Anda di halaman 1dari 11

UTS

PENDEKATAN KONSELING KONTEMPORER

“LAPORAN KONSELING MENGGUNAKAN METODE MUSIK THERAPY”

Dosen Pembimbing:

Lisa Putriani, M.pd., Kons.

Oleh:

Febiola Silvi/18006102

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
“ MUSIK THERAPY”

 Ko: Assalammualaikum wr.wb


 Ki: walaikumsallam bu
 Ko: senang bertemu dengan ananda siang hari ini, dalam kegiatan kita yaitu kegiatan
sesi konseling, untuk lebih dekatnya pertama-tama ibu akan memperkenalkan diri,
perkenalkan nama ibu febiola silvi, selanjutnya dilanjutkan oleh perkenalan diri oleh
ananda!
 Ki: sebelumnya perkenalkan nama saya Fara vanesa bu
 Ko: ibu panggil, fara saja boleh?
 Ki: hmmm nesa aja bu
 Ko:ohhh nesa ya, jadi ibu panggil nesa saja ya
 Ki: iya bu
 Ko: pada hari ini kan kita sudah ada janji konseling ya nesa?
 Ki: iya bu
 Ko: jadi sebelumnya apakah nesa sudah pernah melakukan sesi konseling seperti
sekarang ini?
 Ki: hmm belum bu
 Ko: belum ya, berarti nesa belum tahu juga apa itu kegiatan konseling, bagaimana cara
konseling itu?
 Ki: belum bu
 Ko: jika belum dapat ibu jelaskan, dimana sesi konseling atau kegiatan konseling ini
yaitu adalah adanya interaksi antara konselor dank lien, disini konselor nya yaitu ibu,
klien nya nesa, nanti nesa bisa mengungkapkan keluh kesah maupun masalah yang akan
nanti nya akan nesa bagikan dengan ibu, sehingga kita dapat mencari jalan keluar dari
permasalahan tersebut, dan ibu harap nesa terbuka ya nanti nya dalam menjelaskan
rincian masalah nya!
 Ki: baik bu, saya paham bu
 Ko: dalam kegiatan konseling kita pada hari ini, kita akan menggunakan metode terapi
music, sebelumnya nesa tahu apa itu terapi musik?
 Ki: aaa sedikit saya ketahui bu
 Ko: coba nesa jelaskan sedikit yang nesa ketahui itu mengenai terapi music ini!
 Ki: jadi di terapi music ini kita menyelesaikan masalah nya dengan lagu-lagu bu
 Ko: ahah betul, bukan menyelesaikan masalah dengan lagu-lagu tapi
menginterpretasikan perasaan nesa melalui lirik lagu atau irama lagu tersebut, nanti nesa
dapat menjabarkan apa makna dari lagu tersebut, sehingga keluarlah , masalah-masalah,
atau beban-beban selama ini tercurahkan melalui lagu tersebut dan dapat nesa ambil
makna dari lagu tersebut. Misalnya lagunya tentang semangat atau yang nesa sukai, itu
bisa membangun semangat nesa nantinya, sampai disini nesa paham, apa yang sudah
ibu jelaskan?
 Ki: paham bu
 Ko: jika paham, kita mulai saja ya terapi music nya
 Ki: baik bu
 Ko: oke, pertama-tama ibu ingin tahu , apa saja lagu-lagu yang nesa sukai, atau boleh
nesa list lagu-lagu yang nesa sukai di catat dalam kerta atau buku seperti ini (sambil
menunjukkan buku), boleh nesa list, nanti kita pilih mau yang mana nesa dengarkan dan
nyanyikan!
 Ki: kita list dulu ya bu
 Ko: iya
 Ki: berapa lagu bu?
 Ko: terserah nesa saja
 Ki: sudah bu
 Ko: sudah?, bisa ibu liat list lagu nya atau bisa nesa sebutkan saja biar ibu yang
mencatatnya!
 Ki: ngak Nampak ya bu kalau dari kamera?
 Ko: kurang Nampak nesa, berhubungan kita lagi secara virtual seperti ini jadi kurang
jelas untuk ibu
 Ki: jadi itu nesa milih tiga lagu, yang pertama itu lagu nadin amizah cermin
 Ko: terus
 Ki: sama lagu yura yunita, tenang judul nya bu
 Ko: tenang?
 Ki: iya
 Ko:oke
 Ki: sama yang terakhir kunto aji bu, rehat
 Ko: yang terakhir kunto aji ya, rehat?
 Ki: iya bu
 Ko: berarti nesa suka sekali ya berarti 3 lagu ini, biasa nesa dengarkan sepertinya?
 Ki: iya bu
 Ko: diantara beberapa lagu ini, lagu yang mana yang ingin nesa dengarkan?
 Ki: lagu yura yunita bu, tenang
 Ko: tenang, sekaligus nesa nyanyikan nanti ya bersama lagu nya gitu, ibu siapkan nanti
instrument nya, kita disini menggunakan instrument dari youtube saja ya nesa,
berhubungan dengan yang terbatas oleh pandemic seperti ini, jadi kita hanya secara
virtual, atau bisa nesa yang menghidupkan karaoke nya atau bagaimana?
 Ki: pake screen itu ya bu
 Ko: iya boleh, kalau tidak di melalui perangkat ibu saja
 Ki: saya ngk tau bu screen, eh ada-ada
 Ko: bisa kita dengarkan bersama nanti music yang nesa inginkan, beserta suara nesa
 Ki: masuk bu?
 Ko: iya sudah nesa
 Ki: bentar ya bu
 Ki: sekarang ya bu?
 Ko: iya silahkan nesa, lanjut bisa nesa nyanyikan kita dengar bersama lagu yang nesa
pilih ini
 Ki: mohon maaf bu, sebelumnya screen saya masuk bu?
 Ko: masuk, masuk ibu bisa melihatnya
 Ki: saya ikut nyanyi ni bu?
 Ko: iya ikut
 Ki: dikit aja ya bu ahaha, suara saya jelek bu
 Ko: iya, tidak apa-apa ini kan kita relaks melalui music yang nesa pilih, oke silahkan
 Ki: baik bu
 Ko: bisa nesa resapi nikmati lagu yang nesa pilih ini
 Ki: (mulai bernyanyi dan meresapi lagu yang dipilihnya tadi)
 Ko: (mendengarkan nyanyian dan irama music yang dipilih klien)
 Ki: sudah bu
 Ko: iya, bagus sekali lagu yang nesa pilih, ini dalam ya sepertinya ibu lihat dari video
klip nya saja, penyanyi nya saja sudah meresapi arti dari lagu tersebut, jadi sekarang
setelah mendengarkan lagu ini ibu harap nesa bisa mengambil arti atau ini dari lagu ini,
bisa nesa tuliskan di kertas atau ingin nesa sampaikan saja kepada ibu apa yang nesa
rasakan, atau resapi dari lagu yang kita dnegarkan barusan!
 Ki: iya, menurut nesa itu bu, arti dari lagu itu, itu lebih kea rah percintaan, tapi nesa
mengambil dari posisi nesa yang dari diri nesa, ngk dari percintaan nya gitu, jadi nesa
merasa semenjak pandemic covid ini ngk tenang gitu bu, kayak lebih banyak pikiran
atau lebih stress dalam apapun kayak gampang stress gitu bu, kayak ingat sesuati stress,
abis itu tiba-tiba asam lambung naik, gitu-gitu bu jadi kapan gitu selesai, kapan bisa
tenang kayak gitu bu.
 Ko: iya, jadi seperti nya nesa selama pandemmi itu, resah gelisah yang tidak
tergambarkan dengan jelas gitu ya, atau mungkin, sementara yang dipikirkan kuliah,
permasalahan ini itu, jadi nesa itu tidak tenang gitu ya, jadi banyak-banyak
permasalahan yang datang sehingga lagu ini menggambarkan keadaan nesa yang seperti
sekarang ini, tapi nesa tidak tahu resah gelisah nya itu karena apa gitu, dan didalam lagu
tadi juga tidak dilihatkan ya resah gelisah nya itu karena apa, kalau kita ambil dari
berbagai arti lagu itu bisa apa, terdiri dari beberapa arti atau pemaknaan yang diambil
orang gitu ya, dari segi nesa, nesa menerapkan bahwa diri nesa itu merasa gelisah
selama pandemi, mungkin juga apa ya pengaruh pandemi ini kan sendiri tidak banyak
teman, sendiri, hanya keluarga, yang kadang juga tidak mengerti, atau nesa tidak punya
tempat curhat atau bagaimana , sehingga timbul lah rasa sendiri itu, sehingga rasa resah
gelisah yang tidak diketahui itu, selain resah gelisah apa lagi yang nesa rasakan setelah
mendengar lagu itu?
 Ki: ngerasa, kadang merasa merinding gitu lo bu, kayak saya itu ada didalam lagu itu,
kayak kebawa suasana gitu bu, jadi kayak dengar in lagu itu tenang gitu bu
 Ko: iya, menurut ibu, sekarang itu kan nesa itu dalam tahap umur yang memasuki
dewasa, sekarang umurnya berapa?, kalau boleh ibu tahu, kalau mahasiswa seperti ini
biasanya umur 20 an?
 Ki: iya, mau masuk 21 bu
 Ko: 21, berarti telah menuju kearah yang dewasa gitu kan, jadi resah gelisah yang tanpa
sebab itu, bisa jadi karena tuntutan umur ataupun tuntutan keluarga, yang menuntut nesa
harus seperti ini, harus seperti ini tentang perkuliahan ini gitu
 Ki: lebih keadaan kayak nya bu
 Ko: iya tuntutan keadaan, mau jadi apa nanti kedepannya, seperti apa kehidupan yang
akan dijalani, sehingga dengan kesendirian selama pandemi ini muncul pikiran-pikiran
negatif yang membawa keresahan atau gelisah tersebut, menurut ibu seperti itu apakah
nesa juga sependapat dengan ibu? Atau bagaimana? Silahkan berpendapat!
 Ki: iya bu, saya sependapat dengan ibu, karena saya ini sekarang lebih panik, tapi ngk
tau panic nya kenapa, ngk jelas gitu apa yang saya rasain, kadang saya ngerasa in panic,
kadang saya ngerasa kok gini ya, kok gitu ya, kok-kok-kok semua, gitu-gitu lo bu, jadi
kayak kadang saya juga merasa bersalah dengan diri saya sendiri, kadang merasa dunia
ngk adil, kadang saya merasa kenapa semua yang buruk-buruk ini terjadi di saya, jadi
saya lebih ke menghakimi diri saya sendiri
 Ko: iya karena nesa saat ini tidak, tidak apa nama nya, tidak menerika keadaan diri
sendiri, ingin selalu menunjukkan yang baik-baik saja ,sehingga muncullah perasaan
resah gelisah tersebut, ini tidak bisa tercapai, apakah saya bisa melakukan itu, muncul
pikiran-pikiran negative yang ibu ungkapkan tadi gitu, karena pikiran-pikiran tersebut
muncul resah gelisah tersebut, sehingga itu kan mengganggu kedalam kehidupan nesa
sehari-hari. Kadang jadi moodyan munngkin bisa jadikan
 Ki: iya bu
 Ko: kadang kita semangat, kadang tiba-tiba sedih gitu ya
 Ki: tapi lebih ke pandemi covid ini saya semakin ngk jelas mood nya bu, jadi kayak
lebih sering nangis, nangis nya itu bisa kayak 3 sampai 4 jam gitu bu, terus hilang,
datang lagi, besok nya nangis lagi, tanpa sebab gitu bu, jadi kadang udah ngerasa aneh
sama diri sendiri gitu bu
 Ko: iya, apakah nesa selama pandemic covid ini tinggal dengan orang tua, atau tinggal
di kos gitu
 Ki: dari awal covid sampe bulan kemarin, saya dirumah bu, tapi bulan kemaren saya
disini bu, di padang
 Ko: ohh di padang, berarti sekarang lagi sendiri gitu ya?
 Ki: iya bu, di kos
 Ko: misalnya saat nesa merasa sedih, resah gelisah seperti itu, apakah tidak ada
berkonsultasi dengan orantua nya? Atau menyampaikan perasaan nesa yang seperti itu
 Ki: saya lebih ngk pingin, ngk menyampaikan apa yang saya rasakan ke orang, karena
kalau saya ceritakan apa yang saya rasakan, ya orang lebih menganggap saya itu pura-
pura, ah apa sih anak ini cerita, kayak nya ngk di tanggapin sesuai apa, ngk sesuai
ekspektasi saya kalo cerita bu
 Ko: mungkin orang itu nanti, nesa alah ngk mungkin dia kayak gitu, berat sekali
masalah hidup nya gitu ya, mungkin itu yang nesa rasakan sehingga nanti malas untuk
sharing gitu kan, sehingga nesa pendam saja sendiri, ngk mungkin lah nesa seperti itu
mungkin ya, teman-teman nesa atau lingkungan nesa menganggap nya gitu
 Ki: soalnya teman-teman juga tahu nesa itu orang nya tanda kutip” orang nya sering
ketawa” ketawa cerita haha hihi, jadi kalau cerita sedih itu kek orang lebih ngk percaya
gitu bu, apa sih anak ini, kek gitu, masak dia tiba-tiba gampang nangis , kadang cemas
nya itu udah mulai berlebihan bu, kayak mulai gemetaran, atau deg-deg an, atau
keringat dingin, lebih kayak gitu sih bu, lumayan sih
 Ko: jadi kepada teman ngk berarti ya, lebih ke menyimpan sendiri
 Ki: iya, pernah sih cerita sama pacar, tapi ya gitulah respon nya
 Ko: iya, dengan pacar pasti dia mendukung kita aja terus-terus gitu
 Ki: iya, tapi kadang dia juga menyalahkan saya bu, tentang apa yang saya perbuat itu
dia rasa salah, dia menyalahkan saya, sekarang teman cerita saya ya cuma dia gitu bu
 Ko: pacar nesa berarti ya, dari yang ibu lihat nesa itu butuh teman curhat gitu yang
mengerti nesa gitu, sehingga tidak muncul pikiran-pikiran negative tadi yang
menimbulkan keluh kesah, atau resah, biasanya kalau keresahan atau cemas tiba-tiba itu
ya kita butuh refreshing atau cerita dengan yang lain di saat kita berbagi, beban kita juga
berkurang, berarti nesa belum menemukan tempat bercerita yang tepat gitu kan, takut
nanti kalau bercerita orang malah menganggap, alah ngk mungkin lah nesa seperti itu,
dia kan seperti yang nesa bilang tadi, nesa kan orang nya friendly, ketawa-ketawa,
senang aja hidup nya, takut nesa tidak ada penerimaan tersebut gitu kan, tidak paham
apa yang nesa rasakan, nanti disangka nesa pencitraan
 Ki: iya
 Ko: malah belum tentu juga orang menganggap nesa seperti itu, judgement atau
penerimaan diri nesa itu yang kurang gitu, nesa tidak menerima diri nesa sendiri, dan
nesa juga tidak menerima orang lain, lebih kea rah kepercayaan juga gitu, orientasi nesa
lebih ke kesenangan nesa sendiri gitu, kalau ada teman ya ngk papa, kalau ngk ada ya
tidak apa-apa gitu, nesa tidak hmmm, nesa belum tahu apa yang nesa inginkan
sebenarnya, sehingga muncullah keraguan dalam berbagai aspek kehidupan, ragu
inilah, ragu itulah, takut inilah, takut itu lah, inti nya nesa lebih kearah yang, coba mulai
terbuka, coba lebih menyenangkan diri, kurangi overthingking gitu, coba nanti ada atau
ada teman nya bisa sharing, pasti orang itu mendengar, tidak mungkin, kecuali nesa apa
curhat nya ke teman yang tidak mengenal nesa sama sekali gitu. Nesa harus
membangun penerimaan diri nesa itu menurut ibu
 Ki: iya bu, jadi nesa kadang bingung, mau cerita sama siapa, ya teman nya kadang
jawabnya Cuma seadanya aja gitu bu
 Ko: selama ini nesa tidak mempunyai teman dekat? Atau bagaimana gitu?
 Ki: ada teman dekat bu, tapi saya tidak pengen membebanin teman gitu lo bu dengan
masalah-masalah
 Ko: nesa itu menurut ibu kurang, kurang apa nama nya belum ada rasa kepercayaan
gitu, atau nesa itu orang nya takut membebani orang, nesa mau menunjukkan baik-baik
saja gitu, menunjukkan nesa itu brave woman gitu kan, nesa ituu bisa semua nya, nesa
tidak mau menunjukkan kesedihan atau kesusahan yang nesa alami kepada orang-orang
maupun sosial nesa, seperti itu menurut ibu, sehingga tekanan yang nesa terima itu
lebih banyak gitu, sementara nesa tidak bisa, kalau gini nesa kepikiran gitu, nesa harus
menunjukkan nesa bagus terus kepada masyarakat atau sosial nesa gitu, sementara
tempat ceritanya juga tidak ada, iya terus
 Ki: terus ya, saya kadang ya gimana ya, mau cerita nih sama orang, eh jangan lah
diceritain nanti orang itu mikirin tentang kita, ngk enak, lebih ke ngk enakan sih bu,
kadang mau cerita ke pacar pasti bilang nya, ngk enak lah, dia udah di certain semua
nya masak nambah beban lagi, kayak lebih ngk enak an sih bu, orang nya ngk enak an
 Ko: yang pertama nesa itu kurang dekat mencurahkan isi hati nesa tidak bisa, teman
bicara nya tidak ada, sehingga nesa itu merasa kesepian sehingga nesa berorientasi nya
lebih ke main handphone aja gitu ya, liat-liat story orang, ini-ini itu kepikiran, liat diri
sendiri kok aku ngk bisa seperti itu , muncul lagi resah gelisah yang tidak jelas itu
 Ki: saya sempat kayak gitu sih bu, saya nengok instagram terus nengok kehidupan
orang kayak kok orang bisa ya disaat kayak gini hidup nya mewah banget atau bisa
jalan kesana-kesini bisa haha hihi gitu, bisa pergi kemana aja, sedangkan aku dirumah
aja, terus kayak mikir kapan ya aku bisa pergi juga jalan-jalan, kapan bisa refreshing
otak
 Ko: dari sebelumnya nesa selama ini ka, apa dipenuhi kesenangan terus dengan
orangtua nya, ini ada, itu ada, atau gimana gitu?
 Ki: kalau untuk kesenangan sebelum pandemic covid pasti bu, kayak ya orang tua
masih ngasih uang jajan Alhamdulillah melebihi gitu bu, tapu semenjak pandemic
covid semua nya menurun kayak pekerjaan orangtua jadi kayak lebih menurun, dan
mengharuskan mama kerja tambahan, kayak mama jualan gitu, jadi itu yang membuat
lebih ke, gimana ya
 Ko: iya, biasanya kita ada, melihat orangtua itu, mungkin ada rasa tidak terima, gimana
sih ngk mungkin aku hidup seperti ini, mungkin ada di diri nesa penerimaan seperti itu
mungkin ya gitu
 Ki: ngak kayak gitu juga sih bu, soalnya sebelum nya udah pernah ngerasain, jadi kok
ngerasai itu lagi, jadi berfikir nya kok dikasih lagi yang kayak gini, bukanya udah
dilewatin ya, dikasih nya berulang kali ya, jadi mikirnya begitu bu, dikasih nya berulang
kali ya, dikira Cuma sekali, gitu-gitu
 Ko: iya berarti nesa selama pandemic ini nesa resah gelisah, itu termasuk faktor yang
utama nya mungkin menurut ibu, dengan perubahan drastis dalam keluarga gitu
membebani nesa, sementara nesa ngk bisa bantu apa-apa, pasti juga berfikir seperti itu
gitu kan
 Ki: apalagi sekarang kuliah kan
 Ko; iya, liat orang seperti ini, nesa terbebani tidak ada penerimaan dalam diri, muncul
lah resah gelisah, jadi menurut ibu nesa coba membuka diri, atau mencoba refresing
dengan kesenangan diri saja gitu, tidak memikirkan hal-hal lain, sekarang kan kuliah ya
gitu, seharusnya nesa harus fokus kuliah, mendekatkan diri dengan teman-teman nya,
pasti teman nya mau mendengar gitu, pasti nesa punya teman dekat di perkuliahan gitu,
dan nesa jangan terlalu mengambil pusing atau mererapi hal-hal yang tidak perlu
dipikirkan, misalnya nesa melihat instagram kan, seperti tadi ini kok hidupnya bisa
seperti ini, belum tentu yang ditampilkan orang itu seperti yang kita lihat gitu, bisa saja
dia susah, untuk menunjukkan kehidupannya seperti itu, jual ini itu supaya bisa seperti
itu. Lebih baik nesa memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada allah gitu, lebih
membuka diri, memahami situasi yang ada, karena dalam kehidupan tidak mungkin
kita selalu diatas saja gitu. Menurut ibu nesa harus lebih memahami bagaimana kondisi
atau menerima kondisi sekarang ini, itu yang dinamakan penerimaan diri nesa nanti,
lupakan semua itu, mulai lah dengan kehidupan yang baru, tidak semua yang kita ingin
kan harus tercapai, ya menurt nesa kita itu sedih dalam situasi keluarga seperti ini, kita
tidak pernah merasakan, nanti orang ngomong apa ya, aku ngk bisa ini, aku ngk bisa ini
ya, kalau kita terus memikirkan seperti itum tentu kita terbebani, sampai kapan kita
mengukur diri dengan kehidupan yang seperti itu, lebih baik kita menjalani, mengerti,
memahami gitu, bahwa kehidupan yang lain pasti ada hikmah nya dibalik itu semua
gitu, kalau tidak ya muncullah resah gelisah tanpa sebab itu, padahal kita resah itu
muncul karena tidak ada penerimaan diri, dari diri nesa gitu
 Ki: iya bu
 Ko: nanti mau ini pikir itu resah lagi,liat orang kayak itu resah lagi, syukuri apa yang
kita punya itu inti nya nesa
 Ki: saya mensyukuri apa yang saya punya bu, tapi lebih ke ngk menerima dir sendir
 Ko: iya, penerimaan diri nesa kurang, menganggap diri nesa itu banyak kurang aja terus
kan gitu, mungkin juga ada tekanan dari orangtua, orangtua kalau marah bilang ini itu,
sehingga kita tersinggung lah , sampai lah ke penerimaan diri kita itu ngk ada. Hidup
dirumah dengan orangtua ya begitu, sejauh ini nesa dapat memahami kan , apa yang ibu
sampaikan gitu
 Ki: paham bu
 Ko: dari music yang nesa pilih tadi, cukup mewakili perasaan nesa menurut ibu,
tentang resah gitu kan, lagunya juga memiliki arti yang dalam, tadi nesa sudah
menjabarkan artinya, kalau arti secara umumnya bisa saja percintaan gitu kan, tapi kan
menurut nesa artinya resah gelisah tanpa sebab, sehingga dia minta pertolongan, ndk tau
lagi mau kesiapa mengungkapkan rasa resah nya gitu, sudah nesa ceritakan diketahui
penerimaan diri nesa yang kurang, ibu harap nesa dapat menerima diri nesa dengan
baik, sehingga nesa mengurangi rasa resah-resah tanpa sebab seperti itu lai ya, semoga
kedepannya nesa menjadi peribadi yang lebih baik lagi
 Ki: iya bu, bai, makasih bu
 Ko: iya, apakah masih ada yang ingin nesa sampaikan lagi sebelum kegiatan konseling
kita ini berakhir?
 Ki: tidak ada bu, udah semua
 Ko: kalau tidak ada ibu berterima kasih juga kepada nesa telah meluangkan waktunya
dalam sesi konseling kita ini, yaitu music therapy, terimakasih atas partisipasi nesa,
apabila ibu ada salah ibu mohon maaf, dan ibu ucapkan terimakasih, dan selamat
bertemu lagi dilain kesempatan
 Ki: iya bu makasih juga bu, sudah mau mendengarkan cerita saya
 Ko: sama-sama nesa
 Ki: walaikumsallam
 Ko: walaikumsallam

Link Video:

https://drive.google.com/file/d/1t8zsUBs5hUbYfV5FdyGpNpdXwN3Jra1H/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai