Anda di halaman 1dari 167

24

K ATA L O G
30
K ATA L O G

AGUGN
Bandung, 1985

Agugn menempuh Yogyakarta, Molasses, (2016), Homo Habilis –


pendidikan terakhirnya di Mizuma Gallery, Singapore Handy Man, 2nd Jogja
FSRD-ITB, Seni Rupa, (2017), AGUGN: Printing Life International Miniprint
Printmaking Studio (2010), in the Cosmos, Vinyl on Vinyl Biennale, Sangkring
Karya-karyanya mendapat Gallery, Makati City, Manila Artspace, Yogyakarta
sejumlah penghargaan (2016), unguarded guards, (2016), Universal Influence,
antara lain; Three Best Jogja Contemporary, ArtJog9, Jogja National
Works, Jogja Mini Print Yogyakarta dan we went Museum, Yogyakarta (2016),
Biennale, Yogyakarta Young wild, Krack Studio, Multiple Juncture, Mizuma
Artist Award, ArtJog, Yogyakarta (2015). Gallery, Singapore (2016),
Yogyakarta (2014) dan First Lipat Ganda, Dia.Lo.Gue.
Prize, Triennale Seni Grafis Serta beberapa pameran Art Space, Jakarta (2015),
Indonesia IV, Bentara kelompok diantaranya: 33 Prints, exhibition of
Budaya, Jakarta (2012). Prime Meridien, Vinyl on three winners of Jogja Mini
Vinyl Gallery, Makati City, Print Biennale 2014, Jogja
Agugn juga seniman yang Manila (2018), Art Stage National Museum,
kerap berpameran, Jakarta, Mizuma Gallery, Yogyakarta (2015),
diantaranya pameran Jakarta (2017). Pekan Seni Infinity in Flux, ArtJog8,
tunggal dan pameran Grafis Yogyakarta, Jogja Taman Budaya Yogyakarta
kelompok. Pameran National Museum, (2015), The Collective
tunggalnya ialah: The Yogyakarta (2017), Changing Young from Southeast Asia,
Immeasurable trip, solo Perspective, ArtJog 10, Mizuma Gallery, Singapore
project in Teras Print Fair, Yogyakarta (2017), Carbon (2015) dan pameran
Sangkring Art Project, Copy, G-13 Gallery, Malaysia lainnya.
1. Jump for piece
2. Hold for piece
3. Bath for piece
2017
145 x 107 cm
Stensil manual, marbling, gambar,
cat akrilik pada kaca plexi

Karya ini merupakan sebagian pasti, misi perdamaian akan Bagi saya hal tersebut
dari keseluruhan sebuah karya tercapai. sangatlah relevan dan adel
instalasi ruangan yang coba gambarkan di dalam
berjudul “Is there anything 3 karya 2 dimensi di dalam karya ini dengan
worth more than peace and bingkai kayu ini terinspirasi dari menggunakan komposisi
love on the planet earth? part salah satu penggalan ruangan-ruangan berwarna
2” yang terpicu oleh karya perkataan John Lennon dalam warni dengan
Tisna Sanjaya yang berjudul wawancara : John Lennon 1969 kesemrawutan marbling di
“special prayer for the dead”, Interview I Met the Walrus, belakangnya dan terdapat
2003. Adel tertarik untuk yaitu: sosok manusia yg tenang
menyuarakan perdamaian juga disertai untaian
dalam berkarya seni karena …there's many ways of bermotif seperti ular
bagi adel tidak ada yang lebih promoting peace, do masuk-keluar ruangan-
penting untuk manusia / everything for peace: pee for ruangan itu.
kemanusiaan di dunia ini peace or smile for peace or go
selain damai dan cinta kasih. to school for peace or don't go
Adel percaya jika makin to school for peace, whatever
banyak orang yang you do just do it for peace…
menyuarakan damai dan
cinta, maka perlahan tapi
32
K ATA L O G

AGUS PUTU SUYADNYA


Denpasar - Bali, 1985

Agus Putu Suyadnya perupa lulusan Lukisan”, Indonesia Institute of The Art,
Institut Seni Indonesia Yogyakarta Yogyakarta.
(2010). Ia pernah mendapat
penghargaan sebagai Finalist, “UOB Serta beberapa pameran kelompok 3
Painting of The Year 2015, Jakarta tahun terakhir yang pernah ia ikuti
(2015), Best Project, “BIOartNERGY#2 antara lain; “Tulang Rusuk” MJK Art
Bioscience and Art Synergy”, Jogja Community, Bentara Budaya Jakarta,
National Museum, Yogyakarta (2013), Jakarta (2017), “Body-Scape”,
Finalist, “Contemporaneity” Indonesia Ruangdalam Art Huouse, Yogyakarta
Art Award 2010, Jakarta (2010), Finalist, (2017), “Mask at the Opera”
“Warna-Warni Jakarta”,Jakarta Art International Mask Festival 17, Museum
Awards 2008, Jakarta (2008). The Best Ullen Sentalu Kaliurang, Yogyakarta
Five Finalist, Radar Bali Art Award 2008, (2017), “Whart Now?” Artxchange
Bali (2008), dan Special Award, “Kisi-kisi Gallery, Galeri Prima, Malaysia (2016),
Jakarta” Jakarta Art Awards 2006, “You;Conversation” Bentara Budaya
Jakarta (2006). Jakarta, Jakarta (2016), “Singapore
Contemporary a World of Art”, Suntec
Ia juga terbilang aktif berpameran. Singapore Convention & Exhibition
Pada tahun (2014) Agus Center, Singapore (2016), “Violent Bali”,
menyelenggarakan pameran tunggal Tonyraka Art Gallery, Bali (2015), “UOB
“Suburb Stories”, Lestari Grill & Pasta Painting Of The Year 2015”, UOB Plaza,
and Art Space Seminyak, Bali dan pada Jakarta (2015), “Lahir Dari Api” 15
tahun (2011) “Karakteristik Wayang perupa muda Bali, Jogja Gallery,
Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Yogyakarta (2015).
33
M U LT I P O L A R
M A N I F E S T O 6 . 0

Once upon a time in jungle


2017
180 x 160 cm
Cat akrilik pada kanvas

Pada dasarnya karya ini berangkat dari penyebab rusaknya alam. Manusia modern
sebuah kegelisahan tentang hubungan yang destruktif semakin larut dalam
disharmoni, antara manusia dengan alam. pusaran hawa nafsunya (desire), dan alam
Alam adalah segala sesuatu yang ada di menjadi objek pemuasan hasrat mereka.
langit dan di bumi, dimana antara satu Perlu diingat dan disadari kembali, alam
dengan lainnya saling terkait. Hingga kini memiliki kekuatan misterius yang sekali
alam masih sangatlah misterius, banyak waktu akan hadir sebagai wujud eksistensi
hal didalamnya yang terkadang sulit dan penolakan mereka. Bencana alam,
dipecahkan dengan akal sehat manusia. wabah hama, hewan hutan masuk
Alam mampu menjadi sebab yang permukiman bisa jadi hanya salah satu
seakan-akan berpengaruh pada apapun contoh atau tanda kecil yang ingin alam
yang ada di bumi ini. tunjukkan. Animal soldier adalah imajinasi
perupa tentang aliansi yang dibentuk oleh
Manusia adalah bagian dari alam, namun alam, dan disiapkan sebagai benteng
dalam keberlangsungannya manusia kini pertahanan dan perlawanan mereka
telah berubah menjadi salah satu kepada manusia.
34
K ATA L O G

ANGGA CIPTA
Januari, 1988

Karya Angga Cipta dalam pameran ini


mengisahkan Cerita urban Kemayoran
yakni Luchthaven Kemayoran atau yang
pernah dikenal sebagai Bandar Udara
Kemayoran. Lingkungan yang sarat
dengan kebudayaan Betawi yang cukup
kental. Lingkungan ini membentuk
seniman serba bisa yang mahir
memadu-padankan budaya luar dan
lokal. Pria asal Jakarta ini menempuh
pendidikan Sarjana di Universitas
Negeri Jakarta pada tahun 2012 dan
memiliki aktivitas senirupa yaitu Graphic
Designer & Illustrator (Ruru Gallery),
Jakarta Biennale 2013Young Artist
Exhibition (Coordinator), Serrum
Graphic Designer, Illustrator, Social
Media Division.
Luchthaven Kemayoran atau yang pernah Di masa kecilnya beliau pernah bercita-
dikenal sebagai Bandar Udara cita menjadi pilot, namun dilarang oleh
Kemayoran adalah bandar udara ibunya. Walaupun tidak jadi terbang,
pertama di Indonesia yang dibuka untuk namun karya-karyanya membuat
penerbangan internasional. Rute namanya melambung dan menjadi ikon
penerbangan KLM Amsterdam-Batavia, budaya Betawi hingga kini. Pada tahun
sudah dimulai dari tahun 1929 tetapi baru 1985 Bandara Kemayoran ditutup dan
dibuka sebagai penerbangan digantikan Soekarno-Hatta International
internasional terjadwal pada 8 Juli 1940 Airport. Satu dekade setelahnya
dengan nama Batavia's Vliegstation Benyamin Sueb wafat dan namanya
Kemajoran. Setahun sebelumnya, putra diabadikan menjadi nama jalan yang
asli Kemayoran lahir dan tumbuh di dulunya menjadi landasan pacu Bandara
lingkungan yang sarat dengan Kemayoran. Cerita urban Kemayoran
kebudayaan Betawi yang cukup kental. lainnya, seperti jagoan kampung dan
Lingkungan ini membentuknya menjadi centeng kini hanya bisa diingat menjadi
seniman serba bisa yang mahir memadu- nama lokasi.
padankan budaya luar dan lokal.

KMO
2018
250 x 150 cm
Instalasi / proyeksi bayangan pada dinding
36
K ATA L O G

ARGYA DHYAKSA
Jakarta, 1991

Argya Dhyaksa mnyelesaikan Publica” Gudang Garam


pendidikan di Bandung Institute Indonesia Art Award, Galeri
of Technology, Faculty of Art and Nasional,Jakarta (2015),
Design, Majoring Ceramic Craft “Bipolarity to Multipolarity”,
pada tahun 2013. Meraih Langgeng Art Foundation,
beberapa penghargaan Yogyakarta (2015), "REDBASE
diantaranya: Finalist “Gudang Young Artist Award Exhibition" at
Garam Indonesia Art Award” Jogja Gallery and REDBASE
(2015), 2nd Winner “REDBASE Foundation, Yogyakarta (2016) -
Foundation Young Artist Award”, ART Stage Jakarta Rachel Gallery
2nd Winner (2016). Booth, Jakarta (2016), “Universe
Menyelenggarakan beberapa Behind The Doors”, Artotel
pameran tunggal diantaranya: Thamrin, Jakarta (2016),
“Labirin Diksi: Maju Mundur “MADEIND x TANGAN exclusive
Pantang Terus”, Suar Art Space, fashion show”, The Atrium
Jakarta (2015), “Sculptuur Stelsel” Senayan City, Jakarta (2017), “Art
Art Stage Jakarta, Rachel Gallery Stage Jakarta Rachel Gallery
booth (2017). Beberapa pameran Booth (2017), “ICAD 8 “Murni”
bersama diantaranya: “Res Grand Kemang, Jakarta (2017).
37
M U LT I P O L A R
M A N I F E S T O 6 . 0

Teks memainkan peranan penting pada


karya-karya keramik Argya Dhyaksa. Tidak
hanya menjadi obyek visual, namun juga
memberikan makna dan jalan masuk
memahami karya-karya Argya. Karya ini
bagian dari seri Sculptuur Stelsel jelas
merupakan plesetan dari istilah
Cultuurstelsel, yaitu istilah dalam bahasa
Belanda yang secara literal berarti sistem
budi daya, namum dalam konteks
penjajahan Belanda di Indonesia bisa
diartikan sebagai “tanam paksa”. Judul
Sculptuur Stelsel dalam kaitan ini kurang
lebih bisa berarti “patung-yang-
dipaksakan”.
Makna pelsetan tersebut menarik, membuka
berbagai kemungkinan interpretasi, dalam
kaitan seni keramik, itu dari medan seni rupa
Indonesia dan medan budaya besar yang
membentuknya. Dalam perjalanan seni rupa
modern, karya-karya keramik dianggap
minor, dan tidak menjadi bagian dari seni
rupa patung.

Angemon (Angel & Temon)


2017
130 x 95 cm
Water slide decals pada porselen
38
K ATA L O G

CAHYO PRAYOGO
Surabaya, 1988

Menyelesaikan pendidikan Ilmu Budaya Jawa Timur, Surabaya -


Komunikasi, FISIP UPN “Veteran” Indonesia (2017), “ADU DORO
Jawa Timur. Mengikuti beberapa : Art and Archive Exhibition”
pameran bersama diantaranya: Surabaya Contemporary
“OK.Video - MuVi Party”, Gudang Heritage Council, Surabaya –
Sarinah Ekosistem, Jakarta – Indonesia (2017), “DIPUTAR
Indonesia (2016), “BONGKAR SEPERTI BIASA (2017-
MUAT #1” , Emerging Artist Sekarang)” Kampung Seni THR
Exhibition from Jakarta & Surabaya – Indonesia (2017),
Surabaya Gudang Sarinah “NGLURUK : Pameran Arsip
Ekosistem ruangrupa, Jakarta – Projek Milisifotocopy 2011-
Indonesia (2016), “FastForward : 2016” Kedai Kebun Forum,
An Exhibition with Video Works” Yogyakarta – Indonesia (2017),
Cemeti Art House, Yogyakarta – “Alter Shelter 3 : URBAN
Indonesia (2016), “BIENNALE LITERACY” Surabaya –
JATIM 7 : WORLD is a HOAX”, Indonesia (2018).
Galeri Prabangkara Taman
39
M U LT I P O L A R
M A N I F E S T O 6 . 0

Sapu Angin
2017
Tentatif
Media campuran
( Video, Foto, dan teks)

Melihat dunia lewat tubuh merpati balap, ideal masa depan". Dibalik kemewahan,
membingkai lanskap tepian kota Surabaya dari kekokohan, serta kemapanan kelas "sosial baru"
ekspansi properti habis-habisan, meliuk-liuk ini pelan-pelan menghilangkan ruang hidup
seperti jet tempur yang hilang kendali menuju serta keberadaan kampung asli satu persatu.
landasan. Ditengah wacana pembangunan infrastruktur
yang makin tak terukur arahnya kemana, melalui
Sapu Angin berangkat dari upaya sederhana tubuh sang merpati, lahan kosong sebagai
membingkai narasi kota melalui fenomena adu metafor penanda gimana dan bagaimana
doro/balap merpati di Surabaya. Memori masa pembangunan, penggusuran makin sering kita
kecil, serta dilematis pengorganisasian balap jumpai dewasa ini.
merpati yang hingga hari ini masih di afirmasi
sebagai aktifitas perjudian masyarakat kelas Seperti melihat perayaan Demolition Party -
proletar perkotaan. Sapu Angin hadir dalam tentang bagaimana lahan kosong “ada” hanya
format video, foto, yang saling berkaitan satu untuk dicaplok bangunan yang sudah ada atau
sama lain. Pada kanal video, merespon soal akan berdiri diatasnya, seperti sebuah dunia
pergeseran ruang tepian kota menghadapi yang dilipat. Sapu Angin memberikan
medan tempur kepemilikan menggunakan penegasan bahwa penjelasan mengenai
perspektif tubuh merpati, dengan menempelkan pencaplokan lahan yang masif dan mengerikan
kamera penguntil ditubuh merpati aduan yang itu dilakukan dengan sangat sederhana, remeh,
diterbangkan pulang menuju ke pegupon dan merupakan keseharian yang justru
(rumah merpati). Dalam bingkai kurang lebih 5 sebenarnya sangat koruptif di tengah
menit tersebut sadar atau tidak, perubahan pengabaian yang dilakukan oleh manusia tapi
lanskap salah satu pinggiran kota Surabaya terlihat jelas dari mata mahluk hidup lainya
nampak jelas terlihat, bagaimana Surabaya saat (burung merpati atau doro) yang juga digunakan
ini tengah bersolek dalam bayang-bayang untuk aktivitas yang dipandang tak kalah remeh,
pembanguan infrastruktur atas nama "hunian yakni adu doro.
39
M U LT I P O L A R
M A N I F E S T O 6 . 0

Sapu Angin
2017
Tentatif
Media campuran
( Video, Foto, dan teks)

Melihat dunia lewat tubuh merpati balap, ideal masa depan". Dibalik kemewahan,
membingkai lanskap tepian kota Surabaya dari kekokohan, serta kemapanan kelas "sosial baru"
ekspansi properti habis-habisan, meliuk-liuk ini pelan-pelan menghilangkan ruang hidup
seperti jet tempur yang hilang kendali menuju serta keberadaan kampung asli satu persatu.
landasan. Ditengah wacana pembangunan infrastruktur
yang makin tak terukur arahnya kemana, melalui
Sapu Angin berangkat dari upaya sederhana tubuh sang merpati, lahan kosong sebagai
membingkai narasi kota melalui fenomena adu metafor penanda gimana dan bagaimana
doro/balap merpati di Surabaya. Memori masa pembangunan, penggusuran makin sering kita
kecil, serta dilematis pengorganisasian balap jumpai dewasa ini.
merpati yang hingga hari ini masih di afirmasi
sebagai aktifitas perjudian masyarakat kelas Seperti melihat perayaan Demolition Party -
proletar perkotaan. Sapu Angin hadir dalam tentang bagaimana lahan kosong “ada” hanya
format video, foto, yang saling berkaitan satu untuk dicaplok bangunan yang sudah ada atau
sama lain. Pada kanal video, merespon soal akan berdiri diatasnya, seperti sebuah dunia
pergeseran ruang tepian kota menghadapi yang dilipat. Sapu Angin memberikan
medan tempur kepemilikan menggunakan penegasan bahwa penjelasan mengenai
perspektif tubuh merpati, dengan menempelkan pencaplokan lahan yang masif dan mengerikan
kamera penguntil ditubuh merpati aduan yang itu dilakukan dengan sangat sederhana, remeh,
diterbangkan pulang menuju ke pegupon dan merupakan keseharian yang justru
(rumah merpati). Dalam bingkai kurang lebih 5 sebenarnya sangat koruptif di tengah
menit tersebut sadar atau tidak, perubahan pengabaian yang dilakukan oleh manusia tapi
lanskap salah satu pinggiran kota Surabaya terlihat jelas dari mata mahluk hidup lainya
nampak jelas terlihat, bagaimana Surabaya saat (burung merpati atau doro) yang juga digunakan
ini tengah bersolek dalam bayang-bayang untuk aktivitas yang dipandang tak kalah remeh,
pembanguan infrastruktur atas nama "hunian yakni adu doro.
40
K ATA L O G

DESRAT FIANDA
Padang, 1983

Lulus dari Institut Seni Indonesia


Yogyakarta pada tahun 2009. Seorang
finalis dalam Penghargaan Seni
Indonesia 2013. Berikut merupakan
rangkuman akitivitas senirupa nya dalam
tiga tahun terakhir yaitu Pameran
Tunggal bertajuk The Meeting, SaRanG
Building, Yogyakarta (2017), Malin
Kundang, Portrait of a Missing Man, Tiga
Solo, Desrat Fianda, Wahyu Widyardini,
Taufik Ermas, curated by Sudjud
Dartanto, Sangkring Art Project,
Yogyakarta, Indonesia (2015). Untuk
kegiatan pameran bersama diantaranya
ialah Celebrating Diversity, group show
with Entang Wiharso, Fendry Ekel,
Jumaldi Alfi and Gatot Indrajati, Latar,
Jakarta, Indonesia (2017), Artist and
History, Yogyakarta Open Studio #4,
Studio Desrat Fianda, Yogyakarta,
Indonesia (2016), Double Exposure,
Berlin Open Studio #2, Berlin, Indonesia
(2015), Archive, Yogyakarta Open Studio
#3, Studio DesratFianda, Yogyakarta,
Indonesia (2015).
Vernacular Box Series, Milestone, dan Pekakota
2017
Dimensi bervariasi
Instalasi
The Procces #1
2012 - 2013
85 x 70 x 90 cm
Resin, fiberglass, cat otomotif, video pada LED
screen 7 inch
72
K ATA L O G
100
K ATA L O G
M U LT I P O L A R
M A N I F E S T O 6 . 0
Para Jurnalis

Anda mungkin juga menyukai