Anda di halaman 1dari 5

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA UPTD PUSKESMAS CENRANA


NOMOR: /PKM-CRN/I/2023

TENTANG
PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI PUSKESMAS CENRANA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS CENRANA,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas


perlu diatur kebijakan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang
disesuaikan dengan kriteria yang ditetapkan oleh Komite PPI ;
b. Bahwa kebijakan penanganan KLB yang berlaku disesuaikan di tiap- tiap
unit sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;
c. bahwa Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir (a) dan (b) perlu ditetapkan dengan keputusan Kepala Puskesmas;

Mengingat : 1. Undang–undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017
tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019,
tentang Puskesmas;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2022,
tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium
kesehatan,Unit Transfusi Darah, Tempat Praktek Mandiri Dokter, dan
Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi ;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI UPTD PUSKESMAS


CENRANA

KESATU : Pelaksanaan Kebijakan penanganan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah
kebijakan penanganan KLB di lingkungan UPTD Puskesmas Cenrana;

KEDUA : Kebijakan ini mengatur bagaimana penanganan KLB dilakukan;

KETIGA : Tim PPI Bertanggung jawab atas pelaksanaan sosialisasi kebijakan dan
melaporkan pelaksanaan kebijakan tersebut kepada Kepala UPTD Puskesmas
Cenrana;

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan akan ditinjau kembali
jika ada kesalahan dalam penetapannya.

Ditetapkan di : Cenrana
Pada tanggal : Januari 2023

KEPALA UPTD PUSKESMAS CENRANA,


H A R U N, SKM
Nip. 19680407 198803 1 00

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS


CENRANA TENTANG PELAKSANAAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI
NOMOR : NOMOR: /PKM-CRN/I/2023
TANGGAL : JANUARI 2023

PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI PUSKESMAS CENRANA

1. Kejadian Luar Biasa (KLB) dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu.
2. Kriteria tentang KLB mengacu pada Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Menular dan Keracunan Pangan Kementerian
kesehatan Republik Indonesia Edisi Revisi Tahun 2017, suatu kejadian dinyatakan luar biasa
jika ada unsur :
a) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal
b) Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 kurun waktu dalam jam, hari
atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
c) Peningkatan kejadian kesakitan 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.
d) Jumlah penderita baru dalam periode waktu satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali
atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
e) Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 tahun menunjukkan kenaikan
2 kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan
pada tahun sebelumnya.
f) Angka kematian kasus suatu penyakit dalam 1 kurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit
periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama
g) Angka proporsi penyakit penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
3. Pencegahan dan pengendalian risiko penyebaran kejadian yang berpotensi menjadi KLB
dilakukan segera secara sinergi melalui kerjasama lintas unit/satuan kerja oleh Komite PPI.
a) Agar kejadian KLB dapat dikendalikan dan segera ditangani, UPTD Puskesmas
Cenrana perlu mempunyai sistem pengendalian dan penanganan KLB.
b) Untuk mendeteksi secara dini adanya KLB, dilakukan surveilans infeksi di rumah
sakit. Selain untuk deteksi dini, surveilans secara aktif juga bertujuan untuk mencegah
supaya KLB tidak terulang lagi.
c) Data yang didapat dari surveilans diolah oleh Komite PPI, disertai analisis,
rekomendasi dan tindak lanjut, dan digunakan sebagai bahan laporan kepada Kepala
Puskesmas, dan bahan komunikasi dengan bagian yang terkait.
d) Kejadian Luar Biasa ditetapkan berdasarkan pertimbangan Komite PPI pada hasil
evaluasi epidemiologik kecenderungan peningkatan angka infeksi secara signifikan
selama 3 bulan berturut-turut.
e) Penanganan KLB harus dilakukan dengan segera dan secara terpadu oleh seluruh
unsur yang terkait, dikoordinasikan oleh Komite PPI. Selama terjadi KLB, Petugas
Ruangan/Unit terkait, Penanggung Jawab Unit layanan, harus berkoordinasi secara
intensif dengan Tim PPI untuk menangani KLB tersebut.
f) Setelah menerima laporan dugaan adanya KLB, Komite PPI bersama Tim TGC
melakukan investigasi bersama di tempat terjadinya KLB, meliputi :

 Mencatat setiap kejadian infeksi di ruangan sesuai prosedur Surveilans Puskesmas.


 Mencatat setiap kejadian infeksi di ruangan sesuai prosedur Surveilans Puskesmas.
 Berkoordinasi Penanggung Jawab ruangan serta dokter yang bertanggung jawab
menangani pasien, untuk melakukan verifikasi diagnosis infeksi, penegakan
diagnosis dan mengkonfirmasi sebagai kasus KLB. Selain itu juga dilakukan
investigasi terhadap kemungkinan sumber penularan, cara penularan dan
kemungkinan penyebarannya, serta aspek lain yang diperlukan untuk
penanggulangan atau memutuskan rantai penularan.
 Berkoordinasi dengan Instalasi Laboratorium untuk melakukan :
o Swab ruang/alat yang diduga terkontaminasi bakteri.
o Pengambilan bahan dari berbagai lokasi tersangka sumber infeksi
untukdibiakkan dan antibiogram.
o Pemasangan label di tempat penampungan bahan pemeriksaan laboratorium
pasien penyakit menular, label bertuliskan ”Awas Bahan Menular”.
 Berkoordinasi dengan seluruh personil di bagian terkait untuk memberikan
klarifikasi- klarifikasi perihal yang terkait dengan KLB, misalnya pelaksanaan
Prosedur Tetap secara benar.
g) Apabila hasil investigasi menyimpulkan telah terjadi KLB, maka Komite PPI menetapkan
status siaga bencana KLB dan melaporkan kepada pimpinan Puskesmas.
h) Untuk menanggulangi KLB Tim PPI berkoordinasi seluruh unit pelayanan di puskesmas.
i) Apabila diperlukan pasien kasus KLB dirujuk ke rumah sakit rujukan infeksi yang telah
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan.
j) Agar KL tidak meluas, Tim PPI melakukan langkah-langkah pencegahan dan pembatasan
dengan cara :
 Melaksanakan dan mengawasi secara ketat pelaksanaan cuci tangan yang benar dan tepat.
 Menggunakan dan mengawasi penggunaan sarung tangan dan APD lain sesuai indikasi.
 Melakukan dan mengawasi pembuangan limbah dengan benar.
 Melakukan pemisahan pasien yang terinfeksi, disatukan dengan pasien yang sama-sama
terinfeksi/kohorting dan menentukan staf yang akan memberikan penanganan (dipisahkan
dengan staf lainnya).
 Apabila diperlukan mengusulkan kepada Direktur untuk mengisolasi ruangan atau
mengisolasi pasien bersangkutan yang dianggap tercemar oleh infeksi.
 Mengawasi ketat penerapan Kewaspadaan Standar.
 Ruangan yang terjadi KLB harus didisinfeksi.
k) Komite PPI melakukan dokumentasi tentang kejadian dan tindakan yang telah diambil
terhadap data atau informasi KLB.
l) Komite PPterus melakukan monitoring dan evaluasi sampai KLB berhasil diatasi.
m) Status KLB wajib dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat.
n) Tim PPI menyatakan KLB selesai jika dua kali masa inkubasi terpanjang tidak
ditemukan kasus baru.

KEPALA UPTD PUSKESMAS CENRANA,

H A R U N, SKM
Nip. 19680407 198803 1 0

Anda mungkin juga menyukai