Anda di halaman 1dari 4

Peserta PPPK Guru Wajib Tahu, Ini Pakaian dan Dokumen Yang Wajib Disiapkan Saat Seleksi

Kompetensi

Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru, akan mengikuti Seleksi
Kompetensi tahap pertama pada 13 sampai 17 September 2021.
Pelaksanaan Seleksi Kompetensi tahap pertama PPPK Guru tersebut berdasarkan pengumuman
Nomor: 4661/B/GT.01.00/2021, yang dikeluarkan oleh Kemendikbud.
Untuk, pelaksanaan Seleksi Kompetensi PPPK Guru tahap II, digelar pada 26 sampai 30 Oktober
2021.
Dan pelaksanaan Seleksi Kompetensi PPPK Guru tahap III, pada 2 sampai 6 Desember 2021.
Untuk mengikuti Seleksi Kompetensi PPPK Guru, peserta wajib menyiapkan sejumlah dokumen.
Dalam pelaksanaan Seleksi Kompetensi PPPK Guru nanti, peserta juga wajib menggunakan pakaian
rapih sesuai aturan yang ditetapkan oleh Panselnas.

Berikut ini ketentuan pakaian peserta Seleksi Kompetensi PPPK Guru perempuan dan pria:
1. Pakaian Perempuan peserta Seleksi Kompetensi PPPK Guru:
• Kemeja putih polos tanpa corak, bagi yang berjilbab gunakan kemeja putih lengan Panjang
• Celana Panjang atau rok Panjang warna hitam tanpa corak, tidak berbahan jeans
• Sepatu pantofel warna gelap
• Khusus yang menggunakan jilbab, gunakan jilbab hitam
• Masker 3 lapis (3 ply) dan ditambah masker kain di bagian luar (double masker);
2. Pakaian Pria pesert Seleksi Kompetensi PPPK Guru:
• Kemeja lengan panjang atau pendek warna putih polos tanpa corak
• Celana kain warna hitam tanpa corak, tidak berbahan jeans
• Sepatu pantofel warna gelap
• Masker 3 lapis (3 ply) dan ditambah masker kain di bagian luar (double masker);

Peserta yang menggunakan aksesoris seperti jam tangan, gelang, ikat pinggang, kalung, dan
sebagainya tidak diperkenankan masuk kedalam ruangan.
Semua barang bawaan berupa semua bentuk buku dan catatan lainnya; Kalkulator, jam tangan,
laptop, tablet, telepon seluler (handphone), kamera, flashdisk, alat rekam suara, alat pemutar
audio/video portabel dan semua jenis alat bantu komunikasi dalam bentuk apapun.
Sementara dokumen yang wajib dibawa diantaranya:

• Kartu Peserta Ujian yang dicetak melalui laman https://sscasn.bkn.go.id/.


• Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) asli atau Surat Keterangan asli telah melakukan rekaman
kependudukan yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) bagi yang belum
memiliki e-KTP.
• Hasil swab test RT PCR kurun waktu maksimal 2x24 jam atau rapid test antigen kurun waktu
maksimal 1x24 jam dengan hasil negatif/non reaktif.

• Membawa sertifikat vaksin minimal dosis pertama bagi peserta seleksi yang berada di wilayah
Jawa, Madura, dan Bali, kecuali peserta yang memiliki kondisi sedang hamil, penyintas Covid-19
kurang dari 3 (tiga) bulan, dan penderita komorbid namun wajib membawa surat keterangan dokter
yang menyatakan tidak dapat diberikan vaksin karena sedang mengalami salah satu dari 3 kondisi
tersebut.
• Formulir Deklarasi Sehat terdapat di website https://sscasn.bkn.go.id/ dan telah diisi.
• Alat tulis pribadi (pulpen biru dan pensil kayu).

Dalam pemeriksaan kelengkapan yang dipersyaratkan, peserta seleksi membuka masker untuk
memastikan bahwa peserta seleksi yang datang adalah peserta seleksi yang terdaftar.
Berdasarkan data dari sejumlah rumah sakit tipe A dan tipe B pada medio Maret-Agustus
2020, penyakit bawaan atau komorbid Covid-19 di Indonesia yang perlu diwaspadai yakni:

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi


Diabetes melitus
Penyakit jantung Penyakit gangguan pernapasan
Penyakit ginjal kronis
Penyakit gangguan saraf Gangguan endokrin
Penyakit liver Berikut penjabaran
penyakit bawaan komorbid Covid-19 yang perlu Anda ketahui.
"Bukan jenis penyakitnya yang menyebabkan dia tidak bisa divaksinasi, tetapi kondisi
terkontrol tidaknya penyakit itu," ujar Tonang saat dihubungi Kompas.com, Selasa
(7/9/2021).

Ia menyebutkan, penyakit diabetes melitus, jantung, asma, pada prinsipnya dapat


divaksinasi.

"Kecuali kalau terbukti tidak terkontrol. Itu kuncinya. Diawali dari dapat dulu, kecuali
terpaksa," lanjut dia.

Tonang mengungkapkan, ada cara untuk mengetahui apakah penyakit dari seorang pasien
komorbid terkendali atau tidak.

Baca Juga: Kenali sederet gejala covid 19 pada orang yang sudah divaksin lengkap

Berikut caranya:

1. Pasien itu sendiri

Dengan terapi teratur dan disiplin, yang bersangkutan merasa kondisinya stabil, sangat jarang
terjadi keluhan, tidak terjadi lonjakan kadar gula mendadak. Misalnya, HbA1c stabil setiap 3
bulanan, jarang sekali terjadi serangan asma, tensi stabil.

2. Dokter yang merawat

Artinya, dokter tahu kronologi, sejak kapan pengobatan, bagaimana respons pasien, apakah
disiplin menjalani terapi, dan lainnya. "Dari dua itu lah poin mengatakan terkontrol," ujar
Tonang.

Baca Juga: Lokasi, syarat & efek samping vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer di
Jakarta

11 kondisi orang yang tidak bisa menerima vaksin Covid-19

Seperti diberitakan Kompas.com, 19 Februari 2021, ada sejumlah kondisi orang yang tidak
bisa disuntik vaksin Covid-19, di antaranya:

1. Orang dengan tekanan darah 180/110 atau lebih.


2. Penyintas Covid-19 kurang dari 3 bulan
3. Mengalami gejala ISPA, seperti batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari terakhir
4. Ada anggota keluarga yang kontak erat/suspek/terkonfirmasi sedang dalam perawatan
karena Covid-19
5. Memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak, dan
kemerahan setelah divaksinasi Covid-19 sebelumnya (untuk vaksinasi kedua)
6. Orang yang sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit
kelainan darah
7. Menderita penyakit Autoimun Sistemik (SLE/Lupus, Sjogren, vaskulitis) akut
8. Menderita penyakit Reumatik Autoimun atau Rhematoid Arthritis akut
9. Menderita penyakit saluran pencernaan kronis
10. Menderita penyakit hiperteroid atau hiperteroid karena autoimun
11. Menderita HIV dengan angka CD4 kurang dari 200 atau tidak diketahu

Anda mungkin juga menyukai