Anda di halaman 1dari 103

“Tari Bali Modern dalam Festival Internasional  


(Capaian Estetik-Stilistik dan Apresiasi Publik)
Kamis, 20 Juli 2023 | 10.00 WITA

T
imbang Rasa tematik tari modern kali ini boleh dikata kelanjutan dan
pendalaman dari dialog serupa pada Festival Seni Bali Jani (FSBJ) tahun
lalu. Namun, selain meninjau upaya-upaya kreatif seniman atau koreografer
dalam melahirkan karya-karya masterpiece–di mana unsur-unsur dalam seni tradisi,
khususnya Bali, diolah sedemikian rupa sebagai ekspresi modern-kontemporer; akan
ditelisik pentingnya kehadiran sebuah festival berikut kebijakan kuratorialnya dalam
turut mendorong lahirnya karya-karya cemerlang atau masterpiece; menyarankan
adanya pembaruan, sekaligus penggalian tematik serta penemuan stilistik-estetik
yang autentik.

Seturut itu, kedua narasumber dengan pengalaman internasionalnya akan berbagi


pandangan bagaimanakah publik mengapresiasi kebaruan (capaian estetik-stilistik
mengolah tematik) yang diciptakan para koreografer melalui sebuah festival yang
mewadahi kebebasan penciptaan mereka selama ini. Melalui tinjauan historis, akan
ditelisik lebih lanjut bagaimana sebuah festival menjaga elan kreatifnya agar tetap
berkelanjutan serta menjadi ajang prestisius yang didamba para emerging atau
koreografer/seniman muda bertalenta.

Narasumber:
Ratri Anindyajati (Direktur Indonesia Dance Festival International)
Kadek Puspasari (Koreografer & Penari Bali di Paris)

Moderator:
Nyoman Winata, S.E. M.I Kom (Redaktur Pelaksana Bali Post)
“Capaian Internasional Musik Kontemporer Bali”
(Peluang, Tantangan dan Apresiasi Publik)
Jumat, 21 Juli 2023 | 10.00 WITA

S
emangat pembaruan mewarnai dinamika musik modern-kontemporer
Indonesia, termasuk dari Bali. Para komposer kini meluaskan kreativitasnya
dengan merengkuh berbagai kemungkinan penciptaan justru untuk
menghasilkan karya-karya yang autentik secara estetik-stilistik. Fenomena
penciptaan musik kontemporer mengemuka dengan upaya eksplorasi karya lintas
genre guna menghadirkan komposisi yang orisinal sekaligus universal.

Bila pada Timbang Rasa tahun lalu ditelisik bagaimana para komposer muda Bali
menyikapi secara kreatif kekayaan musik-musik tradisi Bali yang adiluhung, kali ini
dua narasumber akan memperdalam bahasan itu seraya menautkannya dengan
Tantangan dan Peluang musik kontemporer Bali dalam perhelatan nasional dan
internasional selama ini. Seturut itu akan dibincangkan pula peran sebuah festival
dan ajang musik berkala yang didedikasi ruang publik bereputasi; selain untuk
menyiangi bakat-bakat unggul para komposer muda, juga kesempatan memperluas
Apresiasi Publik.

Dapat ditelisik pula bahasan perihal pentingnya kebijakan kuratorial sebuah


festival, atau ruang publik seni, dalam mendorong kreativitas para penyaji/ seniman
terpilih guna melahirkan karya baru cemerlang, sekaligus turut merawat ekosistem
berkesenian yang sehat, kreatif, produktif.

Narasumber:
Budi Utomo Prabowo (Komposer Internasional, Pendiri Jakarta City Philharmonic)
Arya Deva Suryanegara (Komposer Internasional, Master Musik di Universite de Montreal, Kanada)

Moderator:
I Wayan Diana Putra (Dosen ISI Denpasar)
“Musim Semi Sastra Modern Indonesa - Prancis ”
(Historis, Ragam Karya, dan Apresiasi Publik)
Senin, 24 Juli 2023 | 14.00 WITA

S
edini tahun 1999 pemerintah Prancis mengumandangkan secara resmi
Printemps des Poètes (Musim Semi Penyair), dilaksanakan setiap tahun di
bulan Maret, dari ruang teater besar di Paris hingga desa-desa kecil di seluruh
Prancis. Bahkan dengan merujuk tema tahunan tertentu, Printemps des Poètes
diadakan juga oleh pusat kebudayaan-pusat kebudayaan Prancis di luar negeri, lebih
dari dua puluh negara, termasuk diselenggarakan di Indonesia dengan melibatkan
penyair-penyair lintas bangsa.

Peristiwa perhelatan tersebut, sejalan berbagai kegiatan sastra dan seni budaya
Indonesia-Prancis selama ini terbukti turut menyiangi musim semi sastra modern
Indonesia-Prancis. Ditandai berbagai upaya penerjemahan karya-karya sastrawan
peraih Nobel dan award dari Prancis ke dalam bahasa Indonesia. Demikian juga
sebaliknya, tidak sedikit karya-karya sastrawan Indonesia sohor lintas masa
dialihbahasakan ke dalam bahasa Prancis. Tercatat beberapa novelis, penyair,
sempat singgah atau tinggal beberapa waktu di Prancis, lahirlah karya-karya yang
terilhami keindahan, historis, dan momen mengesankan di negeri itu. Sebut saja
Sitor Situmorang, Iwan Simatupang, Wing Kardjo, NH Dini, Ajip Rosidi, Ramadhan
KH, Toety Heraty, Goenawan Mohamad, Radhar Panca Dahana, Acep Zamzam
Noor, Leila S. Chudori, dan lain-lain. Kedua narasumber akan berbagi pandang
dan melakukan tinjauan Historis terkait fenomena musim semi susastra ini, berikut
Ragam Karya yang mengemuka, seiring upaya memperluas Apresiasi Publik
masyarakat sastra Indonesia maupun Prancis.

Narasumber:
Isadora Fichou, Ph.D (Peneliti Sastra Indonesia-Prancis di Institut National Des
Langues Et Civilisations Orientales (INALCO), Paris)
Dr. Maria Matildis Banda (Sastrawan, Dosen Sastra Universitas Udayana)

Moderator:
Kadek Desi Nurani (Sastrawan)
“Fenomena Artificial Intelligence dalam Kreativitas Seni Kini ”
(Tantangan, Peluang, dan Capaian)
Selasa, 25 Juli 2023 | 10.00 WITA

K
ecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini mengemuka sebagai
fenomena, diapresiasi dengan mengundang keheranan sekaligus juga
dipandang sebagai ancaman yang mencemaskan, termasuk bagi masa depan
kreativitas dan penciptaan seni. ChatGPT rintisan OpenAI kerja sama dengan
Microsoft, adalah teknologi AI yang berkemampuan menyusun narasi akademik
hingga makalah secara profesional. Berbasis kecerdasan AI, tak sedikit aplikasi
kuasa menciptakan puisi, lukisan, dan komposisi musik; malah belakangan beredar
pula sosok-sosok avatar duplikasi sempurna wujud manusia, berbicara beragam
bahasa dan hangat tampilannya sebagai teman berbincang.

Kecerdasan buatan ini bekerja berdasarkan database yang terolah dalam “otak” atau
memorinya. Dengan demikian, makin intens dipergunakan, maka kian bertimbun data
yang tersimpan; sehingga semakin canggih dalam mengolah data, serta semakin
mumpuni pula dalam memenuhi permintaan manusia. Fenomena AI ini seketika
dianggap bisa menisbikan capaian estetika dalam karya seni buah ciptaan manusia;
menegasi karya-karya yang dulu disebut adiluhung karena kini dapat diciptakan oleh
siapa saja yang mampu menggunakan teknologi AI ini. Melalui Timbang Rasa, kedua
narasumber akan membahas kehadiran AI sebagai Tantangan (Peluang) bagi masa
depan karya seni ciptaan manusia. Bagaimana keautentikan karya seni sebagai
Capaian cipta, bila setiap orang berpeluang menghasilkan karya seni unggul semata
memanfaatkan teknologi AI tersebut?

Narasumber:
Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana (Rektor ISI Denpasar, Perupa)
Dr. Martin Suryajaya (Dosen Filsafat Institut Kesenian Jakarta, Penulis)

Moderator:
Cok Devi (Penyiar TVRI Bali)
“Seni Partisipatoris dan Seruan Kepedulian Lingkungan ”
(Tantangan, Peluang, dan Capaian)
Rabu, 26 Juli 2023 | 10.00 WITA

K
urun belakangan ini mengemuka perhelatan atau peristiwa seni modern-
kontemporer yang menjadikan publik sebagai bagian proses cipta atau unjuk
karya. Fenomena seni partisipatoris ini mengedepankan partisipasi publik
(penonton awam, kelompok masyarakat tertentu, seniman, dan kaum profesional
seni) guna melahirkan karya yang tidak semata menyuguhkan keindahan (estetika),
namun juga menghadirkan seruan kesadaran dan kepedulian, di mana tema atau
pesan luluh dalam kesatuan bentuk ekspresi karya tersebut (stilistik). Tidakkah praktik
seni tersebut sesungguhnya telah menjadi bagian elan kreatif kesenian tradisional
berbagai bangsa, mengemuka pula dalam masyarakat Bali; semisal Ngelawang,
konsep pertunjukan Kalangan, arakan Ogoh-ogoh, dan sebagainya.

Pelibatan masyarakat dalam ruang pamer (galeri, museum) atau melalui


suguhan aktivitas seni sosial di ruang publik, tidak hanya semata memperluas
pengalaman estetik bersama antara pencipta dan pemirsa, melainkan sebuah
fenomena demokratisasi atas seni; sungguhkah demikian? Kedua narasumber
akan membincangkan perihal kehadiran seni partisipatoris selama ini, termasuk
pandangan bahwa ragam ekspresi seni ini adalah sebentuk upaya mengukuhkan
kembali semangat kolektivitas dan ikatan sosial, menuju masyarakat yang lebih
konstruktif; berkeadilan dan berkemanusiaan dalam laku keindahan keseharian.

Narasumber:
Wicaksono Adi (Kurator, Budayawan)
Lisa Russell (Sineas, Kurator Seni untuk PBB)

Moderator:
Galuh Praba (Presenter TVRI Bali)
“Bali sebagai Ajang Cipta dan Apresiasi Sinema”
(Tinjauan, Tantangan, dan Peluang)
Kamis, 27 Juli 2023 | 10.00 WITA

P
ulau Bali bukan hanya menarik minat para pengkaji sosial/budaya atau sosiolog/
antropolog lintas bangsa, melainkan terbukti pula menjadi sumber ilham
penciptaan seniman berbagai bidang. Sedini tahun 1926 hingga belakangan
ini, Bali juga memikat para sineas nasional dan internasional (Belanda, Jerman,
Amerika, Prancis, Jepang, Korea Selatan dan sebagainya). Tak sedikit karya sinema
mereka menjadikan Pulau Dewata berikut kisahan mistis-mitologi serta kehidupan
sosial kulturalnya sebagai latar atau bagian cerita.

Sebut saja karya sinema Miguel Covarrubias, Le isle Bali (Pulau Bali), Goena-
goena (1930) serta sebuah film narasi-bisu karya Henri de la Falaise dan Gaston
Glass, berjudul Legong: The Dance of The Virgin (1935), atau buah cipta sineas
Indonesia: Kabut di Kintamani (1972, sutradara Kurnaen Suhardiman), Noesa
Penida (1988,sutradara Galeb Husein), Blanco, The Colour of Love (1997,
sutradara Rima Melati), berikut terkini Under the Tree (Garin Nugroho), Sekala-
Niskala (Kamila Andini), maupun Eat, Pray, Love yang dibintangi Julia Robert, juga
sinetron mengesankan Aksara Tanpa Kata (1992). Tak ketinggalan sejumlah karya
dokumenter yang menjadikan Bali sajian sinema yang memikat.

Dua narasumber akan menelisik bagaimana ragam narasi visual atau sinema turut
membentuk citra dan persepsi publik atas keberadaan Bali selama ini. Bagaimana
pula kehadiran (tantangan, peluang dan capaiannya) berbagai festival film yang
diadakan di Bali, termasuk kemungkinan Bali ke depan menjadi pusat perfilman
internasional berikut studio alam sebagai destinasi unggulannya.

Narasumber:
Sofia Setyorini (Produser Film, Founder East Cinema)
Yosep Anggi Noen (Sutradara, Peraih Piala Maya 2021, & Sutradara Pilihan Tempo 2019)

Moderator:
Eriadi Ariana (Jero Penyarikan Duuran Batur, Jurnalis dan Pelaku Seni Budaya)
“Langgam Opera Teater Modern Indonesia ”
(Capaian Stilistik-Estetik dan Apresiasi Publik)
Jumat, 28 Juli 2023 | 10.00 WITA

T
imbang Rasa kali ini didedikasikan sebagai apresiasi atas pencapaian seni
Teater Koma, terkhusus sutradara Nano Riantiarno yang berpulang 20 Januari
2023. Teater Koma didirikan di Jakarta, 1 Maret 1977, hingga penghujung tahun
2020 telah memproduksi sekitar 160 pementasan dalam berbagai panggung serta
media rekam atau televisi. Sebuah capaian fenomenal dalam dunia seni pertunjukan
di Indonesia; di mana ragam pertunjukan yang ditampilkan berlanggam opera ala
Teater Koma dengan naskah sebagian besar ciptaan N. Riantiarno. Semisal Trilogi
OPERA KECOA (Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Julini), Opera Primadona, Opera
Ular Putih, dan sebagainya. Teater Koma juga menggelar karya dramawan kelas
dunia; antara lain William Shakespeare, Georg Buchner, Bertolt Brecht, Moliere,
Aristophanes, Arthur Miller, Beaumarchaise, George Orwell, Alfred Jarre, Freidrich
Schiller, Friedrich Durrenmatt, dan Evald Flisar.

Opera merupakan salah satu bentuk pertunjukan high-art yang lahir, berkembang,
dan populer di Eropa. Dalam pertunjukannya, mengemuka unsur atau elemen
khas teater semisal latar artistik, kostum, musik, dan akting. Dialog antar tokoh
dalam opera tidak dituturkan, tetapi dinyanyikan dengan teknik vokal versatile.
Peran-peran yang dibawakan penyanyi opera kerap ditentukan oleh “fach” para
penyanyinya. Pada penyanyi/aktor pria dibedakan atas alun suara “tenor”, ”baritone”,
atau “bass”. Adapun pemain wanita ditandai olah suara sebagai “soprano”, ”mezzo-
soprano”, atau “contralto”. Kedua narasumber akan membincangkan capaian seni
N. Riantiarno dan fenomena Teater Koma, berikut langgam opera yang menjadi ciri
autentik serta keunggulan kelompok teater ini, termasuk manajemen produksi yang
terbukti profesional dalam merawat publik pemirsanya sekian kurun masa.

Narasumber:
Ratna Riantiarno (Pendiri Teater KOMA, Aktris, Pemimpin Produksi)
Herry Gendut Janarto (Penulis Tinjauan Seni dan Buku Historis Teater KOMA)

Moderator:
Ida Ayu Frischa Mahayani (Penyiar RRI Denpasar)
PROFIL NARASUMBER
Ratri Anindyajati
(Direktur Indonesia Dance Festival International)

M
enyelesaikan pendidikan magister di Institute
of The Arts, Los Angeles, Amerika Serikat,
Jurusan Creative Producing and Management.
Sedini masa kanak telah tertarik dengan dunia seni
tari. Menjelang usia 13 tahun, ia sempat mementaskan
Tari Merak khas Jawa Barat di Kanada, dalam rangka
peringatan World Heritage Day. Sejak itulah dunia tari tak
lagi dapat dipisahkan dengan kehidupan kesehariannya.

Bertahun belakangan ini dia dikenal sebagai produser independen seni


tari yang menyelenggarakan berbagai event nasional dan internasional.
Beberapa pengalamannya antara lain: Producer MXLA 2017 Forum on
Cultural Trade between Mexico and USA, Los Angeles (2017); Producer
& Company Manager untuk Edgar Arceneaux’s Live Performances Until,
Until, Until... & Boney Manilli, Los Angeles (2017-sekarang); Program
Manager Indonesian Dance Festival, Jakarta (2020-2022). Sejak tahun
2022, Ratri Anindyajati menjabat sebagai Direktur Indonesian Dance
Festival, sebuah festival tari yang konsisten - pada tahun 2023 ini adalah
penyelenggaraan yang ke-31.
PROFIL NARASUMBER
Kadek Puspasari
(Koreografer & Penari Bali di Paris)

N
i Kadek Yulia Puspasari, S.Sn, M.Sn lahir di Bali. Ia
seorang penari dan koreografer yang mendalami
tari tradisional Indonesia, berikut mengembangkan
tari modern-kontemporer yang berciri mempribadi.
Sehari-hari dikenal pula sebagai guru tari, dan kini
bermukim di Paris, Prancis, serta mendirikan Asosiasi
Pantcha Indra - sebuah sanggar seni yang mengajarkan
seni tradisi Indonesia seperti wayang, tari, dan tembang.

Atas dedikasi dan pencapaian seni tarinya, Kadek Puspasari dilibatkan


dalam berbagai misi kebudayaan ke Bulgaria, Serbia and Montenegro,
Hungaria, Slovakia dan Dubai. Tahun 2018 ia terpilih mengikuti residensi
tari “Prototyphe” dari Abbey Royaumont France selama satu tahun.
Setahun berikutnya, pada 2019, ia terpilih mengikuti “Incubateur des
Chorégraphes” di Paris. Selama masa pandemi, ia menyuguhkan satu
repertoar tari yang mengesankan melalui online dari Paris yang merespon
ruang pribadi dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Hingga kini, dia
aktif dalam berbagai kolaborasi seni internasional.
PROFIL MODERATOR
I Nyoman Winata, SE., M.I.Kom
(Redaktur Pelaksana Bali Post)

I
Nyoman Winata, SE, M.I.Kom menyelesaikan
pendidikan S1 di Universitas Udayana serta Magister Ilmu
Komunikasi UNDIP Semarang (2010-2013), Ia memulai
karir jurnalistik sebagai wartawan Harian Umum Balipost
(Denpasar, Bali) pada 2001-2004 dan sejak 2004 hingga
kini merupakan Direktur Semarang TV. Sejak 2018-2020
sebagai presenter program Talkshow Merah Putih di Bali
TV dan sejak 2020 hingga kini sebagai Redaktur Pelaksana
Harian Bali Post dan Produser serta Presenter Bali Post Talk di Bali TV.
PROFIL NARASUMBER
Budi Utomo Prabowo
(Komposer Internasional, Pendiri Jakarta City Philharmonic)

B
udi Utomo Prabowo (Tommy), lahir di Semarang.
Mempelajari piano sedari usia 5 tahun dan
memperdalam musik biola di Institut Seni Indonesia
(1982). Tahun 1990 menjuarai Kompetisi Piano Yamaha
Tingkat Nasional. Sempat belajar piano accompanying dan
teori/ literatur musik di Sekolah Juilliard, New York (1991).
Menempuh pendidikan dan memperdalam bidang musik ke
berbagai universitas di mancanegara, antara lain di Canford
School of Music, Inggris, Universitas Musik Detmold, Jerman;
University of Music di Freiburg, Jerman; dan sebagainya.

Tahun 2007 ia kembali ke Jakarta dan mendirikan Sanggar Musicasa


bersama bariton Joseph Kristanto. Menjadi juri berbagai festival musik dan
festival paduan suara, serta sempat menjadi Anggota Komite Musik Dewan
Kesenian Jakarta. Sejak tahun 2016 menjadi salah seorang komisaris dan
pendiri Jakarta City Philharmonic dan sekaligus menjadi direktur musik di
lembaga tersebut. Selain pendidikan musik, Budi juga meraih gelar Sarjana
Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada dan Master of Information Science
New Jersey Institute of Technology.
PROFIL NARASUMBER
Arya Deva Suryanegara
(Komposer Internasional, Master Musik di Universite de Montreal, Kanada)

K
etertarikannya terhadap gamelan bermula ketika
mendapat kesempatan bermain kendang untuk
persiapan lomba kendang tunggal. Pada tahun
2011, di desa asalnya, Kerobokan, ia mendirikan Sanggar
Seni Naradha Gita (NAGi) - secara rutin mementaskan
repertoar musik gamelan tradisional dan komposisi
baru untuk gamelan. Dalam perjalanan dan proses
kreatifnya, Arya Deva Suryanegara telah berkolaborasi
dengan beberapa komposer internasional di antaranya Evan
O’Donnell, Zachary Hejny, Sarah Lecompte-Bergeron, dan lain-lain. Tahun
2019, ia berpartisipasi dalam Young Composers Show. Dalam acara
itu, ia mementaskan sebuah komposisi bertajuk “On Train Jkpws” yang
menampilkan kuartet suling Bali.

Menamatkan SMK Negeri 3 Sukawati (KOKAR) pada tahun 2014, lulusan


ISI Denpasar ini menyelesaikan pendidikan Master dalam Bidang Musik
di Universite de Montreal, Kanada. Selain sebagai komposer, ia adalah
Asisten Direktur Insitu Recordings; Guest Artistic Director, Guest Artistic
Director Gamelan Giri Kedaton. Artikel tentang musiknya tersebar di
berbagai media Insitu Recordings Magazine, Kalangwan dan La Revue
Musical OICRM.
PROFIL MODERATOR
I Wayan Diana Putra
(Dosen ISI Denpasar)

A
kademisi Karawitan dan Composer Gamelan Bali.
Saat ini bertugas di ISI Denpasar sebagai pengajar
mata kuliah Gamelan Bali di Prodi Pendidikan Seni
Pertunjukan. Aktif dalam menulis artikel tentang gamelan
dan menciptakan karya gamelan dalam bentuk baru dan
neo klasik. Dalam setahun terakhir ini aktif mengelola
segmen dialog tentang Gamelan Bali dengan nama program
Macandetan oleh Yayasan Jana Hita Mandala, Ubud.
PROFIL NARASUMBER
Isadora Fichou, Ph.D
(Peneliti Sastra Indonesia-Prancis di Institut National Des Langues Et Civilisations
Orientales (INALCO), Paris)

M
emperdalam bahasa dan sastra Indonesia
di INALCO (Institut National Des Langues Et
Civilisations Orientales), Paris. Meraih gelar
doktor pada tahun 2023 dengan kajian bandingan sosok
dan karya penyair Chairil Anwar, Sitor Situmorang, serta
penyair besar Prancis Rene Char. Selain sastra, ia juga
memperdalam piano klasik dan menekuni dunia teater
sebagai bagian dari kesehariannya.

Kerap tampil dalam berbagai seminar internasional di Prancis, Tunisia,


Hungaria, Malaysia, Indonesia, dan lain-lain dengan bahasan antara
lain tentang perkembangan sastra Indonesia, khususnya menimbang
karya-karya puisi Chairil Anwar dan Sitor Situmorang. Sempat pula
menjadi pengajar bahasa Prancis di Alliance Francaise (AF) Semarang.
Selain menerjemahkan karya-karya Chairil Anwar dan Situmorang, juga
menerjemahkan cerita pendek karya penulis Indonesia.
PROFIL NARASUMBER
Dr. Maria Matildis Banda
(Sastrawan, Dosen Sastra Universitas Udayana)

M
enyelesaikan pendidikan S3 Bidang Kajian Budaya
di Universitas Udayana tahun 2015. Ia menerima
berbagai penghargaan lomba cipta sastra, antara
lain cerpen, novel, dan naskah drama. Menerbitkan novel
“Bugenvil di Tengah Karang” (Grasindo Jakarta, 2001);
“Rabies” (Care Internasional, 2002/2003); “Surat-Surat
dari Dili” (Nusa Indah Ende 2005), “Suara Samudra”
(Kanisius Yogya, 2017); dan “Bulan Patah” (Kanisius Yogya,
2022), dan lain-lain.

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana ini sempat mengikuti


Sandwich like Program KTLV dan Universitas Leiden, Leiden, Belanda
(2011). Pemateri Lota Script in Ende Flores dalam International Workshop
on Endangered Scripts of Island Southeast Asia pada Februari - Maret
2014 Tokyo University di Tokyo Jepang. Selain novel, ia juga menulis
cerpen, drama radio drama panggung, puisi, cerita anak, dan dongeng.
Sejak tahun 2001 dikenal sebagai kolumnis Parodi Situasi HU Pos
Kupang, terbit berkala telah mencapai 750 judul. Menerima penghargaan
dari Wanita Penulis Indonesia (WPI) atas dedikasi dan perhatiannya atas
perkembangan sastra di NTT (2010).
PROFIL MODERATOR
Kadek Desi Nurani
(Sastrawan)

K
adek Desi Nurani adalah seorang aktor, penulis
dan manajer seni kelahiran Sanih, Desember 1995.
Praktik artistiknya banyak mengelaborasi perihal
posisi perempuan dan anak-anak dalam hubungannya
dengan konteks keluarga, pendidikan sekolah, dan sosial
masyarakat yang berkelindan di sekitarnya.
la mulai menekuni dunia sastra dan teater sejak bergabung
di Teater Ilalang SMA Lab, Undiksha-Singaraja. Kemudian
meneruskan proses di Teater Kampung Seni Banyuning dan
Komunitas Mahima. Usai menamatkan kuliah di Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha, Desi bekerja sebagai guru Bahasa
dan Sastra Indonesia di SMP Dharma Wiweka, Denpasar. Di sana ia aktif
sebagai pembina Sanggar Seni Kelakar, melatih para siswanya menekuni
sastra dan teater. Di luar sekolah, ia juga kerap berkolaborasi sebagai aktor,
manajer, dan tim kreatif dalam sejumlah produksi teater, fashion dan film
di Bali. Sementara tulisan berupa puisi, prosa dan esai pernah dimuat di
sejumlah media, menjadi pemenang beberapa sayembara penulisan sastra,
serta terhimpun dalam buku antologi bersama.
PROFIL NARASUMBER
Dr. Martin Suryajaya
(Dosen Filsafat Institut Kesenian Jakarta, Penulis)

P
enulis asal Semarang tinggal di Jakarta. Menempuh
S1 Jurusan Filsafat di STF Driyarkara (2005-
2009); S2 (2010-2012); dan gelar doktor diraihnya
dari kampus yang sama pada tahun 2021. Pengajar
Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta ini bekerja juga
sebagai konsultan kebijakan di Direktorat Jenderal
Kebudayaan. Selain mengelola dialog seni budaya dan
filsafat di akun media sosialnya, ia juga menulis novel,
buku puisi, artikel kritik sastra, dan sejumlah petunjuk teknis
pengelolaan kebudayaan bagi pemerintah pusat dan daerah.

Beberapa buku terakhirnya antara lain “Sejarah Estetika” (Gang Kabel,


2016) yang memenangkan penghargaan Best Art Publication dari Art
Stage 2017, novel “Kiat Sukses Hancur Lebur” (Banana, 2016) yang
memenangkan Penghargaan Sastra Badan Bahasa 2018 serta menjadi
Novel Pilihan Majalah Tempo 2016, dan buku puisi “Terdepan, Terluar,
Tertinggal: Antologi Puisi Obskur Indonesia 1945-2045” (Anagram, 2020);
“Penyair sebagai Mesin: SebuahEksperimen dalam Penulisan Jauh dan
Sejarah Lain Puisi Indonesia” (Gang Kabel, 2023).
PROFIL MODERATOR
Cok Devi
(Penyiar TVRI Bali)

T
jok Mahendradevi Istri Priti atau yang lebih akrab
dipanggil Cok Devi, lahir di Denpasar, 14 Februari
1992. Menempuh pendidikan Magister (S2)
Kepariwisataan Universitas Udayana. Sejak 2010 hingga
sekarang, ia adalah penyiar berita di TVRI Bali untuk
program Balivision, Gatra Bali, dan Bali Hari Ini. Sejak
2014-2019 ia juga aktif sebagai produser dan reporter
untuk program Bali Vision dan Bali Hari Ini serta aktif sebagai
reporter TVRI Nasional.
PROFIL NARASUMBER
Wicaksono Adi
(Penulis, Kurator, Budayawan)

M
enempuh pendidikan di Fakultas Teknik Sipil
Universitas Islam Indonesia dan Jurusan Seni
Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut
Seni Indonesia, keduanya di Yogyakarta. Beberapa tahun
menjadi Direktur Program pada Yayasan Seni Rupa
Indonesia, Jakarta. Satu dasawarsa sebagai redaktur
budaya beberapa media massa nasional; mendirikan
sekaligus menjadi pemimpin redaksi Majalah Film F (2005-
2007). Ia merupakan salah satu pendiri Borobudur Writers
and Cultural Festival (BWCF, 2012); serta sempat pula bertindak selaku
Direktur Program pada Nagara Institute (2019).

Menulis ulasan seni rupa, sastra dan seni pertunjukan, serta menjadi
kurator beberapa pameran nasional maupun internasional. Diundang
sebagai pembicara dalam berbagai event seni budaya lintas bangsa. Buku-
bukunya telah diterbitkan antara lain “Aspek-aspek Seni VisualIndonesia”
dalam 3 jilid - sebagai penyunting (Yayasan Seni Cemeti, Yogyakarta,
2010), “Seni Rupa dalam Kritik dan Esai” - sebagai penyunting (2012) dan
“Menyangkal Sorga: Esai-Esai Seni Modern” (2017).
PROFIL NARASUMBER
Lisa Russell
(Sineas, Kurator Seni untuk PBB)

L
isa Russell, MPH dikenal sebagai sutradara
film, penulis skenario, dan kurator seni budaya -
dipercaya juga oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) mengelola berbagai event seni budaya berbasis
kepedulian ekologi dan pemberdayaan masyarakat lintas
bangsa. Dikenal juga sebagai pembicara internasional
dengan sumbangsih pemikirannya yang tajam dan
kritis, termasuk narasumber dalam TEDx - program yang
menayangkan perdebatan intelektual terpandang internasional,
termasuk pemenang nobel Kary Mullis, pendiri Microsoft Bill Gates,
penulis Yuval Noah Harari, dan sebagainya.

Sudah lebih dari 15 tahun memproduksi film, mengkurasi acara kreatif


yang mempertemukan seni, keadilan sosial, dan pembangunan global.
Tercermin pada karya dokumenternya antara lain seri “Youth Zones”,
kisah kawula muda yang hidup di kawasan konflik atau pasca-bencana
alam, dan “It’s About People” (2014), “Heroines of Health” (2017), dan lain-
lain. Ia memperoleh penghargaan Emmy Awards kategori Outstanding
Advanced Media Interactivity di Amerika Serikat untuk filmnya yang
bertajuk “Bi-Racial Hair” (2009).
PROFIL MODERATOR
Galuh Praba
(Presenter TVRI Bali)

G
aluh Praba adalah lulusan sarjana Ilmu Komunikasi
FISIP Universitas Udayana. Mengawali karir
sebagai penyiar radio, mc, dan moderator, kini
galuh aktif sebagai news anchor di TVRI Bali.
PROFIL NARASUMBER
Sofia Setyorini
(Sineas, Produser Film, Founder East Cinema)

D
ikenal sebagai aktivis dunia film, terlibat berbagai
festival film Indonesia dan luar negeri. Mengelola
program sinema mengedepankan film-film bertema
konflik sosial, masalah rasial dan minoritas di berbagai
belahan dunia, termasuk wilayah Timur Indonesia. Ia
adalah pendiri East Cinema, sempat bergabung dengan
In-Docs Jakarta, dan bertanggung jawab untuk tayang film
dokumenter terpilih di seluruh Indonesia.

Meraih gelar master di Institut Kesenian Jakarta. Pada 2011 ia bekerja


di Five Flavors Film Festival di Warsawa, serta menjadi programer
tamu di Festival Film Asian Hot Shots di Berlin. Ia salah satu penulis
buku “Indonesian Women Filmmakers” diterbitkan Regiospectra, Berlin
(2013). Juri wanita pertama untuk Festival Film Al-Nahj di Karbala-Irak.
Koordinator ArtHouse Cinema di Goethe Institute, Pusat Kebudayaan
Jerman (2012-2019), dan hingga kini aktif sebagai co-director Madani
International Film Festival di Jakarta.
PROFIL NARASUMBER
Yosep Anggi Noen
(Sutradara, Peraih Piala Maya 2021, & Sutradara Pilihan Tempo 2019)

Y
osep Anggi Prasetya, S.SIP dikenal sebagai
Yosep Anggi Noen. Ia sutradara, penulis, editor,
dan dosen. Pada mula kreatifnya, ia bergabung
dengan kolektif film lokal Limaenam Films di Yogyakarta
dan terlibat aktif pada penyelenggaraan Jogja-NETPAC
Asian Film Festival.

Filmnya bertajuk “Nona Kecil yang Tak Pernah Melihat


Keajaiban” memenangkan Sonje Award pada Festival Film
Internasional Busan (2013). Film tentang penyair yang hilang Widji
Thukul “Istirahatlah Kata-Kata” memenangkan Golden Hanoman Award
pada Jogja-NETPAC Asian Film Festival (2016). Adapun “The Science of
Fictions (Hiruk Pikuk Si Alkisah)” memenangkan Sutradara Terbaik Pilihan
Majalah Tempo 2019; Piala Maya untuk Sutradara Terpilih tahun 2020;
nominasi Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2020.
PROFIL MODERATOR
Eriadi Ariana
(Jurnalis dan Pelaku Seni Budaya)

L
ahir di Bangli, 1994. Pendidikan sarjana diselesaikan di
Program Studi Sastra Jawa Kuno Universitas Udayana
(2017), sedangkan studi magister diselesaikan di
Program Studi Linguistik Program Magister Konsentrasi
Wacana Sastra di Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Udayana (2022). Kesehariannya adalah seorang jurnalis,
pengamat budaya, dan penyarikan (sekretaris adat) di Pura
Ulun Danu Batur. Aktif di berbagai organisasi kepemudaan
dan komunitas sosial-lingkungan.

Memiliki banyak pengalaman di bidang jurnalisme antara lain sebagai


wartawan lapangan Suratkabar POS BALI (2017-2020), redaktur dan pendiri
Majalah Batur (2018-sekarang), dan redaktur pelaksana di Koran Media
Bali (2020-sekarang). Karya reportasenya beberapa kali menjadi karya
terbaik dalam ajang lomba jurnalistik, serta meraih juara. Sejumlah puisi
dan esainya terbit di media massa seperti Tatkala.co, Media Bali, Balinesia.
id, Pos Bali, Suara Saking Bali, dan Majalah Nuansa Bali. Puisi berbahasa
Bali yang berjudul Sing Ada Gering di Pabaané Ning terpilih sebagai puisi
terbaik dalam ajang kreasi sastra, Sastra Saraswati Sewana 2021 yang
sekaligus diterbitkan dalam antologi bersama Sastra Saraswati Sewana
“Pamarisuddha Gering Agung” oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud (2021).
Karya puisi berbahasa Bali lainnya terbit dalam antologi bersama Puspanjali
(2019) dan antologi tunggal Ulun Danu (2019), sedangkan puisi berbahasa
Indonesianya terpilih terbit dalam antologi bersama Sebermula adalah Bali
(2020)
PROFIL NARASUMBER
Herry Gendut Janarto
(Penulis Tinjauan Seni dan Buku Historis Teater KOMA)

L
ulusan SMA Kolese de Britto (1977), sejak duduk
di bangku kuliah mulai gandrung dengan dunia
sastra dan berangan-angan menulis novel. Baru
pada penghujung 2020, ketika pandemi melanda, lahir
karyanya berjudul “Yogja Yogja” (Kepustakaan Populer
Gramedia, 2020); menyusul “TJONG” (Gramedia Pustaka
Utama, 2022).

Di samping berprofesi sebagai editor buku dan wartawan, ia


telah menerbitkan sejumlah buku memoar, antara lain: “Teguh Srimulat
- Berpacu dalam Komedi dan Melodi” (Gramedia PustakaUtama, 1990);
“Bagito - Trio Pengusaha Tawa” (Grasindo, 1995); “Mien Uno - Menjadi
Wanita Indonesia” (Gramedia Pustaka Utama, 2000); “Karlinah Umar
Wirahadikusumah - Bukan Sekadar Istri Prajurit” (Gramedia Pustaka
Utama, 2002); dan lain-lain. Secara khusus juga mengikuti perjalan Teater
KOMA dan menulisnya menjadi buku bertajuk “Teater Koma - Potret
Tragedi dan Komedi Manusia Indonesia” (Grasindo, 1997).
PROFIL NARASUMBER
Ratna Riantiarno
(Pendiri Teater KOMA, Aktris, Pemimpin Produksi)

M
engenal dunia kesenian lewat seni tari,
membawanya berkeliling dunia, bahkan sempat
bermukim di New York, Amerika Serikat selama
dua tahun (1975-1976). Bermain drama pertama kali
di Teater Kecil dalam lakon “Kapai Kapai” (1970),
disutradarai oleh Arifin C Noer, yang dihormati Ratna
sebagai guru teaternya. Sejak itulah ia bermain drama
secara total. Melalui lakon “Sumur Tanpa Dasar”, pentas
keliling Amerika (1992).

Ikut mendirikan Teater KOMA, 1 Maret 1977, dan mengelola manajemen


produksi selama lebih dari 46 tahun (1977-2023). Bermain dalam banyak
lakon karya penulis drama dan sutradara N. Riantiarno, kelak menjadi
suaminya (1978), termasuk juga lakon naskah penulis dunia, semisal Jean
Paul Sartre dan William Shakespeare. Ratna Riantiarno mendapatkan
penghargaan antara lain: Aktris Terbaik Piala Vidia (2012, melalui FTV
Pahala Terindah); Anugerah Seni dari Depdikbud (2013). Ketua Dewan
Kesenian Jakarta (1993-2003).
PROFIL MODERATOR
Ida Ayu Frischa Mahayani
(Penyiar RRI Denpasar)

I
da Ayu Frischa Mahayani, lahir di Tuakilang, 3 Januari
1990. Menamatkan pendidikan S1 di Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Udayana. Kini bekerja sebagai
presenter di RRI Denpasar, Reporter RRI Denpasar, dan
Redaktur Berita Ceraki RRI Denpasar.
“Dramatic Reading”
Selasa, 18 Juli 2023 | 10.00 WITA

S
ebagai bagian dari seni pertunjukan atau gelar teater, dramatic reading kini
kerap dihadirkan tersendiri sebagai sebuah presentasi atau penampilan.
Dramatic reading hakikatnya adalah kegiatan membaca naskah drama
dengan menonjolkan unsur-unsur dramatik; di mana intonasi dan artikulasi suara
dieksplorasi selaras penghayatan mendalam terekspresikan pada mimik dan gerak
tubuh (gesture) tertentu.

Mempertimbangkan dinamika tersebut, dramatic reading menjadi bidang pilihan


Aguron-guron (lokakarya) Festival Seni Bali Jani V 2023. Menghadirkan dua
narasumber, Wulan Dewi Saraswati dan Wayan Sumahardika, yang sedini sekolah
menengah telah menekuni dengan sungguh-sungguh seni drama. Keduanya hingga
kini juga dikenal sebagai aktivis seni panggung di Indonesia dengan berbagai
kreativitas dan capaiannya yang terpujikan.

Narasumber:
Wayan Sumahardika (Sutradara, Pegiat Teater)
Wulan Dewi Saraswati (Penulis, Pegiat Teater)

Moderator:
Devi Gita (Pegiat Teater)
“Animasi - Kartun”
Rabu, 19 Juli 2023 | 10.00 WITA

K
artun dan animasi adalah bagian dari seni visual, yang pada era digital
belakangan ini kian mendapat apresiasi dan digemari khalayak lintas bangsa.
Seiring itu, berduyun-duyun generasi milenial global berkreativitas sebagai
animator atau kartunis; meluapkan karyanya melalui beragam platform online. Tak
ketinggalan menyongsong fenomena itu, banyak kota di tanah air termasuk Bali,
berdiri perguruan tinggi berbasis multimedia (DKV dan TI).

Festival Seni Bali Jani V 2023 ini, melalui mata program Aguron-guron mengadakan
lokakarya pengembangan bakat dan minat di bidang seni visual (kartun dan
animasi). Bidang ini ditetapkan juga sebagai penghargaan atas capaian kartunis dan
animator Bali yang karya-karyanya mendapat apresiasi nasional dan internasional.
Mengundang narasumber terpilih, Anak Agung Oka Sudarsana, salah satu kreator
kartun Doraemon yang sohor; serta I Wayan Nuriarta, dosen DKV ISI Denpasar yang
akan memberikan tinjauan akademis dan praktik penciptaan ragam seni visual ini.
Sebagai catatan, FSBJ kali ini juga menggelar lomba film animasi tingkat nasional.

Narasumber:
Agung Oka Sudarsana (Animator Animasi Jepang)
I Wayan Nuriarta (Kartunis, Dosen DKV ISI Denpasar)

Moderator:
Ni Luh Desi In Diana Sari (Dosen DKV ISI Denpasar)
PROFIL NARASUMBER
Wayan Sumahardika
(Sutradara, Pegiat Teater)

W
ayan Sumahardika adalah produser, penulis,
sutradara dan pembuat teater kelahiran
Denpasar, 1992. Ia aktif sebagai direktur artistik
Mulawali Institute, sebuah lembaga kajian dan manajemen
lintas disiplin seni pertunjukan. Mendirikan Teater Kalangan
pada 2016-2022. Praktik artistiknya banyak bergerak
pada persimpangan teater, tari, ragam seni, laku sehari-
hari sebagai studi budaya melalui pendekatan site-spesific,
repertoar-arsip dan spekulatif. Saat ini, Suma tertarik menelusuri
dinamika tradisi Bali, pariwisata, serta perjumpaan lintas budaya masyarakat
yang beroperasi di sekitarnya.

Adapun karya dan riset artistiknya, sempat dikembangkan dan dipresentasikan


dalam sejumlah program seperti Sekolah Urbanis Rujak Center for Urban
Studies, Tukar Tangkap Koreografi Indonesia kerjasama Komite Tari Dewan
Kesenian Jakarta & Yayasan Kelola, Indonesia Dramatic Reading Festival
Yogyakarta, Artjog Weekly Performance Explanatory, Konferensi Pertunjukan
dan Teater Indonesia, OpenLab Teater Garasi, Jakarta International
Contemporary Dance Festival, Mimbar Teater Indonesia V, Festival Teater
Tubuh Indonesia II Payung Hitam Foundation, Koreografer Muda Potensial
Indonesia Dance Festival, serta Ubud Writers & Readers Festival. Pada
2021, Suma menerbitkan buku kumpulan lakon perdana bertajuk “Pameran
Diplomatik Bali dan Kenyataan-kenyataan yang Diingkari”.
PROFIL NARASUMBER
Wulan Dewi Saraswati
(Penulis, Pegiat Teater)

W
ulan Dewi Saraswati adalah penulis, sutradara,
pendiri sekaligus creative director Komunitas
Aghumi. Lahir di Denpasar, 10 Juli 1994.
Beberapa kali memenangkan penulisan naskah drama,
yakni juara 3 Penulisan Naskah Drama se-Bali 2017,
Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dengan naskah Kopi Akhir
Juli; juara 1 Penulisan Naskah Drama se-Bali 2018, Dinas
Kebudayaan Provinsi Bali, dengan naskah Merah. Naskah
dramanya dihimpun dalam antologi Penjarah terbitan Dinas
Kebudayaan Provinsi Bali, 2017. Ia juga menjadi pemenang sayembara cipta
puisi nasional Solusi Buku tahun 2020, pemenang pertama Unspoken Bali
Poetry Slam 2018. Ia menempuh pendidikan S1-nya di Undiksha, Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, kemudian mendalami linguistik di
Pascasarjana Universitas Udayana. Kini ia menjadi guru bahasa Indonesia
untuk penutur asing di Yayasan Cinta Bahasa. Antologi puisinya bertajuk
Seribu Pagi Secangkir Cinta telah terbit pada 2017.
PROFIL MODERATOR
Devy Gita
(Pegiat Teater)

D
evy Gita adalah seorang cerpenis, aktor dan produser
kelahiran Denpasar, 1988. Lulusan Pendidikan
Bahasa Inggris dari Universitas Pendidikan
Ganesha, Singaraja dan kini mengajar di sebuah sekolah
internasional di Bali. Pada 2019, Devy menerbitkan buku
kumpulan cerpen perdana bartajuk Elang yang Terbang
di Hari Senin, mengusung isu seputar perempuan dan
berbagai ragam pilihan hidup mereka yang diterbitkan oleh
Mahima Institute. Tahun 2022 memperoleh juara ke 3 kategori
artikel dalam Anugerah Jurnalisme Warga yang diselenggarakan oleh
Balebengong. Masih di tahun yang sama terpilih dalam program Lokakarya
Naskah Teater Anak oleh Dewan Kesenian Jakarta. Tulisan-tulisan Devy
Gita dapat dinikmati pada laman tatkala.co & balebengong.id.
PROFIL NARASUMBER
Agung Oka Sudarsana
(Animator Animasi Jepang)

M
erupakan animator Indonesia yang “berjaya” di
mancanegara. Dia adalah Agung Oka Sudarsana.
Pria Bali pembuat gambar latar film kartun
kesayangan anak-anak salah satunya yang terkenal yaitu
serial Anime Doraemon dan Shin-chan. Agung Oka juga
merupakan pendiri Studio Animasi Timeline Studio. Selain
itu Agung Oka hingga saat ini juga aktif mengajar beberapa
diklat terkait animasi.
PROFIL NARASUMBER
I Wayan Nuriarta
(Kartunis, Dosen DKV ISI Denpasar)

I
Wayan Nuriarta, adalah dosen pengampu mata kuliah
ilustrasi di Prodi Desain Komunikasi Visual-ISI Denpasar.
Saat ini tercatat sebagai mahasiswa Prodi Doktor Kajian
Budaya Universitas Udayana. Peraih Juara Terbaik Desain
Logo Festival Seni Bali Jani oleh Gubernur Bali ini telah
menerbitkan beberapa buku yang berkaitan dengan kartun;
(1) Narasi Visual; Ceritanya Masalalau dan KomiknyaHari Ini
(Penerbit Yayasan Sinergi Widya Nusantara), (2) Membaca
Tanda Visual dan Tanda VerbalKartun Sompret (Penerbit Pusat
Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar), (3) Ideologi Visual Kartun;Kajian
Semiotika KartunPolitik (Penerbit Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar),
dan (4) Kartun Strip; MembacaKartun media Massa(Penerbit Pusat Penerbitan
LP2MPP ISIDenpasar). Karya-karya kartunnya pernah dimuat di koran Jawa
Pos, Koran dan Majalah Bali Post
PROFIL MODERATOR
Ni Luh Desi In Diana Sari
(Dosen DKV ISI Denpasar)

N
i Luh Desi In Diana Sari, S.Sn.,M.Sn, dosen Prodi
Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa
dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar sejak
tahun 2009. Menyelesaikan studi S2 bidang penciptaan di
Pascasarjana ISI Yogyakarta. Saat ini sedang menempuh
studi doktoral di program studi seni program doktor
pascasarjana ISI Denpasar minat pengkajian seni. Aktif
melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi bidang penelitian
dan pengabdian dengan fokus Desain Komunikasi Visual dan
Desain Kemasan, berbagi pengetahuan dan pengalaman berkesenian yang
memuliakan kehidupan, lingkungn, yang berdasarkan kearifan lokal dan
berkelanjutan. Tercatat sebagai managing editor Mudra Jurnal Seni Budaya
Pusat Penerbitan ISI Denpasar.
Lomba Film Animasi
TINGKAT NASIONAL

Hikmat Darmawan

H
ikmat Darmawan Lahir di Bandung, 22 Mei 1970.
Sejak 1990-an Hikmat sering menulis tentang
budaya di berbagai media nasional, termasuk Tempo,
Kompas, dan Republika. Hikmat mendirikan komunitas
dan platorm daring seperti milis budaya Musyawarah
Burung dan situs kritik Rumahfilm.com sejak awal 2000-
an. Selain itu ia juga aktif bergiat sebagai kurator komik
a.l. di Frankfurt Book Fair 2015, Europalia Indonesia-Belgia
2017, London Book Fair 2019. Pada 2015, Hikmat menjadi
salah satu pendiri Pabrikultur, yang bersama Mizan Group
menginisiasi Fes8val Film Internasional Madani.

Banyak penghargaan yang telah diraihnya, diantaranya yaitu Penerima


program residensi Komite Buku Nasional pada 2018 di London. Menerima
grant program Asian Public Intellectual Nippon Foundation untuk meneliti
globalisasi subkultur manga di Jepang, Thailand, dan Indonesia selama
setahun pada 2010. Sebagian aspek penelitiannya terbit sebagai buku
berjudul Sebulan Di Negeri Manga (Gramedia, 2019). Saat ini, Hikmat
merupakan Wakil Ketua 1 Dewan Kesenian Jakarta, sekaligus anggota
Komite Film.
Lomba Film Animasi
TINGKAT NASIONAL

I Putu Arya Janottama

I
Putu Arya Janottama, S.Sn., M. Sn lahir di Pujungan,
tanggal 02 Oktober 1988. Saat ini menjadi Koordinator
Program Studi Animasi dan Dosen Program Studi Desain
Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut
Seni Indonesia Denpasar. Adapun Beberapa matakuliah
yang diampu yaitu Wawasan Animasi, Produksi Animasi
2D, Editting Animatic, Multimedia dan Tipografi. Beberapa
publikasi ilmiah pada bidang penelitian dalam bentuk artikel
pada jurnal nasional juga beberapa pameran yang pernah
diikuti antara lain: Tahun 2016, Pameran di OPUA Library University
Okinawa Jepang. Tahun 2018 Pameran Dosen dan mahasiswa DKV
ISI Denpasar bertajuk Kini Jani. Tahun 2018 pada Pameran Festival Bali
Jani yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Tahun 2020
Pameran Virtual Bertajuk Tumpah Rasa Covid 19, Tahun 2021 Pameran Bali
Dwipantara Adirupa, dan Tahun 2022 mengikuti Pameran Bali Natta Bhuwana
di Universitas Kristen Petra Surabaya. Dalam melaksanakan pengabdian
kepada masyarakat juga pernah sebagai Juri pada berbagai ajang lomba
FSL2N bidang poster tingkat provinsi ,juri lomba kemasan tradisional, juri
lomba mewarnai, dan juri lomba Poster Nasional pada festival Adikara Rupa.
Lomba Film Animasi
TINGKAT NASIONAL

Ayu Diah Cempaka

A
yu Diah Cempaka adalah penulis dan programmer
festival film. Pernah menjadi programmer di Festival
Film Dokumenter (FFD) Yogyakarta (2015-2019),
Balinale-Bali International Film Festival (2022) dan
Jogja NETPAC Asian Film Festival (2022-2023). Ulasan
filmnya dimuat di Film Criticism Collective – Yamagata
International Documentary Film Festival, Goethe Institut
Indonesien, Jurnal Ruang, dan lainnya. Pada tahun 2016
menjadi salah satu pengelola Cinecoda, kelompok pemutaran
dan diskusi film di Denpasar, Bali. Saat ini tengah menempuh studi Master
Kajian Sinematografi dan Audiovisual di Université Sorbonne Nouvelle, Paris.
Lomba Paduan Suara
SE-BALI

I Komang Darmayuda

L
ahir di Br. Tameng Sukawati tahun 1970. Darah seni
musik mengalir dari ayah ibunya yang juga seorang
dan pernah tergabung dalam Grup Keroncong yang
bernama Puspa Kencana, yang biasanya mengiringi
pertunjukan sandiwara di era tahun 60-an.

Pada tahun 1999 diangkat sebagai dosen di STSI


Denpasar yang sekarang menjadi ISI Denpasar, dan mulai
tahun 2013 sampai tahun 2022 menjadi Ketua Jurusan Musik.
Selain menjadi tenaga pendidik, Darmayuda juga mendirikan Sanggar
Cressendo “Griya Musika Sukawati pada tahun 2008. Di Sanggar ini
menggembleng anak-anak dalam bermusik seperti bermain piano, gitar,
dan bernyanyi.

Pada tahun 2011 – 2016 Sanggar Cressendo sering mewakili


Kabupaten Gianyar dalam Ajang Lomba dan Parade Lagu Daerah Bali
di PKB. Pernah beberapa kali meraih juara I dalam ajang tersebut dan
mengharumkan nama Kabupaten Gianyar. Lagu-lagu yang diaransemen
dan ditampilkan saat meraih juara antara lain Lagu Gianyar Jagat Seni
dan Lagu Tangis Pertiwi Ciptaannya sendiri. Komang Darmayuda juga
pernah meraih juara I lomba cipta lagu di ajang PKB katagori lagu
Remaja/Dewasa dengan judul lagu “Bencana Ring Bali” (Bom Kuta 2022)
dan Juara I katagori lagu anak-nak yang berjuduk “Muda Lara” (anak-
anak yang mengemis di jalan) di tahun 2004. Sampai saat ini Komang
Darmayuda telah menciptakan 109 lagu-lagu Bali, 102 lagu Mars dan
Hymne, dan puluhan lagu Indonesia. Darmayuda berpandangan bahwa
seni merupakan denyut nadinya orang Bali, darah seni selalu mengalir
pada manusia Bali yang menyebabkan dunia seni takkan mati di Pulau
tercinta ini.
Lomba Paduan Suara
SE-BALI

Gregorius Septo Mulyadi Tagur

G
regorius Septo Mulyadi Tagur atau yang biasa
disapa Eto Tagur adalah seorang Conducdutor,
Composer, dan Arranger paduan suara. Eto lahir
di Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur pada 3
September 1996, memulai hobi menyanyi sejak kelas 4
SD dengan bernyanyi di Gereja dan kompetisi- kompetisi
bernyanyi yang ada di NTT. Setelah lulus SMA, Eto
Tagur melanjutkan pendidikannya di Institut Seni Indonesia
Denpasar tahun 2014, Jurusan Pendidikan Seni Pertunjukan.
Selama kuliah, Eto Tagur juga aktif dalam dunia paduan suara dengan
bergabung bersama Voice of Bali Choir, serta mengikuti berbagai festival
dan konser di luar negeri seperti di Thailand, Korea Selatan, China, dan
Malaysia.

Setelah lulus kuliah tahun 2018, Eto Tagur dipercayakan menjadi Coach
dan Conductor Voice of Bali Choir dan bersama Voice of Bali memenangkan
beberapa kompetisi paduan suara nasional maupun internasional.
Pada Agustus 2022, Eto Tagur membawa Voice of Bali dalam kompetisi
Internasional yaitu “Bali International Choir Festival“ dan memperoleh Juara
Pertama pada kategori “Music of Religion“ serta lagu yang diaransemen
oleh Eto Tagur dalam penampilannya berjudul “Niki Toya Muah Sanganan
Suci“ mendapat penghargaan “ Most Impactful Performance “. Karena
kemenangannya itu, Eto Tagur bersama Voice of Bali diundang ke Korea
Selatan pada Februari 2023, untuk tampil dalam 7th Jeju International Choral
Festival dan 1st Icheon World Choral Festival.

Pada April 2023, Eto Tagur mendapat kesempatan dari Bandung Choral
Society untuk belajar tentang Paduan Suara dalam World Symposium of
Choral Music di Istanbul, Turkiye.
Lomba Paduan Suara
SE-BALI

Julian Kruschov Binti

L
ahir di Banjarmasin - Kalimantan Selatan pada tahun
1960. Menetap dan dibesarkan di Palangka Raya
- Kalimantan Tengah. Darah seni musik mengalir
dari ayah bundanya. Ayahnya bernama Christofel Bin.
(almarhum), Letkol.Purn. TNI-AD dan Ibunya bernama
Krisdiane Ineng (almarhumah) seorang ibu rumah tangga
yang juga praktisi Seni Budaya Dayak, yaitu “Karungut”.

Pada tahun 1992 – 1998 menjadi Pembina PKB Kabupaten


Badung sebagai Vocal Coach, pada tahun 1992 itu juga mendirikan Sanggar
Vocalia dan Musica Serunai Kasih yang turut berperan membina Anak/
Remaja/Pemuda di Denpasar dalam seni musik dan vokal. Pada tahun
2001, Julian Kruschov BinP dan Keluarga pindah ke Bitung - Sulawesi Utara,
kemudian turut dalam berbagai kegiatan musik dan vokal, baik sebagai Juri
di lomba- lomba Gerejawi/Umum maupun Bintang Pacific di Sulawesi Utara.

Pada tahun 2002 - 2016 mendirikan sanggar vocal dan musik, yakni:
Crescendo Vocal and Music Course dan pada tahun 2005 - 2016 sebagai
pendiri Unity Choir di Bitung - Sulawesi Utara.
Lomba Baca Puisi
TINGKAT NASIONAL

Dhenok Kristianti

D
henok Kristianti, lahir di Yogyakarta, lama berprofesi
sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia (Tahun
1987–2021). Pernah mengajar di SMP dan SMA
Swastiastu Denpasar (sekarang Santo Yoseph), Gandhi
Memorial International School Denpasar, IPEKA High
Jakarta, Sekolah Pelita Harapan Lippo Village Tangerang,
dan Sekolah Dian Harapan Lippo Village Tangerang. Saat
ini aktif di BukuAku dan Lembaga Seni & Sastra Reboeng,
sebagai penulis, editor, dan kurator.

Ia juga sering menulis puisi dan cerpen. Puisi-puisi yang telah diterbitkan,
baik dalam antologi bersama maupun tunggal, antara lain Penyair Yogya 3
Generasi, Menjaring Kaki Langit, Tugu, Tonggak 4, Akulah Musi, Beranda
Rumah Cinta, Hati Perempuan, Suluk Mataram, Antologi Kartini 2012, Sauk
Seloko, Perempuan Langit 1, Gondomanan 15, dan lain-lain. Bersama Nana
Ernawati terbit kumpulan puisi 2 di Batas Cakrawala dan Berkata Kaca.
Buku puisi tunggalnya Ini Kunci, Kata Namanya, Setelah Ingar-Bingar, dan
kumpulan puisi esai Dalam Kepungan Gelombang. Puisi esainya berjudul
Mary Jane dan Maut: Muka dengan Muka menjadi Juara I tingkat ASEAN
tahun 2019. Tgl.23 Oktober yang baru lalu, ia menerima penghargaan Bali
Jani Nugraha 2022 dari Pemerintah Provinsi Bali sebagai penyair yang
berdedikasi dalam pengembangan literasi.

Di masa pensiun ini, mencoba membuat konten youtube dengan nama


Omah Simak Channel, mengetengahkan analisis karya sastra, baik novel,
cerpen, drama, maupun puisi. Kecuali itu ditampilkan juga seni baca puisi
dan musikalisasi puisi. Diharapkan channel ini memberi manfaat bagi pecinta
sastra, mahasiswa sastra dan pelajar, yang tertarik mendalami kritik sastra
secara apresiatif.
Lomba Baca Puisi
TINGKAT NASIONAL

Oka Rusmini

O
KA RUSMINI lahir di Jakarta, 11 Juli 1967. Tinggal
di Denpasar, Bali. Menulis puisi, novel cerita anak,
esai dan cerita pendek. Banyak memperoleh
penghargaan, antara lain : Penghargaan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa , Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2003 dan 2012),
Anugerah Sastra Tantular , Balai Bahasa Denpasar
Provinsi Bali (2012). South East Asian (SEA) Write Award
, dari Pemerintah Thailand (2012) dan Kusala Sastra
Khatulistiwa (2013/2014). Tahun 2017, terpilih sebagai Ikon
Berprestasi Indonesia Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila
kategori Seni dan Budaya. Tahun 2019 menerima CSR Indonesia Awards
kategori Karsa Budaya Prima dan Penghargaan Bali Jani Nugraha kategori
pengabdi bidang sastra,atas pengabdian kerja kreatif serta kontribusinya
dalam bidang pegembangan Seni Modern, inovatif atau kontemporer untuk
penguatan dan pemajuan kebudayaan Bali dari Pemerintah Provinsi Bali.

Sering diundang dalam berbagai forum sastra nasional dan internasional,


antara lain Festival Sastra Winternachten di Den Haag dan Amsterdam,
Belanda dan menjadi penulis tamu di Universitas Hamburg, Jerman (2003)
dan Universitas Napoli, Italia (2015), Singapore Writers Festival di Singapura
(2011), OZ Asia Festival di Adelaide, Australia (2013) , Fankfurt Book Fair ,
Frankfurt Jerman (2015) dan Asian Literature Creative Workshop di Seoul Art
Space Yeonhui, Korea Selatan, 2017.

Bukunya yang telah terbit : Monolog Pohon (1997), Tarian Bumi (2000),
Sagra (2001), Kenanga (2003), Patiwangi (2003), Warna Kita (2007),
Pandora (2008), Tempurung (2010), Akar Pule (2012), Saiban (2014) ,
Men Coblong (2019) ,Koplak (2019) dan Jerum (2020)
Lomba Baca Puisi
TINGKAT NASIONAL

Jose Rizal Manua

L
ahir di Padang, tanggal 14 September 1954. Tahun
1973-2010 bekerja di bagian Teater Pusat Kesenian
Jakarta - Taman Ismail Marzuki. Ikut pentas dalam
beberapa produksi Teater Mandiri, Bangkel Teater
Rendra, Dapur Teater Remy Syalado, dan menyelesaikan
S1 di Fak. Teater IKJ, kemudian S2 di ISI Surakarta.

Tahun 1981 - 1986 menjuarai berbagai lomba baca puisi


tingkat DKI Jakarta dan Nasional. Tahun 1989, membaca puisi
keliling ke beberapa kota besar di Indonesia dan pembacaan puisi humornya
mendapat sambutan hangat di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan
Malaysia.

Buku yang pernah ditulis Menghayal Jadi Presiden, Rakyat Merindukan


Pemimpin, Poetry Reading, Teater, dan 7 Langkah Menuju Pementasan.

Tahun 2007 mendapat “Satyalancana Wira Karya” dari Presiden R.I. DR. H.
Susilo Bambang Yudhoyono, dan mendapat penghargaan MURI, sebagai
grup teater yang memperoleh penghargaan teater terbanyak. Tahun 2008,
mendapat penghargaan “Lingkungan Hidup” dari Gubernur DKI Jakarta, DR.
Ing. H. Fauzi Bowo. Dan tahun 2017 mendapat Penghargaan Kebudayaan
dari Kemendikbudristek, Nabiel Makarim.
Stand Up Comedy
TINGKAT UMUM SE-BALI

Abdul Hadi

A
bdul Hadi adalah seorang MC, Host, Komika dan
Talent Content serta Creative yang mengawali karir
di dunia Standup Comedy dari tahun 2013. Sebagai
warga dan dibesarkan di Bali, Abdul yang juga menyukai
dengan Musik, Lifestyle, dan Dunia Penyiaran, sangat
menyukai hal berbau Public Speaking serta Comedy
pastinya.

Sudah mengisi berbagai macam acara di Bali maupun luar Bali


baik sebagai MC maupun Komika Standup Comedy. Berlatar belakang
dengan terjun di komunitas Standup Indo Bali dan Penyiar Radio, Abdul
juga aktif diberbagai komunitas lainnya di Bali.
Sering berpartisipasi dalam acara atau kegiatan Pemerintahan sampai
Swasta, Abdul yang lahir di Kota Bandar Lampung 03 Februari 1993 juga
memiliki program televisi di TVRI Bali yang bernama SEKITAR KITA.
Stand Up Comedy
TINGKAT UMUM SE-BALI

Ida Bagus Anggara

I
da Bagus Anggara merupakan seorang guru olahraga
Sekolah Dasar yang sangat menyukai Musik, olahraga,
dan komedi tentunya. Memulai karir Stand up comedy
sejak 2019 dengan bergabung di Komunitas Standupindo
Bali. Pernah mengisi acara secara offline maupun online
dengan berbagai macam latar belakang penonton, baik
sebagai Stand up comedian ataupun MC. Pernah menjuarai
lomba Stand up comedy tingkat Nasional maupun lokal Bali,
dan juga sebagai kontestan di program TV Nasional. Beberapa
prestasi nasional telah ia raih diantaranya ; Finalis Liga Komunitas Kompas
TV, Juara Liga Komedi Daihatsu Season, Juara Yuasa Standup Bolahraga
League dan banyak lagi prestasi tingkat regional Bali yang telah ia raih.

Ida Bagus Anggara juga pernah membuat show tunggalnya berjudul “Ide
Bagus” pada tanggal 8 Oktober 2022 yang dihadiri oleh 100 lebih penonton.
Kini selain aktif mengisi acara sebagai Stand Up Comedian, Ida Bagus
Anggara juga aktif menjadi MC dalam beberapa acara.
Stand Up Comedy
TINGKAT UMUM SE-BALI

Guntur Pratama Mulia

G
untur Pratama Mulia seorang standup comedian
dan content creator yang mempunya ketertarikan
dengan musik, anime dan penyuka Komedi.

Salah satu founder Standup Indo Banyuwangi dan


tergabung dengan Standup Indo Bali dari tahun 2013.
Sering mengisi acara Korporasi, Pemerintahan dan
berbagai macam latar belakang penonton komedi, online
maupun offline. dan juga sering menjadi MC di berbagai acara,
dan juga membuat video video lucu di media sosial.

Pernah menjadi Opener komika komika nasional , dan juga mempunyai karir
standup komedi dalam skala Internasional, dan juga Komika pertama yang
membuat Special Show dari komunitas Standup Indo Bali
Teater Modern
TINGKAT NASIONAL

Shinta Febriany

S
hinta Febriany bekerja sebagai direktur artistik Kala
Teater, Makassar. Atas dedikasinya di bidang teater
dia dianugerahi penghargaan Celebes Award dari
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai sutradara,
performer, penulis, dan penyair karya-karya Shinta dikenal
karena menantang stereotip gender, mengeksplorasi
ketubuhan, dan meneliti masalah perkotaan kontemporer
di Indonesia Timur. Bersama Kala Teater Shinta menginisiasi
dan mengerjakan proyek Kota dalam Teater (City in Theatre
Project), sebuah proyek pembacaan isu kota berdasarkan riset terhadap
warga kota yang berdurasi sepuluh tahun, 2015-2025. Beri Aku Pantai yang
Dulu, Gila Orang Gila, dan Jangan Mati Sebelum Dia Tiba merupakan 3
naskahnya yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan turut dalam
kumpulan New Indonesian Plays terbitan Aurora Metro Books, London.

Shinta membicarakan gagasan teaternya, antara lain di Asian Dramaturgs


Network Meeting di Yokohama (Jepang 2017), Artist Platform International
Co Production Fund di (Bangkok 2018), dan Asian Women Performing
Arts Collective Meeting di Hue (Vietnam 2018). Dia adalah kurator Asian
Playwrights Meeting (Yogyakarta 2019), kurator Lelakon, Kurasi Naskah
Lakon Indonesia (Yogyakarta, 2020), dan kurator tamu Djakarta International
Theater Platform (Jakarta, 2021). Buku puisi Shinta yang telah terbit adalah
Aku Bukan Masa Depan dan Gambar Kesunyian di Jendela. Dia menjalani
Residensi Penulis Indonesia di Inggris pada tahun 2018 atas dukungan
Komite Buku Nasional. Shinta meraih gelar master di Prodi Pengkajian Seni
Pertunjukan dan Seni Rupa, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Saat ini
bekerja sebagai dosen di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Sulawesi
Selatan dan sebagai ketua umum Perkumpulan Nasional Teater Indonesia
(Penastri).
Teater Modern
TINGKAT NASIONAL

Ibed S. Yuga

I
bed S. Yuga adalah penulis, editor, dan sutradara teater
yang memiliki ketertarikan terhadap persilangan teks,
wacana keruangan, dan relasi ketubuhan. Ia memulai
kerja teaternya di Bali Eksperimental Teater (2002). Pada
2005, Ibed mendirikan Seni Teku di Yogyakarta serta
menjadi sutradara dan penulis lakon pada komunitas
teater tersebut sampai 2011. Bersama Seni Teku, ia
dianugerahi Penghargaan Umar Kayam dalam Festival
Teater Jogja (2009). Di Yogyakarta, Ibed mendirikan Kalanari
Theatre Movement (2012), Pada 2011, Ibed menginisiasi Kalabuku, sebuah
gerakan literasi teater dan seni pertunjukan melalui penerbitan buku-buku
bersubjek teater dan pertunjukan serta platform kurasi dan laboratorium
penulisan lakon teater.

Sebagai penulis lakon teater, Ibed pernah menerima penghargaan


sayembara penulisan lakon teater dari Federasi Teater Indonesia (2008 &
2011), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017), dan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2021), dan Rawayan Award
(2022). Buku kumpulan lakon teaternya yang sudah terbit berjudul Kintir
(Yogyakarta, 2011) dan Janger Merah (Yogyakarta, 2021) yang diganjar
Penghargaan Sastra Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi, 2021. Beberapa karya lakonnya juga terkumpul dalam beberapa
buku bersama, seperti Perbuatan Serong (Yogyakarta, 2011), Di Luar 5 Orang
Aktor (Yogyakarta, 2013), 10 Lakon Teater Indonesia 2017 (Jakarta, 2017),
New Indonesian Plays (London, 2019), dan States of Crisis (Yogyakarta,
2020). Ibed juga menjadi partisipan dalam Asian Playwrights Meeting 2019
di Yogyakarta.
Teater Modern
TINGKAT NASIONAL

Noorca Marendra Massardi

N
oorca Marendra Massardi, lahir di Subang, Jawa
Barat pada Minggu, 28 Februari 1954, anak
kelima dari 12 bersaudara. Noorca adalah penyair,
pengarang lakon, novel, cerpen, puisi, penyunting, aktor,
sutradara, penulis skenario, pewarta, pembawa acara
televisi, kolumnis, dan sering menjadi juri festival film/
sinetron, lomba iklan, lomba penulisan lakon, lomba
penulisan novel, serta juri Anugrah Kebudayaan. Karya-
karyanya berupa cerita pendek dan puisi sudah dimuat di pelbagai
koran dan majalah sejak ia berusia 16 tahun.

Lakon-lakon sandiwaranya yang memenangi Sayembara Penulisan Lakon


Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) adalah Perjalanan Kehilangan (1974),
dan Terbit Bulan Tenggelam Bulan (1976); Sayembara Penulisan Lakon
Anak-anak Direktorat Kesenian Depdikbud: Tinton (1976), dan Mencari
Taman (1978); dan Sayembara Penulisan Lakon Pemerintah Daerah Jawa
Barat Kuda-Kuda (1975). Lakon lainnya adalah Bhagawad Gita (1972).
Kertanegara (1973), dan Growong (1982).

Penerima General Award in the Arts dari The Society for American –
Indonesian Friendship, Inc (1975) ini menerbitkan kumpulan puisi bersama
Mata Pelajaran dan Syair Kebangkitan sebagai penanda ulang tahun ke-
40 Noorca M. Massardi & Yudhistira ANM Massardi (1994). Kumpulan puisi
tunggalnya adalah Hai Aku Sent To You (2017), Hai Aku (2017). Ketika 66
(2020), Pantai Pesisir (2021), 69 Cinta untuk Rayni (2023), dan Dari Paris
untuk Cinta (segera terbit).
PROFIL KURATOR
Festival Seni Bali Jani V 2023

Warih Wisatsana

Penyair, esais, editor, dan kurator seni. Meraih Taraju Award,


Borobudur Award, Bung Hatta Award, Kelautan Award, SIH Award,
Bali Jani Nugraha dari Pemerintah Provinsi Bali (2020) dan Bali-
Dwipantara Nata Kerthi Nugraha dari ISI Denpasar (2022).
Diundang festival nasional dan internasional: Borobudur
Writers and Cultural Festival (2021), Utan Kayu Internasional
Literary Biennale (Winternachten Overzee 2003 dan 2009),
Winternachten Den Haag (1997), Inalco Paris (1998), Ubud
Writers and Readers Festival, Printemps des Poetes (Indonesia-
Perancis), Jakarta International Literary Festival (JILF), dll.
Puisinya diterjemahkan ke bahasa Belanda, Italia, Inggris, Jerman,
Portugal, dan Perancis.

Buku puisi tunggalnya; Ikan Terbang Tak Berkawan (Kompas, 2003),


May Fire and Other Poems (Tiga Bahasa, Lontar, 2015), Batu Ibu (KPG, 2019) Lima
Terbaik Kusala Sastra Khatulistiwa 2018 dan Buku Puisi Rekomendasi Tempo 2018,
serta Kota Kita (Sahaja Sehati, 2018) Lima Terbaik Buku Puisi Pilihan Anugerah
Hari Puisi 2018. Kelananya di Paris dibukukan dalam Rantau dan Renung II (KPG
dan Forum Jakarta - Paris, 2002) bersama Toeti Heraty, Sitor Situmorang, Rahayu
Supanggah, Slamet Abdul Syukur dll.

Kurator seni nasional dan internasional; Pameran Seni Rupa “Artist


from Elsewhere-Two Art Brut Artist from Indonesia” (2014), Festival Sastra
Internasional-Emerging Writers UWRF (2017-2019); Pameran Mural Serangkaian
World Culture Forum di Bali (2016), Bali Internasional Literary Simposium (2019),
Pameran Kolosal Bali Kandarupa (2021 & 2022), Pameran Internasional Bhuwana
Rupa (2021 & 2022), Festival Seni Bali Jani 2021, 2022, dan 2023 , dll. Ketua Tim
Kreatif Bali World Culture Celebration-BWCC (2022). Pernah kolaborasi dengan
perupa Made Wianta, Nyoman Erawan, koreografer Nyoman Sura, koreografer
Miroto dan lainnya. Sutradara Odipus Sang Raja bersama koreografer Nyoman
Cerita dan Nyoman Wenten. Sempat menjadi koordinator budaya Lembaga
Kebudayaan Perancis, Alliance Francaise (AF) Denpasar; pengelola dan kurator
Bentara Budaya Bali. Kini sebagai redaktur di Katarupa.id dan halaman puisi
harian Nusa Bali.
PROFIL KURATOR
Festival Seni Bali Jani V 2023

Ida Bagus Martinaya (Gus Martin)

S
eorang wartawan, redaktur, dan kartunis selama hampir
30 tahun di Bali Post, Dewata Post, Warta Bali juga Koran
RENON, serta sempat pula bergabung dengan Pos Bali. la
juga merupakan Pendiri Kelompok Teater Agustus dan Bengkel
Musik Teater Agustus (1981), serta menerima Penghargaan
dari Fakultas Sastra Universitas Udayana untuk Tokoh Sastra-
Teater (1990).

Gus Martin juga sempat menjadi Ketua Paguyuban Kartunis


Indonesia (Pakarti) Bali. Sejumlah penghargaan yang diraihnya antara
lain: Penghargaan dari Menteri Lingkungan Hidup untuk Kartunis Terbaik (1982),
Piagam Seni Kerti Budaya untuk Seniman/Pembina Musik dari Bupati Badung
(2006), Widya Pataka dari Gubernur Bali untuk Karya/Buku Sastra, Peraih Bali Jani
Nugraha bidang Seniman Kartun dan Teater (2020), dan yang terkini yaitu sebagai
Peraih Penghargaan Sastra 2022 dari Kemendikbud Ristek RI untuk karya buku
kumpulan naskah drama “Rahu” sebagai Buku Terbaik 2022 tingkat nasional. Gus
Martin telah bergiat sebagai kurator Festival Seni Bali Jani 2021, 2022 dan kembali
dalam susunan tim kurator pada tahun 2023 ini.
PROFIL KURATOR
Festival Seni Bali Jani V 2023

Nyoman Windha

S
eorang komponis kelahiran Gianyar, Bali. Lingkungan
seni sangat melekat dengan kesehariannya sebagai
masyarakat Bali. Tak heran jika ia sudah pandai menabuh
gamelan sejak masa kanak-kanak. Kemudian, ia melanjutkan
studi Karawitan di ISI Denpasar dan program studi Master of
Music diMills College California.

Sebagai pelopor pembaharu seni karawitan, la menggarap
karyanya dengan berbagai jenis gamelan dan alat musik Bali,
ia juga mengeksplorasi beragam alat musik, misalnya penggunaan
gamelan selonding dalam “Simponi Bambu” dan “Bali Age”. Bahkan, Nyoman
juga bereksperimen dengan memadukan gamelan dengan instrumen biola,
klarinet, tabla dan sebagainya dalam “Jaya Baya” (2005). Pengalaman
eksperimentalnya melahirkan karya kolaborasi bersama seniman lain. Sebut saja
karya “Rumpun Bambu”, hasil kolaborasinya bersama musisi jazz Indra Lesmana
yang menggunakan gamelan jegog dan selonding berbaur dengan musik jazz.
Selanjutnya bersama musisi jazz etnik Dwiki Darmawan, menciptakan Gamelan
JES yang terdiri atas jegog dan semar pagulingan berpadu dengan instrumen
musik jazz. Nyoman Windha aktif tampil dan mengajar musik karawitan Bali dan
di berbagai belahan dunia, di antaranya Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Australia,
Hong Kong dan Singapura. Beberapa penghargaan juga pernah diraihnya,
diantaranya yaitu Bali Bhuwana Nata Kerthi Nugraha serta Penghargaan Dharma
Kusuma Tahun 2022. Beliau juga bergiat sebagai kurator dalam Festival Seni Bali
Jani 2022 dan juga masuk dalam jajaran tim kurator pada tahun 2023 ini.
PROFIL KURATOR
Bali Megarupa 2023

Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana

P
rof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana, merupakan Rektor ISI
Denpasar. Sedini muda ia dikenal sebagai seniman dan
intelektual, juga sempat menjabat sebagai Kepala Dinas
Kebudayaan Provinsi Bali (2019-2021). Selain intensif mengikuti
pameran seni rupa di berbagai kota, Kun juga menulis kritik
seni rupa dan kebudayaan di berbagai media massa, seperti
Kompas, Media Indonesia, majalah Visual Arts, dll.

Sebagai perupa kerap mengikuti pameran di berbagai kota.


Pameran tunggalnya: “Hulu Pulu” di Museum ARMA (2021); “Sudra
Sutra (Santarupa)” di Museum Neka & at Thienny Lee Gallery, Sydney, Australia
(2019); “Titi Wangsa” di Museum Neka (2018); “Citra Yuga” di Bentara Budaya,
Jakarta (2017). Menulis kritik seni rupa dan kebudayaan di berbagai media massa,
seperti Kompas, Media Indonesia, majalah Visual Arts, dll. Telah menerbitkan
berbagai buku seni rupa, merintis Bali Biennale 2005, sebagai committee/kurator.
Penghargaan: finalis UOB Art Awards 2011, Finalis Jakarta Art Awards (2010),
Nominasi Philip Morris Indonesian Art Awards (1999), Kamasra Price Seni Lukis
Terbaik (1998), dll. Tahun ini ia kembali bergiat menjadi Kurator dalam Pameran
Bali Megarupa 2023
PROFIL KURATOR
Bali Megarupa 2023
Anak Agung Gde Rai

L
ahir di Gianyar, 14 Juli 1955. Merupakan budayawan, tokoh
seni, pendiri dan pemiliki Museum Arma Ubud, Gianyar.
Dipercaya sebagai Ketua Umum Himpunan Museum
Bali (HIMUSBA), dan Ketua Listibya Kabupaten Gianyar. Atas
dedikasinya pada seni budaya, Agung Rai menerima berbagai
penghargaan, antara lain Penghargaan oleh Pemerintah
Indonesia sebagai “Pelopor Memajukan Seni Rupa” (2020),
serta Penghargaan dari Menteri Luar Negeri Jepang Tahun 2020
atas sumbangsihnya dalam meningkatkan jalinan persahabatan
antara Jepang dan Indonesia. Tahun 2016 “TripAdvisor” menobatkan
ARMA sebagai museum terbaik Indonesia. Kisah hidup Gung Rai dan Arma dapat
dibaca dalam buku biografinya “Gung Rai, Kisah Sebuah Museum” (KPG, 2013),
“Agung Rai, Sang Mumpuni” (Lestari Kiranatama, 2017).
PROFIL KURATOR
Bali Megarupa 2023
Jang Shin Jeung, MA

L
ahir tahun 1974. Merupakan kurator dari Korea Selatan
bereputasi internasional. Meraih gelar MA dalam bidang
Visual Arts Administration, New York University dan sempat
menjadi kurator di MoMA PS1 Contemporary Arts Center, New
York, NY. Sebagai ketua kurator Icheon International Sculpture
Symposium (2013); ketua perencana dan tim pelaksana
pameran untuk Asia Culture Center, Gwangju, Korea (2014
- 2015) dan kini menjabat President C Art Company, Seoul,
Korea. Sejak tahun 2013 aktif terlibat dan mengorganisir sejumlah
pameran seni rupa di Seoul, Korea, diantaranya: ‘Soom’, Soombi Art
Center, Seoul, Korea (2023); ‘HaRyu’ & ‘Soom’, Iconography, Seoul, Korea (2023);
‘Soyoyou II’ & ‘PALYGROUND’ & ‘Soyoyou’, Iconography, Seoul, Korea (2022);
‘Sa·Sang·Hwa’ Baum Artspace, Seoul, Korea (2022); ‘EVER-CONNECTED’ Ara Art
Center, Seoul, Korea (2021); dll. Aktif pula sebagai pengajar dan melakukan riset
tentang seni rupa di Korea.

Anda mungkin juga menyukai