Anda di halaman 1dari 19

SINYAL DAN SISTEM

Deret Fourier Waktu Kontinyu

Dosen Pengampu
Dian Yayan Sukma, S.T., M.T
Disusun Oleh Kelompok V:
Syaputra Dwi Mahindra 2203112569 (Penyedia Materi)

Miftahur Rahmah 2207113369 (Penyedia Materi)

Ali Syahbana 2207126076 (Penyedia Materi)

Rahmat Nurhidayat 1907113075 (Penyedia Materi)

Gilang Radithya Fikri 2207111379 (Penyusun Makalah dan Powerpoint)

S1 Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Riau
2023
Kata Pengantar

Kata Pengantar Kami memanjatkan puji dan syukur kepada Allah


Subhanahu wa Ta’ala., yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Deret Fourier Waktu Kontinyu ”. Dan dalam menyusun makalah ini, penulis
ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menjadi inspirasi bagi pembaca

Pekanbaru, 24 September 2023

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................4
Pendahuluan.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Pendahuluan Deret Fourier....................................................................................5
2.2 Deret Fourier..........................................................................................................5
2.3 Sinyal Sebagai Jumlah Exponensial Kompleks.......................................................9
2.4 Sistem Eksponensial dan LTI yang Kompleks........................................................11
2.5 Represenstasi Sinyal Dalam Suatu Interval...........................................................12
2.6 Menentukan Koefisien Exponensial......................................................................13
2.7 Teorema Parseval untuk Deret Fourier Waktu Kontinyu........................................14
2.8 Bentuk Lain Deret Fourier dan Sifat Simetri.........................................................15
BAB III...........................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18
BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Deret Fourier adalah alat matematika yang sangat penting dalam analisis sinyal dan
gelombang, terutama dalam domain waktu kontinyu. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh
Joseph Fourier pada abad ke-19, dan sejak itu, telah menjadi elemen kunci dalam berbagai bidang
seperti matematika, fisika, rekayasa, dan ilmu komputer.

Osilasi periodik adalah fenomena yang umum dalam alam, seperti gelombang suara,
gelombang elektromagnetik, getaran mekanis, dan banyak lagi. Deret Fourier memungkinkan kita
untuk memahami, menganalisis, dan merepresentasikan gelombang ini sebagai kombinasi dari
komponen sinusoidal yang lebih sederhana. Dalam hal ini, waktu kontinyu mengacu pada interval
waktu yang tidak terbatas, sehingga kita dapat menghadapi osilasi yang tidak hanya terbatas pada
titik-titik tertentu dalam waktu, tetapi juga pada seluruh rentang waktu.

Dalam makalah ini kita akan memahami konsep Deret Fourier waktu kontinyu dalam
berbagai bidang dan dan memahami bagaimana hal ini berkontribusi pada pemahaman kita
tentang Sinyal sebagai Jumlah Eksponensial Kompleks pada Deret Fourier waktu kontinyu,
Sistem Eksponensial dan LTI yang Kompleks, Representasi sinyal dalam suatu interval,
Menentukan Koefisien Fourier, Teorema Parseval untuk Deret Fourier Waktu Kontinyu, Bentuk
Lain Deret Fourier dan Sifat Simetri.

1.2 Rumusan Masalah


Menyusun materi yang mencakupi subab-subab yang disediakan:
1. Pendahuluan
2. Deret Fourier
3. Sinyal sebagai Jumlah Eksponensial Kompleks
4. Sistem Eksponensial dan LTI yang Kompleks
5. Representasi sinyal dalam suatu interval
6. Menentukan Koefisien Fourier
7. Teorema Parseval untuk Deret Fourier Waktu Kontinyu
8. Bentuk Lain Deret Fourier dan Sifat Simetri

1.3 Tujuan
Makalah ini disusun bertujuan untuk para pembaca agar dapat memahami dari konsep-konsep dari
materi pelajaran Sinyal dan Sistem agar pembaca dapat menambah wawasan para pembaca terkait
materi “Deret Fourier Waktu Kontinyu” mulai dari, Jumlah Eksponensial Kompleks pada Deret
Fourier waktu kontinyu, Sistem Eksponensial dan LTI yang Kompleks, Representasi sinyal dalam
suatu interval, Menentukan Koefisien Fourier, Teorema Parseval untuk Deret Fourier Waktu
Kontinyu, Bentuk Lain Deret Fourier dan Sifat Simetri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendahuluan Deret Fourier
Deret Fourier adalah salah satu konsep matematika yang sangat penting dalam analisis sinyal
dan teori gelombang. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan Prancis
bernama Jean-Baptiste Joseph Fourier pada abad ke-18. Deret Fourier digunakan untuk
memahami sifat gelombang dan sinyal periodik dengan cara mendekomposisinya menjadi
komponen-komponen sinusoidal yang lebih sederhana. Konsep ini telah memiliki berbagai
aplikasi dalam berbagai disiplin ilmu, seperti fisika, teknik, matematika, dan rekayasa. Secara
khusus, Deret Fourier adalah alat analisis yang sangat berguna ketika kita berurusan dengan sinyal
periodik dalam konteks waktu kontinu. Sinyal periodik adalah sinyal yang mengulang pola
tertentu dalam interval waktu tertentu, dan contoh yang paling sederhana adalah sinyal sinusoidal
atau kosinusoidal. Dalam kasus sinyal waktu kontinu, sinyal ini dapat mengambil bentuk yang
sangat kompleks dan terus-menerus berubah seiring waktu.Deret Fourier dalam domain waktu
kontinu memungkinkan kita untuk mengurai sinyal-sinyal ini menjadi komponen-komponen dasar
yang lebih sederhana, yaitu fungsi sinusoidal dan kosinusoidal, serta menganalisis kontribusi
masing-masing komponen terhadap perilaku sinyal tersebut. Melalui analisis ini, kita dapat
memahami struktur frekuensi, amplitudo, dan fase dalam sinyal waktu kontinu.

Hubungan erat antara Deret Fourier dan waktu kontinu terletak pada fakta bahwa sinyal
waktu kontinu mencakup spektrum frekuensi yang kontinu, berbeda dengan sinyal waktu diskret
yang terdiri dari frekuensi diskret. Dalam hal ini, Deret Fourier waktu kontinu memungkinkan
kita untuk melakukan transformasi dari domain waktu ke domain frekuensi kontinu, yang sering
disebut sebagai Transformasi Fourier. Deret Fourier dalam waktu kontinu memiliki berbagai
aplikasi yang luas, mulai dari pemrosesan sinyal, pengolahan gambar, analisis spektral, hingga
pemodelan gelombang dalam fisika. Oleh karena itu, pemahaman yang kuat tentang konsep ini
menjadi kunci dalam banyak bidang ilmu pengetahuan dan rekayasa. Dalam makalah ini, kita
akan membahas secara rinci Deret Fourier dalam konteks waktu kontinu, termasuk rumus-
rumusnya, penghitungan koefisien, aplikasi, dan implikasi dalam berbagai disiplin ilmu. Kami
akan membantu Anda memahami bagaimana Deret Fourier mengungkapkan sifat-sifat sinyal
periodik dalam domain waktu kontinu dan bagaimana hal itu memberikan wawasan yang
berharga dalam analisis dan pemodelan sinyal kompleks.

2.2 Deret Fourier


Deret Fourier adalah salah satu konsep matematika yang sangat penting dalam analisis sinyal
dan teori gelombang. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan Prancis
bernama Jean-Baptiste Joseph Fourier pada abad ke-18. Deret Fourier digunakan untuk
memahami sifat gelombang dan sinyal periodik dengan cara mendekomposisinya menjadi
komponen-komponen sinusoidal yang lebih sederhana. Konsep ini telah memiliki berbagai
aplikasi dalam berbagai disiplin ilmu, seperti fisika, teknik, matematika, dan rekayasa. Secara
khusus, Deret Fourier adalah alat analisis yang sangat berguna ketika kita berurusan dengan sinyal
periodik dalam konteks waktu kontinu. Deret Fourier untuk sinyal waktu kontinu dapat
dinyatakan sebagai berikut:
( )

nπx nπx
f ( x )=a0 + ∑ an cos + bn sin
n=1 L L

Di mana:
F(x) adalah sinyal periodik yang akan dianalisis,
a0 adalah komponen rata-rata
an adalah amplitudo dari komponen kosinus,
bn adalah amplitudo dari komponen sinus, dan

A. Fungsi Periodik
Sebuah fungsi f(x) dikatakan periodic dengan periode T > 0, jika
berlaku:
f ( x ±T )=f (x )
untuk samua x.
Andaikan f(x) adalah sebuah fungsi periodik dengan periode T yang terdefinisikan dalam
selang dasar a<x<a+T, yakni f(x)=f(x+T), maka fungsi f(x) dapat diuraikan dalam deret Fourier
sebagai berikut Dengan koefisien-koefisien a 0, an, dan bn yang disebut sebagai koefisien-koefisien
Fourier, ditentukan olehfungsi f(x) melalui hubungan integral:
a+T
1
a 0=
L
∫ f ( x ) dx
a
a+T
1
a n=
L
∫ f ( x ) cos nπx
L
dx
a
a+T
1
b n=
L
∫ f ( x ) sin nπx
L
dx
a
Dengan T = periode dan L = ½ T

Contoh
Diketahui fungsi f(x) sebagai berikut:

Periodik dengan periode 2π sehingga f(x + 2π) = f(x) Nyatakan fungsi ini dalam uraian deret
Fourier !

Pemecahan:
Menurut definisi fungsi periodik, periode fungsi f(x) di atas adalah T = 2π, dengan demikian L =
½ T = π, selang dasarnya–π < π, jadi a =- π. Di luar selang ini, f(x) didefinisikan sebagai
perluasan selang dasar ke arah kiri dan kanan sumbu x, seperti terlihat pada Gambar berikut:
Koefisen fourier:

Uraian fungsi f(x) adalah:


B. Syarat Dirichilet
Persyaratan sebuah fungus f(x) agar dapat di uraikan dalam deret fourier ditentukan oleh
syarat dirichelet berikut:
1. F(x) periodic dengan periode T
2. Brenilai Tunggal serta kontinu bagian demi bagian dalam selang a<x<a+T
a +T
3. ∫ ¿ f ( x ) ∨dx nilainya berhingga
a

Maka deret fourier diruas kana konvergen ke nilai


a. F(x) disemua titik kekontinuan f(x)
1
b. ¿ di setiap titik ketakkontinuan x 0 (pada daerah lompatan
2

C. Fungsi Ganjil Dan Fungsi Genap


Perhitungan koefisien-koefisien Fourier sering kali dipermudah, jika fungsi f(x) yang
diuraikan memiliki sifat istimewa tertentu yakni genap atau ganjil terhadap sumbu x = 0 (sumbu
f(x)). Keduanya didefinisikan sebagai berikut,
Sebuah fungsi f(x0 adalah:
1. Genap, jika berlaku f(-x) =f(x)
2. Ganjil, jika berlaku f(-x)=-f(x)

Contoh
Fungsi x2 dan cos x adalah fungsi genap, karena (-x)2 = x2 dan cos (-x) = cos x. Sedangkan fungsi
x dan sin x adalah fungsi ganjil, karena (-x) =-(x) dan sin (-x) =- sin (x). Pada umumnya fungsi
pangkat genap dari x (x2, x4, x6 , . . .) merupakan fungsi genap dan fungsi pangkat ganjil dari x (x,
merupakan fungsi genap dan fungsi pangkat ganjil dari x (x, x 3, x5, . . .) merupakan fungsi ganjil.
Dengan definisi di atas dapat dicari contoh-contoh lain dari kedua fungsi ini. Untuk menentukan
koefisien-koefisien Fourier a0 , an ,dan bn dari fungsi periodik genap dan ganjil ini dipergunakan
perumusan berikut:
Dalam hal ini dikatakan f(x) terurai dalam deret fourier (karena b n=0)

Dalam hal nin f(x) dikatakan terurai dalam deret sinus (karena a n=0)
Contoh:
Diketahui fungsi:

Periodiknya dengan 1 periode, sehingga f(x±1)=f(x). nyatakan fungsi tersebut dalam deret
fourier

Pemecahan:
Fungsi f(x)=x2 adalah suatu fungsi genap T=1, sehingga L=½T=½, akan teruraikan dalam deret
kosinus.bn=0,a0 dan an dapat ditentukan sebagai berikut:
Dengan demikian pernyataan deret Fourier untuk fungsi f(x) = x2dengan selang dasar -½ < x <
½ adalah:

2.3 Sinyal Sebagai Jumlah Exponensial Kompleks


Sinyal eksponensial yang sampelnya berupa bilangan kompleks (yaitu dengan bagian real dan
imajiner) dikenal sebagai sinyal eksponensial kompleks .

A. Sinyal Eksponensial Kompleks Waktu Berkelanjutan

Sinyal eksponensial kompleks waktu kontinu adalah sinyal yang terdefinisi untuk setiap
waktu instan. Sinyal kompleks waktu kontinu didefinisikan sebagai,

𝑥(𝑡) = 𝐴𝑒 𝑠𝑡

Di mana,

 A adalah amplitudo sinyal.


 S adalah variabel yang kompleks.

Variabel kompleks s didefinisikan sebagai,

𝑠 = 𝜎 + 𝑗𝜔

Oleh karena itu, fungsi kompleks waktu kontinu juga dapat ditulis sebagai
𝑥(𝑡) = 𝐴𝑒 (𝜎+𝑗𝜔)𝑡 = 𝐴𝑒 𝜎𝑡 𝑒 𝑗𝜔𝑡

⟹ 𝑥(𝑡) = 𝐴𝑒 𝜎𝑡 (cos 𝜔𝑡 + 𝑗 sin 𝜔𝑡)

Bergantung pada nilai 𝜎 dan 𝜔, kita memperoleh bentuk gelombang yang berbeda
seperti yang ditunjukkan pada Gambar-3 di bawah ini :

B. Barisan Eksponensial Kompleks Waktu Diskrit

Sinyal eksponensial kompleks yang didefinisikan pada waktu tertentu dikenal sebagai
barisan eksponensial kompleks waktu diskrit. Secara matematis, barisan eksponensial
kompleks waktu diskrit didefinisikan sebagai,
n j(ω0 n+φ) n n
x ( n )=a e =a cos ( ω 0 n+φ )+ j a sin ⁡( ω0 n+φ)

Bergantung pada besarnya a, kami memperoleh berbagai jenis sinyal eksponensial


kompleks waktu diskrit sebagai,

 Untuk |𝑎| = 1, bagian real dan imajiner barisan eksponensial kompleks adalah
sinusoidal.
 Untuk |𝑎| > 1, amplitudo barisan sinusoidal meningkat secara eksponensial.
 Untuk |𝑎| <1, amplitudo barisan sinusoidal meluruh secara eksponensial.

Representasi grafis dari sinyal-sinyal ini ditunjukkan pada Gambar berikut ini,
2.4 Sistem Eksponensial dan LTI yang Kompleks
Eksponensial kompleks adalah sinyal e ∈ [ Waktu → Kompleks ] dimana untuk semua t ∈
Waktu ,
E ( t ) = exp( j ω t ) = cos(ω t ) + j sin(ω t ).

Fungsi eksponensial kompleks memiliki sifat menarik yang terbukti berguna bagi kita: Untuk
semua t dan τ ∈ Time ,

E ( t – τ ) = exp( j ω( t – τ )) = exp(− j ωτ ) pengalaman( j ω t ).

Ini mewakili fungsi D τ · e , dan mengikuti sifat perkalian eksponensial, yang berlaku baik
kompleks atau tidak:
b+c b c
a =a ∙ a
Dengan kata lain, eksponensial kompleks tertunda adalah eksponensial kompleks berskala,
dengan skala konstanta, exp(− j ωτ ), adalah kompleks.

Sekarang kita akan menunjukkan bahwa jika input ke sistem LTI adalah exp( j ω t ), maka
outputnya adalah H (ω) exp( j ω t ), dimana H (ω) adalah konstanta (bukan fungsi waktu ) yang
bergantung pada frekuensi ω eksponensial kompleks. Dengan kata lain, keluaran hanyalah versi
masukan yang berskala.

Jika keluaran suatu sistem hanya berupa versi masukan yang berfungsi, masukan tersebut
disebut fungsi eigen , yang berasal dari kata Jerman yang berarti “sama”. Outputnya (hampir)
sama dengan input. Eksponensial kompleks adalah fungsi eigen sistem LTI, seperti yang akan
kami tunjukkan sekarang. Ini adalah satu-satunya alasan untuk fokus (yang agak obsesif) pada
kompleks eksponensial dalam teknik elektro. Properti tunggal ini mencakup sebagian besar
perintah sinyal, dan banyak digunakan dalam analisis rangkaian, sistem komunikasi, dan sistem
kontrol.

Contoh:

Diberikan sistem LTI H :[ Waktu → Kompleks ] → [ Waktu → Kompleks ], misalkan

X ( t ) = exp( j ω t )

y = H ( x ).

Jadi y mewakili keluaran jika masukannya adalah e . Ingatlah bahwa waktu invarian menyiratkan
hal itu,

H · D τ= D τ · H.

Jadi, jika masukannya adalah exp( j ω( t – τ )), keluarannya adalah y ( t – τ ). Tetapi jika
masukannya adalah exp( j ω( t – τ )) = exp(− j ωτ ) exp( j ω t ), konstanta (kompleks) dikalikan
exp( j ω t ), maka secara linearitas, keluarannya adalah exp (− j ωτ ) kamu ( t ). Jadi, untuk semua
t dan τ ∈ Time ,

y( t – τ ) = exp(− j ωτ ) y ( t ).

Secara khusus, hal ini berlaku untuk t = 0, jadi untuk semua τ ∈ Time ,

y( − τ ) = exp(− j ωτ ) kamu (0).


Misalkan t = − τ , kita perhatikan bahwa ini menyiratkan bahwa untuk semua t ∈ Time ,

y( t ) = exp( j ω t ) y (0).

Karena y (0) adalah sebuah konstanta (tidak bergantung pada t , meskipun mungkin
bergantung pada ω), hal ini menetapkan bahwa keluarannya adalah eksponensial kompleks, sama
seperti masukan, kecuali bahwa ia diskalakan oleh y (0).

Karena y (0) dalam hal ini adalah sistem properti, dan secara umum bergantung pada ω, maka kita
definisikan
H(ω ) = y(0)

Ketika inputnya adalah exp( j ω t ). Dengan menggunakan notasi ini, kami menulis hasilnya

y( t ) = H (ω ) pengalaman( j ω t )

Ketika inputnya adalah exp( j ω t ).

Perhatikan bahwa H (ω) adalah fungsi dari ω ∈ Real , frekuensi yang mungkin dari masukan
kompleks eksponensial. Fungsi H : Real → Kompleks , yang telah kita definisikan sebagai
keluaran pada waktu nol ketika masukannya berupa eksponensial kompleks dengan frekuensi
dalam domain Real , disebut respon frekuensi . Ini mendefinisikan sistem respons LTI terhadap
masukan eksponensial yang kompleks..

2.5 Represenstasi Sinyal Dalam Suatu Interval


Representasi sinyal dalam suatu interval merujuk pada cara untuk menggambarkan
atau memodelkan sinyal yang beroperasi atau diukur dalam batasan waktu tertentu. Ini
melibatkan pendekatan matematis untuk merepresentasikan sinyal tersebut dalam bentuk
fungsional atau formula yang dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.
Satu contoh umum dari representasi sinyal dalam suatu interval adalah menggunakan
deret Fourier terbatas. Dalam konteks ini, Ini memungkinkan kita untuk memahami
komposisi frekuensi dari sinyal dan menganalisis cara sinyal merespon terhadap berbagai
komponen frekuensi. Deret Fourier Waktu Kontinyu dapat digunakan untuk
merepresentasikan sinyal dalam interval waktu tertentu. Jika f(t) adalah sinyal periodik
dengan periode T dan beroperasi dalam interval t 1 ≤ t ≤ t 2, deret Fourier terbatas dapat
digunakan untuk mendekomposisi f(t) sebagai berikut :

f ( t )= ∑ C n e j ω t ,t 1 ≤ t ≤ t 2
n

n=−∞

Dimana :

 f(t ¿ adalah fungsi dalam interval t 1 ≤ t ≤ t 2 yang ingin direpresentasikan


 C n adalah koefisien kompleks Fourier yang diberikan oleh rumus :
t2
1
C n= ∫ f ( t ) e− j ω t dt n

T t 1

 ω n adalah frekuensi angular dan dinyatakan sebagai :


2 πn
ω n=
T

 ∑ ¿−∞ melibatkan jumlah semua harmonik dalam deret Fourier
n

2.6 Menentukan Koefisien Exponensial

Pada umumnya, menentukan koefisien deret Fourier a 0, a n, dan b n, dengan n =1, 2, 3, ...,n.
untuk fungsi periodik f (x) ditentukan melalui pengintegralan. Pengintegralan yang relatif
rumit ternyata seringkali menghasilkan rumus yang relatif sederhana bagi koefisien Fourier
a n dan b n. Jika integral dalam menentukan koefisien Fourier a ndan b n di selesaikan dengan
menggunakan rumus integral parsial, maka setelah melalui beberapa tahap perhitungan, akan
diperoleh rumus baru yang melibatkan limit kanan maupun limit kiri fungsi f (x), f ’(x), f ”(x),
dan seterusnya.

Untuk fungsi polinom berderajat r, menentukan koefisien Fourier a n dan b n hanya


melibatkan nilai limit f (x), f ’(x), f ”(x), sampai f(r) (x). Sedangkan untuk fungsi trigonometri
yang berbentuk f (x) = A. sin Bx atau f (x) = A.cos Bx dan fungsi eksponen berbentuk f (x) =
A.eB x hanya melibatkan nilai limit f (x) dan f ’(x). Dengan konsep limit fungsi ini tidak
memerlukan pengintegralan dalam menentukan nilai a n dan b n, karena didapatkan rumus lain
yang lebih sederhana dalam menentukan nilai a n dan b n. Namun metode ini tidak dapat
digunakan untuk menentukan nilai a0, karena an tidak terdefinisi jika n = 0. Selain itu, untuk
fungsi terigonometri, nilai a n dan b n tidak dapat ditentukan untuk suatu nilai n tertentu. Jika hal
ini terjadi, maka nilai koefisien Fourier an dan bn fungsi f (x) pada nilai n yang dimaksud
hanya dapat ditentukan melalui pengintegralan.

Deret Fourier bagi fungsi f (x) adalah suatu deret trigonometrik yang koefisien-
koefisiennya ditentukan dari fungsi f (x) dengan rumus Euler. Jika fungsi f (x) adalah
fungsi yang dapat dinyatakan kedalam deret Fourier, maka deret itu akan berbentuk

( )

nπx nπx
f ( x )=a0 + ∑ an cos + bn sin
n=1 L L

a 0, a n, dan b n disebut koefisien Fourier fungsi f(x) dan diberikan menurut rumus – rumus
Euler :
L
a 0 = 1 ∫ f ( x ) dx
2 L −L
L
a n = 1 ∫ f ( x ) cos nπ xdx
L −L L
L
b n = 1 ∫ f ( x ) sin nπ xdx
L −L L

apabila f(x) fungsi ganjil, a 0 = a n = 0, jadi yang ditentukan hanya b n, sedangkan jika f(x) fungsi
genap, b n=0, jadi yang ditentukan a 0 dan a n.
Penentuan a 0 dilakukan hanya dengan integral biasa, sedangkan a n, dan b n diturunkan dengan
batasan f(x) yang didefinisikan sebagai berikut :

{
g 1 ( x ) bila−L=x 0 < x < x 1
g 2 ( x ) bila x1 < x < x 2
g 3 ( x ) bila x 2< x < x 3
f(x) =


g m ( x ) bila x m−1 < x < x m=L

dimana g j (x) polinom untuk j = 1,2,3,…,m


a n, dan b n untuk fungsi ini adalah :
L
a n = 1 ∫ f ( x ) cos nπ xdx
L −L L
m xj
1 nπ
= ∑ ∫ f ( x ) cos xdx
L j=1 x j−1
L
L
b n = 1 ∫ f ( x ) sin nπ xdx
L −L L
m xj
1 nπ
= ∑ ∫ f ( x ) sin xdx
L j=1 x j−1
L

2.7 Teorema Parseval untuk Deret Fourier Waktu Kontinyu

Teorema Parseval adalah sebuah teorema yang menunjukkan hubungan antara daya rata-
rata sinyal suatu periodik waktu kontinyu dengan koefisien-koefisien deret Fourier-nya.
Teorema ini juga berlaku untuk sinyal waktu diskrit. Teorema Parseval menyatakan bahwa
jumlah koefisien deret Fourier suatu sinyal sama dengan daya rata-rata sinyal tersebut. Dalam
matematika, Teorema Parseval untuk Deret Fourier Waktu Kontinyu dapat dirumuskan sebagai
berikut:
∞ ∞
1 1

T −∞
2
¿ x ( t ) ¿ dt= ∫ ¿ x ( jω)¿ 2 dω
2 π −∞

di mana x(t) adalah sinyal waktu kontinyu, X(j ω ) adalah transformasi Fourier waktu
kontinyu dari x(t), dan T adalah sinyal periode. Teorema Parseval ini berguna dalam analisis
sinyal dan sistem, karena memungkinkan kita untuk menghitung daya rata-rata sinyal dengan
menggunakan koefisien deret Fourier-nya

Contoh penggunaan Teorema Parseval pada analisis deret Fourier waktu kontinyu adalah
sebagai berikut:
1. Hitung koefisien deret Fourier dari sinyal periodik waktu kontinyu.
2. Hitung spektrum frekuensi dari sinyal tersebut dengan menggunakan koefisien deret
Fourier yang telah dihitung.
3. Hitung daya rata-rata sinyal dengan menggunakan Teorema Parseval, yaitu dengan
menjumlahkan kuadrat amplitudo spektrum frekuensi sinyal.
4. Verifikasi hasil perhitungan daya rata-rata dengan menghitung daya rata-rata sinyal
secara langsung menggunakan persamaan:

1
∫ ¿ x ( t ) ¿2 dt
T −∞

dengan x(t) adalah sinyal periodik waktu kontinyu dan T adalah periode sinyal.

Jika hasil perhitungan pada langkah 3 dan 4 sama, maka Teorema Parseval telah terbukti
pada sinyal tersebut.

2.8 Bentuk Lain Deret Fourier dan Sifat Simetri


Jika sinyal periodic x(t) memiliki sifat simetri, mkaa penentuan koefisien deret fourier,
menjadi lebih sederhana. Beberapa tipe simetri yang penting diantaranya adalah :

1. Simetri genap, x(t) = x(-t)


2. Simetri ganjil, x(t) = -x(-t)
3. Simetri ganjil setengah gelombang, x(t) = -x(t+T/2)

Keterangan:

a. Simetri genap
b. Simetri ganjil
c. Simetri ganjil setengah gelombang

Akibat dari sifat simetri dapat ditabelkan :


Contoh berikut ini merupakan sinyal simetri genap dan simetri ganjil setengah gelombang.

Perlu diperhatikan bahwa sinyal x(t) tersebut merupakan sinyal genap dan juga sinyal ganjil
setengah gelombang. Karena itu, bn = 0 dan tidak mempunyai harmonisa genap.

Sehingga:
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Deret Fourier merupakan konsep matematis yang memainkan peran fundamental dalam
analisis sinyal dan teori gelombang. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Jean-Baptiste
Joseph Fourier pada abad ke-18 dan telah menjadi landasan penting dalam berbagai bidang ilmu,
termasuk fisika, teknik, matematika, dan rekayasa. Pada dasarnya, deret Fourier memungkinkan
kita untuk memahami sifat sinyal periodik dengan cara mengurai mereka menjadi komponen-
komponen sinusoidal sederhana, seperti fungsi sinusoidal dan kosinusoidal. Ini memungkinkan
analisis yang mendalam terkait dengan struktur frekuensi, amplitudo, dan fase dalam sinyal waktu
kontinu.

Salah satu hal yang menarik dari Deret Fourier adalah kemampuannya menghadapi sinyal
waktu kontinu yang memiliki spektrum frekuensi yang juga kontinu, berbeda dengan sinyal waktu
diskret yang memiliki frekuensi diskret. Transformasi Fourier, yang terkait dengan deret Fourier,
memungkinkan kita untuk melakukan perpindahan dari domain waktu ke domain frekuensi
kontinu, yang sering disebut sebagai Transformasi Fourier. Hal ini memiliki aplikasi luas, mulai
dari pemrosesan sinyal hingga pemodelan gelombang dalam fisika. Selain itu, sifat simetri dari
sinyal dapat memengaruhi perhitungan koefisien deret Fourier, yang dapat sangat berguna dalam
analisis dan pemodelan sinyal. Dengan Teorema Parseval untuk Deret Fourier Waktu Kontinyu,
kita dapat menghubungkan daya rata-rata sinyal dengan spektrum frekuensinya, memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang karakteristik sinyal dalam interval waktu tertentu. Oleh
karena itu, pemahaman yang kuat tentang konsep Deret Fourier dalam konteks waktu kontinu
menjadi kunci dalam banyak disiplin ilmu pengetahuan dan rekayasa untuk menganalisis serta
memodelkan sinyal yang kompleks.
DAFTAR PUSTAKA

i. “Deret Fourier”, https://www.academia.edu/resource/work/44602406 diakses pada 23


September 2023
ii. “Deret Fourier”, https://www.academia.edu/resource/work/19324089 diakses pada 23
September 2023
iii. “Signal and Systems: Real and Exponential Signals”, https://www-tutorialspoint-
com.translate.goog/signals-and-systems-real-and-complex-exponential-signals?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc diakses pada 23 September 2023
iv. “Linear Time Invariant Systems (LTI)”, https://ptolemy-berkeley
edu.translate.goog/eecs20/week9/lti.html?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc diakses pada 23 September 2023
v. “Penerapan Konsep Limit Fungsi dalam Penentuan Deret Fourier”,
https://www.neliti.com/id/publications/518171/penerapan-konsep-limit-fungsi-dalam-
penentuan-koefisien-fourier diakses pada 23 September 2023
vi. file:///C:/Users/aku/Downloads/903-Article%20Text-1758-1-10-20171128.pdf diakses pada
23 September 2023
vii. Oppenheim, Alan V. 1997. “Signal anda Systems”. Dari,
https://eee.guc.edu.eg/Courses/Communications/COMM401%20Signal%20&%20System
%20Theory/Alan%20V.%20Oppenheim,%20Alan%20S.%20Willsky,%20with%20S.
%20Hamid-Signals%20and%20Systems-Prentice%20Hall%20(1996).pdf diakses pada 23
September 2023
viii. Yusuf. 2020. “Deret Fourier Waktu Kontinyu”. Dari,
https://www.slideshare.net/yusufbf/deret-fourier-waktu-kontinyu, diakses pada 24 September
2023

Anda mungkin juga menyukai