Anda di halaman 1dari 11

PEMBELAJARAN SAINSBERBASIS ICTUNTUK MENINGKATKAN

ICT LITERACYSISWA SEKOLAH DASAR

Eka Mustika*
Email: rayyanie@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan pada rendahnya ICT literacy siswa
di Indonesia (PISA 2006). Berdasarkan hal tersebut, untuk meningkatkan ICT literacy, salah
satunya dengan menggunakan pembelajaran sains berbasis ICT. Secara umum
permasalahan dalam penelitian ini adalah “pembelajaran sainsberbasis ICT terhadap
peningkatanICT literacysiswa sekolah dasar”. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
desain penelitian kuasi eksperimen. Instrumen yang digunakan yaitu tes kemampuan pada
ICT dan pedoman observasi portofolio. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Melong
Mandiri 1 dan SDN Melong Mandiri 2. Kelas Eksperimen diberikan perlakuan dengan proses
pembelajaran berbasis ICT, dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran tidak berbasis
ICT. Untuk mengetahui peningkatan ICT literacysiswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol
diawal pembelajaran keduannya mendapatkan pre test dan di akhir pembelajaran
mendapatkan post test dengan soal yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan N-Gain aspek-aspek pada aspek ICT literacy (mengakses (access), mengelola
(manage), menyatukan (integrate), mengevaluasi (evaluate), dan membuat informasi
(create)) di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil penelitian
tersebut membuktikan bahwa pembelajaran sains berbasis ICT dapat lebih meningkatkan
ICT literacy siswa secara signifikan dibandingkan dengan pembelajaran tidak berbasis ICT.

Kata kunci : Pembelajaran SainsBerbasis ICT, ICT Literacy

I. PENDAHULUAN yang penuh rahasia yang tak habis-


A. Latar Belakang Penelitian habisnya.
Sains merupakan pengetahuan Kecenderungan Pembelajaran
yang rasional dan objektif tentang alam sains di Indonesia pada umumnya, hanya
semesta dengan segala isinya, dimana berorientasi pada ujian, pengalaman
didalamnya membahas tentang gejala- belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh
gejala alam yang disusun secara dan tidak berorientasi pada tercapainya
sistematis, yang didasarkan pada hasil SK dan KD, pembelajaran lebih bersifat
percobaan dan pengamatan. teacher-centered, siswa hanya
Pembelajaran sains berupaya mempelajari sains pada domain kognitif
membangkitkan minat manusia agar mau yang terendah, peserta didik tidak
meningkatkan kecerdasan dan dibiasakan untuk mengembangkan potensi
pemahamannya tentang alam seisinya berpikirnya, cara berpikir yang
PEDAGOGIK Vol. I, No. 2, September 2013
30
dikembangkan dalam kegiatan belajar Menurut Penelitian PISA-OECD
belum menyentuh domain afektif dan (2009) dalam kurun waktu dari tahun
psikomotor. dan evaluasi yang dilakukan 2000 sampai tahun 2009, 94% siswa di
hanya berorientasi pada produk belajar dunia telah mempunyai komputer di
yang berkaitan dengan domain kognitif rumah, sedangkan di Indonesia sendiri
dan tidak menilai proses (Ambarsari, 21%, dan siswa yang dapat mengakses
2011). Untuk itu diperlukan metode- Internet di rumah di bawah 10%.
metode dan media-media yang dapat Pengusaan ICT siswa di Indonesia dinilai
mendukung pembelajaran sains. Salah sangat kecil sekali, mungkin ini disebabkan
satu caranya dengan pembelajaran berbagai factor, seperti tingkat ekonomi
berbasis ICT. dan pengadaan sarana prasarana di
Pembelajaran berbasis ICT adalah sekolah. Padahal Terdapat kesepakatan
pembelajaran yang berasaskan konsep umum bahwa Information and
pembelajaran komputer dan multimedia. Communication Technologies (ICT) adalah
Pendidikan berbasis ICT saat ini sudah baik untuk pengembangan dunia
berkembang pesat di berbagai daerah. pendidikan.
Kebutuhan akan berbagai media interaktif Berdasarkan penelitian British
semakin dirasakan, mengingat kondisi Educational Research Association (BERA,
perkembangan teknologi informasi (TI) 2002), menunjukkan bahwaICT
semakin berkembang pesat. Dalam dunia dapatmembuat perbedaancara
pendidikan misalnya, siswa mulai pra- belajarmurid sekolah
sekolah, SD, SMP, SMA dan SMK dituntut dasar.Dalampenelitian besarnyaada
mengenal TI sejak dini (Ariani dan hubunganpositif antarapenyediaanatau
Haryanto, 2010). penggunaan sumber dayaICTdan
pencapaianmurid.Analisisintervensi yang
Selain sebagai sarana untuk
ditargetkanmenggunakanICTmenunjukkan
meningkatkan motivasi belajar siswa,
gambaran yang lebihpositif, tetapi
pembelajaran berbasis ICT juga dapat
tidakseefektifinovasipendidikan lainnya.
mempermudah guru dalam
Dan keuntungan yang lebihbesardalam
menyampaikan materi pembelajaran,
pencapaianmurid,dapat dicapaidimana
membiasakan guru untuk menyesuaikan
penggunaanICTdirencanakan, terstruktur
diri dengan perkembangan jaman yang
danterintegrasisecara efektif.
semakin pesat saat ini. Sudah saatnya
Menyadari peran strategis
guru sedikit demi sedikit membiasakan
pendidikan dalam mewujudkan
diri mengajar menggunakan media
masyarakat berpengetahuan tersebut,
berbasis ICT, tidak hanya mengandalkan
Departemen Pendidikan Nasional telah
buku yang sudah berbagai generasi
melakukan berbagai kegiatan yang
redaksinya hanya itu-itu saja sehingga
didalamnya termasuk pemanfaatan dan
sudah sangat hapal diluar kepala
pendayagunaan ICT untuk memperluas
(Daryanto, 2011).
akses terhadap pendidikan bermutu dan
meningkatkan mutu, relevansi dan daya

PEDAGOGIK Vol. I, No. 2, September 2013


31
saing pendidikan. Untuk mempercepat
pendayagunaan dan pemanfaatan ICT II. TINJUAN PUSATAKA
untuk pendidikan telah dilakukan berbagai ICTLiteracy
upaya untuk mendorong akselerasi dan
peningkatan “ICT literacy”. Dan Literasi adalah kompetensi,
menggunakan ICTliteracy untuk kemampuan, atau kefasihan yang telah
menunjang pembelajaran lain dan digunakan dalam kerangka kerja. Untuk
contohnya sains SD. beberapa "melek" berkonotasi keaksaraan
Beranjak dari hal-hal diatas, maka fungsional dan menunjukkan
peneliti memandang perlu untuk mencari keterampilan dasar atau fundamental.
alternatif lain untuk mengatasi Dalam arti luas, keaksaraan adalah alat
permasalahan tersebut, yang merupakan dinamis yang memungkinkan individu
media pembelajaran yang tepat sehingga untuk terus belajar dan tumbuh, (ETS,
diharapkan dapat membantu para 2002). Menurut ETS (2002), definisi ICT
pengajar.Perkembangan teknologi literacy adalah kemampuan dalam
informasi yang pesat saat ini dapat menggunakan teknologi digital atau
menjadi alternatif secara tidak langsung peralatan komunikasi, dan
dapat menjadi alternatif dalam membantu mengaplikasikannya sebagai alat untuk
mengatasi permasalahan tersebut. mengakses, mengelola, menyatukan,
Berdasarkan hal tersebut maka penulis mengevaluasi, dan membuat informasi.
memandang perlu untuk melakukan Dalam pengertian yang lebih luas definisi
sebuah penelitian mengenai ICT mencakup komputer, internet,
”pembelajaran sains berbasis ICT untuk telepon, televisi, radio, dan peralatan
meningkatkan ICT literacy siswa sekolah audiovisual (Pernia, 2008).
dasar” di lingkungan Sekolah Dasar Kota Terdapat lima komponen penilaian
Cimahi. dari ICT literacy. Lima komponen mewakili
keterampilan dan pengetahuan, yang
B. Perumusan Masalah disajikan dalam urutan menunjukkan
Berdasarkan kondisi yang telah kompleksitas kognitif meningkat. Lima
dipaparkan dalam latar belakang, komponen ICT literacy adalah sebagai
rumusan masalah dalam penelitian ini berikut:
adalah “Bagaimanakah pembelajaran
berbasis ICT dapat meningkatkan ICT  Access yaitu mengetahui tentang dan
mengetahui bagaimana
literacy siswa sekolah dasar?”Dari
mengumpulkan dan atau mengambil
rumusan masalah tersebut diajukan informasi.
beberapa pertanyaan penelitian sebagai  Manage yaitu menerapkan skema
berikut: Bagaimana peningkatan ICT organisasi atau klasifikasi yang ada.
literacy siswa yang mendapat pengajaran  Integrate yaitu menafsirkan dan
sains berbasis ICT dibandingkan dengan mempresentasikan informasi, dimana
siswa yang mendapatkan pengajaran sains didalamnya melibatkan meringkas,
membandingkan dan membedakan.
tidak berbasis ICT?

PEDAGOGIK Vol. I, No. 2, September 2013


32
 Evaluate yaitu membuat penilaian maupun kerja tim, 2) bertangggung jawab
tentang kualitas, relevansi, kegunaan, dalam menggunakan teknologi, 3) berpikir
atau efisiensi informasi. kritis dan relektif daam mendapatkan
 Create yaitu menghasilkan informasi
informasi, 4) memahami akan
dengan mengadaptasi, menerapkan,
konsekuensi dalam mengggunakan ICT,
merancang, menciptakan, atau
membuat informasi. dan 5) mempunyai kemauan dalam
Dalam penelitian ini digunakan menilai secara kritis tentang dampak
penilaian ICT literacy menurut ETS (2002), teknologi.
tetapi sebagai pembanding berikut Menurut Manitoba education
disajikan ICT literacy menurut Pernia (2006), ICT literacy adalah menggunakan
(2008), Indikator melek ICT didefinisikan ICT, secara tanggung jawab untuk
menjadi tingkat komptensi utama dalam mendukung berpikir kritis dan kreatif
tiga dimensi. Dimensi pertama yaitu mengenai teknologi informasi dan
dimensi pengetahuan, sesesorang komunikasi. ICT literacy melibatkan cara
diangggap melek ICT jika memiliki mendapatkan skill pendukung yang
komptensi seperti: 1) akrab dengan HP, dibutuhkan siswa untuk meningkatkan ICT
Komputer dan internet, 2) mempunyai literacy. Keahlian pendukung dibagi
keahlian dalam mengidentifikasi ICT, 3) menjadi empat kategori, yaitu : 1)
mempunyai apresiasi terhadap fungsi- keahlian dalam mengakses dan
fungsi potensial ICT dalam kehidupan komunikasi, seperti mentrasfer dan
sehari-hari, 4) mempunyai pengetahuan menyimpan data 2) keahlian dalam
dasar dalam mengggunakan ICT, dan 5) menginput/output seperti mengambil
dapat membedakan dunia maya dan gambar dan mengedit gambar dari alat
dunia nyata. elektronik lainnya, 3) keahlian dalam
Kedua, Dimensi keahlian, menggunakan alat dan teks, seperti
kompetensi utamanya adalah 1) dapat mengedit dan memformat data, dan 4)
menggunakan fitur-fitur dan aplikasi- menggunakan kamus ICT.
apllikasi ICT, 2) dapat mengakses dan
mencari website, 3) dapat mengggunakan III. METODE PENELITIAN
layanan intenet, 4) dapat memproses dan
Penelitian ini bertujuan untuk
mengkoeksi data elektronik, 5) dapat mengetahui pengaruh pembelajaran Sains
mengubah data menjadi tampilan data berbasis ICT teradap peningkatan
dan grafik, 6) memanfaatkan ICT untuk Scientificdan ICT Literacy siswa. Metode
berpikir kritis, kreatif, dan berinovasi, dan penelitian yang digunakan adalah kuasi
7) membedakan kredibilitas seperti eksperimen (Quasi Experimental Design),
perbedaan relevan dan tidak relevan, merupakan kegiatan penelitian yang
bertujuan untuk menilai pengaruh suatu
subyektif dan obyektif, serta riil atau
perlakuan atau tindakan pendidikan
maya. terhadap tingkah laku siswa atau menguji
Pada dimensi perilaku, kompetensi hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh
utamanya yaitu : 1) mempunyai keahlian tindakan tersebut (McMillan &
menggunakan ICT secara individual Schumacher, 2001).

PEDAGOGIK Vol. I, No. 2, September 2013


33
Desain yang digunakan dalam indikator ICT Literacy, menganalisis buku
peneitian ini adalah Desain yang sumber mengenai materi daur air,
digunakan dalam penelitian ini berbentuk membuat ibstrumen, Soal test, dan
Pretes-PostestControl Group Design
format observasi, serta melakukan validasi
(Arikunto, 2010). Penelitian ini
membutuhkan dua kelas yaitu kelas soal; 2) Tahap Pelaksanaan, Pada tahap ini
eksperimen dan kelas Kontrol. Kelas merupakan tahap pengumpulan data.
eksperimen adalah kelas yang diberi Pada tahap ini dilakukan beberapa
perlakuan berbasis ICT. Sedangkan kelas kegiatan antara lain; Memberikan Pre Test
Kontrol dalam penelitian ini adalah kelas pada tahap awal pada ke empat kelas
yang mengunakan perlakuan dengan untuk mendapatkan data awal ICT Literacy
metode demonstrasi, dan praktikum. Pada
siswa sebelum mengikuti pembelajaran,
kedua kelas terdapat kesamaan, yaitu
pada pembelajaran sains berbasis ICT, melakukan persiapan pelaksanan bersama
siswa mengamati melalui tayangan guru, pada kelas eksperimen guru
gambar, animasi, dan video, sedangkan diberikan pelatihan cara menggunakan
pada metode demonstrasi mengamati media ICT. Pada kelas eksperimen
melalui demonstrasi percobaan, digunakan pembelajaran berbasis ICT
sedangkan untuk metode praktikum, sedangkan, pada kelas kontrol dilakukan
siswa mengamati melalui pengamatan
metode pengajaran yang biasa guru
percobaan.
Penelitian dilaksanakan di SDN lakukan, Pada kegiatan pembelajaran
Melong Mandiri 1 dan SDN Melong berlangsung dilakukan observasi terhadap
Mandiri 2 yang ada di wilayah Kota proses belajar mengajar pada dua kelas
Cimahi. Pemilihan subjek didasarkan pada eksperimen dan dua kelas kontrol,
kriteria sekolah yang sudah mempunyai Melakukan post test, untuk menilai ICT
laboratorium komputer dan fasilitas-
Literacy, sedangkan hasil kerja siswa,
fasilitas ICT yang sudah ditentukan
(infocus, laptop, CD Pembelajaran). Dalam dilakukan penilaian portofolio; dan 3)
setiap sekolah diambil 2 kelas, satu kelas Tahap Penyelesaian, tahap ini merupakan
sebagai kelas kontrol dan yang yang tahap pengolahan dan analisis data
lainnya sebagai kelas eksperimen, setiap penelitian. Data hasil penelitian yang
kelas terdiri dari 30 orang, sehingga diperoleh berupa data kuantitatif dan
populasi sampel kelas kontrol sebanyak 60 kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil tes
orang, dan 60 orang untuk kelas
siswa, diolah dan dianalisis. Hasil temuan
eksperimen.Pengambilan sampel
penelitian ini menggunakan teknik dalam penelitian dipaparkan dalam
purposive sampling, yaitu pengambilan pembahasan, dan ditarik kesimpulan dari
sampel yang didasarkan atas tujuan hasil temuan tersebut.
tertentu.
III. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini
dilakuakan melalui tiga tahap berikut: 1) A. Analisis Data Hasil Penelitian
Tahap Persiapan, peneliti melakukan studi Hasil data Skor Gain dianalisis secara
kepustakan mengenai penilaian statistic dengan menggunakan Software
ICTLiteracy, dan pembelajaran berbasis Statistical Package for Social Science
ICT, menganalisis SK, KD, Indikator, dan (SPSS) for windows versi 18.0 dengan

PEDAGOGIK Vol. I, No. 2, September 2013


34
tahapan sebagai berikut Uji N-Gain, Uji
Normalisasi, Uji homogenitas data, serta
uji t.

Pada uji normalisasi digunakan


untuk mengetahui data berdistribusi
normal atau tidak, sehingga dapat
ditentukan uji hipotesis yang akan
digunakan uji parametrik. Uji normalisasi
yang digunakan adalah uji deskriptif
skewness dan kurtosis, dengan batuan
SPSS versi 18.0. Uji ini di lakukan untuk
nilai tes awal, tes akhir, dan N-Gain, baik
Gambar 5. Diagram N-Gain ICT Literacy Siswa
kelas kontrol maupun kelas eksperiemen.
Berdasarkan Gambar 5, N-gain ICT
Pada uji t ini digunkan untuk pada Kelas eksperimen lebih besar
menguji hipotesis, sehingga diketahui daripada kelas kontrol, dan termasuk
perbedaan Scientific dan ICT Literacy pada kriteria sedang. Perbedaan
Siswa. Pengujian uji I dilakukan peningkatan literasi sains didukung oleh
berdasarkan hipotesis statistik berikut: hasil uji-t pada tes akhir kedua kelas
penelitian yang membuktikan terdapat
Ho : Tidak Terdapat perbedaan rata-rata perbedaan yang signifikan.
ICT literacy siswa di kelas
eksperimen dan kontrol tidak Hasil penelitian berdasarkan
berbeda. analisis kelas perlakuan didapatkan bahwa
H1 : Terdapat pebedaan rata-rata ICT data terdistribusi normal, tetapi data SD
literacy siswa di kelas eksperimen Melong Mandiri 2 tidak homogen, tetapi
dan kontrol berbeda. dari hasil uji hipotesis menunjukkan tidak
ada perbedaan yang signifikan diantara
B. Hasil dan Pembahasan keempat kelas tersebut, ini membuktikan
Pembahasan data hasil penelitian bahwa kemampuan awal siswa adalah
ICT Literacy dianalisis secara umum, sama. Hasil penelitian post test pada
dianalisis berdasarkan kelas perlakuan, keempat kelas menunjukkan bahwa, data
dan dianalisis berdasarkan aspek ICT terdistribusi normal dan homogen kecuali
literacy. Setelah dilakukan perhitungan N- pada data SDN Melong Mandiri 2 rata-rata
Gain, dapat diketahui terjadi peningkatan skor lebih baik ditunjukkan pada kelas
kemampuan ICT literacy siswa setelah eksperimen karena pada kelas kontrol
dilakukan pembelajaran berbasis ICT pada tidak menggunakan pembelajaran
Gambar 5. berbasis ICT, sehingga dapat terbukti pada
uji hipotesis terdapat perbedaan yang
signifikan peningkatan ICT literacy siswa

PEDAGOGIK Vol. I, No. 2, September 2013


35
setelah dilakukan pembelajaran berbasis 1. Aspek Access (Mengakses)
ICT.
Penelitian diatas sesuai dengan
penelitian Katz (2007) pada mahasiswa
universitas, menyimpulkan bahwa ICT
literacy berkolerasi dengan peningkatan
IPK, skill ICT dan pengetahuan diri siswa
secara signifikan. Penelitian ini membuka
jalan untuk mengevalusi program
instruksional ETS ICT literacy, dapat
disimpulkan ETS efektif untuk menilai ICT
literacy siswa.

Gambar 7 Diagram Peningkatan ICT Literacy aspek akses

Pada Gambar 7 menunjukkan hasil


yang lebih besar pada kelas ekperimen.
Hal ini dikarenakan pada kelas kontrol
tidak menggunakan pembelajaran
berbasis ICT, sehigga siswa tidak dapat
mengidentifikasi perangkat komputer,
Gambar 6. ICT Literacy Siswa Berdasarkan Hasil cara mengakses perangkat, dan membuka
Portofolio
program.
Peningkatan ICT literacy ini juga,
dipengaruhi sarana prasaran belajar siswa Pada Gambar 6 hasil rekapitulasi
dan pengelolaan kelas, dimana diketahui penilaian portofolio siswa dapat dilihat
bahwa perangkat yang ada di sekolah- bahwa 95 % siswa kelas eksperimen sudah
sekolah dasar Negeri Cimahi belum cukup dapat mengakses perangkat komputer
memadai, seperti laboratorium komputer dan internet. Siswa dapat mengidentifikasi
sehingga banyak kendala dalam dan mengggunakan perangkat komputer,
pembelajaran dikelas. Peningkatan literasi membuka dan mengutip informasi dari
sains siswa juga dapat dilihat dari jumlah program office dan internet eksplorer.
siswa menjawab benar setiap butir soal Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada setiap aspek ICT literacy sebelum melalui pembelajaran berbasis ICT ini
dan setelah implementasi pembelajaran dapat meningkatkan ICT literacy siswa
dan hasil portofolio siswa, yang dapat pada aspek Access. Ini juga sesuai dangan
dilihat pada Gambar 6. pendapat Pernia (2008) seseorang dapat
dikatakan ICT Literate, apabila pada
dimensi keahliannya telah memiliki
kompetensi seperti menggunakan fitur-

PEDAGOGIK Vol. I, No. 2, September 2013


36
fitur, menggunakan perangkat
elekroniknya, seperti mouse, keyboard,
mengaplikasikan komputer untuk menulis,
menyimpan informasi, membuka internet
eksplorer. Adanya fasilitas dirumah dan
disekolah dapat membantu kemampuan
siswa untuk mengakses ICT.

2. Aspek Manage (Mengelola)


Pada Aspek Manage N-gain pada
kelas eksperimen di SDN Melong Mandiri
1 termasuk kategori rendah, sedangkan di
SDN Melong mandiri 2 termasuk kategori
Gambar 7. Diagram Peningkatan ICT Literacy aspek manage
sedang. Dan pada hasil portofolionya,
Hasil penelitian ini dapat
dapat dilihat pada Gambar 6 sebanyak
disimpulkan bahwa melalui pembelajaran
rata-rata 70% siswa SDN Melong Mandiri
berbasis ICT ini dapat meningkatkan ICT
1 sudah banyak sudah dapat mengunduh
literacy siswa pada aspek Manage. Hasil
(download) kata dan angka, gambar,
ini juga sesuai dengan penelitian
suara, atau animasi, mengedit kata dan
Mclelland dan Crawford (2004) studi di
angka, gambar, suara, atau animasi yang
SMU di Inggris, yang menyebutkan bahwa
telah diunduh dari program komputer
ICT membantu siswa dalam spelling,
atau internet, mengorganisasikan data
merapikan pekerjaan, mengkoreksi
dan folder dalam bentuk elektronik, serta
kesalahan, memudahkan mencari
menemukan cara yang efisien dalam
informasi menggunakan akses computer,
menggunakan websites, sedangkan di SDN
sehingga memudahkan dalam mencari
Melong Mandiri 2 hanya 53%. Hal ini
informasi terbaru, dimana akan lebih
terjadi pada siswa SDN Melong Mandiri 1,
cepat apabila menggunakan buku, dan
tidak dapat menguasai teori dari aspek
dapat menambahkan gambar, grafik, dan
Manage, tetapi fasilitas di sekolah
video.
memadai sehingga siswa dapat
mengakses komputer lebih leluasa.
Sebaliknya dengan siswa SDN Melong
Mandiri 2, siswa telah menguasai teori
dari aspek Manage, hal ini dipengaruhi
adanya pembelajaran ICT disekolah, tetapi
tidak ditunjang dengan fasilitas komputer
disekolah, karena disekolah Melong
Mandiri 2, hanya terdapat beberapa
komputer, sehingga yang dapat
mengakses secara langsung hanya
beberapa siswa saja.

PEDAGOGIK Vol. I, No. 2, September 2013


37
3. Aspek Integrate (Menyatukan walaupun relative kecil, sehingga secara
informasi) umum pada aspek ini dapat disimpulkan
bahwa melalui pembelajaran berbasis ICT
ini dapat meningkatkan ICT literacy siswa
pada aspek Integrate. Menurut Munir
(2010), pembelajaran berbasis ICT akan
menguntungkan pada aspek psikomotor
siswa, karena siswa dapat terampil
memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk proses pembelajaran
dan membentuk minat siswa terhadap
sains dan teknologi.

Gambar 8. Diagram Peningkatan ICT Literacy Aspek Integrate

Dilihat dari N-Gain Integrate pada 4. Aspek Evaluate (Mengevaluasi)


Hasil penelitian kelas eksperimen
kelas eksperimen di SDN Melong Mandiri
di kedua sekolah, pada aspek Evaluate N-
1 termasuk kategori sedangkan pada kelas
Gain menunjukkan hasil yang berkriteria
eksperimen di SDN Melong Mandiri 2
sedang kedua sekolah, ini dapat diartikah
terasuk kategori tinggi, hasil ini lebih baik
siswa sudah paham mengidentifikasi
dari pada kelas eksperimen, sedangkan
manfaat aplikasi microsoft office dan
pada hasil portofolio pada gambar 6
internet eksplorer serta belum dapat
menunjukkan bahwa hanya 50% siswa
mengaplikasikan fungsi program yang ada
SDN Melong Mandiri 1 dan 29% siswa SDN
dimicrosoft office dan internet eksplorer.
Melong Mandiri dapat menggabungkan
Hal ini dikarenakan pembelajaran yang
informasi yang diperoleh berupa kata dan
dilakukan masih sangat sederhana. Tetapi
angka, gambar, suara, atau animasi yang
hal ini berbeda pada hasil portofolio
telah diunduh dari program komputer
siswa (Gambar 6). Sekitar 90% siswa
atau internet dan membandingkan
menunjukkan siswa dapat
kelebihan dan kekurangan dari setiap
mengaplikasikan fungsi dari program
informasi yang didapatkan dari program
MS.Office dan internet explorer,
komputer atau internet. Dapat diartikan
mengidentifikasi manfaat yang diperoleh
hanya ada beberapa siswa yang bisa
dari aplikasi MS.Office dan internet
mengintegrasikan informasi, hal ini dapat
explorer, dan membuat file tampilan
dipengaruhi status social ekonomi,
berupa animasi, suara, rangkaian kata dan
dimana sudah banyak siswa yang
film tentang materi yang akan dipelajari.
mempunyai internet dirumah masing-
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
masing, dan hal ini juga dipengaruhi
melalui pembelajaran berbasis ICT ini
interaksi dan akses internet disekolah
dapat meningkatkan ICT literacy siswa
yang sangat terbatas.
pada aspek Evaluate. Menurut Wahyono
Hasil pada aspek ini belum dan Pujirianto, seseorang dikatakan melek
memadai, tetapi mempunyai peningkatan ICT, seseorang dapat mempresentasikan

PEDAGOGIK Vol. I, No. 2, September 2013


38
produk dan proses dari sikap kritis dalam dan memindahkan file atau folder ke
penggunaan ICT untuk informasi dan dalam Flash Disk. Hal ini dimungkinkan
pengetahuan. karena hanya ada beberapa siswa yang
dapat mengakses komputer dan internet,
hal ini juga dikarenakan fasiitas yang
belum memadai.
Pada umumnya dari hasil
penelitian diketahui bahwa pembelajaran
berbasis ICT ini dapat meningkatkan ICT
literacy siswa pada aspek Create. Ini
sesuai dengan pendapat Adolphus, et.al
(2012), bahwa dengan menggunakan
pembelajaran berbasis ICT ini akan
meningkatkan kreativitas siswa.
Dari semua hasil penelitian dapat
Gambar 9. Diagram Peningkatan ICT Literacy Aspek Evaluate
disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis
ICT dapat meningkatkan ICT literacy.
5. Aspek Create (Membuat Informasi) Pengetahuan yang didapat siswa dari
pembelajaran ICT ini masih sangat dasar,
diperlukan pengetahuan dan latihan yang
kontinyu yang lebih untuk lebih
meningkatkan ICT literacy siswa
Indonesia. Menurut Oye, et.al (2012)
untuk mengembangkan ICT literacy perlu
belajar lebih dari pengetahuan dasar,
karana pengetahuan akan meningkatkan
ICT Literacy.

IV. KESIMPULAN
Gambar 4.10 Diagram Peningkatan ICT Literacy Aspek Create
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
Pada Aspek Create N-Gain di kelas diperoleh dari hasil penelitian, diperoleh
eksperimen SDN Melong Mandiri 2 lebih beberapa kesimpulan. Pembelajaran sains
besar dari pada kelas eksperimen SDN berbasis ICTdapat meningkatkan
Melong Mandiri 1. Sedangkan pada hasil kemampuan ICTliteracy siswa sekolah
portofolio 70% SDN Melong Mandiri 1 dan dasar secara signifikan pada kedua kelas
54% siswa SDN Melong Mandiri 2 (lihat eksperimen. Hasil penelitian ini juga
pada Gambar 4.46) telah dapat membuat didukung dengan hasil N-Gain yang
file tampilan berupa animasi, suara, meningkat pada setiap aspek ICT literacy,
rangkaian kata dan film tentang materi yaitu aspek mengakses (access),
yang akan dipelajari, menghimpun file mengelola (manage), menyatukan
tampilan dalam bentuk file atau folder, (integrate), mengevaluasi (evaluate), dan

PEDAGOGIK Vol. I, No. 2, September 2013


39
membuat informasi (create). Dari hasil menggabungkan informasi yang
penelitian tersebut dapat disimpulkan didapatkan dalam sebuah tampilan
bahwa siswa telah dapat menggunakan sederhana.
perangkat komputer dan internet,
membuka program microsoft office dan
internet eksplorer, mengunduh teks,
gambar, video, animasi, dan

*Eka Mustika adalah dosen PGSD FKIP Universitas Islam “45” BEKASI.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
British Educational Research Association. (2002), “Professional User Review of UK research
undertaken for BERA: Does ICT Improve Learning and Teaching in School?”. United
Kingdom.
Educational Testing Service. (2002), Digital Transformation A Framework for ICT Literacy: A
Report of the International ICT Literacy Panel, ETS: New Jersey, p.iii.
Katz, I. R. (2007) ETS Research Finds Colledge Students Fall Short In Demonstrating ICT
Literacy. C&R News, 35-37.Tersedia: www.ets.org./ictlitercy/prelimfindings.html.
Mahyuddin. (2007). Pembelajaran Asam Basa Dengan Pendekatan Konstektual Untuk
Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA. Tesis. Sekolah Pascasarjana UPI. Tidak
diterbitkan.
Manitoba Education. (2006). A continuum model for literacy with ICT across the curriculum.
Manitoba Building For Future.
Mc. Millan, J.H. dan Schumacher, S. (2001). Research In Education. New York: Longman.
Mclelland, D. and Crawford, J., (2004). “The Drumchapel Project: a study of ICT by school
pupils and teachers in a secondary school in a deprived area of Glasgow”. Journal of
Librarianship and Information Science. 36 (2). 55-66.
Munir (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
OECD. (2011). PISA 2009 Result: Student On Line, VI, OECD Publishing: Paris.
OECD-PISA. (2006). Science Competencies For Tomorrow’s World vol. 1 analysis. USA: OECD-
PISA.
Oye, N.F, et. al. (2012). “ICT Literacy among University Academician: A case of Nigerian
Public University”. ARPN Journal of Science and Technology. 2. (2). 98-110.
Pernia. E. (2008), Strategy Framework for Promoting ICT Literacy in The Asia-Pacific Region,
Bangkok: UNESCO Bangkok, Asia and Pacific Regional Bureau for Education.
Wahyono, SB dan Pujiriyanto. (2010). Analisis Jalur Terhadap Tingkat Melek Teknologi
Informasi Dan Komunikasi (ICT Literacy) Pada Mahasiswa FIP UNY, Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Yogykarta. Tidak diterbitkan.

PEDAGOGIK Vol. I, No. 2, September 2013


40

Anda mungkin juga menyukai