Anda di halaman 1dari 10

I. TEORI PRODUKSI DENGAN 2 FAKTOR PEUBAH.

Teori produksi yang menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi


suatu barang dengan dua jenis faktor produksi (tenaga kerja dan modal) dapat diubah
yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi yang tersebut.

KURVA PRODUKSI SAMA ( ISOQUANT )

Apabila dimisalkan seorang pengusaha ingin melakukan kegiatan produksi


suatu barang tertentu sebanyak sebanyak 2.000 unit. Dalam memproduksi barang
tersebut dia mempergunakan tenaga kerja dan modal, dimana penggunaan antara
keduanya bisa dipertukarkan. Melalui tabel 1 di bawah digambarkan empat
gabungan dari tenaga kerja dan modal yang digunakan untuk menghasilkan
produksi sebanyak 2.000 unit.

Tabel 1 Gabungan Tenaga Kerja dan Modal untuk Menghasilkan 2.000 Unit
Produksi

Gabungan Tenaga Kerja Modal

F 2 3

G 3 2

Dari tabel di atas gabungan F menunjukkan bahwa dalam produksi


dibutuhkan 2 orang tenaga kerja dan 3 unit modal. Gabungan G menggambarkan
bahwa yang dibutuhkan 3 tenaga kerja dan 2 unit modal.
Gambar 1 Kurva Produksi Sama
Kurva IQ dalam gambar 10.4 dibuat berdasarkan gabungan tenaga kerja
dan modal yang ada pada tabel 10.1. Di mana kurva tersebut disebut sebagai
kurva isoquant atau kurva produksi sama. Kurva tersebut dapat memberikan
gambaran mengenai gabungan antara tenaga kerja dan modal yang bisa mencapai
tingkat produksi tertentu yang diinginkan produsen. Dari contoh yang ada di atas
tingkat produksi tersebut adalah 2.000 unit. Pada titik F maupun G jumlah yang
diproduksi sama sebanyak 2.000 unit meskipun menggunakan modal dan tenaga
kerja yang berbeda jumlahnya. Selain itu juga dapat ditemui kurva IQ1, IQ2, dan
IQ3 yang terletak di atas kurva IQ. Ketiga macam kurva tersebut dapat
memberikan gambaran mengenai tingkat produksi yang berbeda pula, yakni
secara berurutan antara lain 3.000 unit, 4.000 unit, dan juga 5.000 unit. Dapat
dikatakan pula bahwa apabila letak kurva semakin menjauhi titik 0, maka akan
semakin tinggi pula tingkat produksi yang ditunjukkan. Dari berbagai jenis kurva
yang ada tersebut dapat menunjukan beberapa gabungan antara tenaga kerja dan
modal yang dibutuhkan dalam suatu proses produksi.

GARIS BIAYA SAMA ( ISOCOST)

Dalam upaya untuk menghemat biaya produksi dan juga untuk


memaksimalkan keuntungan, maka sebuah prusahaan seharusnya dapat
meminimalkan biaya produksi yang digunakan pada setiap kegiatan produksi.
Supaya bisa membuat analisis mengenai peminimalan biaya produksi, maka
sangatlah perlu dibuat suatu garis anggaran yang sama (isocost). Di mana garis
anggaran ini sendiri dapat menggambarkan gabungan dari faktor produksi yang
bisa didapatkan melalui penggunaan sejumlah biaya tertentu.

Ada beberapa hal yang dibutuhkan untuk menentukan garis anggaran sama
(isocost), antara lain sebagai berikut.

1) Harga dari faktor produksi yang dipakai.

2) Jumlah uang yang telah tersedia untuk membeli faktor produksi


(input) yang dibutuhkan selama kegiatan produksi.

Gambar 2. Garis Biaya Sama ( Isocost)

Melalui contoh yang sudah didibuat diatas dimisalkan bahwa upah


tenaga kerja sebesar Rp. 20.000 dan biaya modal per unitnya sebesar Rp.
40.000; dalam hal ini jumlah uang atau biaya yang dimiliki hanya sebesar
Rp. 200.000. Dengan demikian garis TC pada gambar 10.5 menunjukan
gabungan dari tenaga kerja dan modal yang bisa diperoleh dengan
memanfaatkan dana sebesar Rp. 200.000 tersebut. Dapat diketahui bahwa
apabila dana yang dimiliki oleh produsen tersebut hanya dipergunakan
untuk mendapatkan modal, maka dia tentu akan mendapatkan
200.000/40.000 = 5 unit. Sedangkan apabila produsen hanya
mempergunakan dana yang dimilikinya untuk mendapatkan tenaga kerja,
maka dia akan mendapatkan 200.000/20.000 = 10 unit. Demikian
seterusnya titik A pada TC menunjukkan bahwa dengan dana Rp. 200.000
seorang produsen dapat mempergunakan dana tersebut untuk memperoleh
2 unit modal dan juga 6 unit tenaga kerja. Pada gambar 10.5 pula terdapat
beberapa garis biaya lainnya, yakni TC1. Garis-garis itu menunjukkan
garis biaya sama apabila jumlah uang yang tersedia adalah Rp. 400.000.
Dengan biaya Rp. 400.000 produsen bisa mempergunakan untuk
memperoleh modal saja sebanyak 10 unit. Sedangkan produsen juga bisa
mempergunakan dana tersebut untuk memperoleh tenaga kerja saja
sebanyak 20 unit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila
garis anggaran biaya (isocost) semakin menjauhi titik 0 maka biaya yang
dipergunakan oleh seorang produsen semakin banyak, sehingga semakin
banyak pula jumlah tenaga kerja dan modal yang bisa diperoleh.

TINGKAT PRODUKSI OPTIMAL

Lalu di posisi manakah tingkat produksi optimal mampu dicapai oleh produsen?
Dengan menggunakan analisis grafik titik optimal produksi adalah ketika terjadi
persinggungan antara kurva isoquant dan garis isocost. Dalam gambar terlihat bahwa
titik optimal terjadi di titik E*. Yaitu ketika kurva isoquant bersinggungan dengan garis
isocost.
Gambar 3. Tingkat Produksi Optimal
Dengan menggunakan kedua kurva ini selanjutnya dapat dijelaskan hal-hal berikut:
1. Apabila jumlah pengeluaran untuk membiayai produksi sudah ditentukan,
keadaan yang bagaimanakah yang akan memaksimumkan produksi?
2. Apabila jumlah produksi yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan yang
bagaimanakah yang meminimumkan biaya?

Memaksimumkan Produksi
Untuk hal yang pertama, dimisalkan biaya yang dibelanjakan untuk mebeli per
unit modal adalah Rp15.000, dan upah tenaga kerja per unit adalah Rp 10.000, dan
jumlah biaya produksi maksimum yang disediakan oleh produsen adalah Rp 300.000.
Dengan uang sebanyak Rp 300.000, produsen dapat sekiranya membeli satu jenis factor
produksi saja---memperoleh 20 unit modal atau 30 tenaga kerja. Garis isocost TC
menggambarkan kombinasi tenaga kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan
menggunakan uang yang tersedia. Kombinasi titik yang paling optimum bagi
perusahaan adalah menggunakan 12 modal dan 12 tenaga kerja yaitu pada titik C, di
mana di titik inilah terjadi persinggungan antara kurva isoquant dan garis isocost.

Tabel 2. Memaksimumkan Produksi dengan Biaya Produksi Tertentu

Alternatif Modal Tenaga Kerja Jumlah Biaya


Produksi

A 8 8 200 unit 300.000

B 10 10 250 unit 300.000

C 12 12 300 unit 300.000


Gambar 4. Memaksimumkan Produksi

Meminimumkan Biaya
Kemudian di kasus kedua, telah ditetapkan jumlah produksi yang ingin dicapai,
keadaan yang bagaimanakah yang mampu meminimumkan biaya. Langkah pertama
dalam membahas hal ini diasumsikan tingkat produksi yang ingin dicapai oleh produsen
adalah sebanyak 1000 unit. Dalam gambar keinginan ini digambarkan oleh kurva
isoquant IQ. Kombinasi faktor produksi yang paling efisien untuk menghasilkan 1000
unit tersebut terdiri dari 9 unit tenaga kerja dan 8 unit modal kerja. Pada alternative A
dengan jumlah produksi yang sama menghabiskan 12 unit modal dan 13 tenaga kerja,
sementara pada alternative B menghabiskan 10 unit modal dan 12 unit tenaga kerja.
Sehingga yang paling efisien adalah alternatif C.
Tabel 3. Meminimumkan Biaya pada Jumlah Produksi Tertentu
Alternatif Modal Tenaga Kerja Jumlah Biaya
Produksi Produksi
A 12 13 1000 unit 310.000

B 10 12 1000 unit 270.000

C 8 9 1000 unit 210.000


Gambar 5. Meminimumkan Biaya

B. LATIHAN ESSAY
1. Jelaskan yang dimaksud dengan produksi dengan dua input yang berubah.
2. Jelaskan dan gambarkan kurva isoquant.
3. Jelaskan dan gambarkan kurva isocost.
4. bagaimana meminimumkan biaya untuk mencapai tingkat produksi tertentu dan
memaksimumkan produksi dengan sejumlah biaya yang tersedia
5. Apabila suatu perusahaan ingin menghasilkan 200 ton beras, perusahaan
mempunyai kombinasi dari modal dan tenaga kerja sebagai berikut :

Jumlah Pekerja (orang) Jumlah Modal (unit)


100 5
70 7
50 10
36 12
30 15
Hitunglah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menggunakan
kombinasi modal dan tenaga kerja jika upah tenaga kerja Rp.10000 dan harga
modal seunit adalah Rp.20000
C. RANGKUMAN

1. Teori produksi dua peubah menggambarkan tentang hubungan antara tingkat


produksi suatu barang dengan dua jenis faktor produksi (tenaga kerja dan
modal) dapat diubah yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat
produksi yang tersebut.

2. Kurva isoquant berfungsi untuk menggambarkan gabungan 2 faktor produksi


yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu

3. Pada upaya untuk menghemat biaya produksi dan juga untuk


memaksimalkan keuntungan, maka sebuah perusahaan seharusnya
dapat meminimalkan biaya produksi yang digunakan pada setiap
kegiatan produksi. Supaya bisa membuat analisis mengenai
peminimalan biaya produksi, maka sangatlah perlu dibuat suatu garis
anggaran yang sama (isocost).

4. Ada beberapa hal yang dibutuhkan untuk menentukan garis anggaran


sama (isocost), antara lain sebagai berikut.

a. Harga dari faktor produksi yang dipakai.

b. Jumlah uang yang telah tersedia untuk membeli faktor produksi


(input) yang dibutuhkan selama kegiatan produksi.

5. Tingakat produksi optimal terjadi jika terjadi persinggungan antara kurva


isoquant dan garis isocost.

D. LATIHAN PILIHAN GANDA


1. Teori menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi suatu barang
dengan dua jenis faktor produksi (tenaga kerja dan modal) dapat diubah yang
digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi yang tersebut
merupakan pengertian dari ...
a. Teori produksi tiga peubah
b. Teori produksi satu peubah
c. Teori produksi dua peubah
d. Semua jawaban salah
2. Kurva isoquant merupakan …
a. Upaya untuk menghemat biaya produksi
b. Untuk memaksimalkan keuntungan
c. Untuk menggambarkan gabungan dua faktor produksi yang akan
menghasilkan satu tingkat produksi tertentu
d. Untuk menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi suatu
barang
3. Beberapa hal yang dibutuhkan untuk menentukan garis anggaran sama, adalah

a. Harga dari faktor produksi yang dipakai
b. Jumlah uang yang telah tersedia untuk membeli faktor produksi (input)
yang dibutuhkan selama kegiatan produksi
c. Pilihan a dan b benar
d. Pilihan a dan b salah
4. Tingkat produksi optimal terjadi apabila
a. Terbentuk kurva isoquant
b. Terbentuk kurva isocost
c. Terjadi persinggungan antara kurva isoquant dan garis isocost
d. Tidak terjadi persinggungan antara kurva isoquant dan garis isocost
5.

E. REFERENSI

Fitriah, Wani, dkk. 2004. Pengantar Ekonomi Mikro. Palembang : LPFE Universitas
Muhammadiyah Palembang.

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi, Edisi
Revisi. Jakarta : LPFE Universitas Indonesia.

Rahayu, Sri dan Dinarossi Utami. 2016. Buku Ajar Teori Ekonomi Mikro. Palembang :
LPFE Universitas Muhammadiyah Palembang.
Rosyidi, Suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi, Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali
Pers.

Sukirno, Sadono. 2016. MIKRO EKONOMI Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai