Anda di halaman 1dari 3

OPINI TERKAIT DENGAN SURAT IZIN KELUAR UNTUK MEMPERKUAT

PERJALANAN LUAR KOTA SEMASA PANDEMI COV-19

Nama: Fina Rohmatika

NIM: 12310183055

Prodi –Kelas: IP-II

Selama pandemi covid 19 ini berlangsung pemerintah semakin memperketat peraturan


terkait dengan perjalanan masyarakat antar kota. Hal ini dilakukan demi mencegah
penyebaran virus covid-19 semakin parah. Surat Edaran No.3 Tahun 2020 yang berlaku 19
Desember hingga 8 Januari 2021 mencakup persyaratan melakukan perjalanan, termasuk
kewajiban menjalankan protokol kesehatan bagi pelaku perjalanan. Setiap individu yang
melaksanakan perjalanan wajib menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan 3M, yaitu
memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan
menggunakan sabun atau cairan pembersih tangan. Surat edaran Satuan Tugas juga
mencakup pengetatan pengawasan penerapan protokol kesehatan sepanjang perjalanan, di
antaranya memastikan pelaku perjalanan mengenakan masker secara benar (masker kain
tiga lapis atau masker medis yang menutup mulut dan hidung), tidak makan dan minum
sepanjang penerbangan bagi pelaku perjalanan yang perjalanannya kurang dari dua jam
kecuali bagi mereka yang harus minum obat. Di samping itu, menurut ketentuan setiap
individu yang melaksanakan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi maupun umum
harus bertanggung jawab atas kesehatannya masing-masing serta tunduk dan patuh pada
syarat dan ketentuan yang berlaku.

Selain itu para turis yang berkunjung ke Indonesia, khususnya untuk perjalanan ke
Pulau Bali, pelaku perjalanan yang menggunakan sarana transportasi udara diwajibkan
menunjukkan surat keterangan dengan hasil negatif pemeriksaan RT-PCR untuk
mendeteksi penularan virus corona paling lama 7 x 24 jam sebelum keberangkatan sebagai
persyaratan perjalanan dan mengisi kartu kewaspadaan kesehatan (Electronic - Health
Alert Card/e-HAC) Indonesia. Pelaku perjalanan yang menggunakan moda transportasi
darat atau laut menggunakan kendaraan pribadi maupun umum ke Pulau Bali wajib
menunjukkan surat keterangan hasil negatif pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik
cepat (rapid test) antigen paling lama 3 x 24 jam sebelum keberangkatan sebagai
persyaratan perjalanan dan mengisi e-HAC Indonesia. Untuk perjalanan dari dan ke Pulau
Jawa serta di dalam Pulau Jawa, pelaku perjalanan yang menggunakan moda transportasi
udara dan kereta api antarkota wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif rapid
test antigen paling lama 3 x 24 jam sebelum keberangkatan sebagai persyaratan
perjalanan. Pelaku perjalanan dari dan ke Pulau Jawa maupun antar-daerah di dalam Pulau
Jawa menggunakan sarana transportasi darat milik pribadi maupun umum juga diminta
menunjukkan hasil negatif rapid test antigen paling lama 3 x 24 jam sebelum
keberangkatan sebagai persyaratan perjalanan.

Pengisian e-HAC di Indonesia bersifat wajib bagi seluruh pelaku perjalanan.


Sayangnya anak-anak di bawah usia 12 tahun tidak diwajibkan menunjukkan dokumen
hasil negatif tes RT-PCR maupun rapid test antigen sebagai syarat perjalanan, padahal
anak-anak juga beresiko terpapar virus. Surat hasil rapid test antigen tidak dipersyaratkan
dalam perjalanan rutin di Pulau Jawa menggunakan layanan moda transportasi laut
terbatas antarpulau atau antarpelabuhan domestik dalam satu wilayah aglomerasi atau
dengan transportasi darat baik pribadi maupun umum dalam satu wilayah aglomerasi
perkotaan (seperti Jabodetabek). Dalam keadaan tertentu, Satuan Tugas Penanganan
COVID-19 Daerah dapat melakukan rapid test antigen maupun RT-PCR pada pelaku
perjalanan secara acak jika diperlukan. Selain untuk kunjungan ke Pulau Jawa dan Bali,
hasil rapid test antibodi masih boleh digunakan oleh pelaku perjalanan sesuai ketentuan.
Apabila hasil rapid test antigen atau antibodi menunjukkan pelaku perjalanan tidak
terindikasi tertular virus corona namun menunjukkan gejala sakit, maka pelaku perjalanan
tidak boleh melanjutkan perjalanan dan diwajibkan untuk melakukan tes diagnostik RT-
PCR dan isolasi mandiri selama waktu tunggu hasil pemeriksaan.

Perjalanan menggunakan moda transportasi laut juga harus dilakukan sesuai


dengan ketentuan yang sudah berlaku, kecuali bagi perjalanan menuju dan dari Pulau Bali.
Wiku mengatakan bahwa ketentuan serupa juga berlaku bagi pelaku perjalanan
internasional selama liburan Natal dan Tahun Baru. Para pelaku perjalanan dari luar negeri
wajib melampirkan hasil negatif tes RT-PCR di negara asal dan berlaku 3 x 24 jam sejak
diterbitkan pada e-HAC Indonesia.

Ada beberapa peraturan atau ketentuan membuat SIKM untuk perjalanan selama larangan
mudik Lebaran adalah sebagai berikut:

 Bagi pegawai instansi pemerintahan/Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai Badan


Usaha Milik Negara (BUMN)/ Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), prajurit TNI dan
anggota Polri melampirkan surat izin tertulis dari pejabat setingkat Eselon II yang
dilengkapi tandatangan basah/tandatangan elektronik pejabat serta identitas diri
calon pelaku perjalanan
 Bagi pegawai swasta melampirkan surat izin tertulis dari pimpinan perusahaan
yang dilengkapi tandatangan basah/tandatangan elektronik pimpinan perusahaan
serta identitas diri calon pelaku perjalanan
 Bagi pekerja sektor informal melampirkan surat izin tertulis dari Kepala
Desa/Lurah yang dilengkapi tandatangan basah/tandatangan elektronik Kepala
Desa/Lurah serta identitas diri calon pelaku perjalanan
 Bagi masyarakat umum nonpekerja melampirkan surat izin tertulis dari Kepala
Desa/Lurah yang dilengkapi tandatangan basah/tandatangan elektronik Kepala
Desa/Lurah serta identitas diri calon pelaku perjalanan

Sebenarnya dalam ketentuan dan penggunaan surat keterangan keluar masuk wilayah
tertentu sangat berguna namun surat tersebut tetap masih bisa dimanipulasi dan dibuat
tanpa melewati proses atau prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, hal ini
menjadi salah satu penyebab dimana penyebaran covid 19 semakin banyak karena mereka
yang membuat surat keterangan tersebut tanpa melalui test atau prosedur yang sudah di
tetapkan bisa saja sudah terjangkit virus covid-19.

Anda mungkin juga menyukai