Anda di halaman 1dari 40

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Beban Gravitasi

Panjang Lebar Tinggi Tebal Beban Volume Jumlah Jumlah Total Beban
No. Jenis Beban
(m) (m) (m) (m) ( kN/m2 ) ( kN/m3 ) ( m3 ) ( bh ) Lantai ( kN )

Lantai 1
Beban dengan fungsi Loby
19 19 4.79 1 1 1729.19
dan Koridor
Lantai 2 sd 9
LIVE LOAD (
1
LL ) Beban dengan fungsi Kantor 19 19 4.79 1 8 13833.52
Lantai 10 ( Atap )
Beban dengan fungsi Roof
19 19 4.79 1 1 1729.19
Top
BERAT TOTAL LL 17291.9
Lantai 1
Plafon 19.8 19.8 1 1 1 392.04
MEP+HVAC 19.8 19.8 59.4 1.7 1 1 666.468
Keramik 19.8 19.8 1 1 1 392.04
Dinding+Plester+Aci 97.1 5 2.5 1 1 1213.75
Kaca 12mm + Frame AL
- KC+AL1 ( Fasad ) 0.9 2.1 0.012 0.3184 2 1 0.01
- KC+AL2 ( Fasad ) 2.15 2.1 0.012 0.3184 4 1 0.07
- KC+AL3 ( Fasad ) 1.75 1.15 0.012 0.3184 83 9 5.74
SUPER DEAD - KC+AL4 ( Fasad ) 1.15 0.45 0.012 0.3184 9 9 0.16
2 LOAD Lantai 2 sd 9
( SDL ) Plafon 19.8 19.8 1 1 8 3136.32
MEP+HVAC 19.8 19.8 1.7 1 8 5331.744
Keramik 19.8 19.8 1 1 8 3136.32
Dinding+Plester+Aci 97.1 3 2.5 1 8 5826
Kaca 12mm + Frame AL
- KC+AL1 ( Fasad ) 0.9 2.1 0.012 0.3184 2 1 0.01
- KC+AL2 ( Fasad ) 2.15 2.1 0.012 0.3184 4 1 0.07
Lantai 10 ( Atap )
MEP+HVAC 19.8 19.8 1.7 1 1 666.468
Plester+Waterprofing 19.8 19.8 1.7 1 1 666.468
BERAT TOTAL SDL 21433.689
Pelat Lantai 19.8 19.8 0.12 24 47.0448 1 9 10161.6768
Pelat Void
- Void Tangga Darurat 4.73 4 0.12 24 2.2704 1 9 490.4064
- Void Lift 6.2 2.7 0.12 24 2.0088 1 9 433.9008
- Void MEP 2 1.6 0.12 24 0.384 1 9 82.944
DEAD LOAD - Void Sampah 1.5 1.5 0.12 24 0.27 1 9 58.32
3
( DL ) Tangga 2 0.3 0.2 24 0.12 24 10 691.2
Pelat Tangga 4.73 2 0.2 24 1.892 1 10 454.08
Kolom Lantai 1 0.8 0.8 5 24 3.2 25 1 1920
Kolom Lantai 2 sd 9 0.8 0.8 3 24 1.92 25 9 10368
B1 ( 350X600 ) 6 0.35 0.6 24 1.26 20 9 5443.2
B2 ( 300X500 ) 3.5 0.3 0.5 24 0.525 20 9 2268
BERAT TOTAL DL 32371.728

Tabel 4. 1 Perhitungan beban LL,SDL dan DL

21
22

Luas Perlantai = 361 m2


Berat Keseluruhan Gedung = 78160.52 kN = 7970028 Kg = 7970.028 Ton
Berat Per Lantai = 7816.052 kN = 797002.8 Kg = 797.0028 Ton
Berat Per Peter Per Lantai = 21.65111 kN/m2 = 2207.764 Kg/m2 = 2.207764 Ton/m2
Kombinasi Beban = 1.2 DL + 1.2 SDL + 1.6 LL
Berat Keseluruhan Gedung = 88535.66 kN = 9027981 Kg = 9027.981 Ton
Berat Per Lantai = 8853.566 kN = 902798.1 Kg = 902.7981 Ton
Berat Per Peter Per Lantai = 24.52511 kN/m2 = 2500.826 Kg/m2 = 2.500826 Ton/m2

Tabel 4. 2 Total beban pada Gedung

4.2 Analisa Respon Spektrum dan Kombinasi Pembebanan

Menentukan parameter percepatan gempa (Ss dan S1) dari website


www.puskim.go.id pada kota tangerang dengan jenis tanah sedang batuan (D).

Gambar 4. 1 Parameter percepatan gempa Kota Tangerang


23

Gambar 4. 2 Gempa maksimum yang diperhitungkan resiko-tersesuaikan (MCER),


kelas situs SD.

Gambar 4. 3 S1, Gempa maksimum yang diperhitungkan resiko-tersesuaikan


(MCER), kelas situs SD.
24

T (detik) SA (g)
0 0.575
0.632 0.575
0.632 0.497
0.732 0.437
0.832 0.39
0.932 0.353
1.032 0.321
1.132 0.295
1.232 0.273
1.332 0.254
1.432 0.237
1.532 0.223
1.632 0.21
1.732 0.199
1.832 0.188
1.932 0.179
2.032 0.171
2.132 0.163
2.232 0.156
2.332 0.15
2.432 0.144
2.532 0.138
2.632 0.133
2.732 0.128
2.832 0.124
2.932 0.12
3.032 0.116
3.132 0.113
3.232 0.109
3.332 0.106
3.432 0.103
3.532 0.1
3.632 0.098
3.732 0.095
3.832 0.093
4 0.091

Tabel 4. 3 Tabel spectrum desain gempa Kota Tangerang.


4.3 Permodelan Struktur

Permodelan gedung direncanakan sebagai struktur gedung system ganda.


Permodelan awal dilakukan dengan bantuan perangkat lunak / aplikasi program
25

ETABS dengan dimodelkan sebagai sebuah system grid, dengan grid sebagai garis
titik berat dari element struktur yang dimodelkan. Berikut denah dan gambar 3D dari
model gedung yang di desain :

Gambar 4. 4 Permodelan denah lantai 1 dengan piranti lunak Etabs.

Gambar 4. 5 Permodelan denah lantai 2 sd 9 dengan piranti lunak Etabs.


26

Gambar 4. 6 Permodelan 3D dengan piranti lunak Etabs.


A. Permodelan Material dan Dimensi
1. Klik New File

Pilih Use Built-in setting. Untuk menentukan standar yang di pakai, kemudian
klik Ok.
27

2. Munculah tampilan New Model, yaitu halaman untuk membuat permodelan


grid dan jumlah story/lantai.

a.

b.
a. Klik Custom Grid Spacing – kemudian klik Edit Grid Data, akan muncul Grid
System Data – kemudian buat Grid Data Struktur sumbu X dan Y sesuai
dimensi yang sudah di tentukan, kemudian klik Ok.
b. Klik Custom Story Data – kemudian klik Edit Story Data, akan muncul Grid
System Data – kemudian kita tambahkan lantai sesuai yang sudah
direncanakan dengan klik add story. Lalu rubah story sesuai nama lantai dan
tinggi perlantai, kemudian klik Ok
28

Maka akan muncul seperti gambar dibawah ini

3. Klik Units dipojok kanan bawah - Kemudian ubah Consistent units (untuk
merubah satuan skala) – ubah length unit menjadi satuan meter dan force unit
menjadi kgf, kemudian klik ok.

4. Buat material FC yang akan di gunakan


Klik Define – Matrial properties – New matrial – Ubah nama matrial FC 40 (f'c
40mpa) – Ubah material menjadi type concrete – Input nilai modulus elasticity
(E) menjadi 40MPa (Hitung terlebih dahulu dengan rumus: E = 4700x√(f'c) ) –
Setelah itu kita klik modify / show material – Pada kolom specified concrete
ketik 40MPa lalu Enter ( akan automatis terhitung/conversi ke kgf/m2 ),
kemudian klik OK.
29

5. Buat material FY yanag akan digunakan


Klik Define – Matrial properties – New matrial – Ubah nama matrial FC 40 (f'c
40mpa) – Ubah material menjadi type rebar – Input nilai modulus elasticity (E)
menjadi 40MPa (Hitung terlebih dahulu dengan rumus: E = 4700x√(f'c) ) lalu
Enter – Setelah itu klik modify / show material – Pada kolom specified
concrete ketik 40MPa lalu Enter ( akan automatis terhitung/conversi ke kgf/m2
), kemudian klik OK

6. Buat dimensi kolom, balok dan Slab sesuai hasil preliminary desain
a. Kolom
Klik Define – Section Properties – Frame Section – add new properties
(untuk membuat baru kolom sesuai yang sudah di hitung dengan
preliminary desain) – Pilih concrete, rectangular section. – Pada properties
name di tulis K800x800 yang berarti kolom type 1 dengan dimensi
30

800x800mm – material dirubah menjadi FC 40 – rubah dimensi kolom


sesuai desain ( Depth=800mm dan Width=800mm ) – kemudian klik modify
/ show rebar pilih design type column – Pada rebar material (rubah menjadi
FY 300 ) – pada clear cover for confinement bars rubah menjadi 0.05m
(assumsi tebal selimut beton sesuai SNI) – tentukan jumlah besi dari sumbu
x dan y ( x=10 dan y=10 ) – dimensi behel yang di pakai rubah
menggunakan behel dia. 25 semua, Kemudian klik OK.

b. Balok
Klik Define – Section Properties – Frame Section – add new properties
(untuk membuat baru kolom sesuai yang sudah di hitung dengan
preliminary desain) – Pilih concrete, rectangular section. – Pada properties
name di tulis B1 350x600 yang berarti Balok type 1 dengan dimensi
350x600mm & B2 300x500 yang berarti Balok type 2 dengan dimensi
300x500mm – material dirubah menjadi FC 40 – rubah dimensi kolom
sesuai desain (Depth=600mm dan Width=350mm) / (Depth=500mm dan
Width=300mm) – kemudian klik modify / show rebar pilih design type
beam – Pada rebar material (rubah menjadi FY 300) – pada clear cover for
confinement bars rubah menjadi 0.05m (assumsi tebal selimut beton sesuai
SNI), Kemudian klik OK.
Balok type 1
31

Balok type 2

c. Slab
Klik Define – Section Properties – Slab Section – Pada properties name di
tulis S1 – material dirubah menjadi FC 40 – rubah model Type menjadi
Shell-Thin – rubah tebal slab sesuai preliminary design, Kemudian klik OK.
32

B. Permodelan Balok, Beam & Slab


1. Pilih One story di rubah menjadi all story

2. Pilih Quick Draw Column – Rubah Properties (K1 800x800) – kita kilik titik-
titik kolom nya.

3. Pilih Draw Beam – Rubah Properties (B1 350x600) – kita kilik titik- titik
kolom nya.
33

4. Pilih Quick Draw Floor – Rubah Properties ( S1 ) – Kilik titik area slab
sesuai desain preliminary.

5. Buat Opening untuk lift dan Tangga Darurat. Pilih Slab yang akan di buat
Opening lalu pilih Assign – Shell – Opening, kemudian klik OK.
34

6. Kita rubah join menjadi sendi jepit. Blok titik kolom lantai 1 lalu pilih
Assign – Joint – Restrains. Kemudian klik OK.

C. Input Load
1. Membuat Load Pattern
Pilih Define – Load Pattern load live – Type Live – Add New Load – Masukan
Load selanjutnya sampai dengan load dinding, kemudian klik Ok.

2. Membuat Load Combination


35

Perhitungan Load Combination (Excel) untuk input Load Combination di


ETABS.
36
37

3. Input Load Gempa wilayah Tangerang dari web www.puskim.go.id.


Pilih Define – Response Spectrum – Pilih function type menjadi from file –
Pilih function name sesuai daerah yang di gunakan – browse file notepad dari
hasil dari perhitungan excel input data tanah Lunak. Pada Load Case, check
Load Case nya dan rubah Load Case FY dan FX menjadi tipe response
spectrum.
38

Input beban FX & FY


39

4. Load Frame (Dead, SDL & Live)


a. Pilih Assign – Frame Load – Distributed – Pada Load Pattern Name pilih
Dead – lalu isi load sesuai perhitungan beban dead yang sudah di hitung,
kemudian klik OK.
b. Pilih Assign – Frame Load – Distributed – Pada Load Pattern Name pilih
SDL – lalu isi load sesuai perhitungan beban dead yang sudah di hitung,
kemudian klik OK.
c. Pilih Assign – Frame Load – Distributed – Pada Load Pattern Name pilih
Live – lalu isi load sesuai perhitungan beban dead yang sudah di hitung,
kemudian klik OK.

5. Load Shell (Dead, SDL & Live)


a. Pilih Assign – Shell Load – Uniform – Pada Load Pattern Name pilih Dead
– lalu isi load sesuai perhitungan beban dead yang sudah di hitung,
kemudian klik OK.
40

b. Pilih Assign – Shell Load – Uniform – Pada Load Pattern Name pilih SDL –
lalu isi load sesuai perhitungan beban dead yang sudah di hitung, kemudian
klik OK.
c. Pilih Assign – Shell Load – Uniform – Pada Load Pattern Name pilih Live –
lalu isi load sesuai perhitungan beban dead yang sudah di hitung, kemudian
klik OK.

6. Diaphragms (Membuat Diaphragms ke satu titik tumpu)


Pilih Define – Diaphragms – Pilih add new diaphragms – D1, kemudian klik
OK. Buat D2 dan selanjutnya hingga D10 seperti cara di atas.
41

D. Analisis & Check Design


1. Setelah permodelan dan Input Load selesai, maka run analisis untuk melihat
gaya yang bekerja pada bangunan. Pilih – klik run analisis (F5).
42

Gaya Momen
43

Gaya Lintang

Gaya Normal
2. Selanjutnya check desain struktur. apakah sudah ok atau belum – pilih design –
concrete frame design – start design.
44

E. Hasil Analisis & Check Design


1. Plan View
45
46

2. Elevation View
47

4.1.1 Permodelan Pelat Lantai


Permodelan awal pelat 2 arah menggunakan perangkat lunak ETABS dengan
memodelkan sebagai slab dengan tipe shell-thin. Berdasarkan hasil preliminary
desain, tebal pelat yang digunakan adalah 120 mm. Untuk memperhitungkan
pengaruh keretakan beton ketika terjadinya gempa, moment inersia penampang pelat
direduksisampai 25% untuk menyeimbangkan nilai reduksi terhadap inersia element
struktur. Elemen pelat akan dimodelkan semi-rigid pada piranti lunak ETABS untuk,
menghitung gaya yang bekerja pada pelat. Perhitungan kebutuhan tulangan elemen
pelat menggunakan metode perhitungan koefisien momen.
4.1.2 Permodelan Balok
Balok akan dimodelkan sebagai elemen frame dengan rigid joint sehingga
momen-momen maksimum tempat terbentuknya sendi plastis berada di ujung-ujung
balok. Terdapat 2 elemn balok yang dimodelkan , yaitu balok awal permodelan balok
yang diplot merupakan hasil preliminary desain, selanjutnya dilakukan analisa oleh
ETABS . Untuk memperhitungkan pengaruh keretakan beton ketika terjadi gempa,
momen inersia dari penampang balok direduksi sehingga momen inersia aktif. Torsi
48

juga direduksi sebesar 25% untuk menyeimbangkan nilai reduksi terhadap inersia
elemen struktur.
4.1.3 Permodelan Kolom
Perancangan bangunan ini menggunakan 1 tipe dimensi kolom yang sama
diseluruh lantai. Kolom dimodelkan sebagai frame dan ujung-ujung kolom di desain
sendi jepit-jepit. Pada elemen kolom, momen inersia efektif kolom reduksi sehingga
70% dari momen inersia awal untuk memperhitungkan keretakan beton akibat
gempa. Torsi juga di reduksi sebesar 25% untuk menyeimbangkan nilai reduksi
terhadap inersia elemen struktur. Berikut table dimensi kolom yang digunakan dalam
dimensi desain :

Kolom
Kode Dimensi ( mm )
K1 800 x 800

Tabel 4. 4 Dimensi kolom setelah pengecekan.


4.4 Pengecekan Perilaku Struktur Bangunan

4.1.4 Rasio Partisipasi Model Massa


Berdasarkan hasil ETABS, setelah dilakukan analisa (Run Analisys) didapat
output hasil analisa ETABS tersebut, salah satunya yaitu output Rasio Partisipasi
Modal Massa. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu :
a. Mode pertama harus translasi arah x atau y.
b. Mode kedua harus translasi kea rah yang bebeda dengan mode pertama.
c. Mode ketiga harus rotasi / Torsi.
d. ∑UX > 90 ∑UY > 90.
4.5 Desain Tulangan

4.1.5 Desain Tulangan Pelat Lantai


Pelat yang ada harus di chek terlebih dahulu perilakunya, apakah pelat 2 arah atau
pelat 1 arah. Dari pengechekan yang dilakuakn di dapatkan bahwa seluruh pelat pada
gedung adalah pelat 2 arah sehingga digunakan metodedesain dengan koefisien
momen pada PBI 1971 dan SNI 2847:2019,. Berikut adalah perhitungan desain
penulangan pelat 2 arah untuk tipe pelat S1 dan S2 :
49

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )


PLAT LENTUR DUA ARAH (TWO WAY SLAB )

Kuat tekan beton, fc' = 40.00 MPa


Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 300 MPa

Panjang bentang plat arah x, Lx = 3.50 m


Panjang bentang plat arah y, Ly = 6.00 m
Tebal plat lantai, h= 120 mm
Koefisien momen plat untuk : Ly / Lx = 1.71 KOEFISIEN MOMEN PLAT
DUA ARAH karena Ly/Lx<2
Lapangan x Clx = 21 MLX
Lapangan y Cly = 21 MLY
Tumpuan x Ctx = 52 MTX
Tumpuan y Cty = 52 MTY
Didapat dari tabel momen
pelat (Tabel 2)

Diameter tulangan yang digunakan,  16 mm


Tebal bersih selimut beton, ts = 25 mm

2
No Jenis Beban Mati Berat satuan Tebal (m) Q (kN/m )
3
1 Berat sendiri plat lantai (kN/m ) 24.0 0.12 2.880
3
2 Berat finishing lantai (kN/m ) 20.0 0.05 1.000
2
3 Berat plafon dan rangka (kN/m ) 1.0 - 1.000
2
4 Berat instalasi ME (kN/m ) 1.7 - 1.700
Total beban mati, QD = 6.580
2
Beban hidup pada lantai bangunan = 47.9 kg/m
2
QL = 0.48 kN/m
50

2
Beban rencana terfaktor, Qu = 1.2 * QD + 1.6 * Q L = 8.662 kN/m

2
Momen lapangan arah x, Mulx = Clx * 0.001 * Q u * Lx = 2.228 kNm
2
Momen lapangan arah y, Muly = Cly * 0.001 * Q u * Lx = 2.228 kNm
2
Momen tumpuan arah x, Mutx = Ctx * 0.001 * Q u * Lx = 5.518 kNm
2
Momen tumpuan arah y, Muty = Cty * 0.001 * Q u * Lx = 5.518 kNm
Momen rencana (maksimum) plat, Mu = 5.518 kNm

Untuk : fc' ≤ 35 MPa, b1 = -


Untuk : fc' > 35 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = 0.778571429
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b 1 = 0.778571429
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b 1* 0.85 * fc '/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0588
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * fy * [ 1 – ½* 0.75 * rb * fy / ( 0.85 * fc ') ] = 10.6595
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  / 2 = 33.0 mm
Tebal efektif plat lantai, d = h - ds = 87.0 mm
Ditinjau plat lantai selebar 1 m, b= 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu / f = 6.897 kNm
-6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 0.91127
Rn < Rmax  (OK)

TULANGAN LAPANGAN ARAH X


Mulx = 2.228 kNm
2
K = Mu / f*b*d = 0.3680 Mpa
0.5
a = 1-( [1-(2 * k/0.85 * fc ') * d] )= 1.372 mm
- Tulangan Pokok
2
As = 0.85 * fc ' * a * b / fy = 155.534 mm
2
fc ' < 31,36 Mpa, Jadi As, u ≥ 1,4 / fy * b * d = 406.0 mm
2
Dipilih yang besar = 406.0 mm
2
Jarak Tulangan, S = 1/4 * p * f * b / As u = 495.426 mm
Digunakan tulangan,  16 - 150
2 *h = 240.0
S≤2*h  (OKE)

2
Luas tulangan uang digunakan = 1/4 * p * f * b / S = 1340.9524
1340.9524 > 406.0 (OKE)
51

TULANGAN TUMPUAN ARAH X


Mutx = 5.518 kNm
2
K = Mu / f*b*d = 0.9113 Mpa
0.5
a = 1-( [1-(2 * k/0.85 * fc') * ds] )= 2.160 mm
- Tulangan Pokok
2
As = 0.85 * fc' * a * b / fy = 244.747 mm
2
fc' < 31,36 Mpa, Jadi As, u ≥ 1,4 / fy * b * d = 406.0 mm
2
Dipilih yang besar = 406.0 mm
2
Jarak Tulangan, S = 1/4 * p * f * b / As u = 495.426 mm
Digunakan tulangan,  16 - 150
2 *h = 240
S≤2*h  (OKE)

2
Luas tulangan uang digunakan = 1/4 * p * f * b / S = 1340.9524
1340.9524 > 406 (OKE)

- Tulangan Pembagi
2
Asb = 20% * As,u = 99.085 mm
2
Asb = 0,002 * b * h = 240 mm
2
Dipilih yang besar = 240 mm
Digunakan tulangan= 12 mm
2
Jarak Tulangan, S = 1/4 * p * f * b / As b = 471.429 mm
S ≤ 5.h 600 mm
Dipilih yang kecil = 471.429 mm
Jarak Tulangan yang digunakan = 150 mm

2
Luas tulangan uang digunakan = 1/4 * p * f * b / S = 754.2857
754.2857 > 240 (OKE)

TULANGAN LAPANGAN ARAH Y


Muly = 2.228 kNm
2
K = Mu / f*b*d = 0.3680 Mpa
0.5
a = 1-( [1-(2 * k/0.85 * fc') * ds] )= 1.372 mm
- Tulangan Pokok
2
As = 0.85 * fc' * a * b / fy = 155.534 mm
2
fc' < 31,36 Mpa, Jadi As, u ≥ 1,4 / fy * b * d = 406.0 mm
2
Dipilih yang besar = 406.0 mm
2
Jarak Tulangan, S = 1/4 * p * f * b / As u = 495.426 mm
Digunakan tulangan,  16 - 150
2 *h = 240.0
S≤2*h  (OKE)

2
Luas tulangan uang digunakan = 1/4 * p * f * b / S = 1340.9524
1340.9524 > 406.0 (OKE)
52

TULANGAN TUMPUAN ARAH Y


Muty = 5.518 kNm
2
K = Mu / f*b*d = 0.9113 Mpa
0.5
a = 1-( [1-(2 * k/0.85 * fc') * ds] )= 2.160 mm
- Tulangan Pokok
2
As = 0.85 * fc' * a * b / fy = 244.747 mm
2
fc' < 31,36 Mpa, Jadi As, u ≥ 1,4 / fy * b * d = 406.0 mm
2
Dipilih yang besar = 406.0 mm
2
Jarak Tulangan, S = 1/4 * p * f * b / As u = 495.426 mm
Digunakan tulangan,  16 - 150
2 *h = 240
S≤2*h  (OKE)

2
Luas tulangan uang digunakan = 1/4 * p * f * b / S = 1340.9524
1340.9524 > 406 (OKE)

- Tulangan Pembagi
2
Asb = 20% * As,u = 99.085 mm
2
Asb = 0,002 * b * h = 240 mm
2
Dipilih yang besar = 240 mm
Digunakan tulangan= 12 mm
2
Jarak Tulangan, S = 1/4 * p * f * b / As b = 471.429 mm
S ≤ 5.h 600 mm
Dipilih yang kecil = 471.429 mm
Jarak Tulangan yang digunakan = 150 mm

2
Luas tulangan uang digunakan = 1/4 * p * f * b / S = 754.2857
754.2857 > 240 (OKE)

Tabel 4. 5 Perhitungan desain penulangan 2 arah


ARAH X
TULANGAN POKOK
 16 - 150
TUMPUAN
TULANGAN POKOK
 16 - 150
LAPANGAN
TULANGAN BAGI  12 - 150

ARAH Y
TULANGAN POKOK
 16 - 150
TUMPUAN
TULANGAN POKOK
 16 - 150
LAPANGAN
TULANGAN BAGI  12 - 150

Tabel 4. 6 Perhitungan desain penulangan 2 arah


53

Dari perhitungan penulangan dengan metode yang sama pada tipe pelat S1 dan
S2, berikut rekap penulangan pelat dari perhitungan di atas :
TIPE PELAT ARAH X
TULANGAN POKOK TUMPUAN 
TULANGAN POKOK LAPANGAN 
TULANGAN BAGI 
S1 ARAH X
TULANGAN POKOK TUMPUAN 
TULANGAN POKOK LAPANGAN 
TULANGAN BAGI 
ARAH X
TULANGAN POKOK TUMPUAN 
TULANGAN POKOK LAPANGAN 
TULANGAN BAGI 
S2
ARAH X
TULANGAN POKOK TUMPUAN 
TULANGAN POKOK LAPANGAN 
TULANGAN BAGI 

Tabel 4. 7 Rekapitulasi data hasil perhitungan penulangan pelat lantai

Gambar 4. 7 Gambar penulangan pelat lantai.


54

4.1.6 Desain Penulangan Balok


Untuk mendesain tulangan pada balok digunakan bantuan program atau piranti
lunak ETABS, yaitu mengambil output dari chek concret frame desain. Selanjutnya
dilakukan perhitungan tulangan yang akan digunakan. Berikut adalah contoh
perhitunganya.

Gambar 4. 8 Hasil chek struk balok menggunakan piranti lunak ETABS


a. Balok Ukuran 350x600

DIMENSI BALOK

B = 350 mm
H = 600 mm L. Penampang = 210000 mm²
Tebal Selimut = 25 mm

TULANGAN SENGKANG

Tulangan yang digunakan = D13-100


As D13 = 132.665 mm²
S = 100

As D13 = 5.3066 Av/s = 4.9 mm² ok


S
55

TULANGAN TUMPUAN
TUMPUAN ATAS
Tulangan yang digunakan = D32
As D32 = 803.84 mm²
As butuh = 4661 mm²

As butuh = 4661 = 6 batang


As D32 803.84

TUMPUAN BAWAH
Tulangan yang digunakan = D16
As D16 = 200.96 mm²
As butuh = 1011 mm²

As butuh = 1011 = 5 batang


As D16 200.96

TULANGAN LAPANGAN
LAPANGAN ATAS
Tulangan yang digunakan = D16
As D16 = 200.96 mm²
As butuh = 1011 mm²

As butuh = 1011 = 5 batang


As D16 200.96

LAPANGAN BAWAH
Tulangan yang digunakan = D32
As D32 = 803.84 mm²
As butuh = 4617 mm²

As butuh = 4617 = 6 batang


As D32 803.84

DIMENSI TULANGAN TUMPUAN TULANGAN LAPANGAN


TULANGAN GESER
(mm)
ATAS BAWAH ATAS BAWAH
600x350 6D32 5D16 5D16 6D32 D13-100

Tabel 4. 8 Rekap data hasil perhitungan tulangan balok 350x600.


56

b. Balok Ukuran 300x500

DIMENSI BALOK

B = 300 mm
H = 500 mm L. Penampang = 150000 mm²
Tebal Selimut = 25 mm

TULANGAN SENGKANG

Tulangan yang digunakan = D8-100


As D8 = 50.24 mm²
S = 100

As D8 = 2.0096 Av/s = 0.71 mm² ok


S

TULANGAN TUMPUAN
TUMPUAN ATAS
Tulangan yang digunakan = D16
As D16 = 200.96 mm²
As butuh = 614 mm²

As butuh = 614 = 3 batang


As D16 200.96

TUMPUAN BAWAH
Tulangan yang digunakan = D16
As D16 = 200.96 mm²
As butuh = 809.2 mm²

As butuh = 809.2 = 4 batang


As D16 200.96
57

TULANGAN LAPANGAN
LAPANGAN ATAS
Tulangan yang digunakan = D16
As D16 = 200.96 mm²
As butuh = 614 mm²

As butuh = 614 = 3 batang


As D16 200.96

LAPANGAN BAWAH
Tulangan yang digunakan = D16
As D16 = 200.96 mm²
As butuh = 709 mm²

As butuh = 709 = 4 batang


As D16 200.96

DIMENSI TULANGAN TUMPUAN TULANGAN LAPANGAN


TULANGAN GESER
(mm)
ATAS BAWAH ATAS BAWAH
500x300 3D16 4D16 3D16 4D16 D8-100

Tabel 4. 9 Rekap data hasil perhitungan tulangan balok 300x500.

Gambar 4. 9 Gambar detail penulangan balok (Beam).


4.1.7 Desain Penulangan Kolom
Untuk mendesain tulangan pada kolom digunakan bantuan program piranti lunak
ETABS, yaitu mengambil output dari chek concret frame design. Selanjutnya
58

dilakukan perhitungan tulangan yang akan digunakan. Berikut adalah contoh


perhitunganya:
a. Tulangan Longitudinal

Gambar 4. 10 Hasil chek struk kolom menggunakan piranti lunak ETABS.


Pada gambar diatas diketahui bahwa luas tulangan yang dibutuhkan pada tumpuan
As butuh = 22340 mm2. Misal digunakan D32, maka:
1 2
As D32= n D
4
1 2 2
As D32= n32 =803.84 mm
4
As Butuh 22340
n ( JumlahTulangan )= = =27.79 ≈ 28 Batang
As D32 803.84
Maka dapat digunakan 28D32 untuk tulangan pokok pada kolom yang ditinjau
tersebut.
59

b. Tulangan transversal/geser

Gambar 4. 11 hasil output penulangan geser kolom (ETABS).


Hasil output penulangan geser kolom Dari ETABS diperoleh Av/s = 1.72 (diambil
yang terbesar), maka jika tulangan geser arah x dan arah y disamakan menggunakan
D16-100.
As D 16 200.25
= =2.0025
s 100
2.0025>1.73 OK maka aman digunakan tulangan D16-100.
Dilakukan juga perhitungan penulangan pada kolom. Berikut adalah rekap hasil
perhitungan dengan cara yang sama :

TIPE DIMENSI (mm) TULANGAN UTAMA TULANGAN SENGKANG


K1 800x800 28D32 D16-100

Tabel 4. 10 Rekap data hasil perhitungan tulangan kolom.


60

Gambar 4. 12 Detail penulangan kolom.

Anda mungkin juga menyukai