P : oke, selamat malam resi. Gimana kabarnya hari ini nih ?
N : selamat malam videll, baik vidella. gimana kabarnya ?
P : alhamdulillah baik. Oke si kita akan langsung saja melakukan diskusi mungkin bisa dikatakan diskusi aja ya, terkait tentang ee.. bagaimana perkembangan seni yang terjadi saat ini dan hubungannya dengan seniman resi sendiri. mungkin untuk pertanyaan awal ee.. della bakalan menanyakan atau pengen tau sih si terkait ee.. gimana sih resi mengenal seni rupa ? N : iya, belum direkam ni ? P : sudah N : jadi bagaimana tadi pertanyaannya, mengenal seni rupa ? P : iya N : ee.. kalua si sih masih baru ya masih kisaran 4 th ini mengenal dunia seni rupa gitu, masih belum terlalu dalam lah dalam dunia seni rupa. Memang baru 4 th ini teliti dalam dunia seni rupa. P : ee.. berarti si baru mengeal kata seni rupa itu ini baru 4th terakhir ini ya ? atau sudah dari, N : kalau mengenal sih udah sejak sekolah tapi yang mendalami tentang ilmu seni rupa itu benar-benar pas masa kuliah karena kalua masa sekolah tu cuma sepintas aja sama guru- gurunya nggak terlalu dalam. Cuma tau seni rupa ya menggambar tapi nggak tau kan kalau seni rupa itu mencakup banyak hal P : mm oke, terus ee.. apakah lingkungan si juga ada yang terlibat dalam seni rupa juga apa nggak ? N : ee.. kalau dari pihak keluarga kayaknya nggak ya, karna jauh dari sini. P : oke N : Namanya juga di kampung, terus juga peninggalan-peninggalan tentang kesenirupaan juga masih minim kayak patug-patung atau apa lah. Baru sekarang sih kayaknya, dilingkungan benar-benar memperhatikan tentang dunia seni rupa P : berarti si memang baru nengenal seni rupa itu emang dari 4th terakhir ya ? N : iya P : terus bagaimana si mengenal seni Lukis ? N : seni lukis itu, gimana ya jelasinnya. Kalo mengenal seni Lukis mungkin pas masa kuliah ya, karena juga ngambil apa sih mata kuliah wajib itu ngambil seni Lukis. Paket tapi masih belum terlalu dalam juga P : oo ternyata malah mengenal seni Lukis itu baru di S1masa perkuliahan ? N : iya, kalau di sekolah biasanya tu kita seni rupa cuma dikenali dengan kerajian jadi tentunya nggak ngenali tentang seni Lukis P : oo gitu, brarti di masa S1 si ngambil fokus ke seni Lukis ? N : iya P : trus apa, kan diseni rupa itu banyak pilihan kan si ada seni patung, ada keramik, ada dkv yang merangkum banyak tentang multimedia gitu. Kenapa si memilih sei Lukis ? N : ee.. pada awalnya si ya berpikir kalo gambil seni rupa ya harus bisa ngelukis tapi ya balik lagi sih emang hobi ngelukis ketimbang bidang seni lainnya itu lebih condong ke situ P : berarti banyak ee.. yang apa ya banyak minat si lebih berminat ke seni lukis dari pada seni lainnya N : iya berminat tapi bukan berarti cabang seni lain itu tidak berminat juga tapi porsinya berbeda gitu. P : oke N : lebih banyak ke seni Lukis ketimbang yang lain, yang lain tu cuma sekedar belajar, tahu oh iya P : terus, sepanjang mengalami atau berproses berkarya pasti si udah melalui proses dari bikin sketsa terus menemukan ide dalam menciptakan karya seni Lukis sendiri. nah, della pengen tau dari mana si, apa yang melatarbelakangi dalam menciptakan karya seni Lukis ? N : kalau si lebih ke ee.. pembawaan perasaan ya, jadi apa yang sedang disukai sekarang it utu biasanya yang lebih sering si Lukis gitu loh, atau mungkin sekarang sedang rasanya sedih jadi gambarnya itu yang sedih-sedih atau sedang senang atau sedang ada someone atau orang tua itu bisa jadi gagasan ide untuk melukis ketimbang memikirkan untuk melukis yang jauh gitu. P : berarti berdasarkan perasaan yang saat itu si rasakan gitu? N : iya P : kalau sedang senang lukisannya menggambarkan tentang happy kalau sedih menggambarkan kesedihan gitu ya ? N : iya P : mm oke, menarik. N : karena untuk saat ini tu karya-karya masih untuk kenikmatan diri sendiri sih masih belum terlalu banyak membuat karya-karya yang ee.. fungsinya itu untuk penyampaian informasi kepada masyarakat apay a kayak gitu lah, lebih ke kenikmatan diri sendiri. jadi, lebih banyak bikin karya itu ya untuk diri sendiri aja dulu P : oke, terus terkait seni yang berkembang saat ini si, gimana sih si menanggapi hal-hal itu ? menyambung pernyataan si tadi ? N : ee.. seni yang berkembang saat ini, kasih contoh dong apa kak dell yang terbaru saat ini yang berkembang di Indonesia P : nah mungkin tentang seni-seni kontemporer ya dimana seniman itu kebanyakan menciptakan karya seni berdasarkan ide atau konsep yang tidak terlalu apa ya, bisa dikatakan tidak terlalu ee.. kalau dulu ya mungkin kalau dulu kita lihat seniman-seniman besar itu menciptakan karya berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi di masa itu. Nah, kalau sekarang kan seniman-seniman banyak bekarya berdasarkan ee.. yang kayak si bilang tadi dia menciptakan karya berdasarkan apa yang dia rasakan saat itu bisa dikatakan untuk dinikmati dirinya sendiri bukan berdasarkan cerita. Nah seniman-seniman sekarang juga seperti itu lebih ke karya-karya kontemporer tapi dia tidak mengerti atau tidak memahami konsepnya itu seperti apa malah cuma untuk happy-happy aja gitu loh, gimana si menanggapi hal-hal yang seperti itu ? N : oo iya mungkin memang sedang trand nya kayak gitu ya kak dell, karena ee.. apa ya kayak si dan teman-teman mungkin berkaryanya cuma untuk kenikmatan diri sendiri apa lagi seni kontemporer wajar-wajar aja sih cuma itu ya yang menjadi point yang lebih si pikirkan tentang seni media baru yang lebih kayak apa seperti peformant art kan baru-baru awal sekarang kita benar-benar mengenal yang namanya peformant art gitu loh disitu tu masih rancu antara peformant art dan teater karena dibilang teater juga tidak terus juga kadang kan lebih banyak itu peformant art tu lebih kayak brutal kayak gitu, ya mereka menampilkan sisi lain seni yang tidak hanya indah tapi juga tu ee.. apa ya brutal kayak gitu tu kita kan tau nya pengertian seni itu adalah keindahan tapi ternyata tidak hanya itu gitu. Itu tu yang bikin sekarang seni itu jadi rancu kayak seni media baru, kontemporer kayak gitu kan, P : mmm (mengangguk) N : kita jadi lebih ee.. gitu lah P : oke, tapi menurut si sendiri konsep itu penting ga sih dalam berkarya ? N : oo perlu, sangat perlu. Sebab kalau nggak ada konsep atau gagasan ide yang kita tuangkan juga disana ya seni itu cuma sekedar omong kosong, lebih ke kayak gitu sih. “Jadi lu gambar apa kalo cuma gini doang”. Seenggaknya ada lah, P : (tertawa) berarti emang kalo dari si sendiri konsep itu perlu N : mm (mengangguk) P : lalu kalau dari karakteristik karya si sendiri itu apa ? N : ee.. kalau sekarang si masih mencari-cari ya kayak ee.. apa identitas dari karya si sekarang masih sulit untuk menentukan itu karya si atau bukan gitu tapi kalau sekarang si pengennya ke realis tapi masih semirealis kayaknya belum sampai, tapi memang minatnya memang ke lukisan realis. Karena emang masih baru dan yang dikejar masih realis aja dulu kayaknya. P : oke, tapi kalo dilihat dari kedominanan karya Lukis si sendiri itu lebih mengacu ke realis atau apa ? N : iya lebih mengacu ke realis tapi belum sampai, semirealis deh kayaknya P : oo semirealis ya, oke. Ee.. nah, mungkin apakah lingkungan itu juga berpengaruh dalam menciptakan karya seni? Terutama bagi si sendiri N : ee.. iya, menurut si sih berpengaruh juga karena perasaan yang si rasakan setiap bikin karya tu pasti pengaruhnya paling dekat dari lingkungan. jadi si senang karena lingkungan si bikin si senang, si sedih karena lingkungan si bikin si sedih. Jadi Ketika perasaan itu muncul baru bikin karya jadi ya benar-benar berpengaruh. Karena nggak mungkin lingkungan yang jauh itu bikin kita jadi sedih kadang-kadang juga sih kalau kita scroll-scroll media social merempati simpati bisa membuat karya juga dari perasaan yang kita lihat dari orang yang jauh. P : mm.. oke. N : pengaruh media sosial juga sih kayaknya besar loh pengaruh media social dalam berkarya itu P : emang itu media sosial juga termasuk ke lingkungan apakah ada jenis lain? N : kayaknya iya sih karena lingkungan kita sekarang ka nuda di 4.0 yang seluruh kita itu sudah dekat dengan yang namanya teknologi dan teknologi itu sudah mendekatkan kita sama orang yang jauh kayak gitu loh. Ada banyak kan media sosial yang bisa kita seluncuri di satu tempat tapi kita bisa selncur kemana-mana kayak gitu jadi kadang melihat video lucu kita bisa ikut senang ada video misalkan kekejaman kitab isa ikut marah juga. Pengaruh teknologi itu kencang juga P : mm.. oke. N : bagaimana satu selogan atau satu putaran video yang memprovokator bisa bikin kita para seniman itu kadang ee.. membuat karya gitu loh. Menolak apa gitu sad. P : oke, berarti apa ya jenis teknologi lebih masuk seni lingkungan, lebih masuk ke lingkungan juga ya N : iya kayaknya. P : lingkungan social ya N : iya lingkungan sosial P : oke, mungkin cuma segitu dulu ya si percakapan diskusi kita malam ini. oke terimakasih si N : oke dell, sama-sama.