16.B1.0134-Arif Budi Laksono-BR-wtr
16.B1.0134-Arif Budi Laksono-BR-wtr
Disusun Oleh :
Arif Budi Laksono
16.B1.0134
Disusun Oleh :
Arif Budi Laksono
16.B1.0134
i
Lembar Pengesahan Praktik Kerja
Disusun Oleh:
Arif Budi Laksono
16.B1.0134
ii
LAMPIRAN KEPUTUSAN REKTOR
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
Nomor : 0047/SK.rek/X/2013
Tanggal : 07 Oktober 2013
Tentang : PERNYATAAN KEASLIAN PRAKTIK KERJA
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam laporan praktik kerja yang berjudul
“Proyek Pembangunan Struktur Atas Hotel Radja Semarang” ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari ternyata terbukti bahwa laporan praktik kerja ini
sebagaian atau seluruhnya merupakan hasil plagiasi, maka penulis rela untuk
dibatalkan, dengan segala akibat hukumnya sesuai peraturan yang berlaku pada
Universitas Katolik Soegijapranata dan/atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja yang
berjudul Proyek Pembangunan Struktur Atas Hotel Radja Semarang. Pada
laporan Praktik Kerja ini, penulis membahas lebih dalam mengenai Struktur,
sesuai dengan konsentrasi yang diberikan dari Koordinator Praktik Kerja.
1. Bapak Daniel Hartanto,ST. MT., selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
2. Bapak Ir. Widija Suseno, MT., selaku Koordinator Praktik Kerja Program
Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
3. Bapak Ir. Budi Setiyadi, MT., selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja.
4. Bapak Timbul Prayitno, ST., selaku Site Manager PT. Kinarya Beton Salatiga
yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan Praktik Kerja dan
membantu selama proses Praktik Kerja.
5. Bapak Eko Suwarmoko, ST., selaku Manajer Konstruksi (MK) CV. Marina
yang telah membantu selama proses Praktik Kerja.
iv
6. PT. Kekancan Mukti Real Estate, selaku owner yang memberikan
kesempatan untuk melakukan Praktik Kerja.
7. Bapak Budi selaku pelaksana lapangan, dan Mas Stefanus selaku drafter
arsitek yang telah membantu selama proses Praktik Kerja.
8. Orang tua yang selalu mendoakan tiada henti.
9. Teman-teman Teknik Sipil dari semua angkatan atas segala dukungannya.
10. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
penulis dalam penyusunan laporan ini.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca dan mempelajarinya.
Penulis
v
SURAT PENDAFTARAN PRAKTIK KERJA
vi
SURAT PERMOHONAN IZIN PRAKTIK KERJA
vii
SURAT BALASAN DARI PROYEK
viii
SURAT PERINTAH PRAKTIK KERJA
ix
SURAT BIMBINGAN PRAKTIK KERJA
x
DAFTAR HADIR LAPANGAN
xi
DAFTAR HADIR LAPANGAN
xii
DAFTAR HADIR LAPANGAN
xiii
DAFTAR HADIR LAPANGAN
xiv
DAFTAR HADIR LAPANGAN
xv
DAFTAR HADIR LAPANGAN
xvi
SURAT SELESAI PRAKTIK KERJA
xvii
SURAT UCAPAN TERIMA KASIH
xviii
LEMBAR ASISTENSI
xix
LEMBAR ASISTENSI
xx
Laporan Praktik Kerja
Proyek Pembangunan Struktur Atas Hotel Radja Semarang
Jalan Singosari Raya, Semarang
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
4. Lantai 2-8
Fungsi bangunan: kamar hotel, lift, dan tangga.
5. Roof Top
Fungsi bangunan: roof tank, heatpump, tangki pemanas, dan pompa-
pompa.
Real Estate. Menurut Pasal 30 Perpres No. 54 tahun 2010, pengadaan melalui
Swakelola yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah lain dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Pelaksanaan dilakukan berdasarkan Kontrak antara Pejabat Pembuat
Komitmen pada Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Instansi lainnya Penanggung Jawab Anggaran dengan
pelaksana Swakelola pada Instansi Pemerintah lain pelaksana
Swakelola;
b) Pengadaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan tenaga
ahli yang diperlukan dilakukan oleh Unit Layanan Pengadaan/Pejabat
Pengadaan pada Instansi Pemerintah lain pelaksana Swakelola;
c) Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara
harian berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah
borongan;
d) Pembayaran imbalan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan
berdasarkan Kontrak;
e) Penggunaan tenaga kerja, bahan/barang, dan/atau peralatan dicatat
setiap hari dalam laporan harian;
f) Kemajuan fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap minggu yang
disesuaikan dengan penyerapan dana oleh Instansi Pemerintah lain
pelaksana Swakelola;
g) Kemajuan non fisik atau perangkat lunak dicatat dan dievaluasi setiap
bulan yang disesuaikan dengan penyerapan dana oleh Instansi
Pemerintah lain pelaksana Swakelola; dan
h) Pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilaksanakan oleh pihak yang
ditunjuk Pejabat Pembuat Komitmen pada
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Instansi
lainnya Penanggung Jawab Anggaran, berdasarkan rencana yang telah
ditetapkan.
BAB II
PENGELOLA PROYEK
SM FLY SLAB
TIMBUL PRAYITNO VENDOR
TC VENDOR
DJOKO MARWOTO
c. Cost Control
Cost Control memiliki tugas sebagai berikut:
1. Mengontrol biaya pelaksanaan di lapangan demi mencegah adanya
pembengkakan biaya.
2. Membuat tanda terima dalam bentuk kuitansi dari tagihan biaya
yang berhubungan dengan pengadaan material oleh vendor.
3. Membuat pembukuan biaya proyek dari pengadaan material dan
pelaksanaan di lapangan.
d. Pelaksana
Pelaksana memiliki tugas di lapangan sebagai berikut:
1. Mengkoordinir dan mengawasi seluruh pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
2. Mengontrol jalannya pekerjaan di lapangan demi mencegah
terjadinya rework.
3. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
e. Surveyor
Surveyor memiliki tugas di lapangan sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab atas ketepatan pengukuran di lapangan yang
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2. Menggunakan dan merawat alat-alat ukur yang digunakan di
lapangan.
3. Melakukan metode pelaksanaan survei sesuai dengan kondisi di
lapangan.
4. Mengatur distribusi material di lapangan.
f. Drafter
Tugas dan tanggung jawab drafter adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan penyediaan gambar bagi Pelaksana.
2. Melakukan revisi jika ada perubahan gambar desain.
3. Melakukan pengarsipan serta penyimpanan gambar kerja.
g. Logistik
Logistik memiliki tugas di lapangan sebagai berikut:
1. Memonitor dan membuat laporan keluar masuk barang.
2. Membantu memonitor material/alat yang diperlukan.
3. Belanja keperluan material/alat yang diperlukan.
4. Order beton Ready mix.
Pemilik Proyek
Konsultan Perencana
Eco Square
Consultant
Kontraktor Pelaksana
Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
Gambar 2.2 Alur Hubungan Kerja
tugasnya dengan baik hingga kontrak dengan PT. Kekancan Mukti Real
Estate selesai.
BAB III
PELAKSANAAN
g. Setelah dikunci dengan tie rod, pada keempat sisi dipasang pipe
support untuk memperkuat bekisting. Gambar 3.10 merupakan
kolom yang terpasang dengan pipe support.
6. Pengecoran Kolom
Setelah bekisting kolom dipasang, maka selanjutnya dilakukan
pekerjaan pengecoran. Adapun beberapa tahapan dalam pengecoran
kolom adalah sebagai berikut:
a. Pengujian Slump Test
Slump test dilakukan ketika ready mix truck dari batching
plant tiba di lokasi proyek. Dari hasil pengujian di lapangan, nilai
slump test yang dihasilkan untuk pengecoran kolom yaitu 16 cm ±
2 cm dengan mutu beton f’c = 35 MPa pada elevasi ini. Gambar
3.11 merupakan proses pengujian slump test.
(a) Bekisting Shear Wall pada lift (b) Bekisting Shear Wall pada tangga
Tie Rod
Pipe Support
slump test, penambahan lem beton, dan penuangan beton ready mix
disertai pemadatan dengan concrete vibrator. Gambar 3.19
merupakan proses pengecoran shear wall.
Ledger
Standard
Jackbase
Secondary Beam
Primary Beam
Siku
8. Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi dilakukan 7 hari setelah pengecoran.
Pembersihan lokasi bertujuan untuk memberi ruang untuk
pemasangan pelat lantai precast dan pekerjaan struktrur untuk
elevasi selanjutnya. Bahan-bahan sisa pekerjaan sebelumnya
diangkut dengan menggunakan tower crane.
(a) Pengangkutan Pelat Precast (b) Perletakan Pelat Precast pada petak
2. Dump Truck
Dump Truck dalam proyek ini berfungsi sebagai pembawa material
dan bahan ke lokasi proyek demi membantu proses pelaksanaan di
lapangan. Gambar 3.31 merupakan dump truck.
3. Perancah
Perancah digunakan sebagai penyangga dalam pekerjaan pelat lantai
dan balok tiap lantai. Perancah dapat menahan beban konstruksi secara
optimal, dan selalu digunakan dalam pekerjaan konstruksi. Gambar 3.32
merupakan perancah beserta bagian-bagiannya.
U-head
Ledger
Standard
Jackbase
b. Standard
bagian perancah yang tersambung dengan jackbase, dan dapat
diatur ketinggiannya sesuai dengan kebutuhan.
c. Ledger
bagian perancah sebagai penghubung antar standard.
d. U-head
bagian atas dari perancah untuk menopang primary beam yang
berfungsi menahan beban bekisting balok atau pelat.
4. Concrete Vibrator
Concrete vibrator digunakan untuk membantu proses pemadatan
beton ketika dituangkan. Pemadatan beton bertujuan untuk menutup
rongga-rongga udara pada campuran beton. Proses pemadatan dilakukan
dengan memasukkan selang vibrator yang terhubung dengan mesin
vibrator ke adukan beton yang baru saja dituangkan pada struktur. Dalam
prosesnya, pemadatan diusahakan tidak menyentuh baja tulangan yang
dapat menyebabkan bergesernya baja tulangan. Gambar 3.33 merupakan
concrete vibrator.
6. Sipatan
Sipatan digunakan untuk memberi tanda pada pekerjaan marking,
yaitu dengan menarik benang yang telah dilumuri tinta hitam sesuai jarak
tertentu, kemudian dihentakkan ke permukaan beton. Gambar 3.35
merupakan alat sipatan.
7. Bar Bender
Bar bender digunakan untuk membengkokkan baja tulangan sesuai
dengan rencana. Bar bender selalu digunakan dalam pekerjaan struktur,
dan diletakkan pada area pembesian dari lokasi proyek. Gambar 3.36
merupakan bar bender.
8. Bar Cutter
Seperti halnya bar bender yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi,
bar cutter berfungsi untuk memotong baja tulangan sesuai dengan rencana.
Kebutuhan panjang baja tulangan yang bervariasi membuat alat ini sangat
sering digunakan dalam pekerjaan struktur. Bur cutter bersama bar bender
diletakkan area pembesian dari lokasi proyek. Gambar 3.37 merupakan
bar cutter.
9. Tower Crane
Tower crane sering digunakan dalam proyek yang membutuhkan
ketinggian besar dan area yang luas, seperti pembangunan gedung tingkat
tinggi dan jembatan. Tower crane membantu dalam mobilisasi dan
Jib
Counter Weight
Operator Cabin
Mast Section
Pondasi
Sumber: http://www.makecnc.com/prodimages/tower_crane_lasercut_plans_1000.jpg
(Diunduh 4 Februari 2019)
b. Jib
Bagian lengan tower crane yang dapat berputar horisontal dalam
sudut 360°, berfungsi untuk mengangkut alat dan bahan di lapangan.
Panjang lengan tower crane dalam proyek ini adalah 40 meter.
c. Counter Weight
Beton pemberat pada bagian belakang tower crane yang berfungsi
sebagai pengatur keseimbangan lengan tower crane.
d. Mast Section
Bagian dari tower crane yang dapat bertambah tinggi dan diatur
sesuai ketinggian yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek.
e. Operator Cabin
Tempat kontrol tower crane yang digunakan operator untuk
mengoperasikan tower crane. Gambar 3.39 merupakan tower crane
yang digunakan pada proyek pembangunan Hotel Radja Semarang.
1. Mortar
Mortar adalah campuran beton segar yang dipesan dari vendor ready
mix, yang dalam proyek ini adalah PT. Tugu Beton. Mortar diangkut dari
batching plant yang berada di daerah Mangkang ke lokasi proyek
menggunakan ready mix truck. Dalam pemesanannya dilakukan sesuai
dengan volume dan mutu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan. Gambar
3.40 merupakan mortar.
2. Baja Tulangan
Baja tulangan merupakan material yang selalu digunakan pada
pekerjaan struktur, berfungsi untuk menahan gaya tarik pada beban
struktur. Jenis baja tulangan yang digunakan dalam proyek ini baja
tulangan polos dan baja tulangan ulir.
Adapun mutu baja tulangan yang digunakan dalam proyek ini adalah
fy = 240 MPa untuk tulangan Ø ≤ 12 dan fy = 390 MPa untuk tulangan
Ø > 12. Gambar 3.41 merupakan baja tulangan.
b. Knock Down
Sistem pemasangan bekisting yang terbuat dari besi hollow dan
pelat baja. Penggunaannya dapat dilakukan berkali-kali. Sebelum
digunakan, bekisting diolesi dengan pelumas berupa solar demi
mencegah agar beton tidak keropos pada saat pelepasan bekisting.
Tie Rod
5. Kawat Bendrat
Kawat bendrat digunakan sebagai pengikat antar tulangan agar kuat
dan tidak bergeser. Gambar 3.45 merupakan kawat bendrat.
6. Air
Air di dalam proyek ini berfungsi sebagai bahan campuran dalam
adukan beton, curing beton, dan lain sebagainya. Sumber air dalam
proyek ini berasal dari PDAM.
7. Lem Beton
Lem beton digunakan untuk merekatkan beton lama dengan adukan
beton segar yang baru dituang. Penggunaannya dilakukan dengan
menyiramkan lem ke adukan beton lama dan ditunggu selama 5 menit
sebelum dituangkan adukan beton yang baru. Gambar 3.46 merupakan
lem beton.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari proses Kerja Praktik selama
90 hari kerja pada Proyek Pembangunan Hotel Radja Semarang adalah
sebagai berikut.
1. Slumpt test dalam proyek ini hanya dilakukan sekali setiap pengecoran,
yang seharusnya dilakukan setiap kali kedatangan ready mix truck.
2. Pekerjaan pelat lantai menggunakan 2 tipe pelat, yaitu pelat lantai
konvensional dan pelat lantai precast. PT. Kinarya Beton Salatiga selaku
kontraktor pelaksana dalam proyek ini juga berperan sebagai Penyedia
Sumber Daya Material (PSDM) melalui FlySlab untuk pembuatan pelat
precast.
3. Pada pekerjaan kolom, area tulangan di dalam bekisting kurang
dibersihkan dengan baik sebelum dilakukan pengecoran.
4. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, keterlambatan beton ready
mix menjadi permasalahan utama yang sering terjadi, disebabkan order
schedule ready mix yang kurang tepat.
5. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kurang diperhatikan
dengan baik, salah satunya terlihat pada para pekerja di lapangan yang
dibiarkan tidak mengenakan helm proyek.
6. Berdasarkan data kurva S pada Lampiran L-05, proyek cenderung
mengalami keterlamabatan ketika memasuki bulan Agustus disebabkan
permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari proses Kerja Praktik demi
kemajuan dan keberhasilan proyek adalah sebagai berikut.
1. Slump test seharusnya dilakukan setiap kedatangan ready mix truck pada
pekerjaan pengecoran.
2. Perlu dilakukan uji tarik (stressing) pada penyambungan pelat precast
dengan balok.
3. Area pengecoran di dalam bekisting tulangan kolom seharusnya
dipastikan benar-benar bersih sebelum dilakukan pengecoran, demi
mencegah terjadinya keropos pada kolom seperti yang terjadi pada kolom
lantai 9.
4. Sebaiknya perlu dilakukan evaluasi ke depan untuk posisi logistik dari
pihak kontraktor agar lebih tepat dalam melakukan order ready mix.
5. Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) perlu diperhatikan
dengan baik, demi menghindari terjadinya kecelakaan kerja di lapangan.
6. Perlu persiapan yang lebih baik lagi dari kontraktor dalam menghadapi
permasalahan di lapangan agar proyek tidak mengalami keterlambatan.
DAFTAR PUSTAKA
Similarity Citation
Similarity from a chosen source References
abc Possible character replacement
16.B1.0134-Arif Budi L...
Uploaded: 02/12/2019
Checked: 02/12/2019
Similarity Citation
Similarity from a chosen source References
abc Possible character replacement