Anda di halaman 1dari 3

Ciplukan, Buah Kecil Bermanfaat Untuk Pemurnian Darah Hingga Penyakit Jantung

Ciplukan merupakan tanaman liar yang banyak dijumpai di pekarangan rumah. Buah
ciplukan banyak dikonsumsi karena mempunyai rasa yang manis. Dibalik rasanya yang
manis, ternyata ciplukan mempunyai segudang manfaat untuk kesehatan salah satunya
sebagai obat penyakit jantung

Morfologi
Ciplukan (Physalis angulata) merupakan tanaman perdu yang termasuk kedalam familia
Solonaceae. Daun ciplukan mempunyai bentuk bulat telur atau oval, ujungnya meruncing,
tepi daun menyirip, pertulangan daun menjari, tekstur permukaan daun licin, berwarna hijau-
hijau kekuningan. Batang ciplukan berbentuk segi tiga (triangularis) pada batang muda dan
bulat pada batang tua, permukaannya licin, jenis batang herbaceous, jenis percabangannya
monopodial. Akar ciplukan merupakan akar tunggang dengan bentuk akar serabut. Buah
ciplukan merupakan buah semu yang dilindungi oleh kelopak, berbentuk bulat berwarna
hijau, kelopak berwarna keunguan. Bunga ciplukan terdiri dari benang sari dan putik serta
perhiasan bunga. Biji ciplukan berbentuk bulat berwarna putih kekuningan (Andriani et al.,
2020). Buah ciplukan mempunyai bentuk seperti tomat kecil berwarna kuning jingga dengan
rasa asam manis (Kusumaningsih et al., 2021).

Kandungan
Tanaman ciplukan mengandung senyawa kimia berupa glikosida, flavonoid, alkaloid, steroid,
fisalin, tanin, kriptoxantin, vitamin C, protein, minyak lemak, asam linoleat, asam oleat, asam
falmitat, dan asam asetat (Susanti et al., 2019).
Buah ciplukan mengandung antioksidan berupa fenolik yang cukup tinggi. Buah ciplukan
juga mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin D, dan vitamin K yang tinggi. Selain itu,
buah ciplukan juga mengandung senyawa berupa chlorogenik acid, asam sitrum, alaidic acid,
fisalin, asam malat, tanin, alkaloid, kriptoxantin, dan gula (Tajidan et al., 2020).
Tunas ciplukan mengandung senyawa berupa saponin dan flavonoid. Daunnya mengandung
flavonoid dan chlorogenik acid. Buahnya mengandung polifenol, fisalin, tannin, kriptoxantin,
vitamin C, gula, dan withangulation A. Bijinya mengandung asam palmitat dan stearate.
Akarnya mengandung alkaloid. Sedangkan batangnya mengandung chlorogenik acid
(Kusumaningsih et al., 2021).

Manfaat
Seluruh bagian ciplukan dapat dimanfaatkan untuk mengobati cacingan dan sebagai obat
penurun panas, obat diabetes, darah tinggi, infeksi saluran pernafasan atau batuk berdahak,
kencing nanah, penguat jantung, sakit paru-paru, penyakit kulit, dan rematik (Kartika, 2017).
Selain itu, ciplukan bermanfaat untuk pemurnian darah, pengurangan albumin pada ginjal,
rekontruksi dan penguatan saraf otak, serta pengobatan penyakit prostat (Susanti et al., 2019).
Buah ciplukan bermanfaat untuk mengobati gusi berdarah dan mual, sedangkan daunnya
bermanfaat sebagai obat penyakit kulit seperti bisul, borok, dan peradangan kulit. Vitamin A
yang terkandung pada buah ciplukan bermanfaat untuk menyehatkan mata, vitamin C
bermanfaat untuk memperbaiki metabolisme tubuh, vitamin D bermanfaat untuk mencegah
penyakit degeneratif dan baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi, serta vitamin K bermanfaat
untuk meningkatkan kesehatan reproduksi. Kandungan polifenol bermanfaat untuk
menetralkan radikal bebas dalam tubuh, sekaligus melindungi tubuh dari berbagai penyakit
degeneratif (Tajidan et al., 2020).
Daun ciplukan mempunyai aktivitas anti-hiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan,
dan imunosupresan, antiinflamasi, antioksidan, analgesik, sitotoksik, diuretik. Selain itu,
bermanfaat untuk menetralkan racun, meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar-
kelenjar, dan antitumor. Kandungan saponin dalam daun ciplukan bermanfaat sebagai
antitumor dan menghambat pertumbuhan kanker (Widaryati, 2019).
Manfaat ciplukan sangat beragam. Di lembah Amazon, ciplukan dimanfaatkan sebagai obat
penenang, depuratif (pembersih darah), antirematik, dan untuk meredakan sakit telinga. Di
Taiwan, dimanfaatkan sebagai obat diabetes, hepatitis, asma, dan malaria. Di Peru, daunnya
dimanfaatkan sebagai obat penyakit hati, malaria, dan hepatitis. Sedangkan di Afrika Barat,
ciplukan dimanfaatkan untuk menyembuhkan kanker. Buah ciplukan mempunyai manfaat
untuk mengobati beberapa penyakit seperti penyakit jantung, asma, demam, tekanan darah
tinggi, kanker payudara, menghilangkan kuning pada bayi yang baru lahir, kencing kotor,
menyadarkan orang pingsan, stroke, kencing manis, sakit persendian, menurunkan kolesterol,
tambah darah, penawar racun, diabetes, epilepsi, hingga penyakit kulit seperti kurap
(Kusumaningsih et al., 2021).

Ekologi
Ciplukan merupakan tanaman yang berumur satu musim atau kurang dari 6 bulan (Tajidan et
al., 2020). Ciplukan banyak ditemukan tumbuh liar di area persawahan dan perkebunan.
Ciplukan tumbuh di dataran rendah, biasanya ditemukan dibawah naungan pohon
(Kusumaningsih et al., 2021). Ciplukan ditemukan di daerah dengan iklim tropis dan
subtropics yang merupakan gulma di padang rumput, perkebunan, lading, maupun hutan
terbuka. Ciplukan tumbuh di dataran rendah hingga 1650 mdpl. Berdasarkan ketinggian
tempat tumbuhnya, terdapat perbedaan morfologi ciplukan. Ciplukan yang tumbuh di
ketinggian 200-400 mdpl tumbuh tegak, sedangkan yang tumbuh di ketinggian 600 mdpl
tumbuh rendah dan menjalar (Andriani et al., 2020). Suhu yang diperlukan untuk
pertumbuhan ciplukan berkisar antara 18-350C (Tambunan, 2018).
Benih ciplukan berkecambah dengan baik pada suhu 270 - 300 C, fotoperiodisasi lebih dari 8
jam, dan umur simpan selama 12 bulan (Susanti et al., 2019).

Persebaran
Ciplukan berasal dari Peru, Amerika Latin yang kemudian tersebar ke Amerika, Pasifik,
Australia, dan Asia. Di Indonesia, ciplukan mempunyai beberapa nama lokal seperti cecenet
(Sunda), nyornyoran (Madura), keceplokan (Bali), dedes atau leletep (Sumatera), dan
leletokan (Minahasa) (Kusumaningsih et al., 2021).

DAFTAR PUSTAKA
Andriani, L., Santi, P. & Zaitun., 2020. Pengaruh Perbedaan Kondisi Tanah Tumbuhan
Ciplukan pada Morfologi, Anatomi dan Metabolit Sekunder. Jurnal Farmasetis,
8(1), pp. 15-22.
Kartika, T., 2017. Potensi Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat di Sekitar Pekarangan Kelurahan
Silaberanti Kecamatan Silaberanti. Sainmatika, 14(2), pp. 89-99.
Kusumaningsih, T., Rini, D. R. & Sidarningsih. 2021. Pelatihan dan Penyuluhan Manfaat
Ciplukan bagi Kesehatan dan Budidayanya di Kecamatan Sumberwringin dan
Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso. Jurnal Layanan Masyarakat, 5(2), pp.
292-301.
Susanti, N. D., Eny, W. & Dwi, G., 2019. Studi Perkecambahan Benih Ciplukan (Physalis
peruviana L.) pada Beberapa Tingkat Masak Buah. Buletin Agrohorti, 7(3), pp. 263-
269.
Tajidan, Sahidu, A. & Suparmin, 2020. Penyuluhan Pemanfaatan Buah Ciplukan sebagai
Bahan Makanan Sehat melalui Metode Jaga Jarak Fisik Akibat Wabah Covid 19.
Jurnal Gema Abadi, 2(2), pp. 139-146.
Tambunan, H. M., 2018. Eksplorasi, Identifikasi dan Karakterisasi Morfologi Ciplukan
(Physalis angulata L.) di Kabupaten Karo. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Widaryati, R., 2019. Pengaruh Penambahan Tepung Daun Ciplukan (Physalis angulata L)
yang Difermentasi dengan Em4 pada Pakan untuk Pertumbuhan dan Kelangsungan
Hidup Ikan Nila (Oreochromis nilotius). Jurnal Ilmu Hewani Tropika, 8(2), pp. 67-
70.

Anda mungkin juga menyukai