Guru dalam Pelaksanaan Program
Program ini didukung oleh peran guru yang sabar
mendampingi peserta didik dalam kegiatan membacanya.
Namun tidak setiap guru memiliki waktu yang cukup untuk
mendampingi peserta didik ketika membaca sehingga beberapa
guru memilih untuk tidak mewajibkan peserta didiknya untuk
mengikuti kegiatan tersebut.
1.2.1.7 Waktu pelaksanaan
Kegiatan yang ada di SDN Sidorejo Lor 05 Salatiga ini sudah
dilaksanakan sejak tahun 2017 hingga sekarang. Program ini
dilaksanakan dalam jangka waktu satu semester dimana setiap
satu semester berakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk
melihat bagaimana perkembangan program gerakan literasi
sekolah dapat berdampak baik bagi sekolah dan peserta didik.
1.2.1.8 Pelaksana
Program gerakan literasi sekolah di SDN Sidorejo Lor 05
Salatiga dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah yaitu guru,
kepala sekolah, dan peserta didik tidak terkecuali. Namun dalam
pelaksanaannya masih ada guru yang tidak mewajibkan peserta
didiknya untuk mengikuti program gerakan literasi sekolah
tersebut karena minimnya waktu guru untuk mengawasi peserta
didik dalam membaca.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan observasi di lapangan maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah
1.3.1 Bagaimanakah pelaksanaan Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah
(GELIS) di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga semester genap tahun
pelajaran 2020/2021 ?

5
1.3.2 Bagaimanakah hasil Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah
(GELIS) di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga semester genap tahun
pelajaran 2020/2021 ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian evaluasi ini adalah :
1.4.1 Untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan Evaluasi Program
Gerakan Literasi Sekolah (GELIS) di SD Negeri Sidorejo Lor 05
Salatiga semester genap tahun pelajaran 2020/2021
1.4.2 Untuk mengetahui hasil Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah
(GELIS) di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga semester genap tahun
pelajaran 2020/2021
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari pelaksanaan penelitian evaluasi ini adalah,
1. Manfaat Teoritis
Penelitian yang dilakukan ini nantinya dapat memberikan pertimbangan
untuk pengembangan teori – teori yang relevan dengan evaluasi program
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini memberikan informasi obyektif kepada pihak sekolah
tentang hasil Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah di SDN
Sidorejo Lor 05 Salatiga, dan memberikan alternatif penyelesaian
masalah yang terjadi saat pelaksanaan program berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai