Anda di halaman 1dari 4

Nama : Giftia Jasmine Shofiyya

Kelas : XII IPS 4


No. Absen : 18

1. Peristiwa 1 :
“ … Ibu Gea seorang pedagang sayur di Kecamatan Pecut Sumatra Utara mengalami
penganiayaan oleh seorang Preman di pasar tempat dia berjualan karena tidak mau membayar
“pungutan liar” terhadap “Forum” yang disebut oleh preman tersebut. Ketika Ibu pedagang ini
melapor ke Polsek atas penganiayaan yang di alaminya dan Ia di Visum untuk melengkapi
laporanya; ternyata Pelaku juga mengadukan pedagang tersebut ke Polsek yang
sama. Selanjutnya Ibu Gea yang merupakan korban dari premanisme tersebut malah
ditetapkan sebagai tersangka atas laporan Pelaku premanisme tersebut . Kejadian
penganiayaan ini sempat direkam dalam dalam sebuah rekaman video amatir. Dan sempat
viral di media massa dan kasusnya diambil alih oleh Polda Sumatra Utara.

dari peristiwa tersebut : berikan Penilaianmu atas :


• Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban yang terjadi dalam kasus tersebut
!
➢ Pengingkaran kewajiban yang dilakukan pada peristiwa tersebut adalah
kekerasan yang dilakukan oleh seorang preman kepada ibu pedagang karena
tidak mau membayar pungutan liar.
➢ Pelanggaran hak dalam peristiwa ini adalah ditetapkannya ibu Gea sebagai
tersangka dan membebaskan preman yang melakukan pungutan liar.
• Perlindungan dan penegakan hukum yang dilakukan oleh aparatur kita .
➢ Pemeriksaan visum yang merupakan laporaan tertulis dan dikeluarkan oleh
penyedia layanan kesehatan berdasarkan pemeriksaan terhadap korban
kekerasan
• Upaya masyarakat dengan mengviralkan kasus tersebut .
➢ Masyarakat merekam video kekerasan yang dilakukan oleh preman kepada Ibu
Gea dan menyebarluaskan video tersebut hingga viral dan sampai kepada pihak
yang berwajib dan menggunakan video tersebut sebagai barang bukti.

2. Peristiwa 2..
Ironi Polisi, Aparat Penegak Hukum yang Langgar Hukum
CNN Indonesia | Kamis, 01/07/2021 09:11 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi sebagai aparat penegak hukum (APH) dinilai acapkali malah
menjadi aktor di balik pelanggaran hukum. Sederet kasus yang menjerat polisi pun muncul ke
publik belakangan ini. Mulai dari pembunuhan, penganiayaan, penggunaan narkoba, hingga
pemerkosaan. Terbaru ialah pemerkosaan seorang remaja perempuan berusia 16 tahun di
Mapolsek Jailolo Selatan, Halmahera Barat, Maluku Utara. Aksi tersebut dilakukan oleh
seorang aparat Briptu Nikmal Idwan. Modusnya, dia membawa korban ke kantor polisi kala
korban tengah kesulitan mencari angkutan umum untuk melanjutkan perjalanan karena hari
sudah terlampau malam. Setibanya di kantor polisi, dia dibawa ke ruang interogasi dan malah
diperkosa. Nikmal lantas menggunakan kewenangannya sebagai aparat yang dapat menindak
hukum untuk membungkam korban agar tak bercerita pengalaman pahitnya itu. Kasusnya kini
masih diselidiki.

Kasus lain, seorang anggota polisi di Polres Sorong Kota, Papua Barat, berinisial IP tega
membakar istrinya karena tersulut pertengkaran di dalam rumah tangga. Kejadian pada akhir
Mei lalu sempat terkendala lantaran pelaku berkilah insiden terjadi karena kompor meledak.
Namun penyidik yang bertugas akhirnya menemukan bukti-bukti yang mengarah pada aksi
pembakaran secara sengaja terhadap istrinya.

Kemudian pada Februari lalu, Bripka CS, seorang polisi juga berulah dengan menembak mati
tiga orang di sebuah kafe di Cengkareng, Jakarta saat dalam kondisi mabuk. Salah seorang
korban merupakan prajurit TNI AD.

Kasus ini mencuat dan mendapat atensi dari pejabat korps seragam coklat. Kapolri Jenderal
Listyo Sigit Prabowo mengeluarkan surat telegram rahasia (STR) untuk memperketat proses
peminjaman dan pemakaian senpi dinas. Selain itu, anggota polisi juga dilarang mabuk-
mabuk an dan berpesta di tempat hiburan malam.

Bukan hanya kekerasan, polisi juga melakukan tindak pidana yang diduga terorganisasi yakni
narkoba. Mantan Kapolsek Astanaanyar, Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi digerebek
bersama 11 anak buahnya karena menggunakan narkoba jenis sabu. Peristiwa yang terjadi
pada 16 Februari lalu mengakibatkan perwira menengah tersebut harus dicopot dari jabatannya
dan diproses pidana.

Merujuk pada data Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, tercatat ada 1.024 kasus
pelanggaran pidana yang dilakukan oleh aparat sepanjang 2020. Jumlah tersebut naik
signifikan dari tahun sebelumnya, yakni sebanyak 627 kasus. Sementara, pada 2018 tercatat
ada 1.036 kasus pidana menjerat polisi.

Pelanggaran terbanyak terlihat pada kasus-kasus pelanggaran kode etik kepolisian. Tercatat
pada 2020 ada 2.081 kasus di mana jumlah tersebut meningkat sangat tajam hingga 103,8
persen dari tahun sebelumnya sebanyak 1.021 perkara.

Kemudian pada kasus-kasus pelanggaran disiplin aparat, tren peningkatan selalu terjadi dalam
tiga tahun terakhir. Dimulai pada 2018 dengan 2.417 perkara, kemudian meningkat menjadi
2.503 pelanggaran pada 2019 dan melonjak hingga 3.304 kasus pada 2020.

Meski peristiwa banyak terjadi, namun Polri mengklaim selama ini pihaknya selalu
memberikan sanksi tegas kepada polisi yang terbukti bermasalah.
"Terkait dengan perilaku oknum yang mencoreng nama institusi Polri, pimpinan Polri sudah
menindak tegas dengan cara memberikan sanksi kode etik sampai dengan pemberhentian
dengan tidak hormat (PTDH)," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri
Brigadir Jenderal Rusdi Hartono saat dihubungi CNNIndonesia.com belum lama ini.

Dia mengamini bahwa upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan profesionalitas anggota
Polri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Rusdi menjamin bahwa pihaknya
bakal menjalankan tugas-tugas kepolisian sesuai dengan aturan yang berlaku.

dari peristiwa tersebut : berikan Penilaianmu atas :


a. Kebijakan yang diambil pimpinan institusi kepolisian atas tindakan nakal /
indisiplin bawahannya !
➢ Kebijakan yang diambil doleh pimpinan institusi kepolisian dengan
mengeluarkan Surat Telegram Rahasia (STR) dan mencopot jabatan kepolisian
agar tidak terjadi hal-hal yang melanggar peraturan.
b. Perlindungan dan penegakan hukum yang dilakukan oleh aparatur kita .
➢ Perlindungan dan penegakan hukum yang dilakukan oleh kepolisian cukup adil
dan tegas dalam mengadili aparat kepolisian yang terjerat dalam kasus
pembunuhan dan narkoba,
c. Kinerja lembaga kepolisian kita .
➢ Kinerja lembaga kepolisian dikatakan sudah baik, tetapi mungkin ada beberapa
kasus yang harus diselesaikan secara merata dan tidak memilah-milah, misalnya
masyarakat yang memiliki kondisi finansial yang sangat baik diberikan
hukuman yang tidak setara denga napa yang sudah ia lakukan, sedangkan jika
masyarakat yang kondisi finansialnya terbilang kurang mampu mendapat
hukuman yang tidak sesuai denga napa yang ia lakukan, kecuali jika kesalahan
yang ia lakukan memang merugikan orang lain atau menyebabkan orang lain
terluka hingga meninggal dunia, ia pantas mendapat hukuman yang setara.

Anda mungkin juga menyukai