Anda di halaman 1dari 10

ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.7, No.

2 Agustus 2020 | Page 3700

PENGARUH CUSTOMER EXPERIENCE CUSTOMER SATISFACTION DAN


BRAND IMAGE TERHADAP CUSTOMER LOYALTY PADA ARMOR KOPI
BANDUNG
(1)
Sucy Pujiawati, (2) Dr. Putu Nina Madiawati, S.T., MT., MM
Prodi S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Universitas Telkom
(1)
Sucypujiawati27@gmail.com, (2) pninamad@telkomuniversity.ac.id

ABSTRAK
Customer Loyalty dapat dilatar belakangi oleh berbagai faktor, diantaranya adanya Customer Experience,
Customer Satisfaction dan Brand Image yang ada dalam diri seorang individu. Konsep “ngopi di hutan”
membuat Armor Kopi memiliki ciri khas yang berbeda dari kedai lainnya. Adanya fenomena tersebut, Armor
kopi menerapkan strategi marketing yaitu experiental marketing yang ditujukan untuk menarik minat
konsumen melalui sense, feel, think, act dan relate. Strategi marketing tersebut dapat menciptakan kepuasan
konsumen, citra merek yang baik atau buruk serta dampak yang lebih besar bagi Armor Kopi yaitu dapat
membuat konumen menjadi loyal. Tujuan penelitian adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh customer
experience, customer satisfaction dan brand image terhadap customer loyalty pada Armor Kopi Bandung.
Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan analisis data menggunakan analisis deskriptif dan regresi
linear berganda. Penelitian ini menggunakan software SPSS 23.0. Responden penelitian adalah individu yang
pernah mengunjungi Armor Kopi Bandung. Sampel sebanyak 100 responden yang diperoleh menggunakan
teknik sampling purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa customer experience, customer
satisfaction dan brand image terhadap customer loyalty secara positif dan signifikan sebesar 85,5%.

Kata Kunci: Customer Experience, Customer Satisfaction, Brand Image, Customer Loyalty.

ABSTRACT
Consumer loyalty can be motivated by various factors, including the experience of consumers customer
satisfaction and brand image that exists in an individual. By carrying out the concept of "coffee in the forest",
Armor Coffee has unique characteristics from other shops. The existence of this phenomenon, the marketing
strategy applied by Armor Coffee is experiential marketing where the strategy is intended to be able to attract
consumers' interests through sense, feel, think, act and relate. This marketing strategy can create customer
satisfaction, good or bad brand image and a greater impact on the Armor Coffee that can make customers
loyal. The purpose of this study was to determine and analyze the effect of customer experience, customer
satisfaction and brand image on customer loyalty in the Bandung Coffee Armor. The method used is quantitative
with data analysis using descriptive analysis and multiple linear regression. This research uses SPSS 23.0
software. Research respondents are individuals who have visited to Armor Coffee Bandung. A sample of 100
respondents were obtained using a purposive sampling technique. The results showed that customer experience,
customer satisfaction and brand image of customer loyalty positively and significantly by 85.5%.

Keywords: Customer Experience, Customer Satisfaction, Brand Image, Customer Loyalty.

1. PENDAHULUAN kopi dengan fasilitas yang bagus, tempat yang


1.1 Latar Belakang sudah memiliki nama atau sudah dikenal banyak
Ditengan persaingan bisnis yang semakin ketat di orang. Coffee shop dibuat dengan kenyamanan dan
Indonesia, mengharuskan para pelaku bisnis untuk didesain dengan konsep menarik agar pengunjung
mengembangkan usahanya. Salah satu sektor usaha tidak hanya datang untuk menikmati kopi
yang sedang marak yaitu food & beverages melainkan melebur dalam suasana yang
terutama coffee shop. Mewabahnya coffe shop di melingkupinya. Bahkan pada saat ini, sulit sekali
Indonesia dan salah satunya di kota Bandung, menemukan coffee shop yang biasa saja atau tanpa
memaksa setiap usaha harus berinovasi dan mengusung tema tertentu untuk menarik perhatian
menciptakan tempat yang cocok untuk berbagai konsumen. Para pemilik coffee shop tentunya
suasana. Hal tersebut dikarenakan industri kopi berlomba-lomba untuk menentukan tema yang
telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. unik sehingga dapat memanjakan mata
Coffee shop biasanya dijadikan sebagai pilihan konsumennya. Seperti halnya di kawasan Dago
utama bagi para kalangan yang ingin menikmati kota Bandung yang sering menjadi pusat perhatian
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3701

dikarenakan terkenal dengan udara dingin dan 1.2 Tujuan Penelitian


sejuk. Salah satu usaha coffee shop yang ada di Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Bandung dengan memanfaatkan alam sebagai mengetahui pengaruh :
konsepnya adalah Armor Kopi. Konsep ngopi di a. Untuk mengetahui customer experience
hutan ini membuat Armor Kopi menjadi terkenal. pada Armor Kopi Bandung
Dengan menyajikan kopi sebagai menu utama dari b. Untuk mengetahui customer satisfaction
sabang sampai merauke, dimana jarang sekali pada Armor Kopi Bandung
coffee shop yang memiliki konsep di alam terbuka c. Untuk mengetahui brand image pada
dengan dikelilingi oleh pohon-pohon. Coffee shop Armor Kopi Bandung
ini juga banyak digemari oleh semua kalangan di d. Untuk mengetahui customer loyalty pada
kota Bandung. Bahkan Armor Kopi ini termasuk Armor Kopi Bandung
peringkat yang sudah baik diantara coffee shop e. Untuk mengetahui pengaruh customer
lainnya yang ada di Bandung. Berikut ini adalah experience terhadap customer loyalty
gambar peringkat Armor kopi dari 150 ulasan para pada Armor Kopi Bandung
konsumen yang sudah mengunjungi Armor kopi f. Untuk mengetahui pengaruh customer
Bandung. satisfaction terhadap customer loyalty
pada Armor Kopi Bandung
g. Untuk mengetahui pengaruh brand image
terhadap customer loyalty pada Armor
Kopi Bandung
h. Untuk mengetahui pengaruh antara
customer experience, customer
satisfaction, dan brand image terhadap
customer loyalty pada Armor Kopi
Bandung secara simultan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Sumber: https://www.trivadvisor.co.id, diambil 2.1 Customer Experience
pada 25 April (2020) Menurut Alma (2016:267) dalam strategi
Namun berdasarkan jurnal (Aditya Wira experiental marketing konsumen tidak saja
Pratama, Maya Ariyanti) dengan mengambil 400 melakukan permintaan barang berkualitas, tapi
responden mendapatkan hasil bahwa loyalitas juga menginginkan ada manfaat emosional, berupa
konsumen pada Armor Kopi masih tergolong memorable experience yaitu adanya pengalaman
rendah dengan hasil penelitian bahwa “Experiental yang mengesankan tidak terlupakan, ada
marketing tidak berpengaruh positif terhadap pengalaman unik yang positif, pengalaman holistic
loyalitas konsumen dikarenakan konsumen yang melalui seluruh pancainderanya.
loyal tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja Menurut Hasan (2013:8) customer
terdapat pengaruh lain yang mempengaruhi experience merupakan suatu ikatan rasional dan
sebelum terciptanya sebuah loyalitas konsumen. emosional yang terjadi karena respon terhadap
Experiental marketing bukan menjadi satu-satunya stimulus tertentu dengan mengoptimalkan sense
faktor yang mempengaruhi karena pengalaman (sensory), feel (emosional), think (cognitive), act
buruk yang pernah dirasakan maupun ketidak (action), dan relate (relationship) dalam usaha-
sesuaian konsep, produk dan pelayanan Armor usaha pemasaran sebelum dan sesudah pembelian,
Kopi juga dapat mempengaruhi loyalitas pertukaran informasi dan ikatan emosional.
konsumen”. Tidak hanya berfokus pada produk dan Schimitt dalam Hendarsono (2013)
layanan yang ditawarkan, kegiatan lain yang menjelaskan bahwa customer experience adalah
berperan aktif atas suatu produk yaitu sebuah pengalaman, dimana pengalaman-
pemasarannya. Dengan memberikan pelayanan pengalaman tersebut merupakan peristiwa-
yang sebaik mungkin, fasilitas yang sesuai peristiwa pribadi yang terjadi dikarenakan adanya
ekspektasi, harga yang menunjang, mak jika hal stimulus tertentu (misalnya yang diberikan oleh
tersebut terpenuhi akan menciptakan sebuah pihak pemasar sebelum dan sesudah pembelian
kepuasan konsumen atau customer satisfaction. barang atau jasa).
Satu hal yang sangat berpengaruh yaitu brand Menurut Pine dan Gilmore dalam Tetanoe
image (citra merek), jika citra sudah memiliki citra (2014) menjelaskan konsep customer experience
yang kuat dan positif di benak konsumen maka merupakan konsep dimana ketika konsumen
merek akan selalu diingat dan kemungkinan membeli sebuah jasa, satu aktivitas yang tidak
konsumen untuk membeli merek bersangkutang dapat dinyatakan secara jelas. Tetapi ketika
sangat besar dan menjadi loyal. konsumen membeli sebuah pengalaman,
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3702

konsumen tersebut membayar untuk menghabiskan Konsumen dapat mengalami salah satu dari tiga
waktu untuk sebuah kesempatan atau pengalaman tingkat kepuasan umum yaitu jika kinerja di bawah
yang tidak terlupakan dan membuat suatu harapan, konsumen akan merasa kecewa tetapi jika
perusahaan dikenal dengan cara yang berbeda, kinerja sesuai dengan harapan pelanggan akan
2.1.1 Sub Variabel Customer Experience merasa puas dan pabila kinerja bisa melebihi
Menurut Alma (2016:267) berpendapat harapan maka pelanggan akan merasa sangat puas
bahwa customer experience dapat diukur dengan senang atau gembira.
menggunakan lima faktor utama, yaitu: Sementara Giese & Cote (2000) dalam
a. Sense (Indera) Tjiptono & Chandra (2017:204) menemukan
Melalui sense ini untuk menciptakan kesamaan dalam tiga hal komponen utama:
sensory experience melalui penglihatan, suara, a. Kepuasan pelanggan merupakan respon
sentuhan, perasaan dan penciuman, yang (emosional atau kognitif)
memberikan kesan keindahan, kesenangan, b. Respon tersebut menyangkut fokus tertentu
kepuasan melalui adanya stimuli, process dan (ekspektasi, produk, pengalaman konsumsi,
consequences atau hasil yang diperoleh karena dan seterusnya)
adanya stimuli dan proses tersebut. c. Respon terjadi pada waktu tertentu (setelah
b. Feel (Pikiran) konsumsi, setelah pemilihan produk atau jasa,
Feel ini menyentuh inner feeling dan berdasarkan pengalaman akumulatif, dan lain-
emosi, dengan sasaran membangkitkan lain).
pengalaman afektif, sehingga ada rasa gembira Definisi kepuasan tidak bisa lepas dari
dan bangga. Disini harus dipertimbangkan chameleon effects, artinya interprestasi terhadap
mood dan emosi pelanggann. Moods dapat sebuah definisi sangat bervariasi antar individu dan
diperoleh melalui rangsangan khusus dimana antar situasi. Dia dalam kerangka definisional yang
pelanggan tidak menyadari hal tersebut, diajukan, mereka mengidentifikasikan domain
sedangkan emosi diupayakan secara sengaja konseptual kepuasan, menjabarkan komponen-
oleh perusahaan, misalnya tumbuhnya rasa komponen spesifik yang diperlukan dalam
cinta. merumuskan definisi kepuasan, dan menguraikan
c. Think (Pikiran) proses menyusun definisi yang spesifik kontekstual
Think menciptakan aspek kognitif, dan dapat dibandingkan antar studi/riset.
problem solving experiences. Think ini akan Berdasarkan kerangka definisional tersebut,
muncul dalam pemikiran yang divergan dan kepuasan pelanggan adalah:
convergen melalui surprise, intrigue dan a. Rangkuman berbagai intensitas respon afektif
provocation. Pikiran yang bagus akan Tipe respon afektif dan tingkat intensitas
membawa pelanggan mampu berpikir positif, yang mungkin dialami pelanggan harus
sehingga memberikan opini yang positif didefinisikan secara eksplisit oleh peneliti,
terhadap produk dan perusahaan. tergantung pada konteks penelitiannya.
d. Act (Aksi) b. Dalam waktu penentuan spesifik dan durasi
Act ini menyentuh pengalaman dalam terbatas
gaya hidup dan berinteraksi, adakalanya Penelitian harus menentukan penentu yang
perubahan dalam gaya hidup dipengaruhi oleh relevan dengan masalah penelitiannya dan
inspirasi, spontan karena melihat model. mengidentifikasi memungkinkan durasi
Konsumen akan membeli karena pengaruh respon tersebut
dari luar dan opini dari dalam. c. Yang ditunjukan bagi aspek penting dalam
e. Relate (Kaitan) pemerolehan dan/atau konsumsi produk
Relate ini mencakup sense, feel, think dan Penelitian harus mengidentifikasi fokus riset
act. Ini adalah pengalaman individual berdasarkan pertanyaan riset atau masalah
berhubungan dengan orang lain dalam budaya manajerial yang dihadapi.
tertentu. Dalam hal ini ada tujuan untuk Menurut Tjiptono (2014:368) tidak ada
mengaitkan individu dengan sesuatu yang satu pun ukuran tunggal “terbaik” mengenai
berbeda siluar dirinya. kepuasan pelanggan yang disepakati secara
2.2 Customer Satisfaction universal. Meskipun demikian, ditengah
Kepuasan konsumen didefinisikan oleh beragamnya cara mengukur kepuasan pelanggan
Kotler dan Keller (2016:153), yang menyatakan terdapat kesamaan paling tidak dalam enam konsep
bahwa: Satisfaction is a person’s feelings of inti mengenai objek pengukuran berikut:
pleasure or disappointment that result from a. Kepuasan pelanggan keseluruhan (Overall
comparing a product or service’s perceived Customer Satisfaction)
performance (or outcome) to expectations.
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3703

Seberapakah puas pelanggan dengan tangible dan intangible, seperti ide, keyakinan,
produk atau jasa yang diberikan oleh suatu nilai-nilai, kepentingan, dan fitur yang membuat
perusahaan. Terdapat 2 bagian dalam proses suatu merek jadi unik.
pengukuran. Pertama, diukur melalui tingkat Berdasarkan definisi yang telah
kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa dipaparkan, dapat disimpulakan bahwa brand
perusahaan. Kedua, menilai serta image adalah suatu asosiasi merek tentang cara
membandingkan dengan tingkat kepuasan berfikir dan persepsi pelanggan terhadap merek
pelanggan keseluruhan terhadap produk atau baik positif atau negatif.
jasa para pesaing. Adapun dimensi dari brand image
b. Dimensi kepuasan pelanggan menurut Keller (2013:97) di jelaskan adanya
Komponen-komponen kepuasan dimensi-dimensi dan brand image, yaitu:
pelanggan terdapat empat langkah, yaitu: (1) a. Brand Identity
Mengartiakan dimensi-dimensi kunci Brand identity merupakan identitas fisik yang
customer satisfaction. (2) Menilai produk atau berkaitan dengan merek atau produk tersebut
jasa perusahaan menurut pelanggan. (3) sehingga konsumen mudah mengenali dan
Menilai produk atau jasa perusahaan pesaing membedakannya dengan merek atau produk
menurut pelanggan berdasarkan item spesifik. lain, seperti logo, warna, kemasan, identitas
(4) Pelanggan menentukan dimensi-dimensi perusahaan, slogan dan sebagainya.
yang menurut mereka paling penting dalam b. Brand Personality
menilai kepuasan pelanggan keseluruhan. Brand personality adalah karakter khas sebuah
c. Konfirmasi harapan (Confirmation of merek yang membentuk kepribadian tertentu
Expectation) sebagaimana layaknya manusia, sehingga
Kepuasan tidak diukur langsung, namun khalayak konsumen dengan mudah
disimpulkan berdasarkan membedakannya dengan merek lain dalam
kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan kategori yang sama, misalnya karakter tegas,
pelanggan dengan kinerja aktual produk kaku, kreatif, independen dan sebagainya.
perusahaan pada sejumlah atribut dimensi c. Brand Association
penting. Brand association adalah hal-hal spesifik yang
d. Niat beli ulang (Repurchase Intention) pantas atau selalu dikaitkan dengan suatu
Customer satisfaction diukur dengan merek, bisa muncul dari penawaran unik suatu
menanyakan apakah pelanggan akan produk, aktivitas yang berulang dan konsisten
berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan misalnya dalam hal sponsorship atau social
lagi. responsibity, isu-isu yang sangat kuat
e. Kesediaan untuk merekomendasi (Willingness berkaitan dengan merek tersebut, ataupun
to Recommend) person, simbol-simbol dan makna tertentu
Pelanggan bersedia merekomendasikan yang sangat kuat melekat pada suatu merek.
produk kepada teman atau keluarganya. d. Brand Attitude & Behavior
f. Ketidakpuasan konsumen (Customer Brand attitude and behavior adalah sikap atau
Disatisfaction) perilaku komunikasi dan interaksi merek
Meliputu: (a) complain; (b) retur atau dengan konsumen dalam menawarkan benefit-
pengembalian ulang; (c) biaya garansi; (d) benefit dan nilai yang dimilikinya.
product recall (penarikan kembali produk dari e. Brand Benefit & Competence
pasar); (e) gethok tular negative; dan (f) Brand benefit and competence merupakan
defection (konsumen yang beralih ke pesaing). nilai-nilai dan keunggulan khas yang
2.3 Brand Image ditawarkan oleh perusahaan.
Menurut Kotler dan Keller (2016:61) 2.4 Customer Loyalty
mendefinisikan brand image sebagai “The Menurut Schiffman &Wisenblit (2015:43)
perceptions and beliefs by consumer, as reflected loyalitas dapat diartikan dengan:
in the associations held in consumer memory”. Hal a. Jarang mempertimbangkan untuk beralih
ini dapat diartikan sebagai persepsi dan ke pedagang lain
kepercayaan yang dipegang oleh konsumen, yang b. Biasanya langsung klik di situs dagang
tercermin atau melekat dalam benak dan memori Favorite setiap kali perlu melakukan
dari seorang konsumen sendiri. Persepsi ini dapat pembelian
dibentuk dari informasi atau pengalaman masa lalu c. Suka menavigasi situs
konsumen terhadap merek tersebut. d. Memiliki satu favorite Merchant untuk
Menurut Hasan (2014:210) citra merek melakukan bisnis bersama.
atau brand image merupakan serangkaian sifat
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3704

Schiffman & Wisenblit (2015:44) mengatakan 2.5 Kerangka Pemikiran


seorang yang loyal adalah pelanggan yang puas
sepenuhnya dan terus membeli. Seorang loyalis
adalah pelanggan yang setia yang pengalamannya
dengan perusahaan melebihi harapan mereka dan
membicarakan hal positif perusahaan kepada orang
lain.
Banyak riset menyimpulkan bahwa
customer satisfaction berdampak positif bagi
terciptanya customer loyalty. Menurut Riset Yu
dan Dean (2001) dalam Tjiptono & Diana
(2015:43) “The contribution of emotional
satisfaction to consumer loyalty”, menemukan
bahwa komponen kognitif dan komponen afektif
pada kepuasan pelanggan sama-sama
mempengaruhi customer loyalty. Bilamana
konsumen puas, maka tidak gampang dibujuk oleh
pesaing untuk beralih pemasok; lebih bersedia
membayar harga premium (harga yang lebih
mahal); lebih toleran terhadap kesalahan yang
dilakukan perusahaan; dan seterusnya.
Menurut Sheth dan Mittal (2004) dalam
Tjiptono & Diana (2015:211) customer loyalty
adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek,
toko, atau pemasok, berdasarkan sikap yang sangat
positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang
konsisten.
Tjiptono & Diana (2015:212) mengatakan
bahwa pelanggan yang loyal mempunyai semacam
fanatisme yang relative permanen dalam jangka
panjang terhadap suatu produk/jasa atau suatu Gambar 2.1 di atas adalah kerangka konseptual
perusahaan yang telah menjadi pilihannya. untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari
Menurut Kotler & Keller (2006:57 dalam masing-masing variabel X1, X2, dan X3 terhada
Saladian (2013:153) indikator loyalitas pelanggan variabel Y. serta pengaruh secara simultan dari
yaitu: semua variabel X terhadap Y.
a. Repeat purchase 3. Metode Penelitian
Membeli produk atau menggunakan layanan 3.1 Jenis Penelitian
secara berulang Peneliti menggunakan penelitian deskriptif
b. Retention dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Ketahanan terhadap pengaruh yang negative Menurut Sugiono (2016:33) metode kuantitatif
mengenai perusahaan adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
c. Referals filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada
Mereferensikan secara total eksistensi populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
perusahaan. sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Penelitian deskriftif dilakukan saat
peneliti sudah mengetahui faktor atau variabel
untuk mengukur suatu objek atau bidang tetapi
belum mengetahui hubungan antara faktor atau
variabel tersebut (Indrawati, 2015:115).
3.2 Oprasional variabel
Dalam penelitian ini variabel yang
digunakan adalah variabel independen (X) dan
variabel dependen (Y). Berikut penjelasan
mengenai kedua variabel tersebut:
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3705

a. Variabel Bebas (Independent Variable) penelusuran dokumen dan penelusuran informasi


Menurut Sugiyono (2017:39) variabel ini (studi pustaka).
sering disebut sebagai variabel stimulus, 3.5 Teknik Analisis Data
predictor, antecendent. Atau dalam bahasa 3.5.1 Uji Methode Succesive Interval (MSI)
Indonesia sering disebut sebagai variabel Skala pengukuran penelitian ini menggunakan
bebas. Variabel bebas merupakan variabel instrument skala ordinal dengan bentuk skala likert
yang mempengaruhi atau menjadi sebab yang jawabannya terdiri dari yang setuju sampai
perubahannya atau timbulnya variabel dengan sangat tidak setuju. Untuk melakukan
dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini penelitian ini, penulis menggunakan Methods
adalah Customer Experience (X1), Customer Successive Interval (MSI).
Satisfaction (X2), Brand Image (X3). 3.5.2 Uji Asumsi Klasik
b. Variabel Terikat (Dependent Variable) Uji Asumsi adalah pengujian asumsi
Menurut Sugiyono (2017:39) variabel statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi
terikat disebut sebagai variabel output, linier berganda tujuannya untuk mengetahui
kriteria, konsekuen. Atau dalam bahasa terpenuhi atau tidak model regresi linier yang
Indonesia sering disebut sebagai variabel menentukan baik atau tidaknya suatu penelitian.
terikat. Variabel terikat merupakan variabel Beberapa asumsi klasik yang harus ditentukan
yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena yaitu:
adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam a. Uji Normalitas
penelitian ini adalah Customer Loyalty (Y). b. Uji Multikolineritas
3.3 Populasi dan Sampel c. Uji Heterokedastisitas
Populasi adalah wilayah generalisasi yang 3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda
terdiri dari: objek/subjek yang mempunyai kualitas Analisis regresi linier berganda ini digunakan jika
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti ingin meramalkan keadaan variabel terikat
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik apabila faktor prediktornya (variabel bebas)
kesimpulannya (Sugiyono, 2017:80). Populasi dimanipulasi. Analisis regresi linier berganda
dalam penelitian ini adalah masyarakat kota dilakukan apabila terdapat dua variabel bebas atau
Bandung yang pernah mengunjungi Armor Kopi lebih (Sugiyono, 2008:277).
dan jumlahnya tersebar dan tidak diketahui secara 3.6 Uji Hipotesis
pasti, maka dilakukan pengambilan sampel untuk 3.6.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan
penelitian ini. Store Armor Kopi di Bandung hanya (Uji F)
ada satu tempat yaitu didaerah Dago Pakar Utara. Uji pengaruh simultan digunakan untk mengetahui
Sedangkan sampel adalah Menurut Sugiyono apakah variabel independen secara bersama-sama
(2017:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan atau simultan mempengaruhi variabel dependen
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Ghozali, 2012:117). Untuk menguji hipotesis
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian secara simultan digunakan statistik F (uji F).
ini adalah non-probability sampling. Menurut 3.6.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji
Sugiyono (2017:84) Teknik sampling non- t)
probability sampling adalah teknik pengambilan Uji signifikansi terhadap masing-masing koefisien
sampel yang tidak memberikan peluang atau regresi diperlukan untuk mengetahui signifikan
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau tidaknya pengaruh dari masing-masing varabel (X)
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. terhadap variabel (Y). Berkaitan dengan hal ini, uji
Teknik signifikansi secara parsial digunakan untuk
3.4 Teknik Pengumpulan Data menguji hipotesis penelitian (Sanusi, 2011:38).
Menurut Sekaran (2011:61) data primer 3.6.3 Koefisien Determinasi
mengacu pada informasi yang diperoleh dari Menurut Priyanto (2012:134), koefisien
tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan determinasi (𝑅2 ) pada intinya mengukur seberapa
variabel minat unuk tujuan spesifik studi. Data jauh kemampuan model dalam menerangkan
primer melalui wawancara ataupun kuesioner. variabel-variabel dependen. Nilai koefisien
Sedangkan Menurut Sekaran (2011:65) data determinasi adalahh nol dan satu. Semakin besar
sekunder mengacu pada informasi yang nilai 𝑅2 (mendekati satu) semakin baik hasil regresi
dikumpulkan oleh seseorang, dan bukan peneliti tersebut karena variabel independen secara
yang melakukan studi mutakhir. Data tersebut bisa keseluruhan mampu menjelaskan variabel
berasal dari internal atau eksternal organisasi dan dependen dan sebaliknya, semakin mendekati
diakses melalui internet, penelusuran dokumen, angka nol nerarti semakin buruk hasil regresinya,
atau publikasi informasi. Dalam penelitian ini data karena variabel independen secara keseluruhan
sekunder didapat melalui studi literature, tidak mampu menjelaskan variabel dependen.
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3706

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Sumber: Data diolah, 2020


4.1 Analisis Deskriftif
Tabel 4.1 Profil responden
Profil Frekuensi Presentasi
Jenis Perempuan 54 56%
Kelamin
Laki-laki 46 46%
Usia 15-20 tahun 11 11 %
21-25 tahun 66 66%
26-30 tahun 16 16%
31-35 tahun 5 5%
36 > tahun 2 2%
Pekerjaa Pelajar/Mahas 71 71 %
n iswa
PNS 5 5%
Pegawai 22 22 %
Swasta Berdasarkan hasil uji normalitas, didapatkan
Wirausaha 2 2% hasil uji yang menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig
Ibu Rumah - - 0, 200, oleh karena nilai tersebut lebih besar dari
Tangga
alpha (0,05), maka didapat hasil bahwa data telah
Pendapat Rp. 500.000– 60 60 %
Rp. 2.000.000
memenuhi syarat normalitas.
an/Uang
Jajan >Rp. 29 29 % b. Uji Multikolineritas
Per- 2.000.000– Tabel 4.4 Uji Multikolinieritas
Bulan Rp. 4.000.000
> Rp. 10 10 %
4.000.000–
Rp. 8.000.000
> Rp. 1 1%
8.000.000
Sumber: Data diolah, 2020
Adapun deskripsi jawaban responden
dengan rata-rata jawaban cukup baik, berikut
keterangan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2 Rata-rata Jawaban Responden Sumber: Data diolah, 2020
Variabel Presentasi Kategori Berdasarkan hasil uji multikolinearitas
Customer 65.0% Cukup Baik yang ditunjukan pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa
Experience nilai tolerance untuk ke tiga variabel bebas lebih
(X1) besar dari 0,100, sehingga dapat disimpulkan
Customer 66.3% Cukup Baik bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam data.
Satisfaction c. Uji Heterokedastisitas
(X2) Tabel 4.5 Uji Heterokedastisitas
Brand Image 63.4% Cukup Baik
(X3)
Customer 55.4% Cukup Baik
Loyalty (Y)
Sumber: Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rata-
rata jawaban responden pada semua variabel
berada pada kategori cukup baik dengan masing-
masing presentasi customer experience (X1) yaitu
65.0 %, customer satisfaction (X2) yaitu 66.3%,
brand image (X3) yaitu 63.4 % dan customer
loyalty (Y) yaitu 55.4 %. Berdasarkan hasul uji heterokedastisitas yang
4.2 Uji Asumsi Klasik ditunjukan pada tbel 4.5 bahwa ketiga variabel
a. Uji Normalitas bebas tidak berpengaruh signifikan. Hal ini dilihat
Tabel 4.3 Uji Normalitas dari nilai p-value (Sig) yang lebih besar dari 0.05.
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3707

sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi Armor Kopi Bandung sebesar 0.184.
heterokedastisitas. e. Uji Hipotesis
d. Analisis Regresi Linier Berganda 1. Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji
Tabel 4.6 Analisis Regresi Linier Berganda F)
Tabel 4.7 Pengujian Hipotesis Secara Simultan
(Uji F)

Sumber: Data diolah, 2020


Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel
di atas, diperoleh bentuk persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut : Sumber: Data diolah, 2020
1. Dari persamaan regresi linier berganda diatas Dari tabel 4.9, diperoleh nilai F hitung sebesar
diperoleh nilai konstanta sebesar -0.750. 189.312. Karena nilai F hitung (189.312) > F tabel
Artinya, jika variabel Customer Loyalty (Y) (2.699), maka H0 ditolak dan H4 diterima. Dengan
pada Armor Kopi Bandung tidak dipengaruhi demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
oleh ketiga variabel bebasnya yaitu Customer pengaruh secara simultan antara Customer
Experience (X1), Customer Satisfaction (X2) Experience (X1), Customer Satisfaction (X2) dan
dan Brand Image (X3) bernilai nol, maka Brand Image (X3) terhadap Customer Loyalty (Y)
besarnya rata-rata Customer Loyalty pada pada Armor Kopi Bandung.
Armor Kopi Bandung akan bernilai -0.750. 2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
2. Koefisien regresi untuk variabel bebas X1 Tabel 4.8 Pengujian Hipotesis Secara Parsial
bernilai positif, menunjukkan adanya
hubungan yang searah antara Customer
Experience (X1) dengan Customer Loyalty (Y)
pada Armor Kopi Bandung. Koefisien regresi
variabel X1 sebesar 0.491 mengandung arti
untuk setiap pertambahan Customer
Experience (X1) sebesar satu satuan akan
menyebabkan meningkatnya Customer
Loyalty (Y) pada Armor Kopi Bandung
sebesar 0.491.
3. Koefisien regresi untuk variabel bebas X2 Sumber: Data diolah, 2020
bernilai positif, menunjukkan adanya Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil
hubungan yang searah antara Customer sebagai berikut :
Satisfaction (X2) dengan Customer Loyalty a) Variabel X1 memiliki nilai t hitung lebih besar
(Y) pada Armor Kopi Bandung. Koefisien dari nilai t tabel. Karena nilai t hitung (4.437)
regresi variabel X2 sebesar 0.389 mengandung > t tabel (1.985), maka H0 ditolak dan H1
arti untuk setiap pertambahan Customer diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan
Satisfaction (X2) sebesar satu satuan akan bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara
menyebabkan meningkatnya Customer Customer Experience (X1) terhadap Customer
Loyalty (Y) pada Armor Kopi Bandung Loyalty (Y) pada Armor Kopi Bandung.
sebesar 0.389. b) Variabel X2 memiliki nilai t hitung lebih besar
4. Koefisien regresi untuk variabel bebas X3 dari nilai t tabel. Karena nilai t hitung (3.295)
bernilai positif, menunjukkan adanya > t tabel (1.985), maka H0 ditolak dan H2
hubungan yang searah antara Brand Image diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan
(X3) dengan Customer Loyalty (Y) pada bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara
Armor Kopi Bandung. Koefisien regresi Customer Satisfaction (X2) terhadap
variabel X3 sebesar 0.184 mengandung arti Customer Loyalty (Y) pada Armor Kopi
untuk setiap pertambahan Brand Image (X3) Bandung.
sebesar satu satuan akan menyebabkan c) Variabel X3 memiliki nilai t hitung lebih besar
meningkatnya Customer Loyalty (Y) pada dari nilai t tabel. Karena nilai t hitung (2.245)
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3708

> t tabel (1.985), H0 ditolak dan H3 diterima. Loyalty pada Armor Kopi Bandung
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebesar 31.0%.
terdapat pengaruh secara parsial antara Brand g. Brand Image berpengaruh positif dan
Image (X3) terhadap Customer Loyalty (Y) signifikan terhadap Customer Loyalty
pada Armor Kopi Bandung. pada Armor Kopi Bandung sebesar
f. Koefisien Determinasi 14.5%.
Tabel 4.9 koefisien Determinasi h. Customer Experience, Customer
Satisfaction, dan Brand Image
berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap Customer Loyalty pada Armor
Kopi Bandung sebesar 85.5%
5.2 Saran
Berdasarkan analisis dan pembahasan
serta kesimpulan yang diperoleh, ada beberapa
saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-
pihak yang terkait dalam penelitian ini,
Sumber: Data diolah, 2020 diantaranya adalah:
Besarnya pengaruh Customer Experience a. Berdasarkan perhitungan besarnya
(X1), Customer Satisfaction (X2) dan Brand Image pengaruh, Customer Experience memiliki
(X3) terhadap Customer Loyalty (Y) pada Armor pengaruh lebih besar terhadap Customer
Kopi Bandung dapat ditunjukkan oleh koefisien Loyalty. Oleh karenanya itu, disarankan
determinasi dengan rumus sebagai berikut : kepada Armor Kopi Bandung agar
KD = R2 x 100% memperbaiki sarana entertainment karena
= (0.925)2 x 100% berdasarkan pengalaman konsumen,
= 85.5% sarana entertainment pada Armor Kopi
Artinya variabel Customer Experience (X1), Bandung masih kurang baik.
Customer Satisfaction (X2) dan Brand Image (X3) b. Berdasarkan tanggapan konsumen,
memberikan pengaruh sebesar 85.5% terhadap penilaian mengenai Brand image Armor
Customer Loyalty (Y) pada Armor Kopi Bandung. Kopi masih kurang baik. Oleh karena itu,
Sedangkan sisanya sebesar 14.5% merupakan disarankan kepada Armor Kopi Bandung
kontribusi variabel lain selain Customer agar memanfaatkan sosial media terutama
Experience (X1), Customer Satisfaction (X2) dan instagram untuk melakukan program
Brand Image (X3). promosi yang dilakukan lebih gencar lagi.
5. Kesimpulan dan Saran Ini bertujuan untuk menimbulkan minat
5.1 Kesimpulan mereka untuk berkunjung ke Armor kopi.
Beberapa kesimpulan untuk menjawab Beberapa cara yang bisa dilakukan seperti
beberapa pertanyaan pada penelitian ini. menggandeng komunitas atau
Kesimpulan yang didapat oleh peneliti adalah mengadakan seminar kopi nusantara, ini
sebagai berikut : sekaligus untuk memperkenalkan logo
a. Customer Experience pada Armor Kopi Armor Kopi yang masih belum diingat
Bandung berada pada kategori cukup baik oleh konsumennya.
yaitu sebesar 65.0%. c. Berdasarkan tanggapan konsumen,
b. Customer Satisfaction pada Armor Kopi penilaian terendah adalah mengenai
Bandung berada pada kategori cukup baik variabel Customer Loyalty. Beberapa
yaitu sebesar 66.3%. faktor penyebabnya yaitu jarak tempuh
c. Brand Image pada Armor Kopi Bandung yang jauh dan lokasi tempat yang sulit
berada pada kategori cukup baik yaitu ditemukan. Oleh sebab itu, Armor kopi
sebesar 63.4%. Bandung disarankan untuk membuka
d. Customer Loyalty pada Armor Kopi gerainya dilokasi yang lebih strategis
Bandung berada pada kategori cukup baik dengan jarak tempuh yang bisa dijangkau
yaitu sebesar 55.4%. oleh siapapun tentunya dengan tetap
e. Customer Experience berpengaruh positif mempertahankan konsep ngopi dialam
dan signifikan terhadap Customer Loyalty tersebut.
pada Armor Kopi Bandung sebesar d. Mengingat variabel bebas dalam
40.0%. penelitian iini merupakan hal yang sangat
f. Customer Satisfaction berpengaruh penting dalam mempengaruhi Customer
positif dan signifikan terhadap Customer Loyalty diharapkan hasil penelitian ini
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3709

dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti


selanjutnya untuk mengembangkan
penelitian ini dengan menambahkan
variabel independen lainnya seperti harga,
kualitas produk, dan kualitas pelayanan.

Daftar Pustaka
Alma, Buchari (2016). Manajemen Pemasaran Sugiyono.(2014). Metode Penelitian Bisnis
dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. (Cetakan 18). Bandung: Alfabeta
Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis Sugiyono, P. D. (2016). Metode Penelitian
Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Update PLS Regresi I, Edisi 7. Badan Penerbit Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,
Universitas Diponegoro, Semarang. Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Hasan, A. (2013). Marketing dan Kasus-Kasus Sunjoyo, dkk. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart
Pilihan. Yogyakarta: Center Of Academic Riset. Bandung: Alfabeta.
Publishing Service (CAPS). Tjiptono, F., & Diana, A. (2015). Pelanggan Puas?
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. (2016). Tak cukup! (p. 254). Yogyakarta: CV. ANDI.
Principles of Marketing 16e Global Tjiptono, Fandy. (2014). Pemasaran Jasa-Prinsip,
Edition. England: Pearson Educational Penerapan dan Penelitian. Yogyakarta: CV.
Limited. ANDI.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane (2016). A Zomato. (2008-2016). Dipetik Oktober 28, 2019,
framework for Marketing Management, dari, https://www.zomato.com/id/
6th Edition. The United States edition: bandung/kopi-terbaik.
Pearson Education.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. (2016).
Marketing Management 15th Edition.
United state of America: Peaseon Education
Limited.
Schiffman, L. G., & Wisenblit, J. (2015).
Cunsomer Behavior (Global Edition). The
Unaited States of America: Courier
Kendallville.
Sekaran, Uma. (2011). Research Methods For \
Business buku 2 edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat.
Sumber: Data Armor Kopi Bandung
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai