Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. ADARO ENERGY INDONESIA Tbk

Disusun oleh :
1. Miranda Adellya (22030200007)
2. Diah Nurlaeni (22030200012)
3. Naswah Malika Putri (22030200098)
4. Keysha Anezka Putri (22030200102)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Analisis Laporan Keuangan PT. Adaro Energy
Indonesia Tbk " dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang laporan keuangan PT. Adaro
Energy Indonesia Tbk bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Maryati selaku dosen mata kuliah analisis
laporan keuangan yang telah memberikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN

A. PROFIL PERUSAHAAN

PT. Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) adalah perusahaan pertambangan batu bara
terpadu yang berbasis di Indonesia. Perusahaan ini dan anak perusahaannya bergerak dalam
bidang pertambangan batubara, perdagangan batubara, jasa kontraktor penambangan,
infrastruktur, logistik batubara dan kegiatan pembangkit tenaga listrik. PT Adaro Energy Tbk
didirikan pada 26 Agustus 2004, perusahaan ini mulai beroperasi secara komersial pada bulan
Juli 2005 dan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham
ADRO pada 2008.

Melalui anak perusahaan Adaro Indonesia, perusahaan ini mengoperasikan sebuah


konsesi di Kalimantan Selatan (lokasi pertambangan utama Adaro Energy) melibatkan tiga
tambang: Tutupan, Wara dan Paringin. Batu bara yang diproduksi di tambang-tambang ini
sebagian besar disuplai ke pembangkit-pembangkit tenaga listrik kelas tinggi baik di
Indonesia maupun di seluruh dunia. Adaro Energy juga memiliki aset-aset pertambangan di
Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Perusahaan ini, yang memulai kegiatan komersilnya di Indonesia pada tahun 1992,
adalah salah satu dari lima eksportir tebesar untuk pengiriman batu bara termal dunia via laut
dan suplier terbesar untuk pasar domestik Indonesia. Adaro Energy menghasilkan batu bara
tipe sub-bituminous yang dikenal dengan nama Envirocoal. Batu bara jenis ini memiliki
kualitas tinggi, tingkat polutan rendah yang mengandung sangat sedikit abu, NOx dan
sulphur, dan memiliki nilai panas menengah ke bawah dari 4.000 kilocalorie/kilogram
(kcal/kg) ke 5.000 kcal/kg dalam basis gross as received (GAR).

Karena industri pertambangan batubara telah diterpa harga batubara rendah sejak
akhir tahun 2000-an, Adaro Energy semakin terfokus pada sektor pembangkit listrik melalui
pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara. Mengingat perusahaan ini mempunyai
akses ke cadangan batu bara yang besar dan permintaan Indonesia untuk listrik makin naik,
segmen bisnis pembangkit listrik diharapkan menjadi aset berharga bagi Adaro Energy karena
menyediakan pendapatan dan arus kas yang stabil, mengimbangi dampak negatif dari harga
batu bara yang volatil. Di tengah pertumbuhan ekonomi yang solid, permintaan listrik di
Indonesia diperkirakan naik hampir tiga kali lipat menjadi 17 kuadriliun BTUs pada tahun
2030 (perkiraan McKinsey).

Saat ini, Adaro bergerak pada bidang pertambangan, logistik, energi, Investasi,
perairan serta jasa-jasa professional.

Berikut adalah penjabaran visi & misi Adaro Group :


Visi : menjadi group perusahaan tambang dan energi yang terkemuka di Indonesia
Misi :
• Memuaskan kebutuhan pelanggan
• Mengembangkan karyawan
• Menjalin kemitraan dengan pemasok
• Mendukung pembangunan masyarakat dan negara
• Mengutamakan keselamatan dan kelestarian lingkungan
• Memaksimalkan nilai bagi pemegang saham

Berikut adalah struktur manajemen Adaro per tanggal 21 Februari 2022 :


Board of Commisioner
President Commisioner : Edwin Soeryadjaya
Vice president Commisioner : Theodore Rachmat
Commisioner : Arini Saraswaty Subianto

Independent Commisioner : Budi Bowoleksono

Board of Director

President Director : Garibaldi Thohir


Vice president Director : Christian A. Rachmat (berelasi)
Director : M. Syah Indra Aman
Director : Julius Asian
Director : Chia Ah Hoo
Director : Michael Soeryadjaya (berelasi)

B. ALASAN MEMILIH PERUSAHAAN INI


Alasannya adalah, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) memiliki beberapa
kekuatan & kesempatan sebagai berikut :
 Model bisnis berpusat pada energi yang kokoh terintegrasi secara vertikal dari
tambang sampai pembangkit listrik menghasilkan operasional yang efisien
 Produk-produk unik dengan nilai kalori menengah ke bawah, jenis batubara sub-
bituminous dengan karakteristik polutan yang rendah
 Produksi dengan biaya rendah dengan rekam jejak yang terbukti untuk
pertumbuhan produksi
 Sumberdaya dan cadangan batubara yang besar
 Kontrak jangka panjang untuk berton-ton batubara dengan berbagai pelanggan
kelas tinggi
 Kekuatan finansial
 Permintaan domestik yang besar untuk listrik mendukung gerakannya menjadi
penghasil energi dan menjadi jaminan risiko alami terhadap volatilitas pasar
batubara
 Pertumbuhan regional Asia Pasifik akan meningkatkan permintaan untuk energi
 Teknologi boiler yang baru memungkinkan penggunaan batubara subbituminous
sebagai bahan bakar
 Standar lingkungan hidup yang lebih ketat mendukung penggunaan Envirocoal
dengan karakteristik polutan sangat rendah
 Kekurangan batubara peringkat tinggi mempromosikan perubahan structural

Selain kekuatan & kesempatan, alasan kami memilih perusahaan ini karena Analisis Mirae
Asset Sekuritas Indonesia, Juan Harahap mengatakan bahwa PT Adaro Energy atau ADRO
memiliki pendapatan yang lebih tinggi pada tahun 2022 yang didukung oleh penerima
manfaat dari harga Batubara yang menguntungkan dan juga memiliki volume penjualan yang
lebih tinggi dan diversifikasi ke bisnis non-batubara yang akan mendukung ke depan.

C. ANALISIS PROFITABILITAS
Rasio Profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba.
Berikut adalah data analisis profitabilitas PT. Adaro Energy Indonesia :

 Margin Laba Operasional


Berikut katalis mengenai nilai margin laba operasional :
• Pada tahun 2020, permintaan batu bara menurun sebesar 9% dari tahun 2019 dan harga jual
rata-rata batu bara (ASP) yang menurun sebesar 18% akibat covid-19 mendorong Adaro
untuk meningkatkan efisiensi dan keunggulan operasional. Pada tahun 2021, Adaro
membukukan pendapatan sebesar AS$3.933 juta atau naik 58% dari tahun 2020, kondisi
pasar yang mendukung juga meningkatkan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 70%.
• Pada tahun 2020, beban pokok pendapatan turun 21% yoy, sebagai hasil penurunan nisbah
kupas maupun harga bahan bakar yang turun 45% yoy. Pada tahun 2021, Beban pokok
pendapatan naik 14% yoy, AS$2.223 juta yang didorong oleh kenaikan nisbah kupas dan
kenaikan biaya bahan bakar.
• Pada tahun 2020, beban usaha turun 29% menjadi AS$165 juta yang diakibatkan oleh
penurunan 45% pada beban penjualan dan 44% pada biaya professional. Pada tahun 2021,
beban usahan naik 12% yoy menjadi AS$ 185 juta karena meningkatnya komisi penjualan.
 Net Profit Margin
Berikut katalis mengenai nilai net profit margin :
• Pada tahun 2020, royalty yang dibayarkan kepada pemerintah dan pajak penghasilan badan
menurun sebesar 29%. Pada tahun 2021, royalty yang dibayarkan kepada pemerintah dan
pajak penghasilan badan meningkat secara eksponensial sebesar AS$893 juta akibat
penjualan di atas harga jual rata-rata (pajak durian runtuh)
 Return on Asset (ROA)
Berikut katalis mengenai nilai ROA :
• Pada tahun 2020, total asset turun 12% menjadi AS$6.382 juta, asset lancer turun 18%
menjadi AS$1.732 juta karena penurunan kas dan piutang usaha dari pihak ketiga. Aset non
lancer turun 9% menjadi AS$4.560 juta terutama karena penurunan investasi pada perusahaan
patungan, penurunan property pertambangan dan penurunan asset tetap. Pada tahun 2021,
Total asset sebesar AS$7.857 juta setara dengan kenaikan 19% yoy. Aset lancer tercatat
sebesar AS$2.838 juta dan asset tidak lancer sebesar AS$4.749 juta.
 Return on Equity (ROE)
Berikut katalis mengenai nilai ROE :
• Pada tahun 2020, nilai ekuitas turun 1% menjadi AS$3.952 juta dibandingkan AS$3.983
juta pada tahun 2019. Pada tahun 2021, ekuitas naik sebesar 13% yoy menjadi AS$4.458 juta
disbanding tahun 2020 sebesar AS$3.952 juta.
 Return on Investment (ROI)
Berikut katalis mengenai nilai ROI :
• Pada tahun 2020, Adaro membukukan AS$ 359 juta pada aktivitas investasi, atau turun 33%
yoy. Pada tahun 2021, Adaro membukukan AS$ 645 juta pada aktivitas investassi yang
sebagian besar disalurkan untuk PT Bhimasena Power Indonesia.

D. ANALISIS MODAL KERJA


Modal kerja dapat diartikan sejumlah dana yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk
menjalankan fungsi operasional perusahaan yang dapat diputarkan dalam satu kali putaran.
Karena digunakan untuk satu kali putaran maka kebutuhan modal kerja bersifat jangka
pendek. Walaupun demikian perusahaan juga harus memiliki modal kerja minimum yang
harus tersedia terus-menerus dan bersifat permanen dalam operasional perusahaan. Modal
kerja juga bisa dianggap sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan dalam aktiva tidak
lancar atau untuk membayar utang tidak lancar.
Berikut adalah data modal kerja PT. Adaro Energy Indonesia :

E. ANALISIS LIKUIDITAS

Analisis Likuiditas adalah rasio yang mengukur kapabilitas perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.

Berikut adalah data analisis likuiditas PT. Adaro Energy Indonesia :

 Current Ratio
Berikut adalah katalis mengenai nilai current ratio :
• Pada tahun 2020, aset lancar turun 18% menjadi AS$1.732 juta, terutama karena
penurunan kas dan piutang usaha dari pihak ketiga, sedangkan Kewajiban lancar turun
7% menjadi AS$1.145 juta, sementara kewajiban non lancar turun 36% y-o-y.
 Quick Ratio
Berikut adalah katalis mengenai nilai quick ratio :
• Pada tahun 2020, penurunan jumlah persediaan dan asset lancar menurun secara
signifikan lalu diiringi oleh kenaikan ke kondisi normal (pre-pandemic) pada tahun 2021
sebesar 66.7% yoy.
 Cash Ratio
Berikut adalah katalis mengenai nilai cash ratio :
• Pada tahun 2020, tercatat nilai kas dan setara kas sebesar AS$ 1.173.703 ribu, turun
sebanyak 25.5% yoy. Pada tahun 2021, tercatat kas dan setara kas sebesar AS$1.811.141
ribu atau meningkat sebanyak 54.31% yoy.

F. ANALISIS SOLVABILITAS
Analisis solvabilitas adalah rasio yang mengukur kapabilitas perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.

Berikut adalah data analisis solvabilitas PT. Adaro Energy Indonesia :

 Debt to Equity dan Debt to Asset


Berikut adalah katalis mengenai nilai debt to equity dan debt to asset:
• Pada tahun 2020, Total kewajiban turun 25% dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya menjadi AS$2.430 juta karena AE membayar sebagian utang bank dan
membukukan penurunan kewajiban pajak yang ditangguhkan karena penurunan properti
pertambangan dan penyesuaian tarif pajak. Kewajiban lancar turun 7% menjadi AS$1.145
juta, sementara kewajiban non lancar turun 36% y-o-y. Pada tahun 2021, total liabilitas
naik 29% menjadi AS$3.129 juta dari AS$2.433 juta pada akhir tahun 2020. Liabilitas
jangka pendek naik 19% menjadi AS$1.362 juta terutama karena kenaikan utang dagang
dan utang pajak. Liabilitas jangka panjang naik 37% menjadi AS$1.767 juta.
 Time Interest earned ratio
Berikut adalah katalis mengenai nilai time interest earned ratio :
• Pada tahun 2020, beban Bungan turun sebesar 34.8% dengan nominal sebesar
AS$89.425 ribu. Pada tahun 2021, beban bunga meningkat sebesar 6.8% dengan nominal
AS$83.334 ribu.

Anda mungkin juga menyukai