Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit yang tidak menular yang paling penting
untuk diobati, faktor risiko tertinggi untuk angka kematian yaitu Hipertensi.
Penyebab hipertensi tidak dapat ditangani antara lain karena gangguan
Kesehatan seperti stroke, penyakit jantung coroner, pembengkakan pembuluh
darah, dan penyakit ginjal serta penyakit arteri lainnya. Permasalahan yang
masih belum terpecahkan adalah hipertensi pada kelompok usia lansia.
Sebuah tantangan besar di Indonesia mengenai kasus hipertensi karena
kondisinya yang sering dijumpai pada pelayanan kesehatan dengan prevalensi
tinggi, yaitu (25,8%) (Depkes, 2014). Sedangkan dari data surveilans Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 menyatakan
bahwa prevalensi hipertensi tertinggi ada pada usia produktif yaitu ≥ 18 tahun
mengalami peningkatan sebesar (7,6%) di tahun 2007 menjadi 9,5% di tahun
2013 sehingga hipertensi menempati sebagai penyakit tidak menular dengan
angka kejadian tertinggi (Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan Profil Kesehatan
Kabupaten Kebumen tahun 2017, tiga teratas penyakit tidak menular adalah
Hipertensi (23.735 kasus), Diabetes Melitus (7.274 kasus) dan Asma Bronkial
(3214 kasus), selain penyakit diatas ada juga penyakit tidak menular lainya
yaitu Dekomposio Kordis (871 kasus) , Psikosis (406 kasus), Struk (2048
kasus), Angina Pektoris (125 kasus), PPOK (1877 kasus), Ca Mammae (243
kasus), Ca Serviks (45 kasus), AMI (148 kasus), dan Ca Hepar (12 kasus)
(arif triono).
Pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat saat ini hanya sebatas
pengetahuan turun temurun sebagai bentuk interaksi antara masyarakat
dengan lingkungannya khususnya tumbuhan . Di negara Indonesia, sekalipun
pelayanan kesehatan telah berkembang, jumlah masyarakat yang
memanfaatkan pengobatan tradisional tetap tinggi (jurnal huluq)
2.2 Deskripsi Pohon Karsen
Seiring dengan perkembangan zaman banyak masyarakat memilih
untuk pengobatan alternatif, yaitu dengan pengobatan herbal yang mempunyai
efek samping lebih sedikit dibandingkan dengan pengobatan berbahan kimia.
Salah satu tanaman yang dapat menurunkan hipertensi adalah pohon karsen.
Inovasi terbaru dari penelitian sebelumnya yaitu daun kersen dapat
diformulasikan menjadi permen jelly sebagai antihipertensi.
Pohon kersen (Muntingia calabura), merupakan tanaman jenis
neotropik yaitu jenis tanaman yang tumbuh baik di daerah tropis seperti di
Indonesia. Tanaman kersen berasal dari Filipina dan diberitakan masuk ke
Indonesia pada akhir abad ke-19. Berdasarkan klasifikasi botani, kersen
termasuk familia Elaeocarpaceae. Kersen adalah pohon yang selalu hijau
(evergreen), tinggi pohon antara 3 sampai 12 meter, tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun pada ranting-ranting yang mirip kipas. Percabangannya
mendatar, menggantung ke arah ujung, dan berbulu halus. Daunnya tunggal,
berbentuk bulat telur 8 sampai berbentuk lanset dengan panjang 4 – 14 cm dan
lebar 1 – 4 cm dengan pangkal lembaran daun yang nyata tidak simetris, tepi
daun bergerigi, lembaran daun sebelah bawah berbulu kelabu (Rosandari,
Thayib, dan Krisdiawati, 2015).
Permen jelly adalah salah satu produk pangan yang sangat digemari
oleh masyarakat baik orang dewasa maupun anak-anak. Permen jelly dengan
mutu yang baik memiliki ciri-ciri yaitu berpenampilan jernih dan transparan,
bertekstur kenyal, elastis, manis dan sedikit asam, serta beraroma buah segar.
Pembuatan permen jelly dikenal akan istilah sol dan gel. Sol merupakan
partikel yang berukuran 0,001-0,1 m yang tidak dapat membentuk dispersi
koloid dalam air karena ukuran partikelnya sol. Diantara semua agensia
pembentuk gel tersebut pektin dan agar-agar merupakan bahan yang paling
umum digunakan dalam pembuatan permen jelly (Esty & Hariyatmi, 2016).
2.3 Kandungan Kimia Kersen
Tumbuhan kersen ini mengandung begitu banyak senyawa kimia yang
bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam 100 gram buah kersen
mengandung 1ir (77,8 gr), protein 0,384 gr), lemak (1,56), karbohidrat (17,9
gr), serat (4,6 gr), abu (1,14 gr), kalsium (1,24 mg), fosfor (84 mg), besi (1,18
mg), karoten (0,019 gr), tianin (0,065 gr), riboflavin (0,037 gr), niacin (0,55
gr), dan vitamin C 80,5 mg) (Kosasih dkk, 2013). Kersen termasuk salah satu
tumbuhan obat-obatan yang diduga memiliki substansi aktif sebagai anti
diabetes yaitu asam askorbat, serat, niasin dan betakaroten (Verdayanti, 2009).
Ujianto (2011) menjelaskan bahwa kandungan gizi buah kersen tidak kalan
dengan buah mangga. Kadungan vitamin C pada buah mangga sebesar 30 mg,
sedangkan buah kersen sebesar 80,5 mg. Kandungan kalsium buah kersen
mencapai 124,6 mg jauh lebih tinggi dibandingkan dengan buah mangga yaitu
15 mg. Di Indonesia, buah kersen dimanfaatkan secara tradisional untuk
mengobati asam urat dengan cara mengkonsumsi 9 butir buah kersen 3 kali
sehari dan terbukti dapat mengurangi rasa nyeri akibat asam urat. Kersen
mengandung flavonoid yang terdiri dari berbagai jenis; flavon, flavonon,
flavan, dan biflavan. Senyawa kimia lainnya yaitu tannin, triterpene, polifenol
yang berperan di dalam aktivitas antioksidan. Daun kersen memiliki senyawa
fitokimia yang menunjukkan aktivitas antioksidatif dan antimikroba (Haki,
2009; Priharjanti, 2007; Zakaria dkk, 2011). Menurut Binawati dan Amillah
(2013) di dalam Laswati (2017), senyawa flavonoid ini berfungsi sebagai
antimikrobia, antivirus, antioksidan, antihipertensi, merangsang pembentukan
estrogen dan mengobati gangguan fungsi hati.

2.4 Manfaat Pohon Kersen


Bagian tanaman yang biasa dimanfaatkan adalah daun dan buahnya.
Banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap tanaman kersen. Buah kersen
mempunyai aktivitas antiradang dan antioksidan sedangkan daun kersen
mempunyai aktivitas antibakteri, antioksidan, antiproliferatif, dan
antihiperglikemik (Yuliana, dkk, 2014).
Daun kersen sebagai obat tradisional diantaranya obat asam urat, obat
batuk dan luka bakar. Masyarakat biasanya menggunakan daun kersen sebagai
obat luka bakar dengan cara ditumbuk secukupnya dan ditempelkan langsung
ke daerah luka bakar atau dengan cara merebus daun kersen dan air
rebusannya digunakan untuk membersihkan bagian luka (Handayani dan
Sentat, 2016).
Daun kersen dipercaya membantu mengatasi berbagai macam penyakit,
seperti : Melindungi fungsi otot jantung, menurunkan kadar gula bagi
penderita diabetes, anti hipertensi, anti kolesterol, anti inflamasi, antiseptik
dan antitumor (Andareto, 2015).

Anda mungkin juga menyukai