Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MANDIRI

(Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Mata Kuliah Hukum Perikatan)

Dosen Pengampu:

FRANSISKUS LITOAMA S.H.,M.H.

Oleh:

RAKA PUTRA MULYADI

NIM. 181010250509

PROGRAMSTUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2022

i
1. Perjanjian yang digunakan adalah Perjanjian Kerja Sama Operasional (KSO), berikut Surat

Perjanjiannya:

SURAT PERJANJIAN

KERJASAMA OPERASIONAL (KSO)

No: 001-KSO/PTBPU/01-2023

Pada Hari ini Senin, Tanggal Sepuluh, Bulan Juni, Tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga (10-06-

2023), bertempad di Jakarta, PARA PIHAK yang bertanda tangan di bawah ini masing-masing

telah bersepakat dengan membuat perjanjian kerjasama dalam hal Pembiayaan Proyek

Peternakan dan Penggemukan Sapi dengan ketentuan sebagai berikut :

Nama : Hanamasa

Jabatan : Direktur PT. Buana Artha Finance

Perusahaan : Jalan Kintamani RT.02/RW.008, Kel. Ujung, Kec. Tengah,

Jakarta Pusat

Alamat : Jalan Danau Emping, RT.03/RW.003, Kel. Awal, Kec. Akhir,

Jakarta Pusat

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan selaku pemilik dana Sponsor, dan

selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.---------------------------------------------------------

Nama : Dokkaebi

Jabatan : Direktur PT. Barito Putra Utama

Perusahaan : Jalan Kimono, RT.07/RW.007, Kel. Tinggi. Kec. Rendah,

Jakarta Pusat

Alamat : Jalan Danau Kemplang, RT.03/RW.003, Kel. Satu,

1
2

Kec. Seribu, Jakarta Pusat

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusaan sebagai Pemilik Proyek Peternakan yang

sanggup dan siap untuk Melaksanakan kegiatan Peternakan tersebut yang untuk selanjutnya

dalam Surat Kesepakatan Bersama ini disebut sebagai PIHAK

KEDUA.-------------------------------------

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama disebut PARA PIHAK dalam

kedudukan dan jabatan tersebut di atas terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

(1) PIHAK KEDUA memiliki Pekerjaan PROYEK yang dalam pelaksanaan PEKERJAAN

tersebut, memerlukan modal kerja Sebesar Rp. 20.000.000.000,- (Dua puluh milyar

Rupiah).-

(2) Sesuai kapasitas dan prospek pekerjaan PIHAK KEDUA, dan disesuaikan dengan kondisi

kebutuhan dana Proyek yang akan dikerjakan---------------------------------------------------------

(3) PIHAK PERTAMA bersedia dan setuju melebur menjadi satu dalam satu manajemen

Kerjasama Operasi (KSO) dengan PIHAK

KEDUA.------------------------------------------------

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka PARA PIHAK sepakat membuat Perjanjian

Kerjasama dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1

MAKSUD DAN TUJUAN


3

Dengan mempertimbangkan hal-hal yang mendasari dibuatnya perjanjian kerjasama ini adalah

sebagai

berikut:--------------------------------------------------------------------------------------------------

(1) Bahwa, Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dengan itikad baik dan dimaksudkan untuk

menentukan hak serta kewajiban masing-masing pihak dalam rangka Perjanjian Kerjasama

saling menguntungkan.-----------------------------------------------------------------------------------

(2) Bahwa mengingat potensi kedua belah pihak dalam proyek kerjasama di bidang Pembiayaan

dan Proyek, maka PARA PIHAK sepakat untuk saling bekerjasama bahu membahu dan

selalu berkoordinasi sesuai dengan Hak dan Kewajiban masing-masing sebagaimana diatur

dalam Perjanjian ini, sehingga tujuan dari perjanjian ini dapat fokus pada tujuan yang

diinginkan oleh kedua belah

pihak.-----------------------------------------------------------------------------------

(3) Bahwa, PIHAK PERTAMA siap mendukung financial secara Bertahap Sesuai Dengan

Kebutuhan MODAL KERJA dari PROYEK milik PIHAK

KEDUA.-----------------------------

(4) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah menyetujui dan menyepakati melakukan

kemitraan untuk tumbuh dan berkembang melalui Kemitraan.-------------------------------------

Pasal 2

OBYEK KERJASAMA

Obyek kerjasama dari surat perjanjian ini adalah sebagai berikut:


4

(1) Bahwa PIHAK KEDUA dalam PERJANJIAN KERJASAMA ini sebagai pemilik PROYEK

menjamin bahwa PROYEK tersebut akan terlaksana dengan

baik.---------------------------------

(2) Sesuai Fasilitas Keuangan yang dimiliki oleh PIHAK PERTAMA, maka setuju untuk

bekerjasama dengan PIHAK KEDUA dan bersedia untuk mendukung Financial secara

bertahap sesuai dengan kebutuhan DANA MODAL KERJA PROYEK yang diajukan oleh

PIHAK KEDUA.-----------------------------------------------------------------------------------------

PASAL 3

NILAI KEBUTUHAN MODAL

Nilai pendanaan untuk Proyek Peternakan dan Penggemukan Sapi yang disepakati kedua belah

Pihak dengan nilai Kebutuhan Modal sebesar Rp. 20.000.000.000 (dua puluh milyar

Rupiah)-----

PASAL 4

HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

(1) KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA.

a. Menjamin mempunyai dana yang cukup untuk modal kerja pada Proyek PROYEK

KEDUA.----------------------------------------------------------------------------------------------
5

b. Menjamin bahwa dana yang akan dipergunakan pada Proyek PIHAK KEDUA dalam

kondisi clear and clean.-----------------------------------------------------------------------------

(2) KEWAJIBAN PIHAK KEDUA.

a. Bertanggung jawab penuh atas Pekerjaan PROYEK tersebut.---------------------------------

b. Melaksanakan PEKERJAAN secara baik dan sesuai dengan ketentuan yang

dipersyaratkan pemberi

pekerjaan.-----------------------------------------------------------------

PASAL 5

BAGI HASIL

(1) Dalam Peternakan dan Penggemukan Sapi akan dilakukan antara KEDUA BELAH PIHAK

dengan ketentuan Hak dan Kewajiban disesuaikan dengan aturan Manajemen yang berlaku.-

(2) Selanjutnya dalam hal pembagian keuntungan dari pekerjaan ini maka, PIHAK PERTAMA

berhak menerima sebesar 8% (delapan persen) dari total Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh

milyar Rupiah), yaitu sebesar Rp. 1.600.000.000,- (satu milyar enam ratus juta Rupiah).------

(3) Dalam pembagian hasil, PIHAK PERTAMA wajib memberikan atau menyetorkan

angsuran setiap dua

bulannya.---------------------------------------------------------------------------------------

(4)

PASAL 6

FORCE MAJEURE
6

(1) Yang dimaksdu force majeure (keadaan memaksa) dalam Perjanjian Kerja Sama Operasional

Operasional ini adalah peristiwa-peristiwa yang berada diluar kemampuan PARA PIHAK

yang dapat mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan PARA PIHAK yaitu:-----------------------

a. Bencana alam (gempa, tanah longsor, badai, dan

banjir);---------------------------------------

b. Perang, revolusi, makar, huru hara, pemberontakan, kerusuhan, dan kekacauan; dan------

c. Keadaan memaksa yang dinyatakan oleh Pemerintah.------------------------------------------

(2) Apabila terjadi force majeure maka:--------------------------------------------------------------------

a. PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA atau sebaliknya bahwa

telah terjadi keadaan

memaksa;---------------------------------------------------------------------

b. PIHAK PERTAMA menyatakan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA atau

sebaliknya bahwa telah terjadi keadaan memaksa;----------------------------------------------

c. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya keadaan memaksa PIHAK

PERTAMA tidak membuat pernyataan sebagaimana dimaksdu pada huruf b, maka

PIHAK KEDUA berhak mengajukan keadaan memaksa kepada PIHAK PERTAMA

untuk mendapatkan persetujuan tertulis;----------------------------------------------------------

d. Jika dalam waktu 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sejak diterimanya

pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA tentang keadaan

memaksa tersebut, PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawaban, maka PIHAK

PERTAMA dianggap menyetujui terjadinya keadaan memaksa

tersebut;----------------------------------------------
7

e. PIHAK KEDUA segera melaporkan kemajuan pekerjaan pada saat keadaan memaksa,

setelah diperiksa oleh PIHAK PERTAMA; dan------------------------------------------------

f. Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan dengan

perhitungan setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan kewajibannya.------------------------

PASAL 7

PENGAKHIRAN PERJANJIAN PERJANJIAN

(1) Perjanjian Kerja Sama Operasional ini dapat diakhiri oleh salah satu pihak sebelum Jangka

Waktu Perjanjian Kerja Sama Operasional, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:----------------

a. Kesepakatan PARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian Kerja Sama

Operasional ini;---------------------------------------------------------------------------------------

b. Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan berturut-turut terhitung dari tanggal ditandatangani

Perjanjian Kerja Sama Operasional ini, tidak atau belum memulai tugas

pekerjaannya;---

c. Salah satu pihak tidak memenuhi atau melanggar salah satu atau lebih ketentuan yang

diatur dalam Perjanjian Kerja Sama Operasional ini (wanprestasi) dan tetap tidak

memenuhi atau tidak berusaha untuk memperbaikinya setelah menerima surat

teguran/peringatan minimal 14 (empat belas) hari kalender;

dan------------------------------

d. Pengakhiran berlaku efektif secara seketika pada tanggal surat pemberitahuan

pengakhiran Perjanjian Kerja Sama Operasional ini dari pihak yang dirugikan.------------

(2) Berakhirnya Perjanjian Kerja Sama Operasional ini tidak menghapuskan kewajiban yang

telah timbul yang belum diselesaikan oleh salah satu pihak, sehingga syarat-syarat dan

ketentuan-ketentuan di dalam Perjanjian Kerja Sama Operasional ini akan tetap berlaku
8

sampai terselesaikannya kewajiban oleh pihak yang wajib

melaksanakannya-----------------------------

PASAL 8

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK, maka akan diselesaikan secara

musyawarah.-----------------------------------------------------------------------------------------------

(2) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan diselesaikan

oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi sebagai mediator yang dibentuk dan diangkat

oleh PARA PIHAK dan terdiri dari 3 (tiga) orang

yaitu:--------------------------------------------------

a. 1 (satu) orang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota;------------------------------

b. 1 (satu) orang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota;

dan-----------------------------

c. 1 (satu) orang diluar PARA PIHAK yang ahli, sebaai ketua yang disetujui oleh PARA

PIHAK.-----------------------------------------------------------------------------------------------

(3) Keputusan Panitia Pendamai ini mengikat PARA PIHAK dan biaya penyelesaian

perselisihan yang dikeluarkan akan ditanggung oleh PARA

PIHAK.--------------------------------------------

(4) Jika Keputusan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) tidak dapat diterima oleh salah

satu pihak atau PARA PIHAK, maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan

Negeri Jakarta

Pusat.-----------------------------------------------------------------------------------------------
9

PASAL 9

PERUBAHAN (AMANDEMEN/ADDENDUM)

(1) Perjanjian ini pada prinsipnya tidak dapat diubah kecuali dengan persetujuan tertulis oleh

PARA PIHAK dan perubahan tersebut dinyatakan dalam Amandemen/Addendum

terhadap Perjanjian Kerja Sama Operasional

ini;-----------------------------------------------------------------

(2) Hal-hal yang belum diatur dan/atau adanya perubahan pada perjanjian ini dapat

dimusyawarahkan dan dituangkan dalam sebuat Amandemen/Addendum yang menjadi satu

kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini;----------------------------------------------

(3) Perjanjian ini mulai berlaku efektifsejak ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan

PIHAK KEDUA;-----------------------------------------------------------------------------------------

(4) Semua pemberitahuan antara kedua belah pihak yang berkaitan dengan perjanjian ini, akan

dilakukan secara tertulis dan berlaku sebagai alat pembuktian.-------------------------------------

PASAL 9

PENUTUP

Demikian Surat Perjanjian ini dibuat diatas kertas bermaterai cukup menurut hukum dan undang-

undang yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan masing-masing pihak

memegang satu lembar/berkas dan mempunyai kekuatan HUKUM yang sama dan berlaku

selama masing-masing pihak menyelesaikan kewajibannya dari tanggal penandatanganan Surat

Perjanjian Kerja Sama Operasional ini

dilaksanakan.------------------------------------------------------------------
10

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(Hannamasa) (Dokkaebi)

SAKSI SAKSI

(Phung Tawles) (Cahyono Dewi Mukto)

Pejelasan:

Perjanjian antara PT A sebagai pemilik Dana dan PT B sebagai pemilik proyek membutuhkan 2

perjanjian, yaitu Perjanjian Pembiayaan dan Perjanjian Kerja Sama Operasional. Namun karena

dalam soal mahasiswa diminta untuk membuat perjanjian sebagai pihak kedua yaitu PT B, maka

perjanjian yang dibuat adalah Perjanjian Kerja Sama Operasional (KSO) karena PT b (Pihak

Kedua) bukan merupakan pihak yang memberikan uang atau kreditur.


11

2. Untuk menjaga perputaran modal usaha perusahaan di bidang kehutanan tetap berjalan

lancar sambil memenuhi kebutuhan pengadaan tanah dan keperluan di bidang peternakan,

berikut adalah beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan:

a. Diversifikasi Usaha;

Perluasan usaha kegiatan perusahaan dapat menjadi solusi. Selain berfokus pada

kehutanan, perusahaan dapat mempertimbangkan diversifikasi ke bidang peternakan

yang masih terkait dengan sektor pertanian atau kehutanan, seperti peternakan lebah atau

peternakan ikan. Dengan demikian, perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya yang

ada dan tetap menjaga arus kas yang stabil.

b. Kemitraan atau Aliansi;

Perusahaan dapat menjalin kemitraan atau aliansi strategis dengan perusahaan

peternakan yang sudah mapan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memenuhi

kebutuhan peternakan tanpa harus memiliki atau mengelola sendiri semua aset yang

terkait. Kemitraan dapat mencakup kerjasama dalam pengadaan tanah, pertukaran

sumber daya, atau distribusi produk.

c. Pembiayaan dan Pendanaan yang Cermat;

Perusahaan dapat mencari opsi pembiayaan yang tepat untuk mendukung kegiatan usaha

di kedua sektor. Misalnya, mengajukan pinjaman atau mencari investor yang tertarik

dengan model bisnis dan potensi pertumbuhan perusahaan. Penting untuk merencanakan

dan mengelola keuangan dengan cermat, termasuk mengatur aliran kas untuk

memastikan kebutuhan di kedua sektor terpenuhi.

d. Kolaborasi dengan Pihak Terkait;


12

Perusahaan dapat menjalin kerjasama dengan pihak terkait, seperti lembaga keuangan,

lembaga penelitian, atau pemerintah, untuk memperoleh dukungan dalam hal pengadaan

tanah atau pembiayaan. Membangun kemitraan strategis dengan pihak-pihak ini dapat

membantu memperkuat posisi perusahaan dan mendapatkan akses lebih baik ke sumber

daya yang diperlukan.

e. Rencana Bisnis yang Matang.

Penting untuk merancang rencana bisnis yang komprehensif dan matang untuk kedua

sektor usaha. Rencana ini harus memperhitungkan aspek keuangan, sumber daya

manusia, pengadaan, pemasaran, dan lain-lain. Dengan merencanakan dengan baik,

perusahaan dapat mengidentifikasi risiko potensial, mengelola arus kas dengan

bijaksana, dan memaksimalkan peluang pertumbuhan di kedua sektor.

selain solusi-solusi di atas, penting juga untuk terus memantau perubahan di sektor

kehutanan dan peternakan serta beradaptasi dengan kondisi pasar yang berubah. Dengan

pendekatan yang tepat, perputaran modal usaha perusahaan dapat tetap berjalan lancar

sambil memenuhi kebutuhan di kedua sektor.

Jika ditinjau dari perspektif hukum, dalam konteks perputaran modal usaha perusahaan di

bidang kehutanan dan peternakan, juga dapat dilihat dari perspektif hukum. Berikut adalah

beberapa pertimbangan hukum yang dapat dipertimbangkan:

a. Perizinan;

Pastikan perusahaan telah memperoleh semua perizinan dan izin yang diperlukan untuk

beroperasi di sektor kehutanan dan peternakan. Hal ini termasuk izin lingkungan, izin

pemanfaatan hutan, izin pengelolaan lahan, serta izin-izin terkait usaha peternakan.
13

Mematuhi peraturan dan persyaratan hukum yang berlaku adalah penting untuk menjaga

kelancaran operasional perusahaan.

b. Hak Tanah;

Dalam pengadaan tanah untuk kebutuhan peternakan, pastikan perusahaan mematuhi

hukum dan regulasi yang berlaku terkait pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah.

Perusahaan harus melakukan proses yang benar, termasuk memperoleh izin dan sertifikat

hak atas tanah, serta mematuhi tata cara pembelian atau sewa tanah sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

c. Kontrak dan Perjanjian;

Dalam kerjasama dengan pihak terkait, seperti kemitraan dengan perusahaan peternakan

atau kesepakatan dengan pihak lain, penting untuk memiliki kontrak dan perjanjian yang

jelas dan mengikat. Kontrak harus mencakup aspek-aspek penting, seperti pembagian

keuntungan, tanggung jawab, persyaratan hukum, dan mekanisme penyelesaian

sengketa. Konsultasikan dengan ahli hukum untuk memastikan kontrak tersebut

memenuhi standar hukum yang berlaku.

d. Perlindungan Hukum;

Pastikan perusahaan memiliki perlindungan hukum yang memadai dalam menghadapi

risiko dan sengketa potensial. Misalnya, memastikan perusahaan memiliki asuransi yang

tepat untuk melindungi aset, mengatasi masalah hukum, dan menghadapi gugatan hukum

jika diperlukan. Konsultasikan dengan penasihat hukum untuk memastikan perusahaan

mematuhi semua persyaratan hukum dan memiliki strategi yang tepat untuk menghadapi

permasalahan hukum.

e. Kepatuhan Hukum.
14

Perusahaan harus memahami dan mematuhi semua undang-undang, peraturan, dan

peraturan hukum yang berlaku dalam kegiatan usahanya di bidang kehutanan dan

peternakan. Ini termasuk hukum lingkungan, hukum perlindungan hutan, regulasi

kesehatan hewan, dan hukum ketenagakerjaan. Kepatuhan terhadap hukum adalah kunci

untuk menjaga kelancaran operasional perusahaan dan mencegah masalah hukum yang

dapat mengganggu perputaran modal.

Penting untuk mencari nasihat hukum yang kompeten dan memahami peraturan hukum yang

berlaku di negara atau wilayah tempat perusahaan beroperasi. Hukum dan regulasi dapat

berbeda antara negara atau wilayah, jadi pastikan untuk memperhatikan peraturan hukum

yang relevan dalam konteks bisnis.

3. Saya memberikan nasihat dan saran tersebut berdasarkan prinsip-prinsip umum yang relevan

dalam konteks perusahaan di bidang kehutanan dan peternakan. Berikut adalah alasan

mengapa nasihat tersebut diberikan:

a. Perizinan;

Perizinan dan izin yang diperlukan adalah persyaratan hukum yang harus dipenuhi oleh

perusahaan. Dengan memastikan perizinan yang lengkap dan sah, perusahaan dapat

menjaga keberlanjutan operasionalnya serta mencegah masalah hukum yang mungkin

timbul akibat pelanggaran perizinan.

b. Hak Tanah;

Pengadaan tanah yang dilakukan dengan mematuhi hukum dan regulasi yang berlaku

adalah penting untuk melindungi hak-hak pemilik tanah dan untuk menghindari sengketa

lahan di masa depan. Dengan memastikan keabsahan hak atas tanah yang digunakan

oleh perusahaan, perusahaan dapat menjaga kestabilan dan kelancaran operasionalnya.


15

c. Kontrak dan Perjanjian;

Kontrak dan perjanjian yang jelas dan mengikat adalah instrumen hukum yang

memberikan kepastian dan perlindungan bagi perusahaan. Dalam kerjasama dengan

pihak terkait, kontrak yang baik akan mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak

serta memberikan panduan dalam penyelesaian sengketa.

d. Perlindungan Hukum;

Perlindungan hukum yang memadai adalah penting untuk mengatasi risiko dan sengketa

yang mungkin timbul dalam bisnis. Memiliki asuransi yang sesuai dan mendapatkan

nasihat hukum dari ahli adalah langkah-langkah yang dapat melindungi perusahaan dari

kerugian finansial dan masalah hukum yang dapat mengganggu perputaran modal.

e. Kepatuhan Hukum;

Kepatuhan terhadap hukum adalah prinsip dasar yang harus diikuti oleh setiap

perusahaan. Dengan memahami dan mematuhi undang-undang dan peraturan yang

berlaku, perusahaan dapat menjaga reputasinya, menghindari masalah hukum, dan

mempertahankan kelancaran operasionalnya.


16

Anda mungkin juga menyukai