NIM : 18.01.01.098
BAB I
PENDAHULUAN
pangkreas dengan atau tanpa gangguan efek insulin (Katzung dkk, 2013). Jika
1
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular
(PTM) yang utama di masyarakat. Penyakit ini juga penyebab utama kebutaan,
menyatakan bahwa terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia
menderita diabetes mellitus pada tahun 2019 dengan prevalensi sebesar 9,3% pada
total penduduk pada usia yang sama. IDF memperkirakan prevalensi diabetes,
bedasarkan jenis kelamin pada tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9,65%
umur penduduk menjadi 19.9% atau 111.2 juta orang pada umur 65-79 tahun.
Angka ini diprediksikan akan terus meningkat mencapai hingga 578 juta ditahun
2030 dan 700 juta ditahun 2045. IDF menyatakan penderita DM pada pada umur
20-79 tahun, terdapat 10 negara dengan jumlah penderita tertinggi dunia yaitu :
Cina 116,4 juta jiwa, India 77 juta jiwa, Amerika Serikat 31 juta jiwa, ketiga
negara ini menempati urutan 3 teratas pada tahun 2019. Indonesia berada
diperingkat ke 7 diantara 10 negara dengan jumlah penderita 10,7 juta jiwa (IDF,
2019).
hidup sehingga memerlukan terapi yang tepat, tergantung dari tipe diabetes
mellitus (Goodman & Gillman, 2012). Adanya efek samping yang merugikan
untuk pengobatan diabetes mellitus karena efektif, tidak beracun, dan dengan efek
2
samping yang lebih sedikit atau tidak ada sama sekali (Patel et al., 2012).
Berdasarkan bukti secara turun menurun dan pengalaman, obat tradisional sampai
saat ini masih digunakan oleh masyarakat di Indonesia dan di banyak negara lain
(Menkes, 2017)
(Zabirowicz & Gan, 2019). Akan tetapi, pemberian dosis yang salah dan
penggunaan obat dalam waktu yang panjang dapat menyebabkan efek samping
Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Dewi (2016), efek
penurunan kadar gula total jus herbal kombinasi (bawang putih, jahe merah, jeruk
nipis, cuka apel, dan madu) pada pria penderita diabetes melitus. Menurut hasil
penelitian tersebut jus herbal kombinasi terbukti dapat menurunkan glukosa darah
penelitian sebelumnya yang telat dilakukan oleh Angga (2017), efek antidiabetes
jus herbal kombinasi (bunga rosella, jahe merah, jeruk nipis, cuka apel, dan madu)
pada mencit putih jantan yang diinduksi aloksan disimpulkan bahwa jus herbal
kombinasi dengan dosis 7,8 ml/kgbb pada hari ke-14 lebih efektif dalam
menurunkan kadar gula darah pada mencit putih jantan yang diinduksi aloksan.
Oleh karena itu penulis ingin mengetahui penurunan kadar gula darah jus herbal
3
kombinasi bunga rosela, jahe merah, jeruk nipis, cuka apel dan madu terhadap
berikut:
1. Apakah sediaan jus herbal kombinasi (bunga rosela, jahe merah, jeruk
nipis, cuka apel, dan madu) mempunyai efek antidiabetes terhadap tikus
2. Berapakah dosis jus herbal kombinasi (bunga rosela, jahe merah, jeruk
nipis, cuka apel, dan madu) yang lebih efektif sebagai efek antidiabetes
1. Untuk menentukan secara ilmiah jus herbal kombinasi (bunga rosela, jahe
merah, jeruk nipis, cuka apel, dan madu) memiliki efek antidiabetes
antidiabetes dari jus herbal kombinasi (bunga rosela, jahe merah, jeruk
nipis, cuka apel, dan madu) terhadap tikus putih yang di induksi
dexametason.
4
Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa sediaan jus herbal
kombinasi (bunga rosela, jahe merah, jeruk nipis, cuka apel, dan madu) dapat
menurunkan kadar gula darah dan dapat dijadikan obat tradisional yang
selanjutnya.
1.5 Hipotesis
H0 : Jus herbal kombinasi (bunga rosela, jahe merah, jeruk nipis, cuka apel,
dan madu) tidak dapat menurunkan kadar gula darah terhadap tikus putih.
H1 : Jus herbal kombinasi (bunga rosela, jahe merah, jeruk nipis, cuka apel,
dan madu) dapat menurunkan kadar gula darah terhadap tikus putih.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kindom : Plantae
Phylum : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus L.
Asal tumbuhan rosella adalah dari daerah tropis Afrika, dengan genus
Hibiscus dan famili Malvaceae (Abdallah, 2016). Ada 2 jenis varietas rosella
berdasarkan warna kelopaknya yaitu rosella kuning dan rosella merah (Astuti
dan Darmanti, 2010). Bagian tanaman rosella yang sering digunakan adalah
kelopak bunga.
dan Khuluq, 2018). Antosianin di kelopak bunga rosella akan membuat sari
6
jenis antosianin dari kelopak bunga rosella. Tanaman rosella merah termasuk
Kingdom : Plantae
Phylum : Tracheophyta
Class : Lilopsida
Order : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
berarti tanduk, karena bentuk rimpang jahe mirip dengan tanduk rusa. Jahe
bobot antara 0,5 - 0,7 kg/rumpun. Struktur rimpang jahe merah, kecil
7
lebih kecil dari jahe kecil. Memiliki serat yang kasar. Rasanya pedas dan
aromanya sangat tajam. Diameter rimpang 4,2 -4,3 cm dan tingginya antara
5,2 - 10,40 cm. Panjang rimpang dapat mencapai 12,39 cm. sama seperti jahe
kecil, jahe merah juga selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki
kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi dibandingkan jahe kecil, sehingga
antioksidan alami tidak terlepas dari kadar komponen fenolik total yang
terkandung di dalamnya, dimana jahe memiliki kadar fenol total yang tinggi
dibandingkan kadar fenol yang terdapat dalam tomat dan mengkudu. Gingerol
Rimpang jahe juga bersifat nefroprotektif terhadap mencit yang diinduksi oleh
Kingdom : Plantae
Phylum : Tracheophyta
8
Class : Magnoliopsida
Order : Sapindales
Family : Ruteceae
Genus : Citrus L.
biasanya keras dan kuat, karena sebagian besar tergolong kayu. Batang
berbentuk bulat (teres), berduri (spina) pendek, kaku dan juga tajam. Selain itu
Daun berwarna hijau dan berwarna segar, tetapi jika sudah tua warna
berbentuk jorong , pangkal bulat, ujung tumpul, tepi beringgit, permukaan atas
berwarna hijau tua mengkilap, permukaan daun bagian bawah berwarna hijau
muda, daging daun seperti kertas, Panjang 2.5-9 cm, lebar 2.5 cm sedangkan
tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm.
Duduk daun tersebar, karena disetiap buku-buku terdapat hanya satu daun.
ujung batang dengan diameter 1,5-2,5 cm. Buahnya berbentuk bulat sebesar
9
bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm, warna kulit luar hijau atau
kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam (Ratnasari,
2016).
saponin, senyawa larut lemak, senyawa tak larut lemak, limonoid, dan
paling dominan dan menyebabkan rasa pahit pada jeruk dan mempunyai efek
akan masuk ke organ pencernaan serangga dan diserap oleh dinding usus
limonoida paling tinggi pada tanaman jeruk didapatkan pada bagian biji yaitu
927 μg/100 mg, pada bagian daun tanaman adalah 36,6 μg/100mg, pada
bagian kulit 2,5 μg/100 mg, dan yang paling sedikit pada buah yaitu hanya 0,7
10
Senyawa alkaloid bertindak sebagai racun perut serta dapat menghambat
dapat mendegradasi membran sel telur untuk masuk ke dalam sel dan merusak
sel dalam saluran pencernaan menurun. Flavonoid juga memiliki sifat anti
(Mayasari, 2016)
Kindom : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Roseles
Famili : Rosaceae
11
Genus : Malus Mill.
Cuka apel dikenal sejak ribuan tahun lalu, merupakan cairan yang
diproduksi oleh bahan yang mengandung pati gula melalui dua tahap
fermentasi alkoholik dan asetat, dan yang paling sedikit mengandung 4% (b/v)
asam asetat. Salah satu cuka yang berasal dari buah-buahan adalah cuka apel.
Cuka apel mengandung asam asetat, non valatil asam amalat, kalsium,
asam amino, gula, protein, polyphenol, phospat, gliserol, dan sorbitol. Asam
amino yang terdapat di dalam cuka apel dapat menggantikan sel-sel yang
rusak dan sebagai pemberi kalori dalam tubuh, membuat protein dalam darah
kadar kolesterol darah, menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh. Asam
amino dalam cuka apel kadarnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
2.5 Madu
12
Kingdom : Animalia
Filum : Artrophoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Apiade
flavonoid, asam amino, dan protein (Pontis dkk, 2014). Aktivitas antimikroba
a. DM tipe 1
namun onset dapat terjadi pada orang dewasa dan 84% orang yang hidup
13
dengan DM tipe 1 adalah orang dewasa (WHO, 2019). Karena sel beta di
b. DM tipe 2
Penyebab riwayat DM dari keluarga, obesitas, usia ibu saat hamil, riwayat
melahirkan bayi besar dan riwayat penyakit lainnya. Gejalanya sama seperti
DM pada umumnya Jika tidak ditangani secara dini akan beresiko komplikasi
pada persalinan, dan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan 4000gram
(sering buang air kecil), polidipsi (mudah merasa haus), dan polifagia (mudah
1. Gejala awal berhubungan dengan efek dari kadar glukosa darah yang
tinggi.
14
2. Adanya gula dalam urin (Glycosuria) serta banyak buang air kecil
energi serta mudah merasa letih, dan berat badan menurun sering juga
maka timbul gejala seperti buang air kecil, sering merasa haus dan
tertutup atau yang dikenal dengan moist wound healing adalah metode untuk
15
dapat terjadi secara alami. Munculnya konsep moist wound healing menjadi
dasar munculnya pembalut luka modern (Rasli, Suhartatik, & Nurbaya, 2018).
antiseptik, sedangkan
morbiditas dan mortalitas DM. Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam
Menerapkan gaya hidup sehat adalah aspek utama dari pengobatan diabetes
mellitus. Pendidikan dan dukungan merupakan salah satu penunjang terapi non
pada pasien diabetes tipe 2 yang obesitas dapat terjadi resistensi insulin. Diet
16
rendah kalori terbukti dapat mengurangi A1c hingga 65% (48 mmol/mol) dan
gula darah puasa hingga 126 mg/dL tanpa menggunakan terapi obat
(American, 2019).
2. Terapi Farmakologi
dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi
a. Terapi Insulin
Preparat insulin dapat dibedakan berdasarkan lama kerjanya yaitu insulin kerja
cepat, insulin kerja sedang dan insulin kerja panjang (Perkeni, 2015).
golongan yaitu:
17
Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin
memiliki dua tempat pengikat yang sama dengan sulfonilurea. Contoh obat
(Depkes, 2005). Metformin memiliki waktu paruh 1,5 – 3 jam dan tidak
terikat pada protein plasma, tidak dimetabolisme serta diekskresi oleh ginjal
sebagai senyawa aktif. Pada pasien dengan insufiensi ginjal atau sistem
tidak boleh diberikan pada ibu hamil, pasien dengan penyakit hepar berat,
18
penyakit ginjal dengan uremia, penyakit jantung kongesif dan penyakit
Bekerja dengan cara mengurangi keluarnya asam lemak menuju ke otot dan
konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif. Aktivitas GLP-1 ini bertujuan
19
7. Metode Induksi Diabetes Melitus
a. Toleransi Glukosa
Prinsip metode ini adalah hewan uji dipuasakan selama kurang 20-24 jam,
diberikan larutan glukosa oral setengah jam sesudah pemberian sediaan obat
cuplikan darah vena telingan dari masing-masing hewan uji sejumlah 0,5 ml
b. Induksi Diabetes
diabetogen yaitu:
1) Aloksan
kimia yang bersifat tidak stabil dan hidrofilik. Aloksan memiliki keefektifan
2015).
2) Streptozotocin
20
hiperglikemia dan menurunkan insulin dalam darah. Streptozotocin
3) Insulin Eksogen
Prinsip metode ini adalah memicu resistensi reseptor insulin karena terjadi
mengalami DM Tipe-2 bila kadar GDP pada hari ke-17 >85 mg/Dl (Anas,
2015).
4) Dexamethasone
dengan dosis tinggi atau dalam jangka panjang dapat menghambat ambilan
glukosa oleh sel-sel otot sehingga dapat meningkatkan kadar glukosa darah
21
2.7 Hewan Uji
Hewan uji dalam penelitian ini adalah tikus. Tikus dan mencit termasuk famili
Tikus putih sebagai hewan percobaan relative resisten terhadap infeksi dan sangat
cerdas. Tikus putih tidak begitu bersifat foto fobik seperti halnya mencit dan
Aktivitasnya tidak terganggu oleh adanya manusia di sekitarnya. Ada dua sifat
yang membedakan tikus putih dari hewan percobaan yang lain, yaitu bahwa tikus
putih tidak dapat muntah karena struktur anatomi yang tidak lazim di tempat
22
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Alat
Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah berupa juicer, beker
gelas (pyrex), gelas ukur, timbangan analitik, timbangan hewan uji, kandang
hewan, sonde oral, kapas, erlenmeyer (pyrex), pipet gondok, lumpang, mortir,
2. Bahan
metformin tablet, dextrose 40%, aquadest, bunga rosela, jahe merah, jeruk
nipis, cuka apel, madu, tween 80, NaCl fisiologi 0,9%, tissue, dan kapas.
Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur wistar yang
berumur 2-3 bulan dengan bobot (180-200 gram). Tikus diaklimatisasi selama
23
Perhitungan besar sampel dihitung dengan rumus Federer (1991)
sebagai berikut:
Keterangan :
t = Banyaknya kelompok
(5-1) × (n-1) ≥ 15
4 (n-1) ≥15
4n-4 ≥15
4n≥ 19
n ≥ 4 ,75
n≥ 5
Rumus diatas menunjukan jumlah tikus yang dibutuhkan dalam tiap kelompok
adalah 25 ekor.
herbal kombinasi bunga rosela, jahe merah, jeruk nipis, cuka apel dan madu
dipercayai memiliki bau yang enak dan pada penelitian sebelumnya bunga
rosella mampu menurunkan kadar glukosa darah. Pada sediaan jus herbal
sebagai berikut:
24
Tabel 3.1 formula jus herbal yang akan diteliti
(sc) dan diberikan larutan dektrosa 40% secara peroral (p.o) selama 14 hari.
menggunakan alat spektrofotometri dan catat kadar glukosa darah pada hari ke
0, dan 14. Hitung pengukuran kadar glukosa darah dan di Analisa statistik
randomized matched pretest and post test control group design yang
25
3.6 Metode Penelitian
metode induksi dengan senyawa kimia, senyawa kimia yang digunakan adalah
dexamethasone.
1. Pengambilan Sampel
Pembuatan jus herbal yaitu dengan cara pertama bersihkan jahe merah
dari rambut akar dan jeruk nipis dari kulitnya kemudian cuci bersih dengan
peras menggunakan kain yang tipis. Setelah homogen panaskan sari rosela,
sari jahe merah, sari jeruk nipis selama ± 5 menit kemudian dinginkan lalu
26
3. Penyiapan Hewan Percobaan
Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur wistar yang
berumur 2-3 bulan dengan bobot (180-200 gram). Tikus diaklimatisasi selama
konversi (0,018) pada tikus dan di dapat 3 variasi dosis yaitu masing-masing
terdiri dari dosis rendah, dosis sedang, dan dosis tertinggi yaitu sebagai
berikut:
a. Dexamethason 5 mg/KgBB
27
Untuk penginduksi dextrose tidak dilakukan proses pengenceran karena
sudah ada yaitu dextrose 40% yang sudah jadi. Serta volume pemerian
pemberian untuk tiaptiap tikus adalah 2 ml/ 200 gbb tikus secara
intraperitonial.
b. Tween 80 1%
a. Dosis I 1,35 ml/kgbb: Ambil jus herbal sebanyak 1,35 ml masukkan dalam
28
10 ml, untuk tikus dengan berat badan 200 g diberikan 2 ml/200 gbb secara
peroral.
aquadest ad hingga 10 ml, untuk tikus dengan berat badan 200 g diberikan 2
aquadest ad hingga 10 ml, untuk tikus dengan berat badan 200 g diberikan 2
penimbangan berat badan tikus dan dilakukan pengukuran kadar GDP pada
40%. Hewan percobaan dengan kadar gula darah puasa > 126 mg/dl hewan
29
1. Kelompok kontrol diberikan tween 80 1% yang ditambah aquades.
secara peroral.
3. Kelompok I diberikan sediaan jus herbal dengan dosis 1,35 ml/kgbb tikus.
4. Kelompok II diberikan sedijaan jus herbal dengan dosis 2,7 ml/kgbb tikus.
5. Kelompok III diberikan sediaan juis herbal dengan dosis 5,4 ml/kgbb
tikus.
cuplikan darah dilakukan dengan cara vena ekor mencit dengan menggunakan
jarum (lanset). Pengukuran kadar asam urat darah dilakukan pada hari ke 0,
dan 14
3.9 Parameter
Pada penelitian ini parameter yang diukur berupa kadar gula darah
tikus yang telah diberi sediaan uji dan pengukuran dilakukan menggunakan
alat sepektrofotometri.
Dari hasil penelitian berupa kadar glukosa dalam darah tikus yang
diukur pada hari ke 0, dan 14 dianalisa secara statistik menggunakan uji One
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonimousa. 2011. Dendeng giling. http : //www. Warintek. Ristek. Go. Id. /
pangan_kesehatan/ pangan/ PIWP/ dendeng giling. Pdf. 28 Mei 2011.
Angga AA, 2017, Uji efek antidiabetes jus herbal kombinasi (bunga rosela, jahe
merah, jeruk nipis, cuka apel, dan madu) pada mencit putih jantan yang di
induksi aloksan. (Skripsi). Palembang: STIFI Bhakti Pertiwi
Annas, Y., Rositasati, R., Fitriana, R. M., dan Suharjono. (2015). Pengembangan
Model Hewan Percobaan Tikus Diabetes Mellitus Tipe 2 karena Resistensi
Insulin yang Diinduksi Insulin Jangka Panjang. Jurnal Ilmu Farmasi dan
Framasi Klinik, 12(2), 16-23.
Aria, M., Mukhtar, H., dan Mulianti, I. (2014). Uji Efek Antihiperglikemia
Ekstrak Etanol Daun Lidah Buaya (Aloe vera (L) Webb ) terhadap Mencit
Putih Jantan yang Diinduksi Deksametason. Scientia : Jurnal Farmasi
Dan Kesehatan, 4(2), 71.
Astuti, T. dan S. Darmanti. 2010. Produksi bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
yang diperlakukan dengan naungan dan volume penyiraman air yang
berbeda. Jurnal Penelitian Sains Dan Teknologi. 11(1): 19-28.
Dita Dewi A, 2016, Efek penurunan kadar gula darah total jus herbal kombinasi
bawang putih, jahe merah, jeruk nipis, cuka apel, dan madu pada pria
penderita diabetes melitus. (Skripsi). Palembang: STIFI Bhakti Pertiwi
31
(Skripsi) program sarjana Agroteknologi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, 2016).
Febrinasari, R, P., Maret, U. S., Sholikah, T. A., Maret, U. S., Pakha, D. N.,
Maret, U. S., Putra, S. E., & Maret, U. S. (2020). Buku Saku Diabetes
Melitus Untuk Awam. 5-7.
Goodman & Gilman. (2012). Dasar Farmakologi Terapi (Edisi 10, volume 2).
Gunawan, S. G., Nafrialdi, R. S., dan Elysabeth. (2012). Farmakologi dan Terapi
Edisi 5 (cetak ulang dengan tambahan, 2012). Jakarta: Departemen
Framakologi dan Teraupetik Fakultas Kedokteran. UI, Hal 481-495.
IDF. (2019). International Diabetes Federation. In The Lancet (Vol. 266, Issue
6881). https://doi.org/10.1016/S0140-6736(55)92135-8
Irdalisa., Safrida., Khairil., Abdullah., dan Sabri, M. (2015). Profil Kadar Glukosa
Darah Pada Tikus Setelah Penyuntikan Aloksan Sebagai Hewan Model
Hiperglikemik. Jurnal EduBio Tropika, 3(1), 1-50.
32
Katzung, B.G., Masters, S. B., dan Trevor, A. J. (2013). Farmakologi dasar dan
klinik (edisi 12). Jakarta: EGC.
Op.Cit, Evy Ratnasari Ekawati, Setyo Dwi Santoso, Yeni Retno Purwanti. 2016.
h.3-4
Patel, D, K., Kumar, R., Laloo, D., & Hemalatha, S. (2012) Natural medicines
from plant source used for therapy of diabetes mellitus: An overview of its
pharmacological aspects. Asian Pacific Journal of Tropical Disease, 2(3),
239-250. https://doi.org/10.1016/S2222-1808(12)60054-1
Pontis, J.A., Costa, L.A.M.A.D., Silva, S.J.R.D. dan Flach, A. (2014). Color
phenolic and flavor content and antioxidant activity of honey from
Roraima Brazil. Journal of Food Science and Tecnology 34(1): 69-73.
Tjay, T. H., dan Rahardja, K., (2015). Obat-Obat Penting. Jakarta : PT. Gramedia.
Zubaidah, E., 2011. Pengaruh pemerian cuka apel dan cuka salak terhadap kadar
glukosa darah tikus wistar yang di beri diet tinggi gula. Universitas
Brawijaya.
33
34