Anda di halaman 1dari 14

Nepotisme Terhadap Keputusan dan Komitmen

Dalam Organisasi Kampus

Oleh :

Kelompok 3

Kevin Septian Ariskia Hadi 230111100167


Karindra Yusnita Puji Rahayu 230111100174
Ananda Tsany Tsabita 230111100176
Diyanah Artu Aini 230111100179
Dewi Marantika 230111100183

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA


FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM STRATA 1
BANGKALAN
2023
KATA PENGANTAR

Nepotisme merupakan fenomena yang cukup relevan dalam lingkungan organisasi saat ini,
yang secara langsung mempengaruhi keputusan dan komitmen individu di dalamnya. Dalam
konteks kampus, fenomena ini dapat memiliki implikasi yang signifikan terhadap proses
pengambilan keputusan dan keterlibatan anggota organisasi dalam mencapai tujuan bersama.
Dalam karya ini, Kelompok 3 berusaha untuk menguraikan dampak serta implikasi dari
praktik nepotisme terhadap keputusan yang diambil dan komitmen yang ditunjukkan oleh
anggota organisasi kampus. Dengan menyelidiki dan menganalisis fenomena ini, diharapkan
pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana praktik
nepotisme dapat mempengaruhi dinamika organisasi kampus serta upaya untuk mengatasi
masalah ini. Kelompok 3 ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, dan yang terhormat bapak Syehkfani Alif
Akbar selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Semoga karya ini dapat
memberikan wawasan yang berharga bagi pembaca dalam memahami pentingnya menjaga
keadilan dan integritas dalam lingkungan organisasi kampus. Besar harapan dari kelompok 3
nepotisme dalam kampus dapat di hilangkan sepenuhnya, agar adanya keadilan dalam
penyeleksian anggota.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Dalam berorganisasi tentunya membutuhkan kemampuan bersosialisasi dan bekerja sama


antar anggota. Penerimaan anggota dalam organisasi tentunya juga tedapat beberapa tahapan
untuk menyaring kemampuan calon anggota yang di rasa pantas dan cocok untuk masuk
menjadi anggota dalam organisasi. Akan tetapi faktanya pada saat ini kemampuan bukanlah
menjadi hal yang utama dikarenakan adanya factor tindakan nepotisme.

Nepotisme sendiri merupakan suatu tindakan memberikan keistimewaan atau keuntungan


kepada individu berdasarkan hubungan pertemanan, kekeluargaan atau hubungan pribadi
lainnya. Bukan berdasarkan kualifikasi,kompetensi atau prestasi yang relevan. Nepotisme
akan memberikan rasa tidak adil kepada calon anggota lainnya yang seharusnya mereka
memiliki skill yang lebih kompeten dan lebih pantas menjadi anggota. Tindakan nepotisme
itu sendiri tetunya akan memberikan dampak yang sering kali mengarah pada hal negative,
contohnya seperti kurangnya skill yang seharusnya dimiliki dalam setiap anggota. Kurangnya
skill yang dimiliki anggota akan menjadikan suatu organisasi tersebut kurang dalam
memaksimalkan fungsi dan tujuan organisasi.

Menghindari tindakan yang merujuk pada nepotisme seperti memahami kompetensi atau
kemampuan, melakukan observasi, dan meningkatkan pertahanan diri agar tidak mudah
terhasut. Menegakkan hukum dan memiliki perilaku adil juga merupakan hal yang utama
dalam mencegah tindakan nepotisme. Oleh karena itu dibuatnya karya tulis ini ditujukan
untuk menjadi salah satu pedoman agar tindakan nepotisme dapat di minimalisir. Dengan
memiliki anggota yang benar-benar kompeten dalam bidang tertentu itu tentunya juga akan
memeberikan kemajuan pada organisasi tersebut sehingga dapat melaksanakan fungsi dan
tuujuan dengan baik.

Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis dampak dari praktik
nepotisme di kampus ini, serta mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil untuk
mengurangi perbuatan nepotisme di area kampus, menciptakan lingkungan yang lebih adil
dan professional di dunia pendidikan perguruan tinggi.
1.1 Urgensi penelitian
Penelitian ini merupakan sarana dalam pengembangan ilmu dan menambah
wawasan serta pengetahuan penulis. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat
memberikan tambahan pengetahuan mengenai nepotisme beserta dampaknya terlebih di
dalam kampus.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh adanya praktik nepotisme dalam perekrutan dan seleksi


organisasi di lingkup kampus?
2. Apa saja pengaruh adanya praktik nepotisme terhadap kinerja dalam organisasi?
3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah praktik nepotisme di lingkup
kampus?
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini sebelumnya sudah terdapat beberapa artikel maupun jurnal yang mengangkat
topik yang sama, yakni mengenai nepotisme. Akan tetapi tentu saja terdapat banyak/sedikit
perbedaan dengan penelitian ini. Kami mengambil beberapa artikel dan jurnal yang
digunakan sebagai referensi dalam penelitian kali ini. Berikut beberapa artikel dan jurnal
yang di gunakan sebagai referensi :

Jurnal berjudul Putusan yang Memberi Efek Jera Pada Pelaku Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme yang di tulis oleh Agusalim, S. H., M. Hum. membahas mengenai putusan -
putusan yang memberikan efek jera bagi pelaku korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam
perdebatan tersebut, Agusalim membahas persoalan penghitungan kerugian moneter yang
harus dibayar oleh para terdakwa, persoalan tuntutan masyarakat atas “perbuatan bersama”,
dan beberapa persoalan yang berkaitan dengan ketentuan undang-undang dalam UU Tipikor.
Selain itu, Agusalim juga membahas mengenai langkah-langkah dalam pemberantasan
korupsi, Intruksi Presiden No 5 Tahun 2004 yang dapat membantu Komisi Pemberantasan
Korupsi, dan tujuan dibentuknya Pengadilan Tipikor yang diatur dalam UU No 46 Tahun
2009. Jurnal tersebut mengguanakan teori pembuktian yang digunakan dalam hukum acara
pidana: teori negasi wetelijk. Teori ini didasarkan pada standar minimal alat bukti yang diatur
dalam Pasal 183 KUHAP: minimal dua alat bukti yang sah. Jika bukti membuktikan
perbuatan terdakwa dan hakim yakin bahwa kejahatan itu benar-benar terjadi dan terdakwa
melakukannya, maka hakim akan menuntut terdakwa melakukan tindak pidana kejahatan.
Metode yang di gunakan adalah metode analisis kualitatif. Metode ini dilakukan dengan
menganalisis data kualitatif seperti undang – undang. Metode ini sangat membantu penulis
dalam mengembangkan pemahaman mengenai topik yang di bahas. Dalam jurnal tersebut,
Agusalim membahas mengenai keputusan-keputusan yang akan memberikan efek jera bagi
pelaku korupsi, kolusi, dan nepotisme. Agusalim berkesimpulan, agar suatu putusan bermutu,
harus dipenuhi beberapa syarat pendukung, antara lain independensi dan independensi hakim
serta adanya alat bukti yang sah. Agusalim juga menjelaskan bahwa efek jera dari putusan
terhadap pelaku KKN hanya bergantung pada kinerja aparat penegak hukum yang tergabung
dalam sistem peradilan pidana terpadu serta sarana dan prasarana pendukungnya. Dapat
disimpulkan bahwa jurnal ini membahas tentang upaya menjamin pengambilan keputusan
yang berkualitas dan memberikan efek jera terhadap pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme.
Perbedaan antara sumber referensi dan penelitian yang kami lakukan adalah sumber referensi
jurnal berjudul Putusan yang Memberi Efek Jera Pada Pelaku Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme dan jurnal yang berjudul Perundang – Undangan Yang Merupakan Upaya
Penanggulangan Kejahatan Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme membahas hal yang sedikit
berbeda dengan penelitian yang akan kami lakukan, tetapi dari jurnal tersebut, kami dapat
mendapatkan sedikit tentang Nepotisme yang dilakukan di Indonesia. Kami melakukan
penelitian yang berhubungan dengan sikap Nepotisme yang dilakukan oleh organisasi
organisasi di Lingkungan Kampus. Tetapi, untuk mengetahui sikap Nepotisme di Lingkungan
kampus, kami juga harus mengetahui bagaimana sikap Nepotisme yang dilakukan di
Indonesia. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang kami lakukan adalah sama-
sama membahas mengenai nepotisme.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Harkristuti Harkrisnowo yang berjudul Perundang
– Undangan Yang Merupakan Upaya Penanggulangan Kejahatan Kolusi, Korupsi, dan
Nepotisme. Membahas mengenai upaya penanggulangan kejahatan kolusi, korupsi, dan
nepotisme, serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat korupsi di Indonesia. Metode
analisis kualitatif merupakan cara mengumpulkan data dengan menganalisis data kualitatif
seperti undang – undang. Metode ini sangat membantu penulis dalam mengembangkan
pemahaman mengenai topik yang di bahas. Penelitian ini membahas menangani KKN di
Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan menangani penyakit malaria atau AIDS. Hanya
berdampak pada Sebagian kecil Masyarakat, namun KKN berdampak pada seluruh individu
di negara karena berkaitan dengan pemberian pelayanan publik oleh penyelenggara negara.
Mengingat substansi hukum yang dimiliki, sebenernya sangat baik dapat menerapkan hukum.
Namun sebenarnya undang-undang yang merupakan rahasia resmi tidak selalu sama dan
mengikuti undang-undang buku. Fakta menunjukkan bahwa PNS belum mampu
memberantas perilaku yang dilakukan rekan-rekannya yang juga bertugas memberikan
pelayanan pubik. Karena tekanan tidak hanya dari komunitas dalam negeri, tetapi juga dari
komunitas internasional. Persoalan ini menyangkut keseriusan seluruh pihak terlibat, tidak
hanya penyelenggara negara tetapi juga masyarakat. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian kami yakni sama-sama membahas mengenai objek yang sama yakni nepotisme,
akan tetapi terdapat juga perbedaan yakni terletak pada teori dan metode yang digunakan.
Ketiga, artikel berjudul Akar Nepotisme Dalam Organisasi Kampus yang di tulis oleh
Rofingatun Hamidah membahas permasalahan praktik nepotisme dalam organisasi kampus
dan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Artikel ini menggambarkan pengalaman
penulis dan kawan-kawan yang ditawari posisi strategis di organisasi di kampus tanpa
melalui proses rekrutmen sebenarnya. Praktik seperti ini dianggap merusak dan melemahkan
tatanan kampus. Tulisan ini juga membahas dampak negatif praktik nepotisme dalam
organisasi kampus dan memberikan solusi untuk menghindari praktik nepotisme dalam upaya
rekrutmen organisasi kampus. Artikel ini bertujuan untuk memerangi praktik nepotisme di
organisasi kampus dan memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Bahasa
yang digunakan oleh penulis sangat mudah oleh dipahami dalam menuliskan pengalamannya.
Penulis menggunakan metode penelitian lapangan. Penulis mengalami langsung adanya
praktif nepotisme dalam perekrutan organisasi sehingga dapat mengumpulkan data secara
lebih mendalam. Artikel ini memberikan beberapa solusi untuk mengatasi praktik nepotisme
di organisasi kampus. Salah satu pilihannya adalah dengan melakukan proses rekrutmen yang
terbuka dan transparan sehingga semua calon anggota mempunyai kesempatan yang sama
untuk bergabung dengan organisasi. Selain itu, penting untuk memperkuat nilai-nilai moral
dan etika seperti kejujuran dan integritas dalam organisasi kampus agar nepotisme dapat
dihindari. Teks ini juga menyarankan agar mahasiswa tidak hanya fokus pada persoalan
praktis saja, namun juga memperhatikan nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan kampus.
Oleh karena itu, upaya penanggulangan nepotisme dalam organisasi kampus dapat dilakukan
melalui rekrutmen yang terbuka dan transparan serta penguatan nilai-nilai moral dan etika
dalam organisasi kampus. Dalam artikel ini terdapat persamaan dengan penelitian yang kami
bahas yakni mengenao nepotisme juga metode yang digunakan dalam mengumpulkan data.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan sebuah cara bagaimana data didapatkan lengkap
dengankegunaan dan tujuannya. Secara umum metode peneltian terdapat tiga jenis yakni
kuantitatif, kualitatif dan deskripsi. Metode penelitian kualitatif adalah metode dan metode
penelitian yang menitikberatkan pada analisis dan deskripsi. Proses penelitian kualitatif lebih
menitikberatkan pada sesuatu dari sudut pandang subjek, dan dasar pemikirannya dijadikan
pedoman oleh peneliti agar proses penelitian sesuai dengan fakta yang ditemui pada saat
melakukan penelitian di lapangan. Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk memberikan
penjelasan mendalam terhadap suatu fenomena dan dilakukan dengan mengumpulkan data
sedetail mungkin. Metode kualitatif fokus pada pengamatan fenomena dan eksplorasi lebih
dalam tentang hakikat dan makna fenomena tersebut. Analisis dan ketelitian penelitian
kualitatif sangat dipengaruhi oleh kekuatan kata dan kalimat yang digunakan. Metode
kuantitatif adalah metode penelitian yang banyak menggunakan angka-angka. Mulai dari
proses pengumpulan data hingga interpretasinya.

Sebaliknya, metode penelitian terdiri dari penyelidikan menyeluruh dan cermat


terhadap semua fakta. Banyak orang mengatakan metode kuantitatif adalah metode
tradisional. Metode kuantitatif telah digunakan sejak lama sehingga mempunyai tradisi
dalam penelitian. Metode kuantitatif disebut juga metode ilmiah. Karena itu merupakan
kaidah ilmiah: konkrit, obyektif, terukur, rasional, sistematis. Penelitian kuantitatif biasanya
banyak digunakan dalam bidang-bidang seperti psikologi, ekonomi, demografi, sosiologi,
pemasaran, kesehatan, masyarakat, dan pembangunan manusia. Metode penelitian kuantitatif
didefinisikan sebagai bagian dari serangkaian studi sistematis terhadap fenomena yang
melibatkan pengumpulan data yang diukur menggunakan teknik statistik matematika atau
komputasi. Penelitian ini terutama dilakukan dengan menggunakan metode statistik untuk
mengumpulkan data kuantitatif melalui studi survei.

Metode penelitian deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian kuantitatif
penetapan masalah yang menggabungkan survei yang menyelidiki secara menyeluruh, luas,
dan mendalam tentang situasi sosial yang menjadi subjek penelitian, serta survei yang
melibatkan pengambilan foto. Berbagai metode penelitian kuantitatif, seperti deskriptif,
bertujuan untuk menggambarkan fakta dan karakteristik suatu populasi atau wilayah tertentu
secara sistematis, berdasarkan fakta, dan akurat.

Metode yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Menurut
Nana Syaodih Sukmadinata penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan
dan mengilustrasikan fenomena-fenomena yang ada, baik alam maupun buatan, dan
dimaksudkan untuk mendeskripsikan ciri-ciri, kualitas, dan keterkaitan antar kegiatan. Selain
itu, penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau modifikasi terhadap
objek yang diteliti, melainkan menggambarkan kondisi apa adanya. Perlakuan yang
diberikan hanyalah penelitian itu sendiri yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Berdasarkan masukan dari beberapa ahli tersebut di atas, penelitian deskriptif
kualitatif adalah serangkaian kegiatan yang menangkap data apa adanya, tanpa
menempatkannya pada kondisi tertentu, dan hasilnya menekankan makna, sehingga dapat
disimpulkan bahwa disini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk
mengetahui dan mendeskripsikan mengenai nepotisme di lingkungan kampus beserta
dampaknya.

Dalam pene;itian ini kami menggunakan 2 teknik pengumpulan data yaitu dengan
cara observasi dan wawancara. Pengumpulan data dengan tekik observai ini mengharuskan
kami untuk turun langsung ke lapangan dengan tujuan mengumpulkan data di dukung dengan
pengumpulan data menggunakan Teknik wawancara secara langsung kepada anggota
organisasi di kampus dan juga kepada mahasiswa yang kami temui secara acak sehingga
kami dapat mengetahui dan mendapatkan data pendukung argument kami.
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
Praktik Nepotisme dalam perekrutan dan seleksi organisasi yang berada dilingkup
kampus akan memiliki dampak negatif yang akan sangat mempengaruhi kualitas organisasi
tersebut, seperti ketidakadilan dalam proses seleksi dan pengangkatan, serta berpotensi
merusak citra organisasi tersebut. Nepotisme juga dapat memicu terjadinya korupsi, kolusi,
dan praktik praktik tidak etis di dalam organisasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
nepotisme dalam dunia Pendidikan di Indonesia telah memberi dampak buruk, seperti
pengangkatan ketua organisasi berdasarkan hubungan kekeluargaan tanpa memperhatikan
kompetensi yang dibutuhkan dalam organisasi tersebut. Upaya untuk mencegah praktik
nepotisme bisa dimulai dari memberikan penilaian secara objektif dan professional serta
menghindari perilaku yang merujuk pada Tindakan nepotisme. Bisa juga menerapkan prinsip
transparansi, objektivitas, dan keadilan dalam setiap proses perekrutan atau pemilihan di
lingkungan kampus untuk mencegah adanya praktik nepotisme dan menjaga nama baik
Organisasi.

Praktik nepotisme di dalam kampus bisa memiliki beberapa dampak negatif terhadap
kinerja organisasi tersebut, diantaranya yaitu pengurangan kinerja organisasi yang kualifikasi
dan kompetensi tidak lagi menjadi prioritas utama dalam pengambilan keputusan. Hal ini
dapat mengurangi kinerja karena orang-orang dalam organisasi tersebut tidak berkualifikasi
mendapatkan posisi yang seharusnya bisa diisi oleh individu yang lebih kompeten.
Ketidakadilan dalam proses perekrutan dapat merusak motivasi dan moral di kalangan
anggota organisasi yang bisa menyebabkan kekecewaan dan menurunkan semangat untuk
bekerja dengan baik. Praktik Nepotisme juga dapat mengurangi kepercayaan anggota
organisasi terhadap pimpinan di organisasi tersebut, hal ini bisa menyebabkan retaknya
hubungan antara anggota dan pimpinan, serta dapat menurunkan efektivitas komunikasi dan
kerja sama. Ketika orang-orang yang mendapatkan posisi bukan berdasarkan kemampuan
mereka, hal ini dapat mengurangi kualitas ide dan perspektif, inovasi dan kreativitas bisa
terhambat dikarenakan kurangnya variasi dalam pandangan dan pengalaman. Praktik
Nepotisme dapat merusak reputasi institusi dimata Masyarakat atau warga kampus.

Banyak hal yang bisa mencegah terjadinya Praktik Nepotisme yang sedang marak di
dalam organisasi sekitar lingkungan kampus. Kita bisa membuat kebijakan yang jelas,
mendefinisikan kebijakan yang transparan dan jelas terkait dengan proses perekrutan,
promosi, dan penilaian anggota berdasarkan kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan.
Menerapkan proses perekrutan yang terbuka, dimana semua posisi yang dibutuhkan
diumumkan secara luas, dan keputusannya harus didasarkan pada kualifikasi, pengalaman,
dan kompetensi, bukan hanya untuk hubungan personal. Dan juga kita bisa membentuk
komite atau tim penelitian independent yang bertanggungjawab atas pengambilan keputusan,
penilaian kinerja,, dan perekrutan untuk memastikan keadilan dan objektivitas. Setelah proses
perekrutan berlangsung, kitab isa memberikan pelatihan kepada para anggota tentang
pentingnya keadilan, etika professional, serta dampak negatif dari praktik nepotisme dalam
lingkungan organisasi kampus. Selain itu, melakukan pengawasan internal secara rutin untuk
memastikan bahwa kebijakan anti-nepotisme ditaati. Dan Upaya terakhir yang bisa kita
lakukan adalah membangun budaya organisasi yang mendorong penghargaan atas prestasi
dan kualitas kerja, bukan hanya hubungan personal.

Ada beberapa pendapat yang sudah kita analisis saat berada dilingkungan kampus, ia
menyatakan bahwa Praktik Nepotisme ini dapat menutup hak mahasiswa lainnya karena akan
terjadi adanya relasi yang seseorang punya, tetapi hal itu juga bisa menjadi hal yang pro dan
kontra. Dari pihak pro, itu akan menjadi sebuah jalan yang cukup mudah karena dengan
adanya relasi yang dipunya, seseorang akan dapat keuntungan-keuntungan yang orang lain
tidak mendapatkannya. Dari pihak kontra, itu akan membuat hak hak mahasiswa yang tidak
mempunyai relasi itu semakin sempit, karena dengan skill saja itu tidak cukup untuk
menunjukkan bahwa seseorang itu mampu. Ada beberapa efek yang akan ditimbulkan dari
praktik nepotisme akan menyebabkan ketidakadilan dalam sikap yang berbeda beda yang
diberikan kepada anggota anggota tertentu.

Ada juga kasus-kasus yang sering terjadi praktik nepotisme didalam organisasi
disekitar lingkungan kampus. Salah satu contohnya yang kita kutip dari beritaunsoed.com
yang ditulis oleh Inas Syarifah, diartikel tersebut dijelaskan bahwa ia pernah melihat dengan
mata kepalanya sendiri, jika teman-teman terdekatnya seringkali ditarik masuk ke dalam
sebuah organisasi atau kepanitiaan tanpa seleksi. Padahal, system seleksi telah ditetapkan
sejak awal sehingga mayoritas menganggap hal ini berjalan adil tanpa tahu apa yang terjadi
dibalik layar system seleksi tersebut. Sebagian mengatakan, melobi orang itu diperlukan
sebab kita sudah memiliki relasi dengannya dan tahu bahwa ada kepercayaan yang mampu
diberikan. Inas Syarifah mengakui bahwa relasi sangatlah penting untuk melancarkan segala
kegiatan yang telah menjadi rencana. Relasi diperlukan sehingga lebih mempermudah setiap
rencana yang akan dijalankan. Tetapi jika perekrutas anggota organisasi melalui relasi
menjadi sebuah kecerendungan maka akan menimbulkan beberapa dampak negatif
diantarannya kekurangan anggota yang memiliki kredibilitas dan responsive tinggi, sulit
membangun satu pemikiran karena perbedaan alasan masuk organisasi, serta kemungkinan
tinggi perekrutan anggota melalui relasi akan semakin membudaya sehingga dapat merujuk
pada Tindakan nepotisme.

KESIMPULAN
Makalah “Nepotisme dalam Pengambilan Keputusan dan Komitmen dalam
Organisasi Kampus” menyimpulkan bahwa praktik nepotisme dapat memberikan dampak
buruk bagi organisasi kampus, seperti menurunnya kinerja dan motivasi anggota, serta
menurunnya citra organisasi. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mencegah praktik
nepotisme, seperti dengan melakukan seleksi anggota secara adil berdasarkan kualifikasi,
memberikan pelatihan etika dan keadilan profesi, serta membangun budaya organisasi yang
mengevaluasi kinerja dan kualitas kerja. Apabila ditemukan nepotisme dalam organisasi
kampus maka akan dilakukan pengawasan internal dan dapat dilaporkan kepada pihak yang
berwenang. Praktik nepotisme dapat menimbulkan ketidakadilan dalam seleksi dan
pengangkatan anggota organisasi kampus serta merugikan citra organisasi. Untuk
mengatasinya diperlukan upaya-upaya seperti melakukan praktik rekrutmen yang terbuka dan
transparan, memperkuat nilai-nilai moral dan etika dalam organisasi, serta memberikan
pelatihan tentang pentingnya keadilan, etika profesi, dampak negatif praktik nepotisme, dan
lain-lain. Selain itu, pemantauan internal rutin diperlukan untuk memastikan kepatuhan
terhadap kebijakan anti-nepotisme. Oleh karena itu, langkah-langkah tersebut diharapkan
dapat menciptakan lingkungan yang lebih adil dan profesional dalam dunia
pendidikan tinggi.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Hamidah, Rofingatun. 2022. “Akar Nepotisme Dalam Organisasi Kampus”,


https://beritaunsoed.com/2022/08/14/akar-nepotisme-dalam-organisasi-kampus/,
diakses pada 14 Agustus 2022

Syarifah, Inas. 2023. “ Nepotisme Merajai Kehidupan Kampus “,


https://beritaunsoed.com/2023/10/19/nepotisme-merajai-kehidupan-kampus/ , diakses
pada 19 Oktober 2023

Agusalim.2022. “ Putusan Yang Memberi Efek Jera Pada Pelaku Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme” dalam Jurnal Ilmiah Kutei Volume 21, Nomor 1. Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Harkrisnowo, Harkristuti. 2002. “ Perungang – Undangan Yang Merupakan Upaya


Penanggulangan Kejahatann Kolusi, Korupsi dan Nepotisme” dalam Jurnal
Kriminologi Indonesia Volume 1, Nomor 1 (1-7)

Anda mungkin juga menyukai