Anda di halaman 1dari 3

MEMORANDUM

MEM/HCSGA/026/VIII/2020

TENTANG

KEBIJAKAN PENINGKATAN KEDISPLINAN DAN KEPATUHAN DALAM PENERAPAN PEDOMAN


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI LINGKUNGAN GRUP PT BINA PERTIWI

Kepada Yth,
Seluruh Karyawan Grup PT Bina Pertiwi

Sampai dengan bulan Agustus 2020, penyebaran Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan adanya
tren penurunan, namun di sisi lain pola interaksi masyarakat mulai menunjukkan seolah kondisi
pandemi ini sudah berakhir. Pusat-pusat keramaian mulai sesak dipenuhi pengunjung terlebih di akhir
pekan dan masa libur panjang. Kedisiplinan terhadap protokol kesehatan Covid-19 pun mulai
mengalami penurunan.

Selain hal tersebut di atas, diketahui bahwa kapasitas Rumah Sakit dan tenaga medis untuk
penanganan Covid-19 di pusat maupun daerah sudah semakin terbatas, sebagai contoh tiga Rumah
Sakit rujukan utama di Jakarta sudah penuh.

Menindaklanjuti hal tersebut, kami meminta agar seluruh karyawan dan keluarganya untuk dapat
terus meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19
yang telah dijadikan standar baku di Grup Bina Pertiwi dan AHEMCE.

Agar diperoleh hasil yang efektif, maka beberapa upaya harus dilaksanakan dengan seksama dan
segara, diantaranya:

1. Tetap menjalankan protokol kesehatan Covid-19 secara disiplin dan ketat dimulai dari kesadaran
diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.
2. Bagi karyawan yang memiliki anggota keluarga serumah yang sakit dengan gejala demam, radang
tenggorokan, batuk, dan sesak napas, maka atas karyawan tersebut wajib melakukan prosedur
berikut:
2.1. Kondisi perawatan dilakukan di rumah
Karyawan tersebut diwajibkan untuk melaksanakan WFH sampai keluarga yang
bersangkutan dinyatakan sembuh.
2.2. Perawatan dilakukan di rumah sakit (rawat jalan atau rawat inap)
Karyawan tersebut diwajibkan untuk melaksanakan WFH dan tidak diperkenankan untuk
WFO sampai dengan 14 hari sejak pasien keluar dari rumah sakit.
3. Tetap menghindari aktivitas di area publik/kerumunan (pusat perbelanjaan, tempat wisata, area
olahraga, dll) terutama di saat hari libur kerja, libur nasional, dan libur akhir pekan mengingat
mulai munculnya cluster baru penyebaran Covid-19 seperti cluster restoran dan pusat
perbelanjaan, serta meningkatnya penyebaran melalui cluster bandara dan transportasi umum
lain khususnya di Jabodetabek.
4. Apabila terpaksa harus berpergian keluar kota (khusus Jabodetabek dengan jarak di atas 60 km
dari tempat domisili) untuk kepentingan pribadi (sendiri maupun beserta keluarga) di hari libur
kerja, libur nasional, dan libur akhir pekan, atau pada saat cuti, maka karyawan wajib
mendapatkan izin dari atasan atas kepergiannya tersebut.
Adapun pengajuan izin tersebul dilakukan maksimal 3 (tiga) hari sebelum keberangkatan dengan
tingkatan approval sebagai berikut:
4.1. Untuk BOD wajib mendapatkan izin dari DIC Company (BOD UT)
4.2. Untuk GM, BOH, SM, dan Dept. Head wajib mendapatkan izin dari Presiden Direktur dan
DIC terkait.
4.3. Untuk posisi diluar tersebut diatas wajib mendapatkan izin dari GM, Direktur terkait dan
DIC People & Infrastucture.

Catatan:
Atasan tidak diperkenankan memberikan izin kepada karyawan untuk keperluan lain seperti pada
poin no. 4 dalam interval waktu 14 hari secara berurutan, karena akan berdampak pada
produktifitas kerja mengingat adanya protokol kesehatan Covid-19 yang berlaku.

5. Bagi karyawan yang memiliki keluarga inti (anak/istri/suami) yang tinggal di luar Jabodetabek dan
harus pulang secara berkala/keperluan emergency, tetap harus mengikuti prosedur perizinan
yang tercantum pada poin no. 4, serta sedapat mungkin menggunakan kendaraan pribadi dan
mengatur frekuensi kepulangannya sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi potensi tertular
Covid-19. Apabila terpaksa menggunakan moda transportasi umum (darat, laut, udara) maka
wajib mengikuti prosedur kesehatan AHEMCE maupun protokol kesehatan Covid-19 yang
berlaku.
6. Sedangkan karyawan yang kembali dari luar kota (sesuai poin no. 4), sebelum masuk WFO seperti
biasa maka karyawan wajin melaksanakan tahapan sebagai berikut:
6.1. Melakukan tes PCR/SWAB secara mandiri (beban pribadi) dengan mengambil cuti pribadi
hingga hasil tes keluar.
6.2. Apabila hasil tes PCR/SWAB negatif maka karyawan bisa melakukan WFO di hari
berikutnya.
6.3. Apabila hasil tes PCR/SWAB positif maka karyawan wajib melaksanakan protokol
kesehatan Covid-19 untuk keluarga yang tinggal serumah dan sekitarnya sesuai dengan
prosedur yang berlaku serta atasan wajib mengatur pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya agar dapat dilaksanakan oleh pengganti/timnya.
6.4. Selama karyawan cuti, WFH dan tidak bisa WFO seperti biasa maka atasan yang
bersangkutan wajib mengatur pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.

Apabila terdapat karyawan Bina Pertiwi yang tertular dan menularkan Covid-19 kepada karyawan lain
dan terbukti serta terkonfirmasi atas kelalaian pribadi melakukan tindakan yang tidak mengindahkan
atau mengabaikan himbauan protokol kesehatan Covid-19, maka atas biaya yang timbul dalam
penanganannya akan menjadi beban

Komite gugus tugas Covid-19 AHEMCE dan tim TKTD BP akan melakukan evaluasi atas temuan
tersebut dan mempertimbangkan untuk memberikan sanksi yang tegas kepada karyawan sesuai
dengan PKB Perusahaan karena dapat dikategorikan sebagai tindakan yang merugikan dan
membahayakan perusahaan.

Demikian memorandum ini dibuat. Apabila terdapat kekeliruan di dalamnya maka akan dilakukan
perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 28 Agustus 2020

PT BINA PERTIWI

MAHMUDI
PRESIDEN DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai